Você está na página 1de 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata
cara peribadatan hubungan manusia dengan sang mutlak,
hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia
dengan alam lainnya sesuai dengan kepercayaan tersebut.
Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwa agama memiliki
peranan signifikan bagi kehidupan manusia, disebabkan agama
terdapat seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan
manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral. Moral
merupakan nilai perilaku yang harus dipatuhi, karena moral
merupakan norma yang mengatur baik-buruk individu dalam
suatu masyarakat.
Moral erat kaitannya dengan kepribadian seseorang atau
individu. Kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat
yang khas dan dapat diperkirakan pada diri seseorang, yang
digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap
rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu
kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu. Kepribadian
(personality) merupakan salah satu kajian psikolgi yang lahir
berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik
penangan kasus) para ahli.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk dapat lebih memahami dan mengerti mengenai kajian
nilai-nilai moral dan kepribadian secara lebih detail dan lebih
mendalam.

1
2. Tujuan khusus
Untuk dapat lebih memahami dan mengerti mengenai :
1. pengertian moral
2. agama sebagai sumber moral
3. pengertian dan teori kepribadian
4. tipe-tipe kepribadian, dan

5. hubungan kepribadian dan sikap keagamaan

C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama.
Bab I berisi tentang latar belakang dari penulisan makalah ini,
tujuan di adakannya penulisan, dan sistematika penulisan
makalah ini. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan
tentang tinjauan pustaka, yang membahas materi/pokok bahasan
makalah ini, yakni kajian nilai-nilai moral dan kepribadian. Bab III
merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan dan saran

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Moral

Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam


bahasa latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-
cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau
susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan
pengertian moral, yang dari segi substantif materiilnya tidak ada
perbedaan,akan tetapi bentuk formal nya berbeda. Widjaja (1985:
154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk
tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak). Al-Ghazali (1994: 31)
mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral,
sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa
manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu
dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan dan
direncanakan sebelumnya. Sementara itu Wila Huky,
sebagaimana dikutip oleh Bambang Daroeso (1986: 22)
merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensip
rumusan formalnya sebagai berikut:

1. moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup,


dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok
manusia di dalam lingkungan tertentu.
2. moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan
pandangan hidup atau agama tertentu.
3. moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan
pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai
yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
lingkungannya.

Magnis, Franz, Suseno. 1989. Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok 3


Filsafat Moral. Pustaka Filsafat. Yogyakarta. Halaman 18-19
Agar diperoleh pemahaman yang lebih jelas perlu diberikan
ulasan bahwa sustansi materiil dari ketiga batasan tersebut tidak
berbeda, yaitu tentang tingkah laku. Akan tetapi bentuk formal
ketiga batasan tersebut berbeda. Batasan pertama dan kedua
hampir sama, yaitu seperangkat ide tentang tingkah laku dan
ajaran tentang tingkah laku. Sedangkan batasan ketiga adalah
tingkah laku itu sendiri . pada batasan yang pertama dan kedua,
moral belum terwujud tingkah laku, tapi masih merupakan acuan
dari tingkah laku. Pada batasan pertama, moral dapat dipahami
sebagai nilai nilai moral. Pada batasan kedua, moral dapat
dipahami sebagai tingkah laku, perbuatan, atau sikap moral.
Namun demikian semua batasan tersebut tidak salah, sebab
dalam pembicaraan sehari-hari, moral sering dimaksudkan masih
sebagai seperangkat ide, nilai, ajaran, prinsip, atau norma. Akan
tetapi lebih kongkrit dari itu, moral juga sering dimaksudkan
sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang
didasarkan pada ajaran, nilai, prinsip, atau norma.

2. Agama sebagai sumber moral

a. Pengertian agama
Dari segi etimologis dinyatakan bahwa istilah agama itu
berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata : a = yang berarti
tidak,dan gamae yang berarti kacau, tidak teratur, tidak tetap.
Jadi, secara harfiyah, agama itu dapat diartikan sesuatu yang
tidak kacau; jadi teratur, atau tidak tetap, jadi tetap atau kekal.
Dari dasar pengertian inilah selanjutnya terjadi pengertian yang
semakin berkembang, seperti apa yang kita kenal sampai
sekarang. Agama adalah suatu kepercayaan yang berisi norma-
norma atau peraturan-peraturan yang menata bagimana cara

Salam, H.Burhanuddin. 1997. Etika Sosial asas moral dalam 4


kehidupan manusia. Rineka Cipta.. Jakarta. Halaman 78
berhubungan antara manusia dengan sang Yang Maha Kuasa,
norma atau peraturan-peraturan mana dianggap kekal sifatnya.
Setiap agama pasti tentulah ada pemeluknya / umatnya.
Mereka itulah yang bersepakat mengangkat atau menunjuk
orang-orang yang dianggap mempunyai pengetahuan agama,
untuk menjadi pengurus dalam arti membina dan memimpin umat
dari agama yang bersangkutan. Bertolak dari pengertian dasar
tersebut, lambat laun terjadilah kemudian suatu paham, bahwa
agamaitu tidak lain dari suatu kepercayaan yang diurus oleh
sejumlah orang-orang tertentu dengan predikat pendeta (atas
sesamanya) yang bertugas menjalankan atau mengawasi
jalannya norma-norma yang telah ditetapkan itu, supaya dipatuhi
oleh para pemeluknya. Untuk membedakan norma agama itu
dengan peraturan-peraturan lainnya yang non-agama, biasanya
ditambahi dengan redikat : luhur, suci, kermat, agung, dan
sebagainya. Bagi mereka yang mematuhinya diberikan sanksi
surge loka atau nirwana, dan bagi mereka yang membangkang
atau tidak mematuhinya kelak akan mendapat balasan yang
setimpal, misalnya: menjadi lebih hina lagi dari keadaannya yang
sekarang pada penjelmaan berikutnnya pada agama Buddha.
b. sumber agama
Dari sejarah perkembangan agama dapat diketahui, bahwa
pada garis besarnya sumber agama itu dapat dibagi atas dua
kelompok :
1. agama langit : agama yang datangnya dari Allah SWT. Agama
seperti inilah yang disebarkan melalui Nabi dan Rasul-Rasul Allah
(yahudi, Kristen, dan islam
2. Agama bumi : agama yng sumbernya bukan dari Allah SWT.
Agama ini dengan sendirinya bersuber hanya dari kecerdasan
otak manusia. (hindu, Budha, Sinto dan lain-lain)

