Você está na página 1de 12

refrensi

isbandi .rukminto. 2007. Perencanaan partisipatoris berbasis aset komunitas: dari


pemikiran menuju penerapan. Jakarta: fisip ui press
Juliana Wilson. 2010. Kelompok Marjinal dalam PNPM-Perdesaan.bandung

Tulisan Sani

Just another WordPress.com weblog

 Beranda
 M. Abdul Halim Sani

Pos Komentar

 Uncategorized
 Puisi
 Profetik
 ikatan
 Muhammadiyah

← Merangkai Permasalahan dalam Intervensi Individu


Pembahasan tentang Ikatan →

Kapital Sosial dalam


Pembangunan Masyarakat
Mei 26, 2010 2 Komentar

Kapital Sosial dalam Pembangunan Masyarakat


a. Pendahuluan

Sesuatu menjadi tujuan bersama dalam kehidupan berkelompok, individu setiap


manusia dalam suatu negara adalan tercapainya kesejahteraan. Kesejahteraan
kebutuhan bersama yang cara penanganyapun secara bersama antara semua pihak.
Pihak yang bertanggung jawab dalam mensejahteraakan raknya adalah pemerintah
dikarenakan pemerintah yang memiliki kebijakan dalam mengelolah jalannya negara.
Masyarakat dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya sangat diperlukan dikarenakan merupaka suatu kerja yang dilakukan secara
bersama agar kesejahteraan dapat tercapai. Program negara dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya tertuang dalam pembangunan.

Pembangunan merupakan suatu proses terencana dilakukan oleh golongan tertetu


dengan tujuan tertentu seperti meningkankan kesejahteraan, menciptakan perdamaian.
Ciri yang paling mendasar dalam pembangunan yakni direncanakan dan adanya
campurtangan dari pihak tertentu. Kalau dalam negara pihak yang merancang konsep,
melaksanakan, intervensi terhadap pembangunan yakni pemerintah dengan objek
pembangunan masyarakat. Pembangunan nasional merupakan kegiatan oleh
pemerintah dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. Program kerja
pemerintah dalam pembangunan tertuang dalam UU yang sebagai aplikasi dari UUD
1945.

Program pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia secara pelaksanaan


dan tujuanya tertuang dalam Undang-Undang no.17 tahun 2007. Undang tersebut,
berupa arahan kebijakan pembangunan ke depan yang dilakukan oleh Pemerintah
negara dalam meningkatkan kulalitas hidup masyarakat Indonesia. Isi Undang-
Undang ersebut, berupa visi dan misi pembangunan dalam praktisnya berupa arahan
prioritas pembangunan kedepan dari tahun 2005-2025 serta tahapan-tahapannya. (UU
no.17 tahun 2007).

Pembangunan yang dilaksanakan hanya berorientasi pada pembangunan ekonomi.


Pembangunan yang berorientasi ekonomi yang menekankan pada pertumbuhan
ekonomi menekankan perluasan variabel ekonomi seperti Gross Nationa Product
(GNP) Net National Product (NNP). Hal yang terjadi tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi diharapkan dapat memberikan korelasi terhadap meningkatnya
kesejahteraan masyarakat seperti penurunan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi disertatai penurunan angka kemiskinan pada periode 1965-1990an terjadi di
Indonesia dan negara-negara Asia Timur lainya yang dikenal dengan micacle growth
(Bhanoji Rao, 2001). Hal tersebut terjadi dikarenakan, tingkat investasi yang tinggi
dalam physical dan human capital, dan pertumbuhan yang cepat dari produktivitas
pertanian, oreintasi ekspor, penurunan fertilitas menejemen ekonomi makro yang
logis membantu mempromosikan saving dan investasi, serta intervensi pemerintah
dalam pembangunan industri yang spesifik. Tingginya pertumbuhan ekonomi
tersebut, diharapkan membawa dampak positif terhadap penyediaan tenaga kerja
sehingga terjadi konvergensi dalam tingkat pendapatan masyarakatnya. (Nyoman
Utari Vipriyanti, 2004)

