Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
Kelompok 1 / AP 2
Dosen:
Asisten Dosen:
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Identifikasi 3
B. Pengukuran 3
C. Kualitas 3
D. Demand 4
E. Kawasan Alami 5
III. KONDISI UMUM 7
A. Profil Kawasan 7
B. Aksesibilitas 7
C. Kondisi Fisik 8
D. Kondisi Biotik 8
IV. METODE PRAKTIKUM 10
A. Waktu dan Lokasi 10
B. Alat dan Bahan 10
C. Tahapan Kerja 10
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 12
A. Karakteristik Pengunjung 12
B. Motivasi Pengunjung 13
1. Motivasi Pengunjung Terhadap Objek Wisata 14
2. Motivasi Pengunjung Terhadap Aktifitas Wisata 16
3. Motivasi Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata 17
C. Aktifitas dan Prefensi Pengunjung 18
SIMPULAN 20
DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN 22
ii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Alat dan Bahan Praktikum 10
2. Karakteristik Pengunjung 12
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Curug Seribu 7
2. Aksesibilitas menuju Lokasi 8
3. Kondisi Fisik Curug Seribu 8
4. Kondisi Biotik disekitar Curug Seribu 9
5. Penilaian Pengunjung Terhadap Objek Wisata 14
6. Pemandangan Curug Seribu 15
7. Area Camping Ground 15
8. Grafik Motivasi Pengunjung Terhadap Aktifitas Wisata 16
9. Grafik Penilaian Pengunjung terhadap Fasilitas Wisata 17
10. Fasilitas Papan Larangan 18
11. Grafik Lama Aktifitas Pengunjung Menikmati Atraksi Wisata 18
12. Grafik Kepuasan Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata 19
13. Dokumentasi Dilapangan 22
iii
iv
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
Lampiran 1 Dokumentasi Kelompok 1 22
iv
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan wisata dapat dikatakan sebagai suatu area yang memiliki berbagai
gejala alam yang dapat memberikan berbagai dampak dan dapat mengundang
aktivitas wisata. Berkaitan dengan hal tersebut, suatu kawasan wisata seharusnya
memenuhi komponen - komponen wisata. Hal tersebut bertujuan untuk
memeberikan sebaik mungkin penawaran kepada pengunjung. Salah satu
penawaran yang harus diketahui adalah tersedianya atraksti wisata, dan destinasi
wisata yang menarik. Tentunya, atraksi wisata juga diperoleh dari berbagai
sumberdaya yang terdapat di kawasan tersebut. Setiap kawasan wisata memiliki
destinasi yang beragam dan memiliki ciri khas tersendiri, sehingga dapat
menimbulkan rasa penasaran bagi wisatawan agar datang ke kawasan wisata
tersebut.
Kegiatan wisata yang dapat diselenggarakan di suatu kawasan wisata
tentunya mengacu pada beberapa hal seperti penawaran dan permintaan.
Penawaran dan permintaan yang seringkali menjadi dasar kawasan wisata adalah
sumberdaya. Secara umum, sumberdaya wisata dikelompokkan menjadi biotik dan
abiotik. Bahkan lebih dari itu, terdapat sumber daya lain seperti unsur budaya dan
lainnya. Setiap sumberdaya yang tersedia dapat memicu wisatawan atau
pengunjung melakukan berbagai aktivitas. Aktivitas yang dilakukan oleh
pengunjung tentunya harus didukung dengan penyediaan fasilitas yang memadai.
Hal tersebut yang coba dipenuhi oleh pengelola kawasan dalam rangka memberi
kenyamanan kepada pengunjung. Korelasi dari hal tersebut adalah konsep
penawaran dan permintaan.
Permintaan merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa semakin
rendah harga suatu produk barang maupun jasa, maka semakin banyak permintaan
terhadap produk barang maupun jasa. Sisi lain menyebutkan bahwa semakin tinggi
harga suatu produk barang dan jasa, maka semakin sedikit permintaan terhadap
barang dan jasa tersebut. Secara umum, permintaan dari setiap individu maupun
kelompok terhadap suatu barang maupun jasa berbeda-beda. Namun, permintaan
pengunjung secara umum dalam berwisata adalah akomodasi, transportasi, dan
fasilitas. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga
menimbulkan perbedaan diantara pengunjung.
