Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
yang didefinisikan sebagai serangan yang cepat (rapid onset) dari gejala –
gejala atau tanda – tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Disfungsi ini
yang telah dialami sebelumnya. ADHF muncul bila cardiac output tidak
berikut: gejala – gejala gagal jantung, nafas pendek yang khas selama
istirahat atau saat melakukan aktifitas, dan atau kelelahan; tanda – tanda
1
1.2. FAKTOR RESIKO TINGGI
Menurut Hanafiah (2006), faktor resiko tinggi tekena penyakit ADHF yaitu
a. Orang yang menderita riwayat hipertensi
b. Obesitas
c. Pernah mengalami riwayat gagal jantung
d. Perokok berat
e. Aktivitas sangat berlebihan dan mengkonsumsi alkohol
1.3. ETILOGI
Ada beberapa keadaan yang mempengaruhi fungsi jantung. Penyebab yang
atau hilangnya otot jantung, iskemik akut dan kronik, peningkatan tahanan
miokard, menjadi penyebab gagal jantung pada 70% dari pasien gagal
D et al, 2011)
Kardiomiopati merupakan gangguan pada miokard dimana otot jantung
D et al, 2008).
Tabel 1 Penyebab Umum Gagal Jantung Oleh Karena Penyakit Otot Jantung
2
(termasuk yang didapat seperti
myocarditis)
terklasifikasikan
hypo/hyperthyroidism, Cushing
phaeochromocytoma
Nutrisional Defisiensi thiamine, selenium,
ikat
Lainnya Penyakit Chagas, infeksi HIV,
3
Sumber : Dickstein K, Cohen SA, Filippatos G, McMurray JJV, Ponikowski P,
Atar D et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
struktural atau tanda dan gejala gagal jantung. Pasien dalam stadium ini
jantung asimptomatik.
3. Stage C : Gagal jantung simptomatis dengan tanda dan gejala gagal
Sedangkan menurut New York Heart Association (NYHA) dibagi menjadi 4 kelas
berdasarkan tanda dan gejala pasien, respon terapi dan status fungsional yaitu :
4
2. Functional Class II (FC II) : hambatan aktivitas fisik ringan, pasien merasa
fisik apapun, dan timbul gejala sesak pada aktivitas saat istirahat.
1.4. PATOFISIOLOGI
ADHF dapat muncul pada orang yang sebelumnya menderita gagal
dapat juga terjadi pada mereka yang tidak pernah mengalami gagal jantung
oleh proses iskemia miokard atau hipertropi remodeling otot jantung atau
vasokonstriksi arteriol dan retensi natrium dan air. Pada individu dengan
5
remodeling pada jantungnya, mekanisme kompensasi akan
Tetapi bila telah mencapai ambang batas kompensasi, maka mekanisme ini
miokard menurun dan tidak efektif untuk memompa darah. Hal ini akan
balik vena). Hal ini tentunya akan meningkatkan bendungan darah di paru
dan alveolus paru sehingga terjadilah oedema paru. Oedema ini tentunya
garam dan air oleh sistem renin angiotensin aldosteron. Retensi ini akan
6
menjadi lebih progresif karena tidak diimbangi dengan peningkatan
kelebihan volume cairan yang berujung pada oedema perifer (Price, 2005).
Sedangkan menurut Mc.Bride BF, White M, dalam Acute Decompensated
7
mekanisme dephosphorylation menginternalisasi 1-reseptor dalam
yang sering tidak spesifik untuk gagal jantung dan sirkulasi. Gejala –
gejala ini juga dapat disebabkan pleh kondisi lain yang mirip dengan
penyakit paru reaktif dan emboli pulmonal, mungkin sangat sulit untuk
Dominan
8
Anoreksia peningkatan vena
jugularis, edema
pulmonal, hepatomegaly,
(kongesti), kaheksia
Edema pulmonal Sesak napas yang berat Crackles atau rales pada
efusi, Takikardia,
takipnea
Syok kardiogenik (low Konfusi, kelemahan, Perfusi perifer yang
oliguria
Tekanan darah tinggi Sesak napas Biasanya terjadi
kiri
Gagal jantung kanan Sesak napas, kelelahan Bukti disfungsi ventrikel
edema perifer,
hepatomegaly, kongesti
usus.