Salam, H.Burhanuddin. 1997. Etika Sosial asas moral dalam 5


kehidupan manusia. Rineka Cipta.. Jakarta. Haalaman 78-79
Justru dengan adanya di antara peraturan-peraturan, hokum-
hukum dan norma-norma itu, ketetapannya dibuat atau
diputuskan oleh akal pikiran manusia sendiri ataupun bersama-
sama/konferensi, maka jadilah penulis-penulis barat pada
umumnya sependapat, bahwa agama itu dapat dimasukkan
sebagai salah satu bagian dari kebudayaan manusia. Pengertian
kebudayaan di sini, sebenarnya membawa satu konsekuensi.
Kebudayaan itu mempunya sifat : berkembang, berubah,
sehingga ada pasang surutnya. Bila agama dianggap sebagai
bagian dari kebudayaan, itu berarti bahwa agama itu juga
dianggap sebagai sesuatu yang dapat berubah atau diubah,
diganti, dibarui, sesuai dengan paham kemajuan ataupun
kebutuhan dari manusia yang menganut agama itu.
Pengertian seperti itu menganggap agamai sebagai bagian
dari kebudayaan, tidaklah dapat disepakati oleh Islam. Inilah yang
menjadi masalah prinsip. Islam adalah agama dari Allah SWT =
yang diterima melalui Rasul-Nya Muhammad SAW, jadi bukan
agama bumi,yang sumbernya sebagai hasil ciptaan dari
kecerdasan otak manusia. Ajaran-ajaran pokok agama islam
bukanlah budidaya dan hasil keahlian manusia, tetapi ia adalah:
a. merupakan tata tertib yang mengatur hubungan dan cara
pengabdian antara manusia sebagai hamba dengan yang
menjadikannya, ialah Allah SWT. Hubungan itu bersifat vertical,
tidak sama derajat; ada hamba namanya manusia , dan ada yang
memperhamba, itulah Allah SWT.
b. selanjutnnya agama ini mengatur pula tata kehidupan manusia
sehari-hari, memberikan garis-garis pokok mulai dari soal-soal
kenegaraan, hokum perkawinan, hokum dagang/perjanjian jal
beli, mengatur soal-soal warisan, anak yatim, fakir miskin sampai-
sampai pada persoalan kebersihan rumah tangga dan anggota
badan. Hubungan bentuk kedua ini mengutamakan tertib

Salam, H.Burhanuddin. 1997. Etika Sosial asas moral dalam 6


kehidupan manusia. Rineka Cipta.. Jakarta. Halaman 79-80
hubungan antarsesama manusia: sifatnya horizontal. Tidak ada
perbedaan dari segi fisik, tetapi seseorang akan berbeda dengan
orang lain tetapi yang membuat berbeda adalah karna amal
perbuatan yang belum dilakukan serta tingkat ketaqwaan. Dasar-
dasar pokok dari agama ini yang tersampul dalam nama arkanul
iman , sifatnya kekal, jadi tidak menghendaki adaanya campur
tangan otak manusia di dalamnya. Itu sebabnya islam tidak
menerima agama ini sebagai kebudayaan manusia.
c. Hubungan agama dengan moral
moral sangat lah penting dalam agama islam karna moral
berkaitan dengan perkataan serta perbuatan, sesuai dengan
hadist Abdullah bin Munir bercerita kepadaku Beliau mendengar
Abu an-Nadhar, telah bercerita kepada kami Abdur Rahman bin
Abdillah yaitu Ibn Dhinar dari Ayahnya dari Abu Sholih dari Abu
Hurairah dari Rasulullah SAW. Bersabda :
‫َار‬
ٍ ‫َّللا َي ْعني ابْنَ دِين‬ ِ َّ ‫الرحْ َم ِن ْبنُ َع ْب ِد‬ َّ ‫س ِم َع أ َ َبا ال َّنض ِْر َح َّدثَنَا َع ْب ُد‬
َ ‫ير‬ ِ َّ ‫َح َّدثَنِي َع ْب ُد‬
ٍ ِ‫َّللا ْبنُ ُمن‬
‫سلَّ َم قَا َل إِ َّن ْال َع ْب َد لَ َيتَ َكلَّ ُم‬ َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬َّ ‫صلَّى‬َ ِ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ َع ْن النَّ ِبي‬ َ ٍ‫صا ِلح‬ َ ‫َع ْن أ َ ِبي ِه َع ْن أ َ ِبي‬
‫س َخ ِط‬ َ ‫ت َوإِ َّن ْالعَ ْب َد لَيَتَ َكلَّ ُم بِ ْال َك ِل َم ِة ِم ْن‬ َّ ُ‫َّللا ََل ي ُْل ِقي لَ َها بَ ااَل يَ ْرفَعُه‬
ٍ ‫َّللاُ ِب َها َد َر َجا‬ ِ ‫بِ ْال َك ِل َم ِة ِم ْن ِرض َْو‬
ِ َّ ‫ان‬
‫َّللا ََل ي ُْل ِقي لَ َها بَ ااَل َي ْه ِوي بِ َها فِي َج َهنَّ َم‬
ِ َّ
Artinya:

“ Sesungguhnya seseorang yang berbicara dengan


perkataan yang diridhai Allah dia tidak akan mendapatkan apa-
apa akan tetapi allah akan mengangkat derajatnya. Dan barang
siapa yang berbicara dengan perkataan yang dimurkai allah dia
tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali akan jatuh ke neraka
jahannam.

Sumber utama moral adalah akal dengan variasi yang


berbeda satu sama lain, karena akal manusia terbatas dan relatif
manusia moderen kehilangan pegangan mutalk. Dalam kondisi
demikian, ia mengalami risis moral yang dalam bentuknya ekstrim

Elearning, amikom. Modul agama islam. Yogyakarta. 7


Halaman 1-2
berakhir dengan bunuh diri. Dalam hubungannya dengan ini
Muhammad Qhutb menulis, “janganlah mudah kita ditipu oleh
gagasan yang canggih dan tidak tahu persoalan sebenarnya,
sebab sepanjang moral telah diputuskan ikatannya dengan
akidah terhadap Allah, maka tidak akan kokoh (kuat) berpijak
dimuka bumi ini serta memiliki tempat bergantung terhadap
akibat-akibat yang mengiringinya”.
Atas dasar itulah, maka agama memiliki peranan penting
usaha dalam menghapus krisis moral tersebut dengan
menjadikan agama sebagai sumber moral. Allah SWT telah
memberikan agama sebagi pedoman dalam menjalani kehidupan
didunia ini agar mendapat kebahagiaan sejati, salah satunya
adalah pedoman moral. Melalui kitab suci dan para rosul, Allah
telah menjelaskan prinsip-prinsip moral yang harus dijadian
pedoman oleh umat manusia. Dalam konteks islam sumber moral
itu adalah Al-Quran dan Hadist yang merupakan petunjuk bagi
umat manusia “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil)“. (QS. Al Baqarah : l85 ).
Salah satu bagian dari kehidupan adalah moral. Dengan
demikian perbuatan manusia itu ketika dinilai baik atau buruk,
sumber penilaian itu haruslah dari Alquran dan Assunnah. Artinya
Alquran dan Assunnah menjadi sumber nilai perbuatan manusia.
Pengertian sumber nilai tidak hanya suatu perbuatan itu dinilai
baik atau buruk, melainkan juga menjadi acuan untuk berbuat
sesuai dengan yang dikatakan baik oleh Alquran dan assunnah,
dan berdiam diri tidak melakukan sesuatu karena Alquran dan
Assunnah mengatakannya tidak baik.