Faktor dasar yang mempengaruhi permintaan tersebut yaitu kebutuhan dan
keinginan. Pengunjung pasti akan menghitung dan mempertimbangkan kebutuhan
maupun keinginan dalam berwisata. Kebutuhan dan keinginan tersebut memiliki
korelasi yang saling mempengruhi. Contoh sederhana dari korelasi tersebut adalah
kebutuhan aktualisasi diri yang diwujudkan dengan motivasi prestise untuk
berwisata. Kebutuhan dan keinginan setiap manusia memiliki segmen-segmen
tertentu dan sesuai dengan karakteristik pengunjung. Contohnya adalah
pengunjung yang secara khusus menyukai aktivitas alami, maka kawasan wisata
alami menjadi daerah tujuan wisata yang sesuai. Contoh kawasan wisata alami di
daerah Bogor adalah Curug Seribu.
Curug Seribu merupakan sebuah kawasan wisata alam yang memiliki sumber
daya alami fisik dan biotik. Kawasan wisata alami tersebut tentunya memiliki sisi
2
A. Identifikasi
Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau
sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Hal ini perlu karena tugas
identifikasi adalah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang
lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan, dengan identifikasi suatu
komponen dapat dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Identifikasi
adalah satu cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengambil alih ciri-ciri
orang lain, Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri
seseorang untuk menjadi sama dengan individu lain atau menjadikannya bagian
yang terintegrasi dengan kepribadian dirinya sendiri.
Identifikasi adalah sebuah proses dimana seseorang menyamakan dirinya
dengan sifat-sifat obyek luar (biasanya manusia tetapi dapat juga benda) (Budiman,
2006). Beberapa macam identifikasi yang pertama adalah identifikasi narsistik,
identifikasi kepada tujuan, identifikasi pada obyek yang hilang, dan sebagainya.
Identifikasi merupakan suatu cara pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari pengunjung atau wisatawan sehingga dapat
menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan individu.
Identifikasi dapat mengetahui jenis aktivitas yang diinginkan dan kebutuhan
pengunjung tersebut. Selain itu, identifikasi memiliki arti yaitu sebagai kegiatan
penggalian data dan informasi potensi kawasan (data primer dan data sekunder)
yang dilakukan secara partisipatif.
Identifikasi adalah kecenderungan yang ada dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari
proses imitasi dan proses sugesti yang berlangsung dalam diri seseorang,
perbedannya dalam proses identifikasi memiliki pengaruh yang cukup kuat
(Freud, 2012)
B. Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu
dan bersifat kuantitatif. Pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara
sistematisuntuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan
menggunakanalat ukur yang baku (Sridadi, 2007). Pengukuran (measurement)
sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga
sifatnya menjadi kuantitatif (Jabar, 2004).
Pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu
obyek secara sistematis (Mardapi, 2004). Pengukuran merupakan proses yang
mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif
(system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa
tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah, 1996). Pengukuran adalah
proses pengumpulan data secara empiris yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan (James, 1995).
C. Kualitas
Kualitas dapat diartikan sebagai standar yang harus dicapai oleh seseorang,
kelompok, atau lembaga organisasi mengenai kualitas SDM, kualitas cara kerja,
4
serta barang dan jasa yang dihasilkan. Kualitas pula mempunyai arti yaitu
memuaskan kepada yang dilayani baik secara internal maupun eksternal yaitu
dengan memenuhi kebutuhan dan tuntutan pelanggan atau masyarakat (TQM,
2016). Kualitas adalah keseluruhan sifat suatu produk atau pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
atau tersirat. Melalui Pengertian dan teori ini dapat diketahui bahwa suatu barang
atau jasa akan dinilai bermutu apabila dapat memenuhi ekspektasi konsumen akan
nilai produk yang diberikan kepada konsumen tersebut. Artinya, mutu atau kualitas
merupakan salah satu faktor yang menentukan penilaian kepuasan konsumen
(Kotler, 2005).
Kualitas merupakan bentuk tingkah laku yang baik seseorang sebagai warga
masyarakat atau warga negara yang dapat dijadikan teladan dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara (KBBI, 2013). Kualitas adalah tujuan yang sulit
dipahami, karena harapan para konsumen akan selalu berubah. Setiap standar baru
ditemukan, maka konsumen akan menuntut lebih untuk mendapatkan standar baru
lain yang lebih baru dan lebih baik. Dalam pandangan ini, kualitas adalah proses
dan bukan hasil akhir (meningkatkan kualitas kontinuitas) (Kadir, 2001). Kualitas
pelayanan dapat diartikan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen dan ketepatan pengiriman dalam menyeimbangkan harapan konsumen
(Tjiptono, 2007).
