Você está na página 1de 11

PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BEMASYARAKAT,

BERBANGSA, DAN BERNEGARA

A. Pengertian Pancasila
Secara etimologi, nama pancasila terdiri dari dua kata yang berasal dari
Bahasa sanskerta, yaitu panca berarti lima dan sila yang berarti prinsip, dasar atau asas.
Jadi secara harfiah, “Pancasila” dapat diartikan sebagai “lima dasar”.
Pancasila merupakan sebuah kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang
mementingkan semua komponen. Pancasila memiliki lambang burung garuda, dalamnya
terdapat gambar bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan padi dan kapas yang
masing-masing mencerminkan arti dari setiap sila-sila pancasila.
Pancasila tercantum pada paragraf ke-4 preambule (pembukaan) Undang-undang
Dasar 1945 yang isinya terdiri dari ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan
beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut dari ketetapan MPR No.III/MPR/2000, pancasila adalah sumber dasar
hukum nasional. Jadi, bisa dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar yang mengatur
penyelenggaraan dalam pemerintahan negara Indonesia.

B. Pengertian Paradigma
Paradigma menurut KBBI, berarti seperangkat unsur bahasa yang sebagian
bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian lagi berubah-ubah, juga bisa diartikan gagasan
sistem pemikiran. Paradigma juga dapat diartikan sebagai sumber nilai, kerangka pikir,
orientasi dasar, metode-metode, prinsip-prinsip atau cara memecahkan masalah yang di
anut oleh masyarakat pada masa tertentu dan sumber asas serta arah dari tujuan suatu
perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu termasuk dalam
bidang pembangunan, reformasi maupun dalam pendidikan. Inti sari pengertian
paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum
(merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum,
metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehigga sangat menentukan sifat, ciri

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 1


atau karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi, dapat disingkat bahwa paradigma artinya
kerangka berpikir atau model dalam ilmu pengetahuan.

C. Pancasila sebagai Paradigma


Pancasila sebagai paradigma dapat dikonotasikan sebagai sumber nilai, kerangka
pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan,
perubahan, serta proses. Sehingga dapat diartikan bahwa pancasila sebagai asas atau
dasar kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila sebagai paradigma kehidupan terbagi menjadi tiga komponen penting
yaitu sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Adapun dalam praktiknya, pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat
dapat ditemukan dalam sikap toleransi misalnya ketika kita hendak bertamu di rumah
salah seorang teman yang akan keluar menjalankan ibadah rutin. Sikap kita setelah
mengetahui kepentingan seorang teman tersebut hendaknya mempersilahkan ia untuk
mendahulukan kepentingannya terlebih dahulu karena bertamu dapat dilakukan lain
waktu.
Contoh dari penerapan pancasila sebagai paradigma kehidupan berbangsa adalah
tentang hubungan antara masyarakat dengan negara. Hubungan masyarakat dengan
negara ini berkaitan dengan hak dan kewajiban baik masyarakat kepada negara atau
sebaliknya yang sudah diatur dalam UUD 1945 pasal 27-31. Hak dan kewajiban
masyarakat dan negara pun berdasarkan pada norma-norma yang terkandung dalam
pancasila.
Pancasila sebagai paradigma kehidupan bernegara dapat dicerminkan melalui
kehidupan bangsa dan negara yang sudah mengikut norma-norma dalam pancasila.
Menurut UUD 1945 sendiri, pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.
UUD 1945 juga dibentuk dengan pancasila sebagai dasarnya.

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 2


1) Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pembangunan dalam bahasa Inggrisnya development dapat diartikan
pertumbuhan, perluasan/ekspansi yang bertalian dengan keadaan yang harus digali dan
yang harus dibangun agar dicapai kemajuan dimasa yang akan datang. Untuk mencapai
tujuan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara bangsa indonesia
melaksanakan pembangunan nasional. Hal ini sebagai perwujudan praksis dalam
meningkatkan harkat dan martabatnya.
Pembangunan tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi juga bersifat kualitatif, artinya
tidak hanya mencakup bidang materiil namun juga mencakup bidang spritual. Jadi, yang
dibangun adalah manusia seutuhnya.
Pembangunan atau perubahan yang diinginkan oleh bangsa Indonesia adalah
perubahan atau pembangunan yang mengarah keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
antara kemajuan lahir dan batin, jasmani dan rohani, dunia dan akhirat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah kegiatan dan usaha terencana
manusia yang terus menerus dan berkesinambungan untuk mewujudkan hidup yang lebih
baik, dan harapan hari ini lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari
ini.
Secara filosofis hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan
nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan
nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila pancasila untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik berdasarkan kerangka berpikir manusia sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Pembangunan berasal dari kerangka berpikir Pancasila bertujuan mewujudkan
tujuan nasional sebagaimana tertulis di dalam alenia 4 Pembukaan UUD 1945, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 3