Pembangunan ekonomi yang dilaksankan oleh pemerintah berhasil, tetapi memiliki


beberapa kelemahan dalam salah satu pihak. Pembangunan dengan mengunakan
paradigma ekonomi sebagai basisnya sebagaimana dikemukakan oleh David C.
Korten yakni seperti menggunakan ekonomi koboi dinama penekannya pada pusat-
pusat ekonomi dengan menggunakan sistem kapitalism. Pembangunan dengan
paradigma tersebut , sekarang mendapatka kritikan dimana pertumbuah ekonomi
meningkat diiringi kemiskinan juga meningkat, kerusakan alam (lingkungan hidup)
serta terjadinya kekerasan-keserasan sosial. (David C. Korten, 2002)

Pembangunan memerlukan peran aktif dari semua lapisan masyarakat, tidak hanya
dinamika masyarakat (internal factor) yang terus menerus berubah tetapi juga
dipengaruhi oleh perkembangan politik pembangunan di tingkat global (external
factor). Dalam politik pembangunan global ada dua tuntutan bahwa pembangunan
harus mengakomodasi persoalan demokratisasi, hak azasi manusia, kesetaraan gender
dan civil society. Respon tersebut dikarenakan pembangunan yang selama ini
menggunakan orientasi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pada kenyataanya ukuran-
ukuran ekonomi dan aktivitas pembangunan, tidak dapat menjelaskan secara detail
terjadinya kemiskinan, ketimpangan berbagai macam pendapatan dan pengangguran
di berbagai belahan dunia. (Jamesan W. And Blue 1974)

Pembangunan yang dilaksankan hendaknya dengan melibatkan berbagai unsur yang


lainnya seperti sosial, politik, budaya dan yang lain. Pembangunan dengan
melibatkan berbagai unsur tersebut yang disebut engan pembangunan sosial.
Pembangunan sosial merupakan sebuah proses perubahan sosial yang terencana yang
didisain untuk mengangkat kesejahteraan penduduk menyeluruh dengan
menggabungkannya dengan proses pembangunan ekonomi yang dinamis.
Pembangunan sosial merupakan proses pembangunan manusiayang terkait dengan
pembangunan ekonomi, dengan berbagai fokus disiplin ilmu (interdiciplinary)
berdasarkan ilmu sosial yang berbeda, menekannkan pada proses dimana merupakan
suatu yang dinamis , proses yang progresif, serta bersifat ntervensi, melibatkan rakyat
dengan menyeluruh ruang lingkup inklusif serta universal. (James Midgley, 1995).
Pembanguan sosial yang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan partisipasi
masyarakat sehingga bersifat demokratis dan sesuai dengan isu politik global dalam
pembangunan.

b. Kapital Sosial
Kapital sosial merupakan suatu konsep yang relatif ‘baru’ yang dalam teori
pembangunan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kapital sosial
tersebut bersifat problematik terutama peletakan kata sosial dalam yang menyifati
kapital. Kapital dalam referensi ekonomi mempertimbangkan referensi yang bukan
ekonomi seperti sosiologi sehingga terkadang sulit mencapai titik temu dalam
keseragaman pengertian. (Robert M. Z. Lawang, 2004). Modal sosial merupkan
konsep sosiologi mengacu koneksi dan jaringan sosial. Istilah modal mengacu pada
kohesi sosial dan investasi pribadi dalam masyarakat(Modal Sosial dalam
wikipedia.com) Tesis ustama dalam kapital sosial hubungan masalah, dengan ide
utamanya merupakan jaringan sosial merupakan aset yang berharga. Interaksi
memungkinkan orang untuk membangun masyarakat, untuk berkomitmen satu sama
lain, dan untuk merajut tatanan sosial. Sebuah rasa memiliki dan pengalaman beton
jaringan sosial (dan kepercayaan dan hubungan toleransi yang dapat terlibat) bisa, itu
berargumen, membawa manfaat besar untuk orang. (John Field, 2003).

Kepercayaan antara individu-individu sehingga menjadi kepercayaan antara orang


asing dan kepercayaan dari kain luas lembaga-lembaga sosial, pada akhirnya, itu
menjadi seperangkat nilai-nilai bersama, kebajikan, dan harapan dalam masyarakat
secara keseluruhan. Tanpa interaksi ini, di sisi lain meluruh kepercayaan, pada titik
tertentu, peluruhan ini mulai memanifestasikan dirinya dalam masalah-masalah sosial
yang serius . Konsep kapital sosial berpendapat bahwa bangunan atau membangun
kembali kepercayaan masyarakat dan membutuhkan-ke-muka pertemuan muka. (C.
Beem, 1999)

