Você está na página 1de 1

Asal usul Banyuwangi

Hiduplah seorang raja yang bernama Sulahkromo, beliau memimpin wilayah tersebut dengan
didampingi seorang patih yang bernama Sidopekso. Hubungan mereka sebetulnya sangat baik.
Patih sidopekso sangat mempercayai sang prabu sulahkromo. Di balik itu semua, sang raja
sebenarnya sudah terlanjur jatuh hati kepada istri sang patih yang bernama Sri tanjung. Sri
Tanjung adalah seorang wanita yang cantik parasnya juga baik kepribadiannya.

Hari berganti hari, rasa cinta dari sang Raja semakin tak tertahankan. Raja mulai benar-benar
ingin mengambil Sri Tanjung dari Patih Sidopekso. Rencana jahat pun dilakukan, Sang Patih
diberikan tugas oleh raja, tugas yang sangat berat. Sang Raja berharap, dengan tugas berat
yang diberikannya, patih sidopekso tidak akan pernah kembali. Dan dia bisa merebut istri sang
patih. Patih Sidopekso pun pergi untuk melaksanakan titah baginda raja. Sri Tanjung
mengantarkannya sambil sedih karena tahu tugas berat yang dilakukan oleh suaminya.

Tidak selang berapa lama, Prabu Sulahkromo mulai melakasanakan aksinya. Dia mulai
mendekati sri tanjung untuk merayunya. Namun Sri Tanjung tetap teguh pendirian. Dia tetap
menjadi isteri yang setia kepada suami. Dia menolak setiap rayuan yang diberikan oleh Raja.
Sang Raja pun marah. Karenanya, Prabu Sulahkromo ingin membalas dendam.

Selang beberapa bulan, patih sidopekso kembali ke kerajaan. Secara mengejutkan, dia ternyata
berhasil menyelesaikan tugas yang "mustahil" itu. Beliau langsung menghadap raja. Dan saat
itulah. Raja berkata "Wahai Patih, kau sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri, karena itu,
akan ku katakan rahasia ini padamu. Isterimu telah merayu dan ingin berbuat serong denganku
ketika kau sedang bertugas"

Termakan hasutan Raja, patih sidopekso pun murka. Di carinya isterinya. Dan dia mengancam
membunuh isterinya sendiri yang sangat setia. Dibawalah Sri Tanjung ke tepi sungai yang
airnya sangat keruh. Sebelum Sang Patih membunuh isterinya, Sri Tanjung mengucapkan
permintaan terakhir. Sebagai bukti kesucian, kejujuran serta kesetiannya dia rela di bunuh oleh
suaminya. Namun, jika airnya berubah menjadi jernih dan harum ketika jasadnya diceburkan ke
sungai keruh itu maka dia tidak bersalah. Sedangkan jika darahnya membuat air sungai tadi
berbau busuk maka dirinya bersalah.

Sang Patih tidak dapat lagi menahan diri, ia segera menikam kerisnya Sri Tanjung. isteri yang
setia itu pun meregang nyawa. Di ceburkannya jasad Srt Tanjung ke dalam sungai. Seketika air
yang keruh dan bau tadi berubah menjadi jernih dan berbau harum semerbak.. Melihat itu, Patih
Sidopekso sangat menyesal,karena kelalaiannya dia telah kehilangan seorang yang sangat
berharga.Sejak saat itu, sungai itu berbau wangi. Dan daerah tersebut diberi nama
Banyuwangi.

Você também pode gostar