Você está na página 1de 11

RMK AKUNTANSI MANAJEMEN

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT (ABM)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

PEMBAHASAN :

Definisi Activity Based Management

[Type here]
Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada
pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya. Manajemen
berdasarkan aktivitas adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui
proses perbaikan terus menerus. Perbaikan itu meliputi bidang alat kerja, metode
kerja, tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat harga, kualitas produk, dan kualitas
pelanggan.

Semua aktivitas adalah biaya karena aktivitas adalah pengorbanan sumber-


sumber daya yang dapat diukur dengan satuan uang atau aktivitas adalah
pengorbanan input untuk memperoleh output dan keuntungan. Manajemen harus
berusaha meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dan mengurangi aktivitas
yang tidak bernilai tambah secara sistematis. Aktivitas bernilai tambah seperti riset
pasar, merancang dan mengembangkan produk, membuat dan menjual produk,
serta pelayanan purna jual produk. Sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah
seperti pemeriksaan pekerjaan, pengerjaan ulang, memindahkan bahan baku dan
barang setengah jadi, penjadwalan, waktu tunggu, dan penyimpanan. Aktivitas ini
harus dikurangi kalau mungkin dihapuskan.

Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh


sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai
aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai
hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006; 11). Menurut Mulyadi (2007; 731), Activity-
Based Management (ABM) adalah pendekatan manajemen yang memusatkan
pengelolaan pada aktivitas

[Type here]
dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang
dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut.
Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity–Based Management (ABM) analisis
aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu
manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan
nilai yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk
menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.

Tujuan dan Manfaat Activity Based Management


ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya oleh karena itu untuk
mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan pada ABM. ABM
bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh para konsumen,
dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan menyediakan nilai
tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah
manajemen dapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi
biaya, atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya
yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas
faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher,
2007; 239).
Manfaat ABM menurut Supriyono (1999;356) adalah :
a. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi
dan aktivitas-aktivitasnya.
b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe
produk dan jasa.
c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah.
e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-
aktivitas tidak bernilai tambah.
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian
didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar
informasi keuangan.

[Type here]
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajemen


1) Model Dimensi Activity Based Management
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau
Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity–Based
Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses (Hansen
dan Mowen, 2006; 487).
a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya
mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini
bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Sebagaimana
sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya dibebankan pada
produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing
(ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua yang merupakan
perkembangan lebih lanjut dari ABC generasi pertama. ABC generasi
pertama adalah sistem penentuan biaya produk yang terdiri atas dua tahap
yaitu melacak biaya pada berbagai aktivitas dan membebankan biaya pada
produk.
ABC semula diakui sebagai metode untuk menyempurnakan ketelitian
biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan sistem pengukuran
kinerja yang bersifat komprehensif yang digunakan sebagai sumber
informasi utama Activity-Based Management (ABM). ABC generasi kedua
adalah metodologi untuk mengukur dan menyediakan informasi mengenai
biaya sumber-sumber, aktivitas-aktivitas, dan pembebanan biaya pada
objek-objek biaya. Asumsi yang mendasari adalah objek-objek biaya
menciptakan perlunya aktivitas-aktivitas dan aktivitas-aktivitas
menciptakan perlunya sumber-sumber. ABC juga merupakan sistem yang
bermanfaat untuk mengorganisasi dan mengkomunikasikan informasi.
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa
dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah

[Type here]
pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk
mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses adalah dimensi model
ABM yang berisi informasi kinerja mengenai pekerjaan yang dilaksanakan
dalam organisasi sehingga mencakup analisis penyebab biaya, analisis
aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi dari
ABC. Dimensi proses menyediakan informasi mengenai pekerjaan yang
dilakukan dalam suatu aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut
dengan aktivitas lainnya. Proses adalah serangkaian aktivitas yang terkait
untuk melaksanakan tujuan tertentu.
2) Penerapan Activity Based Manajemen
Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn ABC. ABM
dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi
biaya yang lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-
program pengurangan biaya.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah
operasi yang tidak perlu dan tidak penting, perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat
dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa
aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi
kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah
yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada
perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yang
mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk
menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu ?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien ?
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk
memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama.

[Type here]
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-
menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian
manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah
harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas
tak bernilai tambah, dan melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja
keras untuk mengembangkan proses dan menghilangkan biaya tak bernilai
tambah.

Faktor-faktor yg Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM dlm Suatu Organisasi


Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system
manajemen biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis bisa diterima
oleh organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut umumnya cenderung untuk
menolak perubahan yang terjadi, karena perubahan dapat merupakan ancaman untuk
berbagai alasan. Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based
management dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:
1) Budaya Organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan termasuk perilaku,
nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya organisasi menunjukkan
keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan. Budaya
organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di suatu
organisasi.
2) Top management support and commitment
Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC
membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top
manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.
3) Change process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang untuk
menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat
mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari proses diantaranya
adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tindakan lanjutan.
4) Continuing education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta
meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat sangatlah

[Type here]
penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya yang baru
membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari karyawan suatu organisasi.

Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi


Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang menghasilkan informasi
tentang mengapa dan bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan dilakukan. Analisa ini
menekankan pada upaya untuk memaksimumkan sistem penilaian kinerja secara
keseluruhan dari pada performance individu. Process Value Analysis dilakukan dengan
3 langkah di bawah ini :

1) Driver analysis
Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu Aktivitas.
Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input aktivitas
merupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu
aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk yang dihasilkan dari suatu
aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu diukur dalam satuan
kuantitatif tertentu yang disebut dengan Activity Output Measure. Apabila
permintaan akan suatu aktivitas berubah akan menyebabkan perubahan jumlah biaya
aktivitas, akan tetapi satuan ukuran output aktivitas tidak selalu berhubungan
langsung dengan penyebab timbulnya biaya suatu aktivitas. Oleh karena itu perlu
dilakukan suatu analisa yang disebut dengan analisa driver. Analisa Driver bertujuan
untuk menunjukan penyebab munculnya biaya aktivitas.
2) Activity analysis
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang telibat,
waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi manajemen
tentang aktivitas tersebut. Analisa aktivitas akan diuraikan di bawah ini. Analisa
aktivitas merupakan inti dari process value analysis. Analisa aktivitas merupakan
suatu proses identifikasi, penjabaran serta evaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan
oleh suatu organisasi. Analisa aktivitas diharapkan mampu menjawab 4 pertanyaan
berikut ini:
a. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
b. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan setiap aktivitas?
c. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang dibutuhkan
oleh setiap aktivitas?

[Type here]
d. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan organisasi
termasuk rekomendasi untuk tetap mempertahankan nilai tambah setiap
aktivitas bagi organisasi.
Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas adalah
penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi. Oleh karena itu dalam
analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis aktivitas yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat
mempertahankan kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula dikatakan
bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang diperlukan dan sudah
dilaksanakan dengan efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas bernilai
tambah disebut dengan biaya aktivitas bernilai tambah. Biaya ini merupakan
biaya yang seharusnya terjadi dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas
yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:
1) Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan
untuk memenuhi peraturan atau perundangan yang berlaku.
2) Discretionary activities, merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas menyebabkan adanya
perubahan sifat atau bentuk, perubahan sifat atau bentuk tidak dapat
dilakukan oleh aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang memungkinkan
aktivitas lain untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi
dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas ini
disebut dengan biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah yang harus
dieliminasi karena menimbulkan adanya pemborosan, contohnya:
1) Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi untuk
setiap jenis produk
2) Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam proses
dan barang jadi dari satu departemen. ke departemen lain
3) Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan baku,
menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian atau
departemen lain

[Type here]
4) Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk meyakinkan
bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau kualitas yang
diharapkan.
5) Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang Dalam
Proses, produk selesai sebagai persediaan di gudang menunggu waktu
pemakaian atau pengiriman.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah penurunan
biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena adanya continues improvement.
Dalam lingkungan yang kompetitif, perusahaan harus mampu mengirimkan produk
yang diinginkan konsumen dalam waktu yang tepat serta harga yang rendah. Hal
ini mendorong perusahaan harus selalau melakukan perbaikan yang terus menerus
dalam melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya
malalui dengan 4 cara berikut ini:
a. Activity elimination, memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah
dengan mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
b. Activity selection, pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda disebabkan
kerena srtategi yang saling bersaing. Strategi berbeda membutuhkan aktivitas
berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya rendah untuk hasil yang sama.
c. Activity reduction, pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi yang
diperlukan suatu aktivitas. Pendekatan ini terutama ditujukan untuk
peningkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak bernilai tambah dapat
dihilangkan.
d. Activity sharing, peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan skala
ekonomi, khususnya dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost driver
tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.

3) Activity Performace Measurement


Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas dengan
menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukur yang digunakan
harus mampu mengetahui bagaimana suatu aktivitas dilaksanakan dan hasil yang
dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu menunjukan perbaikan yang secara
terus menerus dilakukan perusahaan. Penilaian dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu,
kualitas serta efisiensi.

[Type here]
a. Waktu
1) Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah
pengiriman
2) Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1
aktivitas), velocity(jumlah output aktivitas yang dihasilkan dalam
satuan waktu tertentu)
3) Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu proses+
waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu tunggu )
b. Kualitas
Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total produksi, % kegagalan
eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah bahan yang digunakan. Untuk
aktivitas pembelian ukuran kualitas dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan
atau jumlah total permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap order
pembelian.
c. Efisiensi
1) Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
2) Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
3) Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya
persediaan

[Type here]
REFRENSI :

Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2005. Management Accounting, Thomson : South-Western
https://www.academia.edu/12102361/AKUNTANSI_MANAJEMEN_ACTIVITY COST
BEHAVIOR

[Type here]

Você também pode gostar