Definisi Kapital Sosial menurut beberapa ahli:

1. Definisi menurut James Coleman (1988) •Catatan Robert Lawang terhadap


pendapat Coleman adalah tidak adanya rumusan kalimat definisi yang jelas dan tegas.
Hal tersebut mungkin dilatarbelakangi oleh adanya asumsi bahwa semua pembaca
sudah mengetahui apa artinya struktur sosial, fungsi, aspek-aspeknya, kapital sosial
itu sendiri serta sejumlah konsep ekonomi terkait kapital sosial. •Menurut Coleman,
Kapital Sosial didefinisikan dengan fungsinya. Kapital sosial bukanlah suatu entitas
tunggal tetapi terdiri dari sejumlah entitas dengan dua elemen yang sama (untuk
semua entitas itu) : [i] semuanya terdiri dari aspek struktur-struktur sosial [ii]
memfasilitasi tindakan-tindakan tertentu dari aktor-apakah orang per orangan atau
aktor-aktor badan hukum dalam struktur itu. •Konsep fungsi, struktur dan sistem
sosial merupakan kata kunci dalam paradigma fungsionalisme struktural. •Konsep
aktor merupakan kata kunci dalam paradigma pertukaran sosial dan interaksionisme
simbolik. •Menurut penulis, Coleman tidak mau membuang konsep diatas karena
(mungkin) diperlukan dalam mengkonstruksikan teori baru. •Definisi diatas tidak
begitu mudah untuk diterapkan, sehingga yang sering diambil dari definisi diatas
adalah hubungan antara variable independen dan dependennya. • Namun ada yang
sering dilupakan oleh peneliti yang berlatar belakang ekonomi yaitu analisis
struktural – baik dalam bentuk obyektif dan antarsubyektif.

2. Definisi Robert Putnam (1993) •Menurut penulis, definisi tentang kapital sosial
dari Putnam lebih eksplisit dan jelas serta dikonstruksikan dari acuan pustaka yang
lebih luas, yang merupakan gabungan dari saripati dari definisi para ahli lain seperti
Coleman, Glenn Loury, P.A. Wallace, A. Le Mund dll. •Menurut Putnam, Kapital
Sosial menunjuk pada bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan,
norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan
memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. •Dengan kata lain, kapital sosial
itu bersifat produktif, memungkinkan pencapaian tujuan tertentu, yang tanpa
kontribusinya tujuan itu tidak akan tercapai. Dicontohkan bagaimana petani mencari
rumput dan meminjamkan alat-alat kepada petani lain. •Wujud struktur sosial yang
menjadi satuan analisis studi Putnam ataupun pengikut aliran ini adalah institusi
sosial (termasuk didalamnya analisis kebutuhan pokok, cara-cara pemenuhan
kebutuhannya baik dalam pengembangan perilaku maupun dalam bentuk organisasi).
•Kekeliruan yang seringkali terjadi dalam penelitian seperti ini adalah satuan analisis
organisasi lebih menonjol daripada alisisi struktural / institusional yang merupakan
ciri khas analisis sosiologik.

3. Definisi Francis Fukuyama (1995) •Menurut Fukuyama ada dua definisi yang bisa
ditemukan dalam dua sumber yaitu, a. Kapital Sosial menunjuk pada kapabilitas
yang muncul dari kepercayaan umum didalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian
tertentu darinya. (Trust;1993) b. Kapital sosial adalah serangkaian nilai atau norma
informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang
memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka. (The Great; 1999) •Dalam
buku Trust, pembahasan tentang kapital sosial lebih banyak melihat hubungan
dengan pebedaan yang sangat mencolok antara negara atau masyarakat yang
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dan yang memiliki tingkat kepercayaan
yang rendah. •Sedangkan buku The Great memusatkan perhatian terhadap kekacauan
(disruption) yang ditimbulkan oleh rendahnya kapital sosial.

