Você está na página 1de 22

LAPORAN PENDAHULUAN NEBULIZER

A. Definisi

a. Pernapasan

Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup (organisme)

dengan ligkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses

menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.

Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk

pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.

b. Terapi Inhalasi

Terapi inhalasi adalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan

bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi

dengan menggunakan alat pemecah obat untuk menjadi bagian-bagian seperti

hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk pengobatan saluran pernafasan bagian lebih

bawah

Terapi inhalasi uap adalah cara pengobatan dengan alat nebulizer dapat mengubah

obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus, dengan tenaga yang

berasal dari udar yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik. aerosol yang berbentuk

dihirup penderita melalui mouth piece atausungkup Bronkodilator yang diberikan

dengan nebulizer . memberikan efek bronkodilatasi (pelebaran bronkus) yang

bermakna tanpa menimbulkan efek samping. Hasil pengobatan dengan nebulizer

lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang digunakan. Ada nebulizer yang

menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga yang dapat diatur sehingga

aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan inhalasi, sehingga obat tidak

banyak terbuang.
Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piece dan

pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di

dalam nebulizer chamber. Cara ini memerlukan latihan khusus dan banyak

digunakan di rumah sakit. Keuntungan dengan cara ini adalah dapat

digunakan dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI.

Kerugiannya adalah hanya 50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan

sisanya terperangkap di dalam nebulizer itu sendiri. Jumlah cairan yang

terdapat di dalam hand held nebulizer adalah 4 cc dengan kecepatan gas 6 – 8

liter/menit. Biasanya dalam penggunaannya digabung dalam mukolitik

(asetilsistein) atau natrium bikarbonat. Untuk pengenceran biasanya

digunakan larutan NaCl.

c. Nebulizer

Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan

menjadi aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara

yang dipadatkan atau gelombang. Sejak ditemukannya nebulizer pada tahun

1859 di Perancis, nebulizer merupakan pilihan terbaik pada kasus kasus yang

berhubungan dengan masalah inflamasi atau obstruksi bronkus pada

penderita asma atau PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis). Alat nebulizer

dapat mengubah obat berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus-

menerus, dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau

gelombang ultrasonik. Aerosol merupakan suspensi berbentuk padat atau

cair dalam bentuk gas dengan tujuan untuk menghantarkan obat ke target

organ dengan efek samping minimal dan dengan keamanan dan efektifitas

yang tinggi. Partikel aerosol yang dihasilkan nebulizer berukuran antara 2-5

μ, sehingga dapat langsung dihirup penderita dengan menggunakan


mouthpiece atau masker. Berbeda dengan alat MDI (Metered Dose Inhaler)

dan DPI (Dry Powder Inhaler) dimana alat dan obat merupakan satu

kesatuan. Ada dua jenis nebulizer yang umumnya sering digunakan :

a) Nebulizer jet : menggunakan jet gas terkompresi (udara atau oksigen)

untuk memecah larutan obat menjadi aerosol.

b) Nebulizer ultrasonik : menggunakan vibrasi ultrasonik yang dipicu secara

elektronik untuk memecah larutan obat menjadi aerosol.

Ultrasound Nebulizer Jet Nebulizer

(a) (b)

Gambar 1. Jenis-jenis nebulizer (a) Nebulizer ultrasonik (b) Nebulizer jet


Keterangan gambar (a) :

1. Mouthpiece

2. Tombol (On/Off)

3. Konektor tabung udara (air tube connector)

4. Pompa penyaring

5. Jet air nebulizer (Nebulizer medication cup)

6. Aliran udara

7. Kabel

8. Klip nebulizer

9. Kompresor

d. Klasifikasi

Beberapa contoh jenis nebulizer uap antara lain:

a) Simple nebulizer

b) Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8

mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di

rumah sakit.

c) Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang

tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel

kecil yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel

yang uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan

mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti


bronkospasme dan dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara

intermiten, yakni untuk menghasilkan sputum dalam masa yang pendek

pada pasien dengan sputum yang kental.

d) Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara

10 – 30 mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada

pasien dengan intubasi trakea.

Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan keperluan, sehingga dapat

digunakan pada ventilator dan IPPB, dimana dihubungkan dengan gas kompresor.