Oleh karena itu, paradigma pembangunan harus berdasarkan pancasila sehingga
terwujud masyarakat yang adil dan makmur serta maju, tetapi tetap berkepribadian
Indonesia.
Dari buku “hidup berbangsa dan bernegara” karangan Drs.C.S.T. Kansil,S.H.
bahwa “Dengan pengertian pancasila sebagai hakikat pembangunan maka terdapat 2
masalah pokok yang perlu diperhatikan. Pertama, pembangunan nasional menuntut
keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat warga negara republik indonesia.
Kedua, karena pembangunan nasional merupakan pengamalan pancasila, maka
keberhasilannya akan sangat dipengaruhi oleh sikap dan kesetiaan bangsa indonesia
terhadap pancasila”(72-73).

2. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan nasional


Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan nasional dibagi menjadi beberapa
bidang antara lain:
 Pancasila Digunakan Sebagai Acuan Dalam Pembangunan Sosial dan Budaya
Mengenai pembangunan nasional di bidang aspek social dan budaya yang
memang harus mengacu pada sistem nilai yang sepadan dengan budaya masyarakat
suatu bangsa itu sendiri. Kemajuan yang terjadi dalam masyarakat yang sepadan
dengan kemajuan bangsa disertai kekayaan budaya bangsa yang dapat dijadikan
modal seluruh warga negara Indonesia itu dapat menjadi acuan pandangan dalam
kehidupan yang dipandang harmonis atau serasi.
Pancasila yang dijadikan dasar dalam moralitas utama dalam penyelenggaraan di
bidang sosial dan budaya itu dapat diaktualisasikan dengan langkah-langkah yang
dapat diambil, diantaranya:
1. Penyelenggaraan pembangunan diacukan kepada system nilai yang memang
sepadan dengan nilai-nilai budaya yang memang sudah ada atau dimiliki oleh
warga negara Indonesia sendiri.
2. Penyelenggaraan pembangunan yang memang diharapkan untuk dapat
meningkatkan kebebasan spiritual dan dapat meningkatkan derajat kemerdekaan
manusia.

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 4


3. Mewujudkan sistem social budaya yang beradab dengan melakukan pendekatan
kemanusiaan secara menyeluruh.
Berdasarkan sila ke-2 yang terdapat dalam pancasila yang berbunyi “kemanusiaan
yang adil dan beradab” yang pada dasarnya dasar negara kita itu bersifat humanistik.
Artinya pancasila berasal dari kodrat manusia itu sendiri. Dengan demikian pancasila
yang digunakan sebagai acuan dalam paradigma pembangunan di bidang social dan
budaya itu dapat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan.
Perwujudan atau aktualisasi pancasila dalam paradigma pembangunan di bidang
sosial budaya adalah:
1. Sistem nilai pada bidang social budaya haruslah mengacu pada nilai-nilai budaya
yang memang sudah dianut oleh masyarakat Indonesia sendiri.
2. Tujuan dari pembangunan di bidang social budaya itu haruslah berdasarkan pada
kebebasan spiritual dan peningkatan harkat dan martabat manusia.
3. Mewujudkan suatu sistem sosial yang bersifat beradab dengan melakukan
pendekatan secara menyeluruh.