4. Definisi Bank Dunia •rumusan dari Bank Dunia ini adalah hasil dari para ahli yang
tergabung dalam kelompok Advisory Council to the Vice Presidency for
Environmentally SUstainable Development. •Ada 2 definisi kapital sosial menurut
bank dunia yaitu: a. Kapital sosial menunjuk pada norma, institusi dan hubungan
sosial yang membentuk kualitas interaksi sosial dalam masyarakat. b. Kapital sosial
menunjuk pada norma, institusi dan hubungan sosial yang memungkinkan orang
dapat bekerja sama. •Definisi yang pertama terdapat kelemahan yaitu ketidakjelasan
dalam mengartikan konsep-konsep yang termasuk dalam variable independen (norma,
institusi dan hubungan sosial) serta kualitas interaksi sosial yang termasuk dalam
variable dependen, karena ada fleksibilitas yang dapat diperoleh dari definisi ini.
5. Definisi Jonathan H. Turner (2005) •Kapital sosial menunjuk pada kekuatan-
kekuatan yang meningkatkan potensi untuk perkembangan ekonomi dalam suatu
masyarakat dengan menciptakan dan mempertahankan hubungan sosial dan pola
organisasi sosial. •Menurut penulis definisi dari Turner adalah definisi kapital sosial
yang lebih dekat dengan sosiologi, namun terdapat kekurangan secara operasional
ketika harus digunakan untuk melakukan penelitian lapangan yaitu: a. Kekuatan yang
dimaksud sangat luas dan tidak spesisifik karena bisa menunjuk pada kekuatan
personal, individual, psikologik, struktural, politik, agama, budaya, gaib, mafia, atau
apa saja sepanjang dia dapat mendorong potensi untuk perkembangan ekonomi. b.
Fungsi kapital sosial hanya terbatas pada tujuan-tujuan yang bersifat ekonomi saja. c.
Definisi ini tidak memberikan alternative yang sudah dikembangkan oleh para ahli
ekonomi – sosiologi (atau sosiologi perekonomian). (Kapital Sosial dalam
wikipedia.com)

Kapital sosial dimana terciptanya kepercayaan diantara anggotanya tercipta jaringan


adanya norma dan nilai yang memungkinkna untuk kerja sama. Kapital sosial ketika
kelompok dan bekerjasama yang ada dalam struktur sosial bersifat embaded dan
menjadi aturan bersama aeluruh masyarakat dan muncul menjadi tindakan sehari-hari
dalam suatu masyarakat.

c. Kapital Sosial dalam Masyarakat

Secara etimologi kata masyarakat dalam bahasa indonesia berasal dalam bahasa arab;
syarikah, musyarakah, yang artinya saling besekutu, kelompok berhimpun dan
bersama. Kata syarikah tersimpul unsur pengertian yang berhubungan dengan
pembentukan suatu kelompok, golongan atau perkumpulan. (Sidi Gazalba, 1976).
Masyarakat merupakan suatu perkumpulan manusia yang berkesadaran dalam
mempertahankan eksistensinya di dalam lingkungan. Dalam rangka mempertahankan
eksistensi manusia dengan kemampuannya mengelola dan mengembangkan alam.
Manusia sebagai mahluk sosial, karena ia memerlukan orang lain dalam berhubungan
ataupun menjalankan aktivitasnya. Manusia sebagai mahluk sosial tersebut maka
memerlukan sebuah organisasi kemasyarakatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup bersama. Oleh karena itu, masyarakat bukan hanya sekumpulan individu saling
bersatu dan berkelompok tetapi mendiami tempat atau wilayah tertentu dengan sistem
nilai dan pandangan hidup, dan kebudayaan yang dimilikinya. (Sudibyo Markus,
2009)

Gagasan tentang masyarakat sipil dalam sejarahnya muncul dalam abad ke-17 ketika
pemikirseperti Thomas Hobbes dan John Locke masyarakat sipil sebagai suatu
abstraksi atas kondisi masyarakat yang dikonsepsikan dengan negara alam, yakni
kondisi hipotesis dimana kehidupan manusia tidak diatur, dan manusia saling
mengejar kepentingannya. Dalam keadaan seperti itu, dikhawatirkan akan terjadinnya
warre (war of all against all) yang akibatnya membahayakan hak-hak fundamental
individu. Selanjutnya, untuk mengatasi para individu tersebut, menyerahkan
kebebasan alamiah mereka dan sepakat untuk mmasuki masyarakat yang terikat
peraturan. (Adi Widjajanto dkk, 2007). Konsep masyarakat sipil yang diungkapkan
oleh Hobbes dan Locke pada abad ke -17 ini megarah pada pengertian masyarakat
yang beradab. Masyarakat sipil merupkan bagian dari peradaban yang berada diluar
kendali pemerintah dan pasar dan termarginalisasi keduanya. Oleh karena itu
pentingnay pergerakan sosial masyarakat sipil yang mampu melindunginya dari
pemerintah dan pasar. (Rizal Primahendra, 2003)