Kelebihan dan kekurangan dari nebulizer : Nebulizer jet

Kelebihan Kekurangan

1. koordinasi minimal 1. mahal

2. dosis tinggi dapat diberikan 2. kemungkinan kontaminasi alat

3. tidak ada pelepasan freon 3. resiko, gangguan listrik dan mekanik

4. tidak semua obat bisa dinebulisasi

5. perlu kompresor, tidak praktis dibawa

6. perlu menyiapkan cairan obat

7. perlu waktu lebih lama


Nebulizer Ultrasonik

Kelebihan Kekurangan

1. koordinasi minimal 1. mahal

2. dosis tinggi dapat diberikan 2. kemungkinan kontaminasi alat

3. tidak ada pelepasan freon 3. resiko, gangguan listrik dan mekanik

4. tidak berisik 4. tidak semua obat bisa dinebulisasi

5. waktu relatif singkat 5. ukuran besar, tidak praktis dibawa

6. perlu menyiapkan cairan obat

7. perlu waktu lebih lama


Fungsi Nebulizer

Alat Nebulizer sangat berguna dalam dunia kesehatan sebagai fungsi alat

terapi dan pengobatan untuk penderita yang mengalami penyakit saluran pernafasan

dengan cara menghirup larutan obat yang telah diubah menjadi bentuk kabut.

Nebulizer sangat cocok digunakan anak-anak atau pun usia lanjut dan mereka yang

sedang mengalami serangan asma parah. Tidak ada kesulitan sama sekali dalam

menggunakan nebulizer, karena pasien cukup bernafas seperti biasa dan kabut obat

akan terhirup masuk ke dalam paru-paru. Beberapa contoh penderita ganguan

pernafasan Asma, Bronchities, sesak pernafasan dan lain sebagainya yang

menyangkut pada ganguan pernafasan dengan pengobatan seperti ini di harap kan

pengobatan lebih efektif. Obat – obat yang akan digunakan biasanya terlebih dahulu

dicampur dengan aquades atau pelaru obat terutama pada obat – obatan yang bukan

berupa cairan dan kadar pelarut obat telah ditentukan sesuai dosis.
Bagian-Bagian Nebulizer

Nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari

generator aerosol, alat bantu inhalasi (masker, mouthpiece) dan obatnya sendiri.

Masker dan mouthpiece pada nebulizer memiliki beberapa ukuran yang dapat

disesuaikan untuk penggunaanya pada anak-anak atau orang dewasa, sehingga

diharapkan jika menggunakan masker atau mouthpiece dengan ukuran yang tepat,

larutan obat yang melalui nebulizer berubah menjadi gas aerosol tersebut dapat

dihirup/dihisap dengan baik dan keberhasilan terapi yang didapatkan juga dirasakan

optimal.

(a) (b)

Gambar 2. Alat bantu inhalasi nebulizer (a) Masker uap (b) Mouthpiece

Nebulizer lebih disukai untuk beberapa alasan, antara lain: 1) Anak-anak,

orang lanjut usia, dan pasien yang lemah mungkin kesulitan menggunakan MDI dan

DPI secara benar. 2) Beberapa pasien membutuhkan dosis yang lebih tinggi daripada

yang dapat dihantarkan oleh MDI dan DPI, misalnya pada pasien asma kronik,

serangan akut PPOK dan sistik fibrosis. 3) Untuk pengobatan sendiri di rumah,

dimana pasien membutuhkan dosis yang lebih besar daripada yang dapat diberikan

menggunakan MDI. 4) Serangan pada asma akut


Prinsip Dasar Nebulizer

Pada dasarnya alat ini bekerja dengan cara memanfaatkan proses nebuliza

atau Proses pengkabutan yang terjadi akibat penekanan udara yang cukup tinggi dari

kompresor yang kemudian masuk ke Nebulizer kit yang berfungsi sebagai

pemampatan udara dan tempat cairan obat, pemampatan udara di Nebulizer kit dari

kompresor menimbulkan panahanan udara sehingga udara tesrsebut meniupkan

cairan obat pada Nebulizer kit yang mengakibatkan pecahnya molekul-molekul air

menjadi uap yang dihasilkan dari cairan obat yang dimanfaatkan untuk pengobatan

pada penderita ganguan. Pernafasan dengan demikian pengobatan dapat kontak

langsung dengan penyakit melalui saluran pernafasan yang menuju ke paru-paru

sehingga diharapkan dalam pengobatan ini lebih efektif.

Jet Nebulizer

Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron.

Biasanya tipe ini paling banyak dipakai di rumah sakit. Nebulizer ini terhubung

dengan kompresor yang menekan udara atau oksigen untuk bergerak dengan

kecepatan tinggi melewati cairan obat hingga memecah cairan tersebut menjadi

partikel aerosol, yang kemudian dihirup oleh pasien. Alat tipe ini terkadang cukup

bising, kecuali pada beberapa alat yang dilengkapi dengan peredam bising. Nebulizer
jenis ini sering digunakan di rumah sakit atau penggunaan pribadi untuk pasien yang

sulit menggunakan inhaler. Alat ini terhubung dengan listrik di setiap penggunaannya

sehingga kurang praktis untuk dibawa bepergian.


