Você está na página 1de 18

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN

HALUSINASI PENDENGARAN
Download laporan pendahuluan asuhan keperawatan jiwa dengan halusinasi pendengaran
A . Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Tn. RR
Umur : 37 Tahun
Kelamin : Laki – laki
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : STM
Pekerjaan : TIdak ada
Alamat : Kleak lingkungan V Manado
Suku / bangsa : Minahasa / Indonesia
Tgl Masuk : 09 – 10 – 2007
Tgl pengkajian : 10 – 09 – 2007
No R.M : 2233
Diagnosa medis : Skizofrenia
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. A.R.
Umur : 56 thn
Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Kr. Protestan
Alamat : Kleak lingkungan V manado
Hubungan : Ibu kandung

2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan MRS : Ingin berobat supayah sembuh
b. Keluhan Utama
- Saat MRS : klien marah – marah, mengamuk dan melempar barang.
- Saat dikaji :
* Klien mengatakan mendengar suara / bisikan yang
menyuruhnya * latihan karate.
* Klien banyak bicara, suka tertawa dan bicara sendiri
* Klien menggerak – gerakan tangan saat bercerita.
3. Faktor Predisposisi
a. Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa, bahkan sudah empat kali masuk keluar RS jiwa
yaitu :
No Tanggal MRS Tanggal Keluar
1. 29-01-1997 10-12-1997
2. 11-10-2001 02-06-2003
3. 06-07-2003 09-12-2003
4. 09-10-2005
-Sekarang
b. Pengobatan sebelumnya
Pengobatan sebelumnya kurang behasil karena klien sudah tidakmau minum obat lagi (klien putus
obat)
c. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Dalam keluarga hanya klien yang mengalami gangguan jiwa.
d. Pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
- Saat dikaji klien mengatakan pengalaman yang menyenangkan waktu menjadi juara karate.
- Keluarga mengatakan klien sudah tidak bias ikut kuliah karena sakit, sehingga klien marah-marah,
membentak dan melempar barang.
Masalah keperawatan : - Perilaku kekerasan
- Resiko mencederai orang lain dan lingkungan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg SB : 36° C N : 82 x/m R : 21 x/m
b. BB : 54 Kg TB : 160 Cm
c. Kesadaran : Compos mentis
5. Psikososial
a. Genogram

b. Konsep Diri
- Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, saat ditanya bagian tubuh yang disukai adalah
tangan.
- Identitas
Klien dapat menyebutkan identitas dirinya, klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki.
- Peran
Sebelum sakit dirumah klien mempunyai tanggungjawab sebagai anak, klien dapat melakukan
pekerjaan dirumah.Klien rajin mengikuti kegiatan ibadah. Tetapi setelah sakit klien dirawat dirumah
sakit jiwa. Klien mengatakan bahwa dirumah sakit klien adalah seorang pasien yang mendapat
pengobatan.
- Ideal diri
Klien berharap dapat segera pulang dirumah,membantu org tua dan latihan karate
- Harga diri
Klien mengatakan jika sudah pulang dirumah klien ingin bergaul dengan teman-temannya klien
menerima keadaan klien dan mengatakan bahwa klien tidak malu jika dia dirawat dirumah sakit jiwa
c. Hubungan social
- Orang terdekat : ibu kandung klien
- Peran serta dalam masyarakat
Sebelum sakit klien sering mengikuti kegiatan masyarakat seperti kerja bakti dan kegiatan pemuda.
Setelah di rumah sakit, klien jarang mengikuti kegitan dalam masyarakat.klien hanya mengikuti
kegiatan dalam rumah sakit dan itupun jika klien suka.