Elearning, amikom. Modul agama islam. Yogyakarta. 8


Halaman 2-3
Orang tidak boleh mabuk-mabukan dan berjudi karena
keduanya adalah perbuatan setan yang berarti buruk. “ Hai
orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan “. (
QS. Al Maidah : 90 ).

Orang disuruh hanya memakan makanan yang halalan


thayyiban) karena itu adalah baik. “ Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu “.
(QS. Al Baqarah : l68).

Di Dalam Alquran sedemikian banyak, bahkan tak terhitung


apa saja yang dikatakan baik dan apa saja yang dikatakan buruk.
Perbedaan baik dan buruk, halal dan haram, hak dan batal
dijelaskan kriterianya masing-masing oleh Alquran. Itulah
sebabnya Salah satu dari nama Alquran di samping nama-nama
yang lain - adalah al-furqan. Salah satu kriteria sesuatu dikatakan
tidak baik karena akan berekibat dosa dan tempat kembalinya ke
neraka, sedangkan yang baik akan mendapatkan pahala dan
tempat kembalinya adalah surga dan ampunan Allah.

Mukti Ali mantan mentri agama pernah menyatakan, ‘agama


menurut kami antara lain memberi petunjuk bagaimana moral itu
harus dijalankan, agamalah yang memberikan hukum-hukum
moral. Dan karenanya agamalah sanksi terakhir bagi semua
tindakan moral, sanksi agamalah yang membantu dan
mempertahankan cita-cita etik. Hamka menyatakan bahwa
agama ibarat tali kekang, yaitu tali kekang dari penguburan
pikiran (yang liar / binar), tali kekang dari penguburan hawa nafsu

Elearning, amikom. Modul agama islam. Yogyakarta. 9


Halaman 3-5
(yang angkara murka), tali kekang daripada ucapan dan perilaku
(yang keji).Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya
Cakrawala Kuliah Agama bahwa ada beebrapa hal yang patut
dihayati dan penting dari agama, yaitu :
1. Agama itu mendidik manusia menjadi tentram, damai, tabah dan
tawakal, ulet serta percaya pada diri sendiri.
2. Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi,
berani berjuang menegakan kebenaran dan keadilan dengan
kesiapan mengabdi dan berkorban, serta sadar, enggan dan takut
untuk melakukan pelanggaran yang menuju dosa dan noda.
3. Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya
tumbuh sifat-sifat mulia dan terpuji, penyantun, toleransi dan
manusiawi.
Karena itu, menempatkan agama pada posisi semula bisa
menjadi penawar kebingungan manusia moderen. Moral yang
bersumber agama bersifat mutlak, permanen, eternal dan
universal. Nilai-nilai moral dalam islam berlaku untuk semua
orang dan semua tempat tanpa memandang tanpa memandang
latar belakang etnis kesukuan, kebangsaan, dan sosial kultural.

3. Pengertian dan teori kepribadian

Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian


psikolgi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-
temuan (hasil praktik penangan kasus) para ahli. Objek kajian
kepribadian adalah “human behaviour”, perilaku manusia, yang
pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana
perilaku tersebut.
Hasil pemikiran dan temuan para ahli ternyata beragam,
sehingga melahirkan teori-teori yang beragam pula. Adanya
keragaman tersebut sangat dipengaruhi oleh aspek personal

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 10


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 1
(refleksi pribadi),kehidupan beragama, lingkungan sosial budaya
dan filsafat yang dianut teori tersebut.
1. Pengertian Teori Kepribadian
Untuk memahami teori kepribadian, terlebih dahulu dijelaskan
tentang pengertian teori. Teori dapat diartikan sebagai model
tentang kenyataan yang membantu kita untuk memahami,
menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol tentang kenyataan
tersebut (C. George Boeree,2005: 1).
Teori juga dapat diartikan sebagai:
a). Sekumpulan atau seperangkat asumsi (dugaan,perkiraan atau
anggapan) yang relevan dan secara sistematis saling berkaitan
b). Hipotesis atau spekulasi tentang kenyataan (realitas) yang belum
diketahui kebenarannya yang pasti sebelum diverifikasi melalui
pengujian dalam kenyataan.
c). Sekumpulan asumsi tentang keterkaitan antara peristiwa-
peristiwa empiris (fenomena).
Dalam ilmu pengetahuan (science) teori memegang peranan
yang sangat penting,karena merupakan dasar atau landasan dari
ilmu pengetahuan tersebut. Teori merupakan spekulasi, yaitu
sesuatu yang belum terbukti kebenarannya.Teori yang sudah
terbukti kebenarannya dinamakan fakta (hasil observasi atau
verifikasi tentang dunia empiris).
Teori berfungsi sebagai berikut:
a).Mengarahkan perhatian atau arah penelitian, dalam arti
membantu penentuan fakta-fakta mana yang relevan bagi satu
penelitian
b).Merangkum pengetahuan dalam bentuk generalisasi atau prinsip-
prinsip sehingga dapat memfasilitasi (mempermudah)
pemahaman tentang fenomena yang kompleks
c).Memprediksi atau meramalkan fakta, peristiwa yang akan datang
dengan mempelajari kondisi atau fenomena yang berkaitan.

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 11


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandun. Halaman 1-2
Fakta berfungsi untuk:
a). Menolak teori yang ada
b). Melahirkan teori baru
c). Mempertajam atau memperhalus rumusan teori yang telah ada
Stefflre dan Matheny mengemukakan bahwa teori itu mempunyai
ciri-ciri:
a).Jelas, dapat dipahami
b).Komprehensif, dapat menjelaskan banyak fenomena yang
berkaitan,
c).Eksplisit, faktanya dapat di uji atau di tes
d).Persimoni, dapat menjelaskan data secara sederhana
e).Dapat menghasilkan penelitian lanjutan yang berguna
Adapun kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
personality.Kata personality sendiri berasal dari bahasa Latin
persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam
suatu permainan atau pertunjukan.Di sini para aktor
menyembunyikan kepribadian yang asli dan menampilkan dirinya
sesuai dengan topeng yang digunakan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan
untuk menggambarkan:
1). Identitas diri,jati diri seseorang,seperti: “saya seorang yang
terbuka” atau “saya seorang pendiam”.
2). Kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain,
seperti “dia agresif” atau “dia jujur”
3). Fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah seperti
“dia baik) atau “dia pendendam”
Untuk memperoleh pemahaman tentang kepribadian
ini,berikut dikemukakan beberapa pengertian dari para ahli:
a). Hall & Lindzey mengemukakan bahwa secara populer,
kepribadian dapat diartikan sebagai:
1). Ketrampilan atau kecakapan sosial (social skill)