D. Demand
Permintaan adalah permintaan yang efektif apabila dapat diukur dengan
jumlah wisatawan, yaitu jumlah wisatawan yang meninggalkan atau mengunjungi
suatu negara, kawasan atau kota, menggunakan moda transportasi tertentu,
melakukan aktivitas wisata tertentu atau sejumlah aktivitas lainnya seperti
bermalam pada jenis akomodasi tertentu atau mengunjungi taman nasional
(Pearce,1989). Oleh karena itu, kebutuhan wisatawan tersebut meliputi atraksi
wisata dan aktivitas wisata, jasa wisata, transportasi, dan informasi wisata.
Permintaan terhadap produk industri pariwisata dapat dibagi atas.
1. Permintaan actual (actual demand)
Permintaan sejumlah orang yang berkunjung pada suatu daerah tujuan
wisata, atau sejumlah wisatawan yang nyata berkunjung pada suatu daerah tujuan
wisata, jumlah ini dapat dihitung berdasarkan total kehadiran pengunjung di suatu
destinasi.
2. Permintaan potensial (potential demand)
Permintaan sejumlah orang secara potensial sanggup dan mampu melakukan
perjalanan wisata, namun saat ini belum melakukan kegiatan wisata, dapat
diketahui setidaknya dari beberapa aspek demografi maupun aspek lainnya
berdasarkan suatu analisa.
3. Permintaan laten (latend demand)
Permintaan sejumlah orang yang tidak atau belum sadar atas kebutuhan dan
keinginan perjalanan wisata.
Hukum permintaan (the law of demand) pada hakikatnya semakin rendah
harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang. Sebaliknya
jika semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap
barang tersebut. Unsur-unsur penting dalam permintaan adalah wisatawan dan
penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa) wisata. Basis
5
utamanya adalah ketersediaan waktu dan uang pada suatu kelompok. Demand
wisata adalah suatu permintaan wisata terhadap ruang, waktu dan harga tertentu.
Suatu demand wisata akan berkaitan dengan siapa yang meminta apa dan berapa
banyak yang diminta dan kapan waktu permintaan tersebut (Avenzora 2008).
Aspek permintaan di dalam pariwisata merupakan gambaran orang yang
mempunyai keinginan dan mampu untuk melakukan perjalanan wisata (Gunn,
1988) dan juga dikatakan seseorang yang melakukan perjalanan, menggunakan
fasilitas dan jasa wisata diluar tempat tinggalnya dan bersifat sementara (Hall,
1999). Unsur permintaan pariwisata berarti jumlah total dari orang-orang yang
melakukan perjalanan dengan cara menggunakan fasilitas wisata beserta
pelayanannya di tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka maupun tempat
mereka bekerja (Mill dan Morrison, 1985). Hal ini berarti aspek permintaan dari
pariwisata memiliki kaitannya dengan motivasi wisatawan untuk melakukan
perjalananan sesuai tujuannya.
Wisatawan merupakan seseorang yang melakukan perjalanan untuk
memenuhi kebutuhan dirinya melihat objek wisata, tata cara hidup masyarakat dan
kebudayaannya (Yoeti, 2008). Wisatawan selama di dalam perjalanannya
membutuhkan beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan akan
angkutan, penginapan, makan minum, hiburan, pelayanan selama perjalanan dan
konsumsi barang keperluan pribadi (Smith, 1991) yang menyatakan bahwa minat
wisatawan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar daya tarik atraksi wisata yang
ada. Atraksi wisata yang menarik akan dapat mendatangkan wisatawan
sebanyakbanyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup
lama, serta memberi kepuasan kepada wisatawan yang datang berkunjung. Perlu
adanya suatu korelasi antara penyediaan atraksi (demand) dan kebutuhan (demand)
wisatawan.
Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata memiliki motivasi tujuan yang
berbeda-beda untuk menikmati objek wisata yang dituju. Hakikatnya motif wisata
orang untuk mengadakan perjalanan tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. Motif-
motif wisata yang dapat diduga, dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok
(Mc.Intosh di dalam Yoeti, 2008) yaitu,
1. Motivasi fisik yaitu motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan
badaniah seperti olahraga, istirahat, kesehatan dan sebagainya
2. Motivasi budaya yaitu motif wisatawan datang ke tempat wisata lebih
memilih untuk mempelajari, mengenal atau memahami tata cara dan kebudayaan
bangsa atau daerah lain daripada untuk menikmati atraksi yang dapat berupa
pemandangan alam flora atau fauna
3. Motivasi interpersonal yaitu motif yang berhubungan dengan keinginan
untuk bertemu dengan keluarga, teman atau berkenalan dengan orang-orang
tertentu atau sekedar melihat tokoh-tokoh terkenal.
4. Motivasi status atau prestise yaitu motif yang berhubungan dengan gengsi
atau status seseorang. Maksudnya ada anggapan bahwa orang yang pernah
mengunjungi suatu tempat dengan sendirinya melebihi sesamanya yang tidak
pernah berkunjung ke tempat tersebut..
E. Kawasan Alami
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
Kawasan merupakan wilayah dalam batasan fungsional tertentu. Kawasan menurut
6
A. Profil Kawasan
Curug Seribu terletak di Gunung Sari, Pamijahan, Bogor, Jawa Barat. Lokasi
Curug Seribu berada di kawasan penyangga dari Taman Nasional Gunung Halimun
Salak (TNGHS) Secara administratif curug ini terletak di Kecamatan Pamijahan,
Kabupaten Bogor. Berdasarkan ketinggian nya curug seribu merupakan curug
tertinggi yang berada di Jawa Barat, dengan ketinggian 1050 mdpl. Selain daya
tarik curugnya, dikawasan Curug Seribu terdapat area camping ground, dan jalur
trecking yang sudah memadai karena sudah disusun dengan bebatuan.
satwa lain. Komponen biotik berupa tumbuhan contohnya adalah pepohonan tinggi
yang mengelilingi kawasan camping ground.
A. Karakteristik Pengunjung
Karakteristik pengunjung dalam aspek jenis kelamin menunjukkan adanya
jumlah perbandingan yang lebih dominan laki – laki dibanding perempuan hal
tersebut dikarenakan curug seribu memiliki trek dan jalur yang cukup panjang
sehingga tidak banyak perempuan yang berminat mengunjungi curug seribu jika
sampai curugnya. Pengunjung tersebut datang dengan karakteristik yang berbeda-
beda. Karakteristik jenis kelamin pengunjung tersebut dipengaruhi oleh motivasi,
bentuk kunjungan, dan waktu kunjungan. Karakteristik ataupun profil kawasan
wisata memang mendukung semua jenis pengunjung untuk menikmatinya. Selain
itu, segmen sasaran pengunjung dari kawasan wisata Curug Seribu bersifat umum
sehingga tidak ada wisatawan khusus yang datang ke kawasan. Daya tarik dan
fasilitas di Curug Seribu dapat dinikmati oleh semua jenis pengunjung.
Tabel 2 Karakteristik Pengunjung
No Karakteristik Pengunjung Responden Persentase (%)
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 15 75
b. Perempuan 5 25
2. Usia
a. 15 - 20 tahun 15 75
b. 21 - 30 tahun 5 25
3. Status Pernikahan
a. Menikah 2 10
b. Belum Menikah 18 90
4. Pendidikan Terakhir
a. SMA/SMK 18 90
b. Diploma (D1/D2/D3) 2 10
5. Pekerjaan
a. Pelajar/Mahasiswa 15 75
b. Pegawai Swasta 5 25
6. Pendapatan per Bulan
a. Rp.500.000 – Rp.1.000.000 10 50
b. Rp.1.000.000 – Rp.3.000.000 8 40
c. Rp.3.000.000 – Rp.5.000.000 2 10
Camping Ground 5
Daya Tarik Wisata
Air Terjun 7
0 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Kepuasan
Keterangan : 1. Sangat tidak puas, 2. Tidak puas, 3. Agak tidak puas, 4. Biasa saja, 5. Agak puas, 6. Puas, 7.
Sangat Puas
Gambar 5 Penilaian Pengunjung Terhadap Objek Wisata
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
Motivasi pengunjung terhadap objek wisata dilakukan dengan cara memberi
tingkat penilaian pada setiap site yang terdapat di kawasan wisata Curug Seribu.