d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Sebelum sakit klien adalah org yang pemalu,tetapi setelah sakit klien banyak bicara, frekuensi bicara
cepat.saat dirumah sakit. Klien suka menyendiri dan tidak mau berbicara dengan teman-teman
diruangan. Dengan teman-teman didalam ruangan,klien kebanyakan duduk ditempat tidur.
Masalah keperawatan : isolasi sosial ; menarik diri
6. Status Mental
a. Penampilan
Cara berpakain rapi, penampilan sesuai usia, kebersihan cukup, postur tubuh sedang, ekspresi wajah
kadang serius saat bercerita, kontak mata tajam, status kesehatan secara umum baik (tidak ada
penyakit serius yang diderita), cara berjalan baik.
b. Pembicaraan
Frekuensi bicara cepat, volume suara keras,kata – kata yang diucapkan jelas tapi dalam memberi
jawaban terlalu panjang.
c. Aktivitas motorik
- Klien suka jalan- jalan diruangan, dapat melakukan aktivtas jika disuruh perawat.
- Klien tampak bersemangat, klien suka menggerak – gerakan tangan saat bicara
d. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, kontak mata kadang tidak mau menatap
perawat.ekspresi wajah saat bercerita serius, klien senang saat diajak bicara, klien tampak malu-malu
saat bercerita.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial ; menarik diri.
e. Alam perasaan
Klien mengatakan rasa senang.
f. Afek
Labil (tidak sesuai)
g. Persepsi
Klien sering mengatakan sering mendengar suara / bisikan ditelinga
yang menyuruhnya latihan karate
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
h. Isi pikir
Klien mengatakan bahwa ia akan latihan karate, klien mengatakan bahwa ia akan memenangkan
pertandingan dan akan menjadi juara. Saat menceritakan hal ini, ekspresi klien menjadi serius.
Masalah keperawatan : Perubahan isi pikir
i. Proses pikir
Arus pikir cukup baik, klien mampu menjawab pertanyaan.ekspresi diri saat berbicara kadang kurang
jelas, tetapi sulit bagi klien un tuk mengganti topik pembicaraan jika tidak ditanyakan perawat.
j. Tingkat kesadaran
Orentasi waktu, orang dan tempat baik
k. Memori
Daya ingat jangka panjang baik, daya ingat jangka pendek baik. klien dapat menyebutkan kejadian
penting yang ia alami.
l. Tingkat kosentrasi dan kalkulasi
- Klien dapat menghitung sederhana misalnya 20 – 7 = 13
- Klien dapat melakukan kalkulasi dan mengurangi secara berurutan misalnya mengurangi 3 dari 100
secara berurutan.
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana, klien dapat memberikan penilaian terhadap benda /
sesuatu yang dilihatnya jika ditanyakan.
n. Daya tilik diri
Klien mengatakan bahwa dirinya berada dirumah sakit dan sebagai pasien yang dirawat di RS. klien
mengatakan bahwa klien sudah sembuh dan ingin pulang di rumah.
7. Kebutuhan Perenanaan Pulang
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makan disiapkan oleh perawat dirumah sakit dan orang tua dirumah.
Pakaian dirumah sakit diberikan oleh perawat dan keluarga perawat kesehatan diri memerlukan
bantuan minimal oleh perawat di RS
b. Kegiatan hidup sehari-hari
- Perawatan diri
Mandi : Dilakukan sendiri, frekuensi 2x sehari, mandi menggunakan sabun mandi gosok gigi pakai pasta gigi tiap
pagi. mandi dikamar mandi.
* BAB : Frekuensi 1x / hari, dapat dilakukan ditoilet.
* BAK : Frekuensi 4 – 5 x / hari, dapat dilakukan ditoilet.
anti pakaian : Dapat dilakukan sendiri, tiap pagi hari ganti pakaian sehabis mandi menggunakan kaus dan celana
pendek.
Nutrisi
Klien mengatakan menyukai makan disini frekuensi 3x / hari jenis nasi, ikan, sayur, buah, (siang hari)
frekuensi kudapan 1x / hari siang hari nafsu makan ; baik, porsi dihabiskan, BB sekarung ; 54 kg.
d. Istirahat dan tidur
Masalah tidur ; ada
Saat bangun tidur klien mengatakan rasah lesu, tidur malam jam 12.00, bangun pagi ; 02.30.
Gangguan tidur ; klien mengatakan sulit untuk tidur dan bangun terlalu pagi.masalah keperawatan :
gangguan pola tidur.
e. Penggunaan obat
Pasien minum obat terlalu dimavitor oleh perawat yang bertugas
f. Pemeliharahan kesehatan.
Pasien mendapatkan perawatan lebih lanjut dan system pendukung (keluarga) untuk
memelihara kesehatan.
g. Aktivitas dalam rumah
Klien melakukan kegiyatan seperti menyapu mengepel dan mencuci pakaian sendiri.
h. Aktivitas diluar rumah
Pasien sering jalan – jalan disekitar rumah.
8. Mekanisme Koping
Saat halusinasi : klien suka marah, memberontak, melempar barang (displacement). Pasien suka
jalan diruangan, Jika ada masalah suka pukul teman, tidak mau bicara dengan orang lain.
9. Aspek Medik.
Diagnosa medik : Skizofrenia
Therapi medis : CPZ : Cloropomazin 100 mg 3 x 1
THP : 2 mg 3 x 1,5 mg
Haloperidol : 5mg 3 x 2 mg
Analisa Data
No Data / Sign Masalah /Problem
1 Ds : Gangguan persepsi
Klien mengatakan mendengar suara/ bisikan yang sendiri :
menyuruhnya latihan karate Halusinasi
Do : pendengaran
Klien suka bicara sendiri, tertawa dan senyum sendiri
klien banyak bicara
2 Ds : Resiko mencederai
Keluarga mengatakan klien suka marah:”, melempar orang lain dan
barang jika sakit lingkungan
Do :
Klien bicara cepat dank eras.
Saat bercerita klien suka menggerak-gerakkan tangan
Ekspresi wajah serius saat bercerita
Kontak mata tajam
3 Ds : Isolasi sosial/
Keluarga mengatakan klien suka mengurung diri dirumah menarik diri
dan bicara sendiri
Do
- Klien suka berdiam diri dalam kamar
- Klien tidak suka berbicara dengan teman-temannya dalam
ruangan
- Klien tampak malu-malu saat bercerita dengan perawat
4 Ds : Ganguan pola tidur
Klien mengatakan sulit untuk tidur malam dan sering
bangun cepat
Do :
Tidur malam jam 12.00 ,bangun pagi jam 03.00
Masalah Keperawatan
- Halusinasi pendengaran
- Resiko mencederai orang lain dan lingkungan
- Isolasi sosial ; Menarik diri
- Gangguan pola tidur
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko mencederai orang lain dan lingkungan B/d halusinasi pendengaran
2. Gangguan persepai sesori B/d menarik diri
3. Isolasi social ; menarik diri b/d respon pasca trauma
4. Gangguan pola tidur b/d halusinasi pendengaran