9
Sumber : Dickstein K, Cohen SA, Filippatos G, McMurray JJV, Ponikowski P,
Atar D et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
Heart Failure tahun 2006, manifestasi klinis acute decompensated heart failure
b. Orthopnea
d. Ronchi
e. Cepat kenyang
i. Reflex hepatojugular
j. Asites
k. Edema perifer
Hipoperfusi
a. Kelelahan
10
d. Hipotensi
e. Ekstremitas dingin
Laboratorium :
SGOT, SGPT.
5. Gula darah.
6. Kolesterol, trigliserida.
3. Aritmia.
4. Perikarditis.
11
Foto Rontgen Thoraks, untuk melihat adanya :
1. Edema alveolar.
2. Edema interstitials.
3. Efusi pleura.
5. Pembesaran jantung.
7. Radionuklir.
12
Echocardiogram - Menggambarkan ruang –ruang dan katup jantung
1.7. PENATALAKSANAAN
Terapi untuk pasien acute decompensated heart failure tidak berubah
Pennsylvania; 2004
13
Penatalaksanan untuk kasus ADHF menurut Hanafiah (2006):
bahan farmakologis.
14
c. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi
lainnya)
maupun bedah.
a. FC I : Non farmakologi
2) Pembatasan cairan
4) Menghindari alkohol
5) Manajemen stress
15
a. Digitalis, untuk meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan
b. Diuretik, untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal serta
nitrogliserin.
tekanan darah. Obat ini juga menurunkan beban awal ( preload ) dan beban
fosinopril,dll.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
16
b. Penurunan kardiak output berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokar
gagal jantung.
dispneu, ortopneu.
kelemahan
jantung sekunder terhadap gagal jantung d/d peningkatan berat badan, odema,
17
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Berhubungan dengan : Electrolit and acid base a. Pertahankan catatan intake dan output yang
- Asupan cairan berlebihan Fluid balance b. Pasang urin kateter jika diperlukan
- Berat badan meningkat pada waktu Setelah dilakukan tindakan cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
- Asupan berlebihan dibanding Kelebihan volume cairan e. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan
output teratasi dengan kriteria: (cracles, CVP , edema, distensi vena leher,
- Perubahan pada pola nafas, anaskara f. Kaji lokasi dan luas edema
18
dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, Bunyi nafas bersih, tidak g. Monitor masukan makanan / cairan
suara nafas abnormal (Rales atau ada dyspneu/ortopneu h. Monitor status nutrisi
crakles), , pleural effusion Terbebas dari distensi vena i. Berikan diuretik sesuai interuksi
sign DBN
Terbebas dari
bingung
19
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
gangguan irama jantung, stroke Cardiac Pump effectiveness Evaluasi adanya nyeri dada
volume, pre load dan afterload, Circulation Status Catat adanya disritmia jantung
kontraktilitas jantung. Vital Sign Status Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
putput
Tissue perfusion: perifer
DO/DS: Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
Setelah dilakukan asuhan
- Aritmia, takikardia, bradikardia jantung
selama………penurunan kardiak
- Palpitasi, oedem Monitor balance cairan
output klien teratasi dengan kriteria
- Kelelahan Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
hasil:
- Peningkatan/penurunan JVP antiaritmia
Tanda Vital dalam rentang normal
- Distensi vena jugularis Atur periode latihan dan istirahat untuk
(Tekanan darah, Nadi, respirasi)
- Kulit dingin dan lembab menghindari kelelahan
Dapat mentoleransi aktivitas, tidak
20
- Penurunan denyut nadi perifer ada kelelahan Monitor toleransi aktivitas pasien
- Oliguria, kaplari refill lambat Tidak ada edema paru, perifer, dan Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
- Perubahan warna kulit Tidak ada penurunan kesadaran Anjurkan untuk menurunkan stress
- Batuk, bunyi jantung S3/S4 AGD dalam batas normal Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Kecemasan Tidak ada distensi vena leher Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
setelah aktivitas
21
Monitor sianosis perifer
trombus perifer
22
DAFTAR PUSTAKA
Available fromhttp://www.medscape.com/viewarticle/459179_3
Universitas Indonesia
from www.emcreg.org.
23