Ultrasonic Nebulizer

Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi,

sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang

bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya

partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan,

sehingga dapat terjadi reaksi.

Pada ultrasonic nebulizer prinsip kerjanya adalah dengan mengatur tebal kabut

serta mengatur waktu yang diperlukan. Pesawat ini menggunakan piezoelektrik yang

menimbulkan suatu getaran akibat adanya suatu frekuensi untuk memecah cairan obat

menjadi kabut. Frekuensi tersebut dihasilkan oleh suatu rangkaian osilator.

a) Piezoelektrik

Piezoelektrik secara langsung mengubah energi listrik menjadi

mekanik. Tegangan input yang digunakan menyebabkan bagiian

keramik meregang dan memancarkan gelombang ultrasonik. Sensor

piezoelektrik terdiri dari bagian seperti housing, clip-type spring,

crystal, dan seismic mass. Prinsipnya yaitu ketika terdapat suatu

frekuensi mengenai piezoelektrik, maka clip-type spring yang

terhubung dengan seismic mass akan menekan crystal, sehingga


menyebabkan lapisan tipis antara crystal dengan housing akan

bergetar.

b) Osilator

Osilator atau pembangkit sinyal adalah suatu rangkaian yang

menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-ubah secara

periodik dengan waktu. Keluarannya bisa berupa gelombang sinusoida,

gelombang persegi, gelombang pulsa, gelombang segitiga atau

gelombang gigi gergaji.

Blok Diagram

Jet Nebulizer

1) Rangkaian Power Supply guna mendistribusikan tegangan DC pada

setiap blok rangkaian sesuai kebutuhan supply pada masing-masing

komponen

2) Rangkaian timer sebagai pengatur dan penampil lamanya waktu

Nebulisa yang dibutuhkan

3) Rangkaian display untuk menampilkan waktu yang telah digunakan


pada rangkaian timer

4) Rangkaian buzzer,

• Untuk menandakan bahwa alat sedang bekerja

• Untuk menandakan bahwa waktu alat bekerja telah habis

• Untuk menandakan proses Nebulisa

5) Rangkaian kompresor, berfungsi untuk memberikan suplai udara pada

Nebulizer kit guna meniupkan cairan obat.


6) Rangkaian Optocoupler/sensor uap pada ujung Nebulizer kit guna

membaca Intensitas uap yang di hasilkan pada alat.

Ultrasound Nebulizer

Pada gambar ditunjukkan nebulizer ultrasonik untuk memproduksi

partikel kecil bervolume tinggi. Ac to DC converter menyearahkan arus ac

menjadi arus DC agar dapat memberikan tegangan DC ke rangkaian

osilator. Rangkaian osilator yang telah mendapat sumber tegangan DC akan

memproduksi sinyal osilasi dengan frekuensi lebih besar atau sama dengan

3MHz. Frekuensi yang diinginkan dalam hal ini adalah 3MHz atau 5MHz.

Penguat terhubung dengan rangkaian osilasi untuk menguatkan sinyal

osilasi. Chamber nebulasi memiliki wadah untuk menyimpan zat cair yang
akan dikabutkan. Setidaknya sebuah osilator piezoelektrik keramik,

diletakkan pada bagian bawah chamber nebulasi dan secara elektrik

terhubung dengan sinyal yang diperkuat agar dapat memberikan keluaran

ultrasonik untuk menimbulkan pengkabutan sehingga terbentuklah partikel

kecil bervolume tinggi.


Standart Operational Procedure

Alat terapi inhalasi nebulizer harus terus dijaga kebersihannya untuk menghindari

pertumbuhan mikroba dan kemungkinan adanya infeksi. Sebaiknya alat, nebulizer

dicuci setiap setiap selesai digunakan atau sedikitnya sekali sehari. Instruksi dari

pabrik pembuatnya harus diikuti secara benar untuk menghindari kerusakan plastik

pembungkusnya (Ikawati, 2007). Kelebihan terapi inhalasi menggunakan nebulizer

adalah tidak atau sedikit memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan pernapasan

tidal, dan didalamnya terdapat campuran dari beberapa jenis obat (misalnya salbutamol

dan ipratropium bromida). Kekurangannya adalah alat ini cukup besar sehingga kurang

praktis, memerlukan sumber listrik, dan relatif mahal (Rahajoe, 2008).