Perencanaan Keperawatan
No/ Diagnosa
Kriteria
Tgl Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Evaluasi

10- Resiko mencederai TUM :


09 orang lain dan Tidak terjadi
2007 lingkungan tindakan kekerasan
perilaku berhubungan yang akan
dengan perubahan mencederai diri
persepsi sensori : sendiri, orang lain
halusinasi dan lingkungan.
pendengaran. yang TUK :
ditandai dengan 1.
Ds : Klien dapat membina
Keluarga hubungan saling 1.1 Klien 1.1.1 1.1.1
mengatakan klien percaya. dapat Bina hubungan Hubungan saling
suka marah:”, mengungkap saling percaya percaya sebagai dasar
melempar barang jika kan - Salam inteaksi yang terapeutik
sakit perasaanya terapeutik perawat dan klien.
Do : secara - Perkenalan diri
Klien bicara cepat verbal. - Jelaskan tujuan
dan keras. interaksi
Saat bercerita klien - Ciptakan
suka menggerak- lingkunga yang
gerakkan tangan tenang
Ekspresi wajah serius - buat kontrak
saat bercerita yang jelas
Kontak mata tajam - tepat waktu.
1.1.2. 1.1.2
Dorong dan beri Ungkapkan perasaan
kesempatan klien kepada perawat
klien untuk sebagai bukti klien
mengungkapkan mulai mempercayai
perasaannya. perawat.

TUK 2:
2. 2.1 2.1.1 2.1.1
Klien dapat Klien dapat Adakan kontak Mengurangi waktu
mengenal membedakan yang sering dan kosong bagi klien
halusinasi. hal nyata dan singkat secara sehingga mengurangi
tidak nyata. bertahap, frekuensi halusinasi
klien.

