Você está na página 1de 3

Nama : Rafeylah Rahimah

Kelas : 5-B

CERITA SINGKAT TENTANG SONGKET PALEMBANG

Songket berasal dari kata tusuk dan cukit yang disingkat menjadi suk-kit. Lazimnya
menjadi sungkit dan akhirnya lebih dikenal dengan kata songket. Sementara orang Palembang
menyebutkan asal kata songket dari kata songko. Yakni orang yang menggunakan benang hiasan
dari ikat kepala.
Songket adalah kain mewah yang aslinya memerlukan sejumlah emas asli untuk
dijadikan benang emas, kemudian ditenun tangan menjadi kain yang cantik. Pembuatan kain
songket yang menggunakan bahan benang emas jauh lebih komplek dan rumit. Tapi hasil
akhirnya adalah keindahan struktur desain dengan warna kemilau perpaduan warna keemasan
dengan warna lainnya. Ini menjadikan kain songket menjadi lebih hidup, agung, dan bergairah.
Secara sejarah tambang emas di Sumatera terletak di pedalaman Jambi dan dataran tinggi
Minangkabau. Meskipun benang emas ditemukan di reruntuhan situs Sriwijaya di Sumatera,
bersama dengan batu mirah delima yang belum diasah, serta potongan lempeng emas, hingga
kini belum ada bukti pasti bahwa penenun lokal telah menggunakan benang emas seawal tahun
600-an hingga 700-an masehi.
Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia baik diukur dari segi
kualitasnya, yang berjuluk "Ratu Segala Kain" karena songket Palembang memiliki
keistimewaan yaitu menggunakan bahan tenun kain yang berasal dari benang emas dan songket.
Dan juga ditenun dari bahan benang perak, sutera, wol dan nylon. Semua jenis benang yang
digunakan untuk menenun songket dipadu bahan dasar yang indah menjadikan songket menjadi
kain dengan tenunan sederhana yang kompleks, rumit, namun indah dan agung. Songket
eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket
biasa hanya memerlukan waktu sekitar 3 hari.
Mulanya kaum laki-laki menggunakan songket sebagai destar, tanjak atau ikat kepala.
Kemudian barulah kaum perempuan Melayu mulai memakai songket sarung dengan baju
kurung. Tapi sekarang songket palembang ini dijadikan sebagai lambang status sosial dan
kekayaan seseorang. Dapat dilihat mereka yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat
diharuskan memakai kain songket yang mempunyai corak atau motif tertentu. Tentunya
disesuaikan dengan kedudukan dalam strata sosial masyarakat setempat.
Selain itu songket juga dipakai pada saat upacara-upacara adat ataupun upacara resmi,
seperti upacara penyambutan tamu agung, perkawinan dan sebagainya. Disamping itu kain
songket juga menjadi salah satu syarat pemberian sebagai mas kawin dalam adat pernikahan
Palembang.
Menurut adat Palembang, biasanya songket diberikan pengantin laki-laki kepada
pengantin perempuan sebagai bentuk penghargaan dalam aspek sosial pada waktu itu. Sekarang,
keberadaan songket tak lagi tergantung pada kedudukan atau tingkat sosial seseorang. Mereka
yang mampu membeli songket diperbolehkan memakai motif menurut selera yang disukai.
Songket juga dijadikan sebagai hadiah kepada orang yang dihormati.
Para pengrajin songket terutama di Palembang kini berusaha menciptakan motif-motif
baru yang lebih modern dan pilihan warna-warna yang lebih lembut. Hal ini sebagai upaya agar
songket senantiasa mengikuti zaman dan digemari masyarakat. Sebagai benda seni, songket pun
sering dibingkai dan dijadikan penghias ruangan. Penerapan kain songket secara modern amat
beraneka ragam, mulai dari tas wanita, songkok, bahkan kantung ponsel. Kain songket
Palembang sampai sekarang masih diminati masyarakat, terutama para kolektor dan turis
mancanegara.

Você também pode gostar