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 12


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandun. Halaman 2-3
2). Kesan yang paling menonjol, yang ditunjukan seseorang
terhadap orang lain (seperti yang dikesankan sebagai orang
yang agresif atau pendiam.)
b). Woodworth mengemukakan bahwa kepribadian merupakan
“kwalitas tingkah laku total individu”.
c). Dashiell mengartikan sebagai “gambaran total tentang tingkah
laku individu yang terorganisasi”.
d). Derlega, Winstead dan Jones (2005) mengartikan sebagai
“sistem yangb relatif stabil mengenai karakteristik individu yang
bersifat internal, yang berkontribusi terhadap pikiran, perasaan
dan tingkah laku konsisten”.
e). Allport mengemukakan 5 tipe definisi kepribadian sebagai
berikut:
1). Rag-Bag (Omnibus) yang merumuskan kepribadian dengan
cara numerasi (menjumlahkan). Contohnya definisi dari Morton
Prince, yaitu “kepribadian merupakan sejumlah disposisi
(kecenderungan) biologis, impuls-impuls, dan instink-instink
bawaan, dan disposisi lain yang diperoleh melalui pengalaman.
2). Integratif dan Konfiguratif, yang menekankan kepada
organisasi ciri-ciri pribadi, seperti definisi dari Warren dan
Carmichaelas “kepribadian sebagai organisai tentang pribadi
manusia atau individu pada setiap tahap perkembangan”.
3). Hirachois, seperti yang dikemukakan oleh William James,
yaitu kepribadian itu dinyatakan dalam empat pribadi (selves):
material self,social self,spiritual self, dan pure ego atau self of
self.
4). Adjustment seperti definisi dari kempfis yaitu sebagai
“integrasi dari sistem kebiasaan individu dalam menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya”.
5). Distinctiveness (uniqueness), seperti yang dikemukakan oleh
Shoen, yaitu “sistem disposisi dan kebiasaan yang

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 13


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 3-4
membedakan antar individu yang satu dengan yang lainnya
dalam satu kelompok yang sama”.
Selanjutnya Allport mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian kepribadian ini,yaitu “personality is the dynamic
organization within the individual of those psychophysical
systems that determine his unique adjustment to his
environment”,(kepribadian merupakan organisasi yang dinamis
dalam diri individu tentang sistem psikofisik yang menentukan
penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya).
Pengertian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1). Dynamic, merujuk kepada perubahan kualitas perilaku
(karakteristik) individu, dari waktu ke waktu, atau dari situasi ke
situasi.
2). Organization, yang menekankan pemolaan bagian-bagian
struktur kepribadian yang independen, yang masing-masing
bagian tersebut mempunyai hubungan khusus satu sama lainnya.
Ini menunjukkan bahwa kepribadian itu bukan kumpulan sifat-
sifat, dalam arti satu sifat ditambah dengan yang lainnya,
melainkan keterkaitan antara sifat-sifat,dalam arti satu sifat
ditambah dengan yang lainnya, melainkan keterkaitan antara
sifat-sifat tersebut, yang satu sama lainnya saling berhubungan
atau berinterelasi.
3). Psychophysical Systems, yang terdiri dari atas
kebiasaan,sikap,emosi,sentimen,motif,keyakinan,yang
kesemuanya merupakan aspek psikis, juga mempunyai dasar
fisik dalam diri individu,seperti: syaraf,kelenjar, atau tubuh
individu secara keseluruhan. Sistem psikofisik ini meskipun
mempunyai dasar/fondasi pembawaan, namun dalam
perkembangannya lebih dipengaruhi oleh hasil belajar, atau
diperoleh melalui pengalaman.

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 14


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 4-5
4). Determine, yang menunjukkan peranan motivasional sistem
psikofisik. Dalam diri individu, sistem ini mendasari kegiatan-
kegiatan yang khas, dan mempengaruhi bentuk-bentuknya.
Sikap, keyakinan, kebiasaan atau elemen-elemen sistem
psikofisik lainnya muncul melalui stimulus, baik dari lingkungan,
maupun dari dalam individu sendiri.
5). Unique, yang merujuk kepada keunikan atau keragaman tingkah
laku individu sebagai ekspresi dari pola sistem psikofisiknya.
Dalam proses penyesuaian diri terhadap lingkungan, tidak ada
reaksi/respon yang sama dari dua orang, meskipun kembar
identik.

4. Tipe-tipe kepribadian

Secara garis besarnya pembagian kepribadian manusia


ditinjau dari berbagai aspek:

1. Aspek biologis

Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian


seseorang ini didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh
yang dimiliki seseorang, tokoh-tokoh yang mengemukakan
teorinya bedasarkan aspek biologis ini antaranya:

a. Hippocrates dan Galenus


Mereka berpendapat, bahwa yang mempengaruhi tipe
kepribadian seseorang adalah jenis cairan tubuh yang paling
dominan, yaitu:

1. Tipe choleris
Tipe ini disebabkan cairan empedu kuning yang dominan
dalam tubuhnya. Sifatnya agak emosi: mudah marah mudah
tersinggung.
2. Tipe Melancholis

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 15


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 5 dan 74
Tipe ini disebabkan cairan empedu hitam yang dominan
dalam tubuh nya. Sifatnya agak tertutup : rendah diri, mudah
sedih, sering putus asa.

3. Tipe Plegmatis

Tipe ini dipengaruhi oleh cairan lendir yang dominan. Sifat


yang dimilikinya agak statis: Lamban, apatis, pasif, pemalas.
4. Tipe Sanguinis

Tipe ini dipengaruhi oleh cairan darah merah yang dominan.


Sifat yang dimilkinya agak aktif, cekatan, periang, mudah bergaul.

b.Cretchmer
Dalam membagi tipe wataknya Cretchmer mendasarkan
pada bentuk tubuh seseorang, yaitu :

1. Tipe Astenis (Litosome)

Yaitu tipe orang yang memiliki tubuh tinggi, kurus, dada


sempit dan lengan kecil.

2.Tipe Piknis

Yaitu tipe orang yang memiliki bentuh tubuh gemuk bulat.


Sifat yang dimilikinya antaralain : Periang, mudah bergaul dan
suka humor.

3. Tipe Atletis

Yaitu Tipe orang yang memiliki bentuk tubuh tubuh atlit tinggi,
kekar dan berotot, sifat-sifat yang dimiliki antara lain: mudah
menyesuaikan dri, berpendrian teguh dan pemberani.