 Pancasila Digunakan Sebagai Pembangunan hukum dan HANKAM


Pancasila yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan HANKAM
dimaksudkan agar hal-hal yang berhubungan dengan HANKAM haruslah sepadan
dengan nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila itu sendiri. Tujuan yang dilandasi
dengan pertahanan dan keamanan warga negara Indonesia diharapkan mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran hidup warga negara sebagai ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.(sila ke-1 dan ke-2), haruslah mengacu pada kepentingan seluruh
masyarakat Indonesia(sila ke-3), dan dapat menjamin kebebasan kemanusiaan warga
negara, dan menjamin persamaan derajat warga negara(sila ke-4). Pertahanan dan
keamanan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial yang benar-benar
berlandaskan hukum karena bangsa Indonesia sendiri merupakan negara yang
menegakkan hukum dan bukan negara yang hanya dilandasi dengan kekuasaan
semata.
Pancasila yang digunakan dalam paradigma pembangunan HANKAM juga dapat
diartikan sebagai segala upaya dan bentuk pertahanan dan keamanan suatu negara

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 5


yang harus mengacu pada terwujudnya harkat dan martabat manusia yang dijadikan
pendukung utama suatu negara yang keseluruhannya itu mesti berlandaskan pada
pancasila. Sikap kemanusiaan yang dinilai beradab adalah tingkat moralitas
pertahanan dan keamanan negara. Dengan demikian tujuan dari pertahanan dan
keamanan suatu negara haruslah mempunyai tujuan terjaminnya Hak Asasi Manusia
dan terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut juga dapat
diartikan bahwa pertahanan dan keamanan tidak hanya menjadi kepentingan satu
kelompok atau satu golongan saja, melainkan menjadi kepentingan seluruh warga
negara Indonesia.

Terciptanya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dalam pembangunan di


bidang HANKAM dapat diwujudkan dengan melakukan langkah-langkah seperti
berikut:

1. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia sebagai makhluk


Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan landasan bagi suatu negara dalam
melaksanakan pertahanan dan keamanan negara.
2. Terwujudnya tujuan dari kepentingan seluruh masyarakat Indonesia juga
merupakan landasan dalam melaksanakan pertahanan dan keamanan suatu negara.
3. Hak-hak asasi yang dimiliki oleh manusia harus dapat terjamin seluruhnya dengan
dilaksanakannya pembangunan dalam pertahanan dan keamanan suatu negara.
4. Menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia
merupakan tujuan yang diharapkan mampu dilaksanakan dengan adanya
pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan suatu negara.

3. Pancasila Digunakan Sebagai Paradigma dalam Pembangunan Ekonomi


Dalam menggunakan pancasila sebagai acuan untuk pembangunan khususnya di bidang
ekonomi haruslah dilandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri.
Dimaksudkan sebagai pengembangan dalam bidang ekonomi itu bermakna bahwa
pengembangan ekonomi tidak hanya bertujuan untuk menumbuhkan ekonomi saja, namun
juga untuk mewujudkan rasa kelayakan atas dasar fitrah manusia, juga untuk melaksanakan
tugas negara yaitu mensejahterakan dan memakmurkan kehidupan perekonomian

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 6


masyarakat Indonesia dan didasarkan pada kekeluargaan seluruh bangsa. Menurut
mubyarto “mengembangkan ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang
mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembengan ekonomi
juga tidak bias dipisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan.” (pendidikan pancasila
karya Drs. H. Kaelan. M.S. hal :240)

Tujuan dari pancasila sebagai paradigma pembangunan dalam bidang ekonomi dapat
lebih mensejahterakan atau memakmurkan kehidupan masyarakat khususnya dalam hal
kebutuhan masayarakat itu sendiri dan meningkatkan tingkat perekonomian suatu negara
tanpa meninggalkan ciri khas suatu negara tersebut. Suatu perekonomian harus
menghindar dari sistem monopoli, persaingan bebas dan mengakibatkan kemiskinan bagi
masyarakat dan pemerasan antar individu dalam masyarakat.

Dalam pengembangan ekonomi, sistem dan pembangungan ekonomi itu haruslah


berdasarkan pada nilai moral dari pancasila. Dalam arti yang lebih khusus sistem ekonomi
suatu bangsa harus berdasar pada moral Ketuhanan dan kemanusiaan yang diharapkan
dapat menghindari pembangunan dalam bidang ekonomi yang lebih mengarah pada era
globalisasi, artinya siapa yang mempunyai strategi perekonomian yang cerdik maka dialah
yang memenangkan pertandingan seperti sistem perekonomian abad ke-18.