Berikut cara penggunaan nebulizer yaitu:

1. Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan obat untuk penggunaan nebulizer

2. Membuka tutup tabung obat nebulizer, mengukur dosis obat dengan benar

3. Memasukkan obat ke dalam tabung nebulizer

4. Menghubungkan selang dari masker uap atau mouthpiece pada kompresor

nebulizer

5. Mengenakan masker uap atau mouthpiece ke mulut, dikatupkan bibir hingga

rapat

6. Menekan tombol on

7. Benapaslah dengan perlahan ketika menghirup uap yang keluar dan uap

dihirup sampai obat habis

8. Menekan tombol off


Standart Maintenance Procedure

Pemeliharaan Alat

1. Bila cairan obat kurang atau kosong, maka tambahkan cairan obat pd mangkok

tempat obat.

2. periksa membran cek valve,jangan sampai tertutup dan ganti jika sudah cacat

atau kerusakan.

Perawatan Alat

Sebelum Dioperasikan

1. Sebelum digunakan periksa kelengkapan pesawat nebulizer

2. Tempatkan alat terpisah dari alat – alat lain

3. Hindarkan alat dari sinar matahari langsung, suhu tinggi, kebisingan,

kelembaban dan benturan dg benda lain.

Saat Dioperasikan

1. Alat harus dalam keadaan stabil / tidak terkena goncangan

2. Jaga jarak alat dari pasien

3. Matikan alat jika terjadi gangguan, segera lepaskan masker nebulizer dr

pasien.

Setelah Dioperasikan

1. Buanglah air sisa pada alat

2. Bersihkan bagian – bagian alat

3. Kalibrasilah alat

4. Simpan alat dan tutuplah dengan penutup alat


Nebulizer Terbaru

Pembaruan yang dialami oleh nebulizer tidak terlalu signifikan, hanya

mengalami inovasi dari segi bentuk dan portabilitas. Nebulizer hadir dengan wujur

yang lebih unik dan lucu ditujukan untuk pengguna anak-anak dimaksudkan agar

anak-anak tidak takut untuk melakukan terapi dengan nebulizer. Kemudian nebulizer

juga hadir dalam bentuk yang lebih kecil, dan dapat dioperasikan dengan sumber

tegangan yang berasal dari baterai, sehingga memungkinkan untuk dibawa ke mana-

mana.
Pathway
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret

2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan bronkospasme

PERENCANAAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

1. Ketidakefektifan bersihan Respiratory status: Airway Management


jalan napas Airway patency 1. Buka jalan nafas, gunakan
Respiratory status: teknik chin lift atau jaw
Ventilation thrust bila perlu
Setelah diberikan asuhan 2. Posisikan pasien untuk
keperawatan selama 1 x memaksimalkan ventilasi
60 menit masalah (semifowler)
ketidakefektifan bersihan 3. Identifikasi pasien
jalan napas klien dapat perlunya pemasangan alat
teratasi dengan kriteria jalan nafas buatan
hasil : 4. Lakukan fisioterapi dada
1. Mampu jika perlu
mengeluarkan secret 5. Keluarkan sekret dengan
2. Kedalaman inspirasi batuk atau suction
dalam batas normal 6. Auskultasi suara nafas,
3. Irama pernapasan catat adanya suara
dalam batas normal tambahan
4. Tidak ada dispneu 7. Berikan bronkodilator bila
ketika istirahat perlu
5. Tidak ada dispneu 8. Menganjurkan klien untuk
ketika selesai batuk efektif
beraktivitas 9. Monitor respirasi dan
6. Tidak memakai otot status O2
bantu napas 10. Kolaborasi pemberian
7. Klien tidak batuk terapi nebulizer
8. Saturasi oksigen 11. Kolaborasi pemberian
dalam batas normal terapi oksigen
(95-100%) Oxygen Therapy
1. Bersihkan mulut, hidung,
dan secret trakea
2. Pertahankan jalan napas
yang paten
3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor keefektifitasan
aliran oksigen
5. Pertahankan posisi pasien
6. Observasi adanya tanda-
tanda hipoventilasi
7. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi

Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. enerbit Kedokteran

EGC: Jakarta.

Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC

Penerbit Buku Kedokteran.

DeLaune, S. C., & Ladner, P. K. (2011). Fundamentals of Nursing: Standards and

Practice Forth Edition. Clifton Park: Delmar, Cengage Learning.

Você também pode gostar