4. Tipe Displastis

Yaitu Tipe manusia yang memiliki bentuk tubuh campuran.


Sifat yang dimiliki tipe ini adalah sifat yang mudah terombang
ambing oleh situasi sekelilingnya. Oleh karena itu di istilahkan

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 16


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 75
Cretchmer tpe ini adalah tipe orang yang tidak mempunyai ciri
kepribadian yang mantab.

c. Sheldon
Sheldon membagi tipe kepribadian berdasarkan dominasi
lapisan yang berada dalam tubuh seseorang. Berdasar aspek ini
ia membagi tipe kepribadian menjadi:

1. Tipe Ektomorph

Yaitu tipe orang yang berbadan kurus tinggi, karena lapisan


badan bagian luar yang dominan. Sifatnya antara lain suka
menyendiri dan kurang bergaul pada masyarakat.

2. Tipe Mesomorph

Yaitu tipe orang yang berbadan sedang dikarenakan lapisan


tengah yang dominan. Sifat orang tipe ini adalah: giat bekerja dan
mampu mengatasi sifat agresif.

3. Tipe Endomorph

Yaitu tipe orang yang berbadan gemuk, bulat dan anggota


badan yang pendek, karena lapisan dalam tubuhnya yang
dominan. Sifat tipe orang ini adalah: kurang cerdas, senang
makan, suka dengan kemudahan yang tidak banyak membawa
resiko dalam kehidupan.

2. Aspek Sosiologis
Pembagian ini didasarkan pada pandangan hidup dan
kualitas sosial seseorang. Yang mengemukakan teorinya
berdasarkan aspek sosiologi ini antara lain:

a. Edward Spranger.

Ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan


oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu
ia membagi tipe kepribadian menjadi:

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 17


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 75-76
1. Tipe Teoritis

Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada masalah


teori dan nilai-nilai: ingin tahu, meneliti dan mengemukakan
pendapat.

2. Tipe Ekonomis

Orang yang perhatianya tertuju kepada manfaat segala


sesuatu berdasarkan faidah yang dapat mendatangkan untung
rugi

3. Tipe Esthetis

Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada masalah-


masalah keindahan.

4. Tipe Sosial

Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada


kepentingan masyarakat dan pergaulan.

5. Tipe Politis

Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada


kepentingan kekuasaan, kepentingan dan Organisasi.

6. Tipe Religius

Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada ketaatan


pada agama. Senang dengan masalah-masalah ketuhanan dan
keyakinan agama.

b. Murray

Murray membagi tipe kepribadian:

1. Tipe Teoritis

Yaitu orang yang menyenangi ilmu pengetahuan, berpikir


logis dan rasional.

2. Tipe Humanis

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 18


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 76-77
Yaitu tipe orang yang memiliki sifat kemanusiaan yang
mendalam.

3. Tipe Sensasionis

Yaitu tipe orang yang suka sensasi, berkenalan.

4. Tipe Praktis yaitu tipe orang yang giat bekerja dan


mengadakan praktek.

c. Fritz kunkel
Fritz kunkel membagi tipe kepribadian menjadi:

1. Tipe Sachelichkeit, yaitu tipe orang yang banyak menaruh


perhatian terhadap masyarakat.

2. Tipe Ichhaftigkeit, yaitu tipe orang yang menaruh perhatianya


kepada kepentinganya sendiri.

Menurut Fritz kunkel antara Tipe Sachelichkeit dan Tipe


Ichhaftigkeit berbanding terbalik. Jika seseorang memiliki
Sachelichkeit yang besar maka, Ichhaftigkeit menjadi kecil dan
sebaliknya.

3.Aspek Psikologis
Dalam membagi tipe kepribadian berdasarkan tipe psikologis
Prof. Heymann mengemukakan, bahwa dalam diri manusia
terdapat tiga unsur: emosionalitas, aktifitas dan fungsi sekunder
(proses pengiring)

1) Emosionalitas, merupakan unsur yang mempunyai sifat yang di


dominasi oleh emosi yang positif, sifat umumnya adalah: kurang
respek terhadap orang lain, perkataan berapi-api, tegas, ingin
menguasai, bercita-cita yang dinamis, pemurung suka berlebih-
lebihan.

2) Aktifitas, sifat yang dikuasai oleh aktifitas gerakan, sifat umum


yang tampak adalah: lincah, praktis, berpandangan luas, ulet,
periang, dan selalu melindungi orang lemah.

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 19


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 77-78
3) Fungsi sekunder (proses pengiring), yaitu sifat yang didominasi
oleh kerentanan perasaan, sifat umum yang tampak: watak
tertutup, tekun, hemat, tenang dan dapat dipercaya.

Pilihan manusia terhadap dua masalah besar dalam


kehidupannya, yaitu "hak" dan "bathil" akan melahirkan perilaku-
perilaku tertentu, sesuai dengan karakteristik atau tuntutan yang
hak atau bathil tersebut. Perilaku-perilaku tersebut mengkristal
dalam pola-pola tertentu yang satu sama lainnya sangat berbeda.
Pola-pola perilaku tertentu yang dimiliki individu dan bersifat konstan
atau tetap dapat dikategorikan sebagai tipe kepribadian. Tipe
kepribadian dalam kontek Al-Qur'an dapat dikelompokkan menjadi
tiga macam yaitu mukmin (orang yang beriman), kafir(menolak
kebenaran) dan munafik (meragukan kebenaran). (Syamsu Yusuf,
2007: 215).

a. Tipe Mukmin
Tipe kepribadian mukmin mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1. Berkenaan dengan akidah, beriman kepada Allah, malaikat, rasul,
kitab, hari akhir, dan qodar
2. Berkenaan dengan ibadah, melaksanakan rukun islam
3. Berkenaan dengan kehidupan sosiaL bergaul dengan orang lain
secara baik, suka bekerja sama, menyeru kepada kebaikan dan
mecegah kemungkaran, suka memaafkan kesalahan orang lain
dan dermawan.
4. Berkenaan dengan kehidupan keluarga: berbuat baik kepada
kedua orang tua dan saudara, bergaul yang baik antara suami istri
dan anak, memelhara dan membiayai keluarga.
5. Berkenaan dengan moral: sabar, jujur,adil, qonaah, amanah, tawadlu,
istiqomah dan mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu.
6. Berkenaan dengan emosi ; cinta kepada Allah, takut akan azab
Allah, tidak putus asa dalam mencari rahmah Allah, senang