2.1.2
Observasi
tingkah laku
verbal yang
berhubungan
dengan
halusinasi
- Isi bicara, mata
melotot, tiba-tiba
melotot, tiba-tiba 2.1.3
tetawa, Klien mungkin tidak
2.1.3 mampu untuk
Gambarkan mengungkapkan
tingkah laku perasaannya, maka
halusinasi pada perawat dapat
klien. apa yang memvalidasi klien
klien dengar. untuk ungkapkan rasa
terbuka.
2.1.4
Meningkatkan orientasi
realita klien dan rasa
percaya diri

2.1.4
Terima hal-hal
yang nyata bagi
klien tetapi tidak
bagi perawat

2.2.1 2.2.1 2.2.1


Klien dapat Bersama klien Peran serta aktif klien
menyebutkan mengidentifikasi sangat menentukan
situasi yang situasi yang efektivitas tindakan
tidak menimbulkan perawat yang dilaukan.
menimbulkan dan tidak
halusinasi : menimbulkan
sifat, waktu, halusinasi. 2.2.2
frekuensi. Membantu klien untuk
2.2.2 mengontrol
Bersama klien halusinasinya bila
menentukan factor pencetusnya
faktor pencetus telah diketahui
halusinasi. 2.2.3
Upaya untuk memutus
halusinasi,perlu
2.2.3 dilakukan klien sendiri
Dorong klien agar halusinasinya
mengungkapkan tidak berlanjut.
perasaannya
ketika sedang
berhalusinasi

3. 3.1 3.1.1 3.1.1


Klien dapat Klien dapat Mengidentifikasi Tindakan yang bias
mengontrol menyebutkan bersama klien, dilakukan klien
halusinasi tindakan tindakan apa merupakan upaya
yang bias yang dilakukan memutus halusinasi.
dilakukan bila bila sedang
sedang berhalusinasi 3.1.2
berhalusinasi 3.1.2 Memberikan hal yang
Beri pujian positif, pengakuan akan
tehadap menigkatnya harga diri
ungkapan klien 4.2.1
tetang Meningkatkan
tindakannya. pengetahuan dan
4. 4.2.1 motifasi klien untuk
Klien dapat 4.1 Diskusikan melakuakan hal-hal
memanfaat kan Klien dapat dengan klien yang positif
obat untuk minum obat tentang obat 4.2.2
mengontrol secara untuk magontrol Memastikan klien dapat
halusinasi teratur sesuai halusinasi minum obat secara
aturran dan teratur
indikasi 4.2.2.
Bantu untuk
mamastikan
klien telah
minum obat
secara teratur
untk mengontrol
halusinasi

10- Perubahan persepsi TUM :


09 sensori : halusinasi Klien
2007 pendengaran dapat berhubunga
berhubungan dengan n dengan orangan
menarik diri ditandai lain sehingga
dengan : Klien halusinasinya
mengatakan dapat dicegah.
mendengar suara/ TUK :
bisikan yang 1.
menyuruhnya latihan Klien dapat
karate membina 1.1 1.1.1 1.1.1
Do : hubungan saling Klien dapat Bina hubungan Kejujuran, kesedihan,
Klien suka bicara percaya dengan menerima saling percaya, dan penerimaan,
sendiri, tertawa dan perawat. kehadiran sikap terbuka meningkatkan
senyum sendiri klien perawat dan empati, kepercayaan hubungan
banyak bicara terima klien apa antara perawat klien.
adanya, sapa
klien dengan
2. ramah, tepat
Klien dapat janji, jelaskan
mengenal tujuan 2.1.1
perasaan yang pertemuan, Mengetahui sejauh
menyebabkan 2.1 pertahankan mana klien tentang
perilaku menarik Klien dapat kontak mata. menarik diri sehingga
diri. menyebutkan 2.1.1 perawat dapat
penyebab Pengetahuan merencanakan
menarik diri. klien tentang selanjutnya.
menarik diri.