Perwujudan atau aktualisasi pancasila sebagai acuan dalam bidang ekonomi


mampu dilaksanakan melalui langkah sebagai berikut:
1. Pemikiran yang ditujukan untuk pembangunan dalam bidang ekonomi yang
dilandaskan peri keTuhanan dan Kemanusiaan sebagai dasar Sistem Ekonomi.
2. Menjauhi dari pembangunan dalam bidang ekonomi yang lebih mengarah pada sistem
perekonomian yang bersifat menguasai.
3. Tujuan tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang meluas diharapkan
dapat dilaksanakan dengan melakukan atau mengembangkan sistem perekonomian
yang bersifat kekeluargaan dan kerakyatan.

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 7


4. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek
Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreatifitas
rohani manusia. Unsur jiwa (rohani) manusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak. Akal
merupakan potensi rohaniah manusia dalam hubungan dengan intelektualitas, rasa bidang
estetis, dan kehendak dalam bidang moraal (etika).
Atas dasar kreatifitaas akalnya manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk
mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh kareena itu
tujuan yang essensial dari iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga Iptek
pada hakikatnya tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai. Dalam masalah ini Pancasila
telah memberikan dasar nilai-nilai bagi pengembangan Iptek demi kesejahteraan hidup
manusia. Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya mausia harus didasarkan pada moral
Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

5. Pancasila sebagai Paradigma Pegembangan Bidang Politik


Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar
ontologis manusia, ini didasarkan pasa kenyataan objektif bahwa manusia sebagai subjek
negara. Oleh karena itu kehidupan politik dalam negara harus benar-benar untuk
merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.

Dalam sistem politik negara harus mendasarkan pada:


1) Tuntutan hak dasar kemanusiaan.
Sebagai perwujudan hak atas martabat kemanusian sehingga sistem politik negara
harus mampu menciptakan sistem yang menjamin atas hak-hak tersebut. Dalam istilah
ilmu hukum dan kenegaraan disebut hak asasi manusia.

2) Kekuasaan yang bersumber dari rakyat, sebagai penjelmaan hakikat manusia sebagai
individu makhluk sosial.
Kekuasaan negara harus mendasarkan pada asal mula dari rakyat untuk rakyat.
Maka rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh karena itu, kekuasaan negara
harus berdasarkan kekuasaan rakyat bukan kekuasaan perseorangan atau kelompok.

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 8


6. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan Beragama

Pada proses reformasi dewasa ini di beberapa wilayah negara Indonesia terjadi konflik
sosial yang bersumber pada masalah SARA, terutama bersumber pada masalah agama. Hal
ini menunjukkan kemunduran bangsa Indonesia ke arah kehidupan beragama yang tidak
berkemanusiaan dan menunjukkan betapa semakin melemahnya toleransi kehidupan
beragama yang berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa
Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia
tercinta ini. Manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, oleh karena itu
manusia wajib untuk beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa dalam wilayah negara di
mana mereka hidup. Namun demikian Tuhan menghendaki untuk hidup saling
menghormati, karena Tuhan menciptakan umat manusia dari laki-laki dan perempuan ini
yang kemudian berbangsa-bangsa, bergolong-golong, berkelompok-kelompok baik sosial,
politik, budaya, maupun etnis tidak lain untuk saling hidup damai yang berkemanusiaan.

Negara mengaskan dalam Pokok Pikiran Ke IV bahwa "Negara berdasar atas


Ketuhanan Yang Maha Esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab". Hal ini
berarti bahwa kehidupan dalam negara mendasarkan pada nilai-nilai ketuhanan. Setiap
agama memiliki dasar-dasar ajaran sesuai dengan keyakinan masing-masing maka dalam
pergaulan hidup negara kehidupan beragama hubungan antarpemeluk agama didasarkan
atas nilai-nilai kemanusiaan yang beradab hal ini berdasarkan pada nilai bahwa semua
pemeluk agama adalah sebagai bagian dari umat manusia di dunia.

Oleh karena itu kehidupan beragama dalam negara Indonesia dewasa ini harus
dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi, saling
menghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang beradab.

7. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi


Bangsa indonesia ingin mengadakan suatu perubahan, yaitu menata kembali
kehidupan berbangsa dan bernegara demi terwujudnya masyarakat madani yang
sejahtera,bermartabat, menghargai hak asasi manusia,dan masyarakat yang demokratis
yang bermoral religius serta masyarakat yang bermoral kemanusiaan dan beradab.

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 9


Berbagai gerakan muncul disertai dengan akibat tragedi kemanusiaan yang sangat
memilukan dan banyak menelan banyak korban jiwa dari anak - anak bangsa sebagai
rakyat kecil yang tidak berdosa dan mendambakan perdamaian ketentraman serta
kesejahteraan. Tragedi yang sangat memilukan itu antara lain peristiwa Amuk Masa di
Jakarta, Tangerang, Solo, Jawa Timur, Kalimantan, serta daerah-daerah lainnya. Bahkan
tragedi pembersihan etnis ala Rezim Serbia di Balkan terjadi di berbagai daerah antara lain
di Dili, Kupang, Ambon, Kalimantan Barat, serta beberapa daerah lainnya. Rakyat benar-
benar menjerit bahkan banyak yang kondisi kehidupan sehari-harinya sangat
memprihatinkan karena kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

Reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan negara dalam suatu sistem negara di
bawah nilai-nilai pancasila, bukan menghancurkan dan membubarkan bangsa dan negara
Indonesia.

Bahkan pada hakikatnya reformasi itu sendiri adalah mengembalikan tatanan


kenegaraan ke arah sumber nilai yang merupakan platform kehidupan bersama bangsa
indonesia. Oleh karena itu proses reformasi walaupun dalam lingkup pengertian reformasi
total harus memiliki platform dan sumber nilai yang jelas yang merupakan arah,
tujuan,serta cita - cita yaitu nilai - nilai yang terkandung dalam pancasila.

Nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan adalah ada


secara objektif dan melekat pada bangsa Indonesia yang merupakan pandangan dalam
kehidupan bangsa sehari-hari. Oleh karena itu bilamana bangsa indonesia meletakkan
sumber nilai, dasar filosofi serta sumber norma kepada nilai - nilai tersebut bukan lah suatu
keputusan yang bersifat politis saja melainkan suatu keharusan yang bersumber dari
kenyataan hidup pada bangsa indonesia sendiri sehingga dengan lain perkataan bersumber
pada kenyataan objektif pada bangsa indonesia sendiri.

Reformasi dengan melakukan perubahan dalam berbagai bidang yang sering diteriakan
dengan jargon reformasi total tidak mungkin melakukan perubahan terhadap sumbernya itu
sendiri. Reformasi itu harus memili tujuan, dasar, cita-cita serta platform yang jelas dan
bagi bangsa indonesia Nilai-nilai pancasila itulah yang merupakan paradigma Reformasi
Total tersebut.

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 10


Kesimpulan :
1. Pancasila bukan hanya sebagai simbol negara, tetapi merupakan suatu pedoman kehidupan
yang sangat relevan untuk negara Indonesia. Pancasila diharapkan mampu mendasari
pembangunan sampai ke semua lini kehidupan, mencakup bidang politik, hukum, ekonomi,
sosial budaya, hubungan antar umat beragama, sampai dengan IPTEK. Pembangunan yang
dilakukan harus berlandaskan sila-sila Pancasila yang merupakan hasil pemikiran rakyat
untuk menuju tujuan bersama membangun bangsa yang lebih baik.

2. Pancasila sebagai dasar negara harus mampu menanggapi gerakan reformasi yang
berdampak pada sosial, politik, ekonomi dan kemanusiaan. Reformasi seharusnya
digunakan untuk menata kehidupan dengan berasaskan Pancasila. Reformasi harusnya
memiliki tujuan dan cita-cita sebagaimana tujuan dan cita-cita Pancasila.

3. Tridharma perguruan tinggi ialah tiga tugas pokok perguruan tinggi yang mencakup
pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

4. Pengaktualisasian Pancasila dalam kehidupan kampus dapat dilakukan melalui


pengembangan hukum dan HAM dalam kehidupan kampus serta memposisikan kampus
sebagai kekuatan moral. Hal tersebut bertujuan agar nantinya menumbuh kembangkan
geberasi-generasi baru yang memiliki moral dan budi pekerti yang luhur.

Pancasila dalam Paradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 11

Você também pode gostar