Konsep masyarakat sipil merupakan jejaring kerja (working network) yang tidak
hanya terdiri civil society organizations, namun melibatkan partai politik, lembaga-
lembaga agama, prnata adatdan aktor-aktor individu seperti para informal tokoh-
tokoh agama. Jejaring ini bergerak secara setimultan dan berupaya
mengimplementasikan melalui proses demokratisasi partisasipasu rakyat dalam
pembuatan kebijakan, prinsip good governance dalam pencapaian political public
goods, pemerataan distribusi kesejahteraan, prinsip non kekerasan dalam mengatasi
perasalahan sosial. Gerak jejaring kerja tersebut tidak mengurangi peran
kewarganegaraan, namun lebih diarahkan dalam penguatan kapasitas masyarakat sipil
tersebut mengembangkan mekanisme penguatan warga dalam berhadapan dengan
pasar dan negara. (Adi Widjajanto dkk, 2007).

Dalam kehidupan dimasyarakat yang bersifat sehari-hari keperangkatan sosial lebih


dikenal degan arisan, simpan pinjam, serikat tolong menolong, kelompok jama’ah
ta’alim. Kepranataan dapat dilihat dalam upacara adat, kegiatan masyarakat seperti
perkawinan, kelahiran, kematian dan yang lain. Semuanya diperkuat nilai-nilai sosial
dan kearifan lokal yang sidah melembaga dengan baik seperti nilai kebersamaan,
kepranataan dan nilai-nilai sosial ertentu mampu membuat jaringan strategis sebagai
wahana pembangunan masyarakat. (Moekus, 2002). Keperangkatan, kepranataan dan
nilai-nilai sosial tersebut didalam kapital sosial merujuk pada bagian organisasi sosial
seperti kepercayaan norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisensi
masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi dalam masyarakat.
Kapital sosial merujuk pada institusi hubungan sikap dan nilai yang membimbing
interaksi konstribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial. (Robert M. Z. Lawang,
2004).

Kapital sosial dioperasionalkan dalam bentuk keperangkatan, kepranataan dan nilai-


nilai sosial yang tumbuh dalam masyarakat. Kapital sosial dalam keperangkatan
yakni kelompok keagamaan yang berfungsi dalam pemeliharaan dan peningkatan
keagamaan akativitas keagaamaan berdampak sosial. Kelompok berkumpul
meningkatkan keagamaan dan mengumpulkan infak yang selanjutnya disalurkan pada
orang yang tidak mampu, seperti orang miskin, orang jompo dan pemberian beasiswa
pada anak miskin. Kelompok arisan dan koperasi simpan pinjam yang bersifat agak
tertutup dan terbatas. Kelompok ini berkumpul dalam setiap bulan untuk melakukan
arisan dan meminjamkan uang pada anggotanya dan dikembalikan dalam tempo
tertentu. Jumlah besaran nominal maksimal peminjaman bersifat terbatas dan
dikarenakan kondisi uang yang ada juga terbatas.

Aktivitas kapital sosial merupakan pemenuhan kebutuhan bersama, pendidikan dan


penanganan permasalahan sosial. Pemenuhan kebutuhan bersama terjadi dalam
masyarakat dengan dengan melakukan kerjasama dalam pemberian bantuan serta
koperasi simpan pinjam sebagai bentuk pinjaman yang diharapkan digunakan untuk
barang yang bersifat produktif. Penanganan permasalahan sosial yang terjadi
dimasyarakat yakni dengan cara berkelompok (gotong royong) dalam
mengerjakannya misalkan pada upacara adat, perkawinan dan kematian dalam
masyarakat. Kapital sosial tersebut mempererat hubungan atara anggota masyarakat
serta menjadikannya hubungan yang harmonis sehingga lebih mudah dalam
menangani permasahan sosial yang ada. Penanganan permasalah sosial yang ada ini
menjadikan masyarakat mudah dalam mencapai kesejahteraan dan memperlancar
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Terkait

Pembangunan Sosial dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan (Studi Atas Program


Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir)

Respon Islam Terhadap GlobalisasiDengan 2 komentar

Transformasi Profetik; Upaya Mewujudkan Khoirul Ummatdalam "Profetik"