3. 3.1 3.1.1 3.1.1


Klien dapat Klien dapat Berikan Mengetahui
berhubungan menyebutkan kesempatan pemahaman klien
dengan orang lain cara pada klien untuk tehadap informasi yang
secara bertahan. berhubungan mengungkapkan diberikan.
dengan perasaan
orang lain: penyebab
- Membalas menarik diri.
sapaan 3.1.2 3.1.2
perawat Dorong klien Membantu klien dalam
- Menatap untuk mempertahankan
mata menyebutkan hubunganInterpersonal.
- Mau cara 4.1.1
4. berinteraksi berhubungan Mengidentifikasi
klien mendapatkan 4.1. dengan orang hambatan untuk
dukungan dari Klien dapat lain dirasakan klien
keluarga memelihara 4.1.1
hubungan Libatkan klien
dengan dalam kegiatan
keluarga tak dan adc
diruangan

4.1.2
Disesuaikan
tentang manfaat
berhubungan
dengan anggota
keluarga

No
Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Dx

11-9- Dx.I Salam terapeutik”selamat pagi”


S : Klien dapat meyebutkan identitas “Nama
2007 dan II (tersenyum), meperkenalkan diri, saya R, senang dipanggil R
09.00- TUK berjabat tangan, duduk
09.50 1 berhadapan, mengingatkan
O : Bicara spontan, suara terdengar jelas,
konterak, ”nama saya Tino, saya ekspresi tampak tenang, senyum,
mahasiswa Akper Bethesda mengaruk kepala.
Tomohon praktik disini selama 3
hari, nama anda siapa? A : Hubungan saling percaya harus di
Senang dipanggil apa? apakah tingkatkan
anda mempunyai masalah?
Apa yang dipikirkan R, saya akan
P : Pertemuan berikutnya 10.00
membantu R?
Selamat pagi R
- Mengingatkan kontrak topik,
waktu dan tempat “apakah
masih ingat dengan pertemuan
kita tadi, sekarang akan
membicarakan apa?”
- Mengevaluasi kemampuan klien
“TUK 1 apakah anda masih ingat
dengan saya?”
- Membantu klien mengidentifikasi
situasi yang menyebabkan
halusinasinya?
- “Apakah R mendengar suara,
pada saat kapan saja R
mendengar suara itu? apa isi
suara itu?”
- Mendorong klien mengungkapkan
perasaan R “bagaimana perasaan
S : Saya mendengar suara “di telinga yang
R saat itu?” menyuruh saya latihan karate.
- Memberi pujian atas ungkapan R
saat itu ”bagus R karena
O R : Kontak mata tajam, tangan digerak-
telah mengungkapkan perasaan gerakkan, bicara cepat dan keras.
R.”
- Menyimpulkan kemampuan klien
A : Klien mengenal halusinasi, TUK 2
selama interaksi”R tadi tercapai.
mengatakan mendengar suara
tersebut,itu yang namanya R
sedang berhalusinasi.memangP R: Pertemuan berikutnya pukul 02.00 siang.
dapat mendengar suara itu, tapi topik mengontrol halusinasi
hanya R yang bisa dan saya tidak
mendengar suara itu.”
- Mengakhiri petemuan : ”baiklah
TUK pertemuan kita sampai disini”
2 - Mengadakan kontrak untuk
pertemuan berikutnya, topic,
waktu, dan
tempatnya ”sebent
ar kita ketemu lagi ya? jam 11.00
kita akan membicarakan cara
mengontrol halusinasi.
- Mengingatkan kontrak “apakah R
masih ingat kita akan
membicarakan apa?”
- Mengevaluasi kemampuan klien.
TUK 1. R, masih ingat saya?
- Membantu klien mengidentifikasi
situasi yang menyebabkan