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 20


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 78-79
berbuat kebajikan kepada sesama, menahan marah, tidak angkuh,
tidak hasud, atau tidak iri, dan berani dalam mebela kebenaran.
7. Berkenaan dengan intelektual ; memikirkan alam semesta dan
ciptaan Allah yang lainnya, selalu menuntut ilmu, menggunakan
pikirannya untuk sustu yang bermakna.
8. Berkenaan dengan pekerjaan : tulus dalam bekerja dan
menyempurnakan
pekerjaan, berusaha dengan giat dalam upaya memperoleh rizki
yang halal.
9. Berkenaan dengan fisik ; sehat, kuat dan suci/ bersih

b. Tipe Kafir
Tipe kepribadian kafir mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Berkenaan dengan Akidah; tidak beriman kepada Allah dan rukun
iman yang lainnya
2. Berkenaan dengan ibadah: menolak beribadah kepada Allah
3. Berkenaan dengan kehidupan sosial; zalim, ,memusuhi orang yang
berimanm, senang mengajak pada kemungkaran,dan melarang
kebajikan.
Tipe-tipe Kepribadian Menurut Al-Qur’an

Di antara sedikit orang yang secara serius melakukan tes


kepribadian dengan Al-Qur’an adalah Ahnaf bin Qais, seorang
tabi’in senior. Muhammad bin Nashr al-Marwazy dalam
Mukhtashar Qiyaamul Lail mengisahkan tentang Ahnaf. Suatu kali
beilau duduk merenungi firman Allah, “Sesungguhnya telah Kami
turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat
‘dzikrukum’ (penyebutan tentang dirimu atau) sebab-sebab
kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?”
(QS. Al-Anbiya’: 10)

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 21


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 79-80
Tatkala membaca ayat tersebut, beliau bergumam, “Saya
akan membaca mushaf al-Qur’an dan mencari ayat yang
menyebutkan tentang karakter diriku, hingga aku tahu, tipe orang
seperti apa aku, dan kaum mana yang paling mirip dengan
diriku.”

Mulailah beliau membaca, dan beliau melewati karakter suatu


kaum, “Mereka sedikit sekali tidur. Dan selalu memohon
ampunan di waktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta
mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak meminta.” (QS. Adz-Dzariyat: 17-19)

Beliau juga mendapati kaum yang memiliki karakter, “(yaitu)


orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.” (QS.Ali Imran: 134)

Beliau juga melewati kaum yang dipuji oleh Allah dalam


firman-Nya, “dan mereka mengutamakan saudaranya atas diri
mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa
yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang
yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9) Juga kaum yang disebutkan
Allah, “Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar
dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka
memberi maaf.” (QS. Asy-Syura: 37)

Setelah melewati beberapa kriteria kaum yang dipuji oleh


Allah tersebut, beliau berkata, “Allahumma lastu a’rifu nafsi fi
haa’ulaa’i”, Ya Allah, aku belum mendapati diriku termasuk dalam
kriteria kaum-kaum itu.” Ini adalah sikap tawadhu’ beliau, bukan
berarti beliau nihil dari kebaikan-kebaikan seperti yang beliau
baca. Sebagian kita mungkin ada yang merasa, atau bahkan
mengklaim memiliki sebagian karakter kepribadian yang telah

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 22


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 80-81
disebutkan, meskipun keadaannya jauh di bawah kepribadian
Ahnaf bin Qais. Ini dikarenakan, beliau menyadari bahwa ayat-
ayat menyebut semua kebaikan tersebut sebagai amal unggulan,
bukan sekedar pernah beramal demikian. Yakni orang yang
konsisten, rutin dan menjaga kualitas amal yang menjadi amal
unggulannya. Karena itu, beliau tidak berani mengklaim diri telah
memiliki karakter (sempurna) salah satu dari golongan yang Allah
puji dalam Kitab-Nya.

Penasan karena merasa belum mendapatkan kriteria yang


pas untuk dirinya, beliau melanjutkan pencariannya dalam al-
Qur’an. Beliau melewati karakter manusia yang disebut oleh
Allah, “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada
mereka: ‘Laa ilaaha illallah’ mereka menyombongkan diri,” (QS.
Ash-Shaffat: 35)

Ada lagi kaum yang tatkala ditanya, “Apakah yang


memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka
menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang
miskin.’” (QS. Al-Mudatsir: 42-44). Setelah beliau membaca
beberapa kriteria orang-orang yang celaka tersebut, beliau
berkata, “Ya Allah, aku berlepas diri kepada-Mu dari perilaku yang
seperti itu.” Beliau memang tidak memiliki kriteria seperti itu, dan
beliau takut, dan tidak ingin terjerumus dalam perilaku buruk di
atas.

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 23


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 81-82
5. Hubungan kepribadian dan sikap keagamaan

1. Sigmund Freud
Freud membagi struktur kepribadian kedalam tiga komponen,
yaitu id, ego, dan superego. Perilaku seseorang merupakan hasil
interaksi antara ketiga komponen tersebut.

 Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian


Id merupakan komponen kepribadian yang primitive,
insthintif (yang berusaha untuk memenuhi kepuasan instink)
dan Rahim tempat ego dan superego berkembang.Id
berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle)
atau prinsip reduksi ketegangan. Id merupakan proses primer
yang bersifat primitive, tidak logis, tidak rasional, dan
orientasi bersifat fantasi (maya).
Dalam mereduksi ketegangan atau menghilangkan
kondisi yang menyenangkan dan untuk memperoleh
kesenangan, id menempuh dua cara, yaitu melalui reflek dan
proses primer (“the primary procces”). Releks merupakan
reaksi mekanis/ otomatis yang bersifat bawaan. Proses
Primer merupakan reaksi psikologis yang lebih rumit.
Freud meyakini bahwa mimpi usaha pemenuhan
keinginan atau dorongan yang tidak terpenuhi dalam kondisi
nyata.
 Ego (Das Ich), Aspek Psikologis Kepribadian
Ego merupakan eksekutif atau manager dari
kepribadian yang membuat keputusan (decision maker)
tentang instinkman yang akan di puaskan dan bagimana
caranya; atau sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi,
rasional ,dan berorientasi kepada prinsip realitas (reality
principle). Peranan utama Ego adalah sebagai mediator
(perantara) atau yang menjembatani antara id ( keinginan

