Você está na página 1de 5

Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke generasi

selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana pada tanaman
mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen juga menentukan
kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki gen tumbuh yang baik
akan tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan periodenya.

Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan satu-satunya yang
menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di samping itu ada
faktor lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada tanaman yang memiliki sifat
unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat, berbuah lebat, dan rasanya manis di
lahan yang subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan
kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini tidak akan
optimal.

Plastisitas Pada tumbuhan

Plastisitas adalah kemampuan organisme merubah sifatnya dalam merespon


perubahan lingkungan. Reaksi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan sering
disertai dengan modifikasi berbagai organnya. Perubahan atau modifikasi ini
menunjukkan adanya plastisitas dari organ tersebut. Apabila kondisi kembali ke
keadaan semula maka bentuk organ inipun berubah sesuai dengan bentuk
normalnya.

Tumbuhan mengikuti jalur diferensiasi dalam menanggapi lingkungan atau fase


kehidupan, untuk membentuk berbagai macam struktur. Kemampuan ini disebut
plastisitas.

B. Plastisitas pada Tumbuhan

Plastisitas adalah reaksi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan sering disertai


dengan modifikasi berbagai organnya, sehingga toleransi terhadap faktor lingkungan
tersebut menjadi luas. Perubahan atau modifikasi ini menunjukan adanya plastisitas
dari organ tersebut. Apabila kondisi menjadi keadaan semula maka bentuk organ ini
akan berubah kembali sesuai dengan bentuk normalnya. (Cartono, 2005)

Pengujian plastisitas atau batas plastisitas bertujuan untuk menentukan batas


terendah kadar air ketika tanah tersebut dalam keadaan plastis. Pengujian batas
plastis bertujuan untuk menentukan nilai dan baats cair suatu sampel tanah uji, nilai
dari batas plastis dan bahan cair ini digunakan untuk mendapatkan nilai indeks
plastis tanah sehingga akan dapat diketahui bagaimana keadaan tanah tersebut
apakah baik atau tidak

Contoh plastisitas pada tumbuhan yaitu pada kembang kertas


atau Bougainvilleae sp. Yang merupakan tanaman hias yang popular. Kembang
kertas merupakan tanaman asli dari Brazil, namun sekarang telah tersebar pada
daerah yang banyak terkena matahari seperti Indonesia. Bentuknya dapat berupa
semak atau liana. Tanaman ini sering dijadikan tanaman hias karena memiliki bagian
yang berwarna-warni. Bagian yang berwarna-warni ini bukanlah bunga tetapi 3 buah
braktea yang bergabung seperti bunga. Setiap braktea terdapat 1 bunga. Braktea
merupakan daun yang bertugas untuk menarik perhatian serangga penyerbuk.
Bunga dari Bougainvillea sp. Ini berwarna putih dan sangat kecil. Sepanjang batang
terdapat duri yang berguna untuk pertahanan dan untuk memanjat saat berupa
liana.

Berdasarkan hal ini salah satu contoh dari plastisitas adalah ada atau tidaknya
braktea dan bunga. Kembang kertas merupakan tanaman tropis yang sangat
menyukai cahaya matahari. Kembang kertas akan banyak menumbuhkan braktea
dan bunganya ketika tumbuh di daerah yang terkena cahaya matahari langsung.
Apabila tanaman ini tumbuh di daerah ternaung dari cahaya matahari, tanaman ini
sedikit sekali menumbuhkan bunganya bahkan hingga tidak ada bunga dan braktea
yang tumbuh.

Plastisitas yang terjadi pada tanaman Bougainvillea sp. Ini dipengaruhi oleh factor
intrinsic dan ekstrinsik. Factor intrinsik yang mempengaruhi adalah hormon dan
pigmen antosianin. Hormon yang paling berpengaruh adalah hormon auksin.
Hormon ini ada pada ujung batang dan akar, serta pada pembentukan bunga.
Braktea yang berwarna-warni ini disebabkan karena adanya pigmen
antosianin. Anthocyanin merupakan pigmen pada tumbuhanyang tidak bewarna
hijau. Anthocyanin pada braktea Bougainvillea sp. akan banyak diproduksi apabila
tanaman ini tumbuh di tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Anthocyanin
bekerja seperti penghalang agar sinar matahari tidak semuanya terserap oleh
daun. Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi adalah tanah, air, cahaya matahari, dan
suhu. anah yang sesuai agar Bougainvillea spp. yang agak asam dengan pH 5,5-
6,0. untuk air, tanaman ini tidak perlu sering disiram. Tanaman ini sangat menyukai
cahaya matahari langsung, sangat cocok untuk ditanam dihalaman pada daerah
tropis

C. Pengaruh Tejadinya Plastisitas Pada Tumbuhan

Plastisitas terjadi karena adanya pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhinya,


dimana dalam hal ini terdapat 2 faktor yang mempengaruhinya, yaitu factor biotic
dan abiotik.

1. Factor Biotik

Faktor biotic adalah factor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen,
hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer.

Makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki pengaruh yang
cukup besar dalam persebaran tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan
teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan
mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh
factor biotic, terutama manusia. Contohnya daerah hutan diubah menjadi daerah
pertanian, perkebunan, atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi
atau pemupukan.

Selain itu, factor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan.
Contohnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, dan tupai
membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Tumbuhan itu sendiri juga dapat
menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadinya perkembangan
kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.

2. Faktor Abiotik
a. Suhu

Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting dalam distribusi organisme karena
efeknya terhadap proses-proses biologis. Sel-sel mungkin pecah jika air yang
dikandung membeku (pada suhu di bawah 00C), dan protein-protein kebanyakan
organisme terdenaturasi pada suhu di atas 450C, . Selain itu, hanya sedikit
organisme yang dapat mempertahankan metabolisme aktif pada suhu yang amat
rendah atau amat tinggi.

b. Air

Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia
untuk mencukupi kebutuhan tanaman sebagai transpirasi. Berlebihnya kebutuhan
air juga merugikan tumbuhan tersebut, hal ini terjadi karena laju transirasi melebihi
laju absorpsi air oleh akar tanaman.

c. Salinitas

Kadar garam air di lingkungan mempengaruhi keseimbangan air organisme melalui


osmosis. Dataran garam atau habitat berkadar garam tinggi lain umumnya hanya
dihuni segelintir spesies tumbuhan saja.

d. Sinar Matahari

Sinar matahari yang diserap oleh organisme-organisme fotosintetik menyediakan


energi yang menjadi pendorong kebanyakan ekosistem, dan sinar matahari yang
terlalu sedikit dapat membatasi distribusi spesies fotosentik. Di
hutan, banyaknya dedaunan di pohon menjadikan kompetisi memperebutkan sinar
sangat ketat.

e. Bebatuan dan Tanah

PH, komposisi mineral, dan struktur fisik bebatuan dan tanah membatasi distribusi
tumbuhan, dan berarti juga distribusi hewan pemakan tumbuhan. Hal-hal tersebut
turut berperan menciptakan ketidakseragaman di ekosistem darat. PH tanah dan air
dapat membatasi distribusi organisme secara langsung, melalui kondisi asam atau
basa ekstrim.

f. Iklim
Empat faktor abiotik suhu, curah hujan, sinar matahari dan angin adalah komponen-
komponen utama iklim (climate), kondisi cuaca dominan yang berlangsung lama di
suatu wilayah tertentu. Faktor-faktor iklim, terutama suhu dan ketersediaan air,
memiliki pengaruh besar pada distribusi tumbuhan.

Você também pode gostar