halusinasi “apakah R mandengar
suara”? saat sedang apa? apa isi
suara itu?” S : Untuk mengontrol halusinasi ada 4 cara-
- Memberi pujian atas ungkapan caranya yaitu :
klien ”bagu - Mengatakan tidak mau
s R, R dapat mengungkapkan -
perasaan R” Harus menyapu dan mengepel
- Mengakhiri pertemuan berikutnya - Minta tolong perawat
,tempat,waktu,kita ketemu lagi H? - Rajin minum obat
jam 12.00 kita akan bicara cara
mengontrol halusinasinya?
O : Kontak mata ada, bicara sedikit pelan,
apakah R setuju sering tertawa dan tersenyum
Salam terapeutik :salam siang R
“nampaknya kamu baru bangun?
A : TUK 3 tercapai, klien dapat menyebutkan
- Meningatkan kontrak ”apakah R cara memutus/atau mengontrol
masih ingat, sekarang kita akan halusinasi
membicarakan apa.”
mengevaluasi kemampuan P : Membuat konrak baru, lanjutkan
- Klien pada tuk sebelumnya intervansi lainnya.
“apakah R masih ingat halusinasi
R”.
- Mengkaji tindakan apa yang
sering dilakukan klien untuk
mengontrol halusinasinya”.selama
ini apa yang R lakukan untuk
mengontrol halusinasi R.
- Mendiskusikan dengan klien cara
untuk memutuskan
halusinasi”untk mengontrol
halusinasi ada 4 cara.
Pertama : harus berani melawan
dengan mengatakan tidak mau
mendengar suara itu
12-09- lagi. Kedua :
2007 TUK melakukan banyak aktivitas
12.45- 3 (menyapu, mengepel)
13.00 Ketiga : meminta tolong. perawat
bila sedang
halusinasi. keempat :
minum obat teratur
- Menyuruh klien mengulang apa
yang sudah didiskusikan ”coba
ulangi apa yang saya katakan”.
- Memberikan pujian atas
kemampuan klien “R
tadi sudah menyebutkan cara
S : Klien dapat mengenali
untuk memutuskan halusinasi, itu jenis dan jumlah obat diminum
bagus sekali, nanti R coba lagi”. - Klien menyebutkan warna masing-
- Mengakhiri masing obat
kontrak. ”baiklah R, - Klien akan minum obat teratur.
sampai ketemu lagi?”
- Mengadakan kontrak untuk
O : Klien memperhatikan obat yang
petemuan selanjutnya”. dijelaskan oleh perawat
- Salam terapeutik “selamat siang - Klien menanyakan satu-persatu obat
R” mengingatkan kontrak dan yang diberikan.
waktu. - Klien minum obat sebelum makan siang.
- Mengevaluasi kemampuan klien
tetang tuk sebelumnya ”apakahAR : TUK 4 tercapai, klien dapat menyebutkan
masih ingat tentang cara jenis nama dan guna obat, untuk
mengontrol halusinasinya”. mengontrol halusinasi klien.
- Diskusikan dengan klien obat
yang diminum ”saat ini
minum obat 3 jenis, nama obat
cpz (kuning dan orange)
halloperidol (putih kecil) terhadap
(putih kecil) diminum 3x sehari.
Kegunaan obat mengendalikan
emosi, semua obat haru diminum
secara teratur, agar suara tidak
datang lagi.
- Meminta klien untuk mengulangi
seperti apa yang telah
didiskusikan ”coba R
sebutkan apa yang didiskusikan
tadi”.
- Memberikan pujian “bagus, R
pintar”.
- Mengakhiri kontrak “.
- Mengadakan fase terminasi
“besok ses tidak lagi disini akan
pindah ruangan”
- Menilai respon klien “,ia
mantri tapi kalau ada waktu dating
lagi ya ses”.