Filed under Uncategorized

Perihal Muhammad Abdul Halim Sani


Muhammad Abdul Halim Sani. Saya alumnus Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2005. Aktivitas menjadi tenaga edukasi SMP Muhammadiyah 1 Kota
Depok Jawa Barat dan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Indonesia dengan Program
Kesejahteraan Sosial "2009". Selain di sekolah Muh, saya juga sebagai kader Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah yang dibesarkan dalam kultur ke-Jogja-an, serta aktif di
DPP IMM 2008-2010 dan melanjutkan studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas
Indonesia 2009. Kultur ke-Jogja-an ini yang menjadikan saya sebagai kader Ikatan
sampai saat sekarang, dan bahkan dalam kontrak sosial dalam ke-Instruktur-an
menjadikan saya sebagai instruktur untuk selamanya selama masih dalam Ikatan.
Motto: "Manusia berproses menuju kesempurnaan maka jadilah yang terbaik dalam
rangka Ibadah pada Ilahiah". Saya, seorang yang senang berdiskusi dan sekarang lagi
mengkaji pemikiran Kuntowijoyo dengan grand tema profetik. Oleh karena itu saya
mohon masukan dari teman-teman yang agar dapat menambah pengetahuan saya
yang berkaitan dengan paradigma profetik, Mimpi-mimpi mari kita lakukan dengan
mejawab problem peradaban modern yang telah menimbulkan dehumanisasi, dan
ekploitasi yang sangat berlebih terhadap alam. Oleh karena, itu tugas kita berupaya
menginterasikan agama dengan ilmu pengetahun lewat Pengilmuan Islam bukannya
Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Email; sani_cilacap@yahoo.com. Terimakasih atas
masukannya.

2 Responses to Kapital Sosial dalam Pembangunan Masyarakat

1. boyjuliant mengatakan:

Oktober 25, 2010 pukul 9:49 am

kalau bicara tentang pemerataan kamu ngak perlu lihat indonesia


kamu tau mengapa?
karna negara yang hanya bertopengkan kebenaran dan hanya mementingkan
yang kuat!
itu yang kamu banggakan?
hanya negara yang beradap lah yang layak untuk pemerataan buka
memerataka
indonesia negara yang subur,kaya akan kekayaan alamnya
negri yang pernah berhasil mengusir penjajah dari tanah nya!
tapi lihat rakyatnya hanya bisa berpasrah tidak berpikir tentang perbudakan
malenier!
kalau saudara mau menyadarkan temen atau kerabat saudara yang ada dalam
garis non mampu saudara harus ikut merasakan ketidak kemampuan karna
indonesia adalah negara yang mampu hanya bicara tanpa ada bukti?

lihat undang undang dasar 1945 dan ideologi negara indonesia no 1


tapi kalau lihat kesenjangan sosial indonesia lebih sosial

2. where buy hcg mengatakan:

Juli 13, 2013 pukul 8:31 pm


This is a really good tip especially to those fresh to the blogosphere.
Short but very accurate information… Thanks for sharing this one.
A must read article!

Berikan Balasan

Kategori

Pos-pos Terakhir

 Pancasila Sebagai Objektivikasi Agama


 Grand Keilmuan Ikatan; (Upaya Memahami Nilai Ikatan dalam Merespon Realitas
Global Kemanusiaan)
 Jiwa-jiwa pergi
 Intuisi Rasa
 Manusia sebagai Khalifah dalam Perfektif Akal

Arsip

 Mei 2014
 Maret 2014
 Juni 2012
 Desember 2011
 Mei 2011
 November 2010
 Mei 2010
 April 2010
 Maret 2010
 Februari 2010
 Maret 2009
 Januari 2009
 September 2008
 Juni 2008
 Februari 2008
 September 2007
Senarai Blog

 Manifesto Gerakan Intelektual Profetik


 ^_^ …. Nady Putri C …. ^_^

Meta

 Mendaftar
 Masuk log
 WordPress
 XHTML

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Tema Enterprise.

Ikuti

Ikuti “Tulisan Sani”

Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.

Buat situs dengan WordPress.com


DAFTAR ISI

Pengantar ……………………………………………………………………..
Profil desa……………………………………………………………………..
Analisis…………………………………………………………………………
Kesimpulan……………………………………………………………………
Refrensi………………………………………………………………………..

Você também pode gostar