Selain itu, indikator penilaian juga diperoleh dari karakteristik aktivitas berdasarkan
segi lama waktu dan tingkat kepuasan. Kawasan wisata Curug Seribu memiliki dua
atraksi utama yaitu air terjun, dan camping ground. Berdasarkan grafik penilaian
daya tarik dan atraksi wisata, tingkat penilaian tertinggi yaitu pada atraksi danau
(Gambar 5). Air terjun yang terdapat di Curug Seribu memang menjadi daya tarik
utama di kawasan tersebut. Pengunjung tertarik dengan bentuk air terjun, dan
pemandangan tersebut. Selain itu, suasana dari kawasan air terjun tersebut memang
cocok digunakan untuk tempat bersantai dan relaksasi bagi pengunjung. Hal
tersebut dilatarbelakangi oleh keberadaan air terjun yang berada di tengah hutan
sehingga menambah suasana alami dari kawasan tersebut.
15
Daya tarik lain yang terdapat di kawasan Curug Seribu adalah camping
ground (Gambar 7). Daya tarik tersebut merupakan atraksi yang ditawarkan oleh
pengelola kepada pengunjung. Pengunjung dapat menikmati berkemah dengan
biaya masuk sebesar Rp. 10.000 untuk masuk semua kawasan, dan berkemah Rp.
20.000 perhari. Lokasi kemah dikawasan tersebut terdapat didekat gerbang pintu
masuk sehingga keamanan dari pengunjung serta fasilitas penunjang wisatawan
dijamin penuh oleh pengelola seperti adanya toilet, kamar mandi, dan fasilitas
lainnya.
2. Motivasi Pengunjung Terhadap Aktifitas Wisata
Penilaian atau persepsi pengunjung terhadap aktivitas wisata dilakukan
dengan cara memberi tingkat penilaian pada setiap aktivitas yang dapat dilakukan
di kawasan wisata Curug Seribu. Berdasarkan grafik penilaian pengunjung terhadap
aktivitas wisata, tingkat penilaian yang tinggi yaitu pada motivasi aktivitas rekreasi.
Hal tersebut dikarenakan hampir semua pengunjung memiliki motivasi rekreasi
pada saat akan mengunjungi curug seribu sehingga mendapatkan nilai motivasi
tertinggi. Motivasi tertinggi selanjutnya yaitu terdapat pada menikmati kuliner,
aktualisasi diri, dan pendidikan atau penelitian. Menikamti kuliner pada kawasan
curug seribu yaitu dengan menikmati es kelapa yang disantap sambal menikmati
pemandangan curug seribu sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan
sekaligus berkuliner hal tersebut membuat wisatawan memberikan nilai motivasi 6
yang berarti termotivasi. Motivasi terendah terdapat pada motivasi pulang kampong
dengan nilai motivasi 1 yang berarti tidak termotivasi. Hal tersebut dikarenakan
karena semua wisatawan yang datang ke curug seribu memiliki tujuan tidak untuk
pulang kampung sehingga pengunjung tidak termotivasi pada motivasi pulang
kampung tersebut (Gambar 8).
Menikmati Kuliner
Menikmati Kebudayaan
Spiritual
Pengobatan
Aktifitas
Aktualisasi Diri
Rekreasi
Bisnis / Pekerjaan
Pendidikan / Penelitian
Pulang Kampung
Pemenuh Kebutuhan Hidup
0 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Motivasi
Keterangan : 1. Sangat tidak termotivasi, 2. Tidak termotivasi, 3. Agak tidak termotivasi, 4. Biasa saja,
5. Agak termotivasi, 6. termotivasi, 7. Sangat termotivasi
Gambar 8 Grafik Motivasi Pengunjung Terhadap Aktifitas Wisata
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
17
Pos jaga 3
Toilet 6
Jalan Setapak 5
Fasilitas
Gazebo 6
Papan larangan 6
Papan petunjuk arah 4
Ticketing 4
Parkiran 4
0 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Kepuasan
Keterangan : 1. Sangat tidak puas, 2. Tidak puas, 3. Agak tidak puas, 4. Biasa saja, 5. Agak puas, 6. Puas, 7.