TUK4
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.R. dengan perubahan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran melalui pendekatan proses keperawatan yang dilaksanakan mulai hari senin
10 September 2007 sampai dengan 12 September 2007 maka penulis menyimpulkan bahwa adanya
kesenjangan antara teori dan praktik keperawatan jiwa. yaitu :
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan secara pribadi antara penulis dan klien dan melakukan kerja sama antara
perawat ruangan. dalam teori keperawatan jiwa pengkajian yang di lakukan kepada klien untuk
memperoleh data bukanlah hal yang mudah dilakukan karena memerlukan waktu yang cukup
panjang. setelah penulis melakukan pengkajian kepada klien Tn. R. di mana A RSU Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang manado, maka penulis menyatakan bahwa pengkajian yang dilakukan ternyata tidak
memakan waktu yang lama dan tergolong mudah, hal ini disebabkan oleh kerena klien sudah sering
masuk keluar rumah sakit, dan klien ini sudah lama mendapat perawatan sehingga untuk berinteraksi
dengan klien dapat dilakukan dengan mudah.
2. Diagnosa keperawatan
Penetapan diagnosa keperawatan memerlukan penganalisaan data yang cukup rumit, karena
bukanlah mudah untuk menimbulkan suatu diagnosa tanpa data yang akurat. Setelah penulis
menyelesaikan masalah dan kebutuhan klien diagnosa yang muncul 4 diagnosa keperawatan. jika
ditinjau lebih lagi, sebenarnya dalam teori, klien dengan diagnosa medik skizofrenia banyak
memunculkan diagnosa keperawatan tetapi setelah penulis mengkaji dan menganalisa maka
masalah yang muncul pada klien dengan skizofrenia ini, hanyalah 4 diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan
Perencanaan yang dibuat penulis berdasakan berbagai sumber disesuaikan dengan prioritas masalah
keperawatan. rencana perawatan yang dibuat penulis tentunya sangat diharapkan untuk dapat
dilaksanakan tetapi mengingat keterbatasan waktu, alat dan media penunjang lainnya maka tidak
semua rencana tindakan dapat di implementasikan. pada implementasi juga penulis banyak
mengalami kesulitan mengingat yang diberikan implementasi adalah klien dengan gangguan jiwa
maka penulis sangat berusaha keras untuk menggunakan ilmu dan diri penulis agar implementasi
tersebut berhasil guna.
4. Evaluasi
Penilaian keberhasilan tindakan keperwatan sangatlah penting untuk dilakukan, hal ini merupakan hal
yang sangat penting, kerena tanpa evaluasi maka apa yang dilakukan penulis beserta respon klien
tehadap tindakan keperawatan yang dilakukan tidak dapat diukur. dalam evaluadi ini, penulis banyak
mengamati respon atau prilaku klien selama 3 hari setelah penulis memberikan inplementasi
keperawatan.
Jadi secara umum penulis menyimpulkan bahwa dalam studi kasus yang penulis angkat saat ini
memberi gambaran kepada kita tentang kesenjangan antara teori dan prktik keperawatan jiwa melalui
pendekatan proses keperawatan jiwa yang telah diterapkan oleh penulis pada klien dengan
perubahan persepsi sensori halusinasi pendengaran.

B. Saran
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan klien gangguan jiwa,maka sebaiknya perawat
harus lebih menigkatakan keterampilan diri untuk mengadakan pengkajian agar nantinya data
terindentifikasi benar-benar merupakan data yang sesunggunya sehuingga dengan demikian kita
dapat mengetahui masalah klien yang harus diselesaikan serta kebutuhanklien yang harus
dipenuhi.dalam menerapkan auhan keperawatan ini maka efisiensi waktu harus juga diperhatikan
karena semakin banyak perawat meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan klien,semakin banyak
pula peluang perawat untuk mengindetifikasi masalah yang dihadapi klien.untuk itu, sebagai seorang
perawat professional haruslah giat dan kiat dalam memanfaatkan diri perawat sebagai terapi untuk
klien dengan gangguan jiwa. Agar nantinya asuhan keperawatan jiwa yang sudah diterapkan atau
pun akan diterapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya sebagai pengembangan keahlian
perawat psikiatri.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI (2000) Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa 1, Teori dan Tindakan
keperawatan (Penerbit Dep-kes RI Jakarta)

Keliat, Budi Ana (2006) Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi Dua, Penerbit, Buku Kedokteran, ECG,
Jakarta
Stuart,gail w (2007) Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Suliswati,dkk (2005) Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa,Cetakan 1, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta

Rasmun (2001) Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga Cetakan
1, Penerbit CV. Sabung Seto, JAKARTA

Zaidin ali (2002) Buku Dasar”Keperawatan Profesional, Cetakan 1, Penerbit: Widya Medika Jakarta.

Você também pode gostar