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 24


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 41-42
yang kuat untuk mencapai kepuasan) dengan kondisi
lingkungan atau dunia luar (external social word) yang
diharapkan.
Ego menurut Freud seperti joki penunggang kuda
yang harus memahami kekuatan kuda. Proses sekunder
adalah berfikir realistik yang bersifat rasional, realisitik dan
berorientasi pada pemecahan masalah. Melalui proses
sekunder ini pula , ego merumuskan suatu rencana untuk
memuaskan kebutuhan atau dorongan, kemudian menguji
rencana itu. Kegiatan ini dinamakan “reality testing”.
Hal yang harus di perhatikan dari ego ini adalah
bahwa :
1. Ego merupakan bagian dari id yang kehadirannya
bertugas untuk memuaskan kebutuhan id, bukan untuk
mengecewakannya
2. Seluruh energi ego berasal dari id, sehingga ego tidak
terpisah dari id
3. Peran utamanya menengahi kebutuhan id dan kebutuhan
lingkungan sekitar
4. Ego bertujuan untuk mempertahankan kehidupan individu
dan pengembangbiakannya
 Super Ego (Das UberIch), AspekSosiologiKepribadian
Super ego merupakan moral kepribadian yang terkait dengan
standar dan norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar
dan salah. Super ego berkembang pada usia 3 atau 5 tahun.
Mekanisme terbentuknya kata hati dan ego ideal disebut
introjeksi. Introjeksi ini dapat diartikan sebagai proses
penerimaan anak terhadap norma-norma moral dari orang
tuanya. Kata hati berfungsi sebagai hakim dari diri seseorang,
apabila dia melakukan kesalahan, maka kata menghukumnya
dengan membuatnya merasa bersalah (guilty feeling). Sementara

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 25


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 42-43
ego ideal berfungsi sebagai pemberi hadiah atau ganjaran
kepada individu apabila dia berbuat baik dengan cara
membuatnya merasa banggaakan dirinya.
Super ego berfungsi untuk :
1. Merintangi dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual
dan agresif, karena dalam perwujudannya sangat dikutuk oleh
masyarakat
2. Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistik
dengan tujuan-tujuan moralistik
3. Mengejar kesempurnaan (perfection)

2. H. J Eysenck
Menurut Eysenck, kepribadian tersusun atas tindakan-
tindakan dan disposisi-disposisi yang terorganisasi dalam
susunan hierarkis berdasarkan atas keumuman dan
kepentingannya, diurut dari yang paling bawah ke yang paling
tinggi adalah:
a. Specific response, yaitu tindakan yang terjadi pada suatu
keadaan atau kejadian tertentu, jadi khusus sekali.
b. Habitual response mempunyai corak yang lebih umum daripada
specific response, yaitu respon yang berulang-ulang terjadi saat
individu menghadapi kondisi atau situasi yang sama.
c. Trait, yaitu terjadi saat habitual respon yang saling berhubungan
satu sama lain, dan cenderung ada pada individu tertentu.
d. Type, yaitu organisasi di dalam individu yang lebih umum dan
mencakup lagi.
3. Sukamto
Menurut pendapat Sukamto M. M. Kepribadian terdiri dari
empat sistem/aspek, yaitu:
1. Qalb (angan-angan kehatian).
2. Fuad (perasaan/hati nurani/ulu hati)

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 26


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 43-44
3. Ego (aku sebagai pelaksana dari kepribadian)
4. Tingkah laku (wujud gerakan)
Meskipun ke empat aspek itu masing-masing mempunyai
fungsi. Sifat, komponen, prinsip kerja, dan dinamika sendiri-
sendiri, namun ke empatnya berhubungan erat dan tidak bisa
dipisah-pisahkan.
a. Qalb
Qalb adalah hati yang menurut istilah kata (terminologis)
artinya sesuatu yang berbolak-balik (sesuatu yang lebih), berasal
dari kata qalaba, artinya membolak-balikkan. Qalb bisa di artikan
hati sebagai daging sekepal (biologis) dan juga bisa berarti
‘kehatian’ (nafsiologis), ada sebuah hadits Nabi riwayat Bukhari/
Muslim berbunyi sebagai berikut:
“ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekepal daging. Kalau
itu baik, baiklah seluruh tubuh. Kalau itu rusak, rusaklah seluruh
tubuh”. Itulah qalb.
b. Fuad
Fuad adalah perasaan yang terdalam dari hati yang sering
kita sebut hati nurani (cahaya mata hati) dan berfungsi sebagai
penyimpangan daya ingatan. Berbagai rasa yang dialami oleh
fuad dituturkan dalam ala-qur’an sebagai berikut;
1. Fuad bisa bergoncang gelisah (QS Al-Qashash: 10):
“Dan fuad ibu musa menjadi bingung (kosong). Hampir saja
ia membukakan rahasia (musa), jika aku tidak meneguhkan
hatinya, sehingga ia menjad orang yang beriman. “
2. Dengan diwahyukannya Al-qur’an kepada Nabi, fuad Nabi
menjadi teguh (QS. Al-Furqan:32).
“Dan orang-orang kafir bertanya: “mengapa al-qu’ran tidak
diturunkan kepadanya dengan sekaligus”?demikianlah, karena
dengan (cara)itu, aku hendak meneguhkan fuadmu, dan aku
bacakan itu dengan tertib (sebaik-baiknya).”

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 27


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 44-45
3. Fuad tidak bisa berdusta(QS. Al-Najm:11):
“Fuad tidak berdusta tentang apa yang dilihatnya”
4. Orang yang zalim hatinya kosong (bingung). (QS. Ibrahim:43)
“Dengan terburu-buru sambil menundukkan kepala, mereka
tidak berkedip, tetapi fuadnya kosong(bingung).”
5. Orang musyrik, fuad dan pandangannya dibolak-balikkan/
digoncang. (QS. Al-An’am :110):
“Aku goncangkan fuad dan pandangan mereka (kaum
musyrikin), sebagaimana sejak semula mereka tidak mau
beriman dan aku biarkan mereka dalam kedurhakaanya
mengembara tanpa arah tertentu.”
c. Ego
Aspek ini timbul karena kebutuhan organisme untuk
berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realistis). Ego
atau aku bisa dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian,
mengontrol cara-cara yang ditempuh, memilih kebutuhan-
kebutuhan, memilih objek-objek yang bisa memenuhi kebutuhan,
mempersatukan pertentangan-pertentangan antara qalb, dan
fuad dengan dunia luar. Ego adalah derivat dari qalb dan bukan
untuk merintanginya. Kalau qalb hanya mengenal dunia sesuatu
yang subyektif dan yang objek (dunia realitas). Didalam
fungsinya, ego berpegang pada prinsip kenyataan (reality
principle). Tujuan prinsip kenyataan ini ialah mencari objek yang
tepat (serasi) untuk mereduksikan ketegangan yang timbul dalam
orgasme. Ia merumuskan suatu rencana untuk pemuasan
kebutuhan dan mengujinya untuk mengetahui apakah rencana itu
berhasil atau tidak.
d. Tingkah laku
Nafsiologi kepribadian berangkat dari kerangka acuan dan
asumsi –asumsi subyektif tentang tingkah laku manusia, karena
menyadari bahwa tidak seorangpun bisa bersikap objektif

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 28


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 45-46
sepenuhnya dalam mempelajari manusia. Tingkah laku
ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang disadari oleh
pribadi. Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku. Artinya,
bahwa apa yang difikir dan dirasakan oleh individu itu
menentukan apa yang akan dikerjakan. Adanya nilai yang
dominan mewarnai seluruh kepribadian seseorang dan ikut serta
menentukan tingkah lakunya.
Masalah normal dan abnormal tentang tingkah laku, dalam
nafsiologi ditentukan oleh nilai dan norma yang sifatnya universal.
Orang yang disebut normal adalah orang yang seoptimal
mungkin melaksanakan iman dan amal saleh disegala tempat.
Kebalikan dari ketentuan itu adalah abnormal, yaitu sifat-sifat
zalim, fasik, syirik, kufur, nifak, dan lain-lain.
4. Mujib
Menurut mujib, struktur kepribadian perspektif Islam adalah
fitrah. Struktur fitrah memiliki tiga dimensi kepribadian :
1. Dimensi fisik yang disebut dengan fitrah jasmani, tidak bisa
membentuk kepribadian sendiri, keberadaannya tergantung pada
substansi lain. Keberadaan manusia bukan ditentukan oleh fitrah
jasmani, melainkan fitrah nafsani.
2. Dimensi psikis yang disebut dengan fitrah rohani, meskipun
belum menyatu dengan jasmani, namun ia memiliki eksistensi
tersendiri di alam arwah. Karena ia telah di alam arwah telah
mengadakan perjanjian dg Allah SWT, yang berupa amanat.
3. Dimensi psikologis yang disebut dengan fitrah nafsani:
merupakan psikofisik manusia. Memiliki 3 daya pokok: kalbu,
akal, dan nafsu.

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori 29


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 46-47
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara


peribadatan hubungan manusia dengan sang mutlak, hubungan
manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam
lainnya sesuai dengan kepercayaan tersebut. Berdasarkan
klasifikasi manapun diyakini bahwa agama memiliki peranan
signifikan bagi kehidupan manusia, disebabkan agama terdapat
seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan manusia.
Salah satunya adalah dalam hal moral. Moral merupakan kaidah
norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam
hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral
merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi individu nilai-
nilai sosial budaya dimana individu sebagai anggota sosial.
Moralitas merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang
dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil,
dan seimbang. Perilaku moral diperlukan demi terwujudnya
kehidupan yang damai penuh keteraturan, ketertiban, dan
keharmonisan.

B. Saran

Kita sebagai umat yang beragama islam sebaiknya kita


berperilaku dan bermoral yang baik terhadap semua makhluk Allah
swt. Agar kita selalu Menjadikan insan yang lebih taqwa kepada
Allah swt, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, mampu memperbaiki tingkah laku untuk menjadi pribadi yang
baik, dan mengetahui dampak positif hidup rukun dalam
kehidupan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Diunduh pada http://elearning.amikom.ac.id/index.php/download-


/materi/555089-SI002-20/2014/10/20141007_MODUL-
%20AGAMA%20ISLAM.doc/3636638817772e42b59d74cff571fbb
3 pada tanggal 30 september 2017 pukul 12.55 Wita

Diunduh pada http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/DASAR-


DASAR%20PENGERTIAN%20MORAL.pdf pada tanggal 30
September 2017 pukul 13.00 Wita

Djatnika, Rahmat. 1987. Sistem Ethika Islam. Pustaka Islam.


Surabaya

Friedman, Howard S, Miriam W. Schustack. 2007. Kepribadian Teori


Klasik dan Riset Modern. Penerbit Erlangga. Jakarta

Magnis, Franz, Suseno. 1989. Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok


Filsafat Moral. Pustaka Filsafat. Yogyakarta

Salam, H.Burhanuddin. 1997. Etika Sosial asas moral dalam


kehidupan manusia. Rineka Cipta.. Jakarta

Yusuf LN, Syamsu, Achmad Juntika Nurihsan. 2012. Teori


Kepribadian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

31

Você também pode gostar

  • Manajemen Bencana Dalam Keperawatan
    Manajemen Bencana Dalam Keperawatan
    Documento10 páginas
    Manajemen Bencana Dalam Keperawatan
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento22 páginas
    Bab Ii
    anita
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Pada Kasus SARS
    Asuhan Keperawatan Pada Kasus SARS
    Documento14 páginas
    Asuhan Keperawatan Pada Kasus SARS
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • WOC HIV AIDS P07220421005
    WOC HIV AIDS P07220421005
    Documento8 páginas
    WOC HIV AIDS P07220421005
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • W.O.C Sinusitis
    W.O.C Sinusitis
    Documento2 páginas
    W.O.C Sinusitis
    Mega Astari
    100% (2)
  • Bab I
    Bab I
    Documento3 páginas
    Bab I
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • PERIO
    PERIO
    Documento4 páginas
    PERIO
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Peningkatan Tik
    Peningkatan Tik
    Documento1 página
    Peningkatan Tik
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Badname Kelompok 11
    Badname Kelompok 11
    Documento4 páginas
    Badname Kelompok 11
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Dapus Ku Gaess
    Dapus Ku Gaess
    Documento1 página
    Dapus Ku Gaess
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • FORMAT PENILAIAN PRESENTASI Mater 4
    FORMAT PENILAIAN PRESENTASI Mater 4
    Documento3 páginas
    FORMAT PENILAIAN PRESENTASI Mater 4
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Askep KET
    Askep KET
    Documento20 páginas
    Askep KET
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • COVER
    COVER
    Documento1 página
    COVER
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    kolora
    Ainda não há avaliações
  • COVER
    COVER
    Documento1 página
    COVER
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • PERTANYAAN
    PERTANYAAN
    Documento3 páginas
    PERTANYAAN
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar-Daftar Isi
    Kata Pengantar-Daftar Isi
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar-Daftar Isi
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Peredaran Darah Besar
    Sistem Peredaran Darah Besar
    Documento1 página
    Sistem Peredaran Darah Besar
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Imunisasi Dasar
    Imunisasi Dasar
    Documento20 páginas
    Imunisasi Dasar
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • KMB Sop
    KMB Sop
    Documento5 páginas
    KMB Sop
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Mawar
    Mawar
    Documento8 páginas
    Mawar
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Anatomi Pernapasan
    Anatomi Pernapasan
    Documento3 páginas
    Anatomi Pernapasan
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Ekg 2016 PDF
    Ekg 2016 PDF
    Documento40 páginas
    Ekg 2016 PDF
    saphyq
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Agama
    Tugas Agama
    Documento13 páginas
    Tugas Agama
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman (Istirahat & Tidur
    Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman (Istirahat & Tidur
    Documento14 páginas
    Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman (Istirahat & Tidur
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Agama
    Tugas Agama
    Documento2 páginas
    Tugas Agama
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Agama
    Tugas Agama
    Documento2 páginas
    Tugas Agama
    rahmadaniyanti
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento4 páginas
    Kata Pengantar
    Erika Dwi Wahyuni
    Ainda não há avaliações