Sangat Puas
Gambar 9 Grafik Penilaian Pengunjung terhadap Fasilitas Wisata
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
Fasilitas lain dengan nilai kepuasan tinggi yang lainnya adalah toilet. Toilet
yang terdapat di kawasan Curug seribu memiliki kondisi cukup baik dan terdapat
diawal pintu masuk. Wisatawan yang biasanya sudah melakukan aktifitas seperti
bermain air di curug seribu biasanya mereka akan membersihkan badan mereka
terlebih dahulu di toilet tersebut. Toilet yang terdapat di curug seribu selalu dirawat
setiap hari, perawatan tersebut dilakukan oleh warga sekitar yang sekaligus
membuka warung untuk berjualan, dan juga pengelola setempat. Sehingga kondisi
dari toilet tersebut cukup baik.
18
20%
80%
Kegiatan yang dapat dilakukan pada atraksi berupa air terjun berbeda dengan
camping ground. Lama aktivitas dengan interval waktu 2-3 jam mendominasi
dengan persentase 80%. Sementara itu, lama aktivitas dengan interval waktu 4-5
jam memiliki persentase 20%. Contoh kegiatan yang dilakukan pengunjung pada
objek tersebut adalah bermain air dan ber photo. Pengunjung menggunakan sumber
daya untuk aktivitas mengunjungi dalam rangka menghabiskan waktu untuk
mengisi kegiatan yang kosong. Durasi dari kegiatan tersebut tentunya beragam,
namun rata-rata berada di interval 2-3 jam. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya
aktivitas yang dilakukan pengunjung selain bermain air. Namun, terdapat pula
pengunjung yang menghabiskan waktunya dengan menikamti udara segar sambal
menikmati kuliner didekat air terjun curug seribu.
Menikmati Pemandangan
Berkemah
Aktifitas
Berphoto
Makan
Bermain air
0 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Prefensi
Keterangan : 1. Sangat tidak suka, 2. Tidak suka, 3. Agak tidak suka, 4. Biasa saja, 5. Agak suka, 6. Suka, 7.
Sangat suka
Gambar 12 Grafik Kepuasan Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Penilaian pengunjug terhadap aktivitas dan preferensi wisata dapat dilihat dari
bentuk aktivitas dari pengunjung. Berdasarkan grafik penilaian aktivitas
pengunjung, nilai kepuasan tertinggi yaitu menikmati pemandangan dan ber photo
(Gambar 12). Angka penilain dari aktivitas tersebut yaitu berada di skala 6 atau
suka. Aktivitas tersebut memiliki angka penilaian karena terpenuhinya kepuasan
pengunjung dengan berbagai alasan (Gambar 13). Hal yang melatarbelakangi
preferensi pengunjung terhadap aktivitas tersebut yaitu variasi pemandangan alam,
dan terdapat curug kecil disekitar curug seribu.
20
SIMPULAN
Hasil identifikasi dan pengukuran kualitas demand pada kawasan alami yang
berstudi kasus di curug seribu memiliki beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan
yang dapat ditarik setelah melakukan praktikum adalah :
1. Pengunjung di kawasan wisata Curug Seribu didominasi oleh jenis kelamin
laki-laki dengan persentase 75%. Status pernikahan pengunjung didominasi
oleh status belum menikah dengan persentase 90%. Usia pengunjung
didominasi dengan range usia 15-20 tahun dengan persentase 75%. Selain itu
tingkat pendidikan terakhir didominaasi oleh SMA/SMK dengan persentase
90%. Tingkat pendapatan didominasi oleh pengunjung berpenghasilan
dibawah Rp. 500.000- Rp. 1.000.000 dengan persentase 50%.
2. Motivasi pengunjung terhadap kawasan wisata dibagi menjadi dua site yaitu
air terjun dan camping ground. Motivasi pengunjung terhadap objek wisata
dibagi berdasarakan daya tarik yang terdapat di Curug Seribu. Nilai penilaian
tertinggi yaitu pada objek air terjun yang memang menjadi daya tarik utama.
Selain itu, terdapat juga atraksi berupa camping ground. Motivasi
pengunjung terhadap fasilitas wisata teringgi yaitu pada fasilitas papan
larangan, toilet, dan gazebo. Nilai kepuasan terhadap fasilitas tersebut berada
di angka 6.
3. Penilaian pengunjung terhadap aktivitas dan preferensi wisata dibagi menjadi
beberapa site dan aktivitas. Lama waktu aktivitas pengunjung pada kawasan
tersebut rata-rata yaitu 2-3 jam dengan persentase 80%. Aktivitas yang
memiliki nilai kepuasan paling tinggi yaitu pemandangan alam, dan ber photo
dengan nilai 6.
21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN