Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tanggal Praktikum :
Oleh :
Kelompok :1
Nama : 1. Abdul Hamid M (161411001)
2. Agussani Miftah F (161411002)
3. Ana Aenul M (161411003)
4. Dela Cahya P (161411004)
Kelas : 3A - D3 Teknik Kimia
Pengertian pengelasan menurut Widharto (1996) adalah salah satu cara menyambung
benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Berdasarkan definisi dari
Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau
pelumeran. Kedua ujung logam yang akan disambung dibuat lumer atau dilelehkan dengan
busur nyala atau dengan logam itu sendiri sehingga kedua ujung atau bidang logam merupakan
bidang masa yang kuat tidak mudah dipisahkan (Arifin, 1997). Jenis pengelasan dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu pengelasan lebur dan padat. Adapun macamnya yaitu Pengelasan
busur (Arc Welding, AW), Pengelasan Resistansi Listrik (Resistance Welding, RW),
Pengelasan Gas (Oxyfuel Gas Welding, OFW), dan macam pengelasan padat yaitu
Pengelasan Difusi (Diffusion Welding, DFW), Pengelasan Gesek (Friction Welding,
FW), Pengelasan Ultrasonik (Ultrasonic Welding, UW).
Saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenispengelasan tersebut hanya
dua jenis yang paling populer di Indonesia yaitupengelasan dengan menggunakan busur nyala
listrik (Shielded Metal Arc Welding/SMAW) dan las karbit (Oxy Ocetylene Welding/OAW).
Pengelasan dapat dilakukandengan berbagai cara sebagai berikut:
b. Sambungan las dapat lebih kuat dari pada logam induknya, bila digunakanlogam
pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari pada logaminduknya.
d. Sambungan las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat yang sulit dideteksi.
Cacat ini dapat mengurangi kekuatan sambungannya.
2.2 Desain Sambungan Las
Desain sambungan las dan bentuk sambungan (welding joint), serta bentuk dan ukuran
alur las dalam konstruksi untuk merancang sambungan las adalah:
Beberapa Standar telah mengatur jenis – jenis sambungan, ada sembilan jenis alur
sambungan (kampuh) las yang utama seperti pada Gambar 2.1
Besarnya aliran listrik yang keluar dari mesin las disebut dengan aruspengelasan. Arus
las harus disesuaikan dengan jenis bahan dan diameter elektroda yang di gunakan dalam
pengelasan. Untuk elektroda standart American WeldingSociety (AWS), dengan contoh AWS
E7018 untuk arus pengelasan yangdigunakan sesuai dengan diameter kawat las yang dipakai
dapat dilihat padaTabel. Penggunaan arus yang terlalu kecil akan mengakibatkan penembusan
atau penetrasi las yang rendah, sedangkan arus yang terlalu besar akanmengakibatkan
terbentuknya manik las yang terlalu lebar dan deformasi dalam pengelasan.
Tabel 2.1 Hubungan Diameter Elektroda dengan Arus Pengelasan (Howard, 1998)
Ada beberapa faktor yang berpengaruh besar terhadap kualitas pengelasan, antara lain :
1. Teknik Pengelasan
Faktor utama yang menentukan seberapa baguskah mutu pengelasan yang dilakukan oleh
seorang pekerja adalah teknik pengelasan yang digunakan. Faktor ini menimbulkan pengaruh
langsung terhadap hasil dari pekerjaan las. Beberapa aspek terkait teknik pengelasan ini di
antaranya posisi mengelas, kecepatan mengelas, dan bentuk kampuh sambungan. Tidak hanya
aspek-aspek tadi, ukuran elektrode las serta brander las yang digunakan pun turut andil dalam
mempengaruhi seberapa rapi pekerjaan pengelasan yang dilakukan.
2. Bahan Logam
Sebelum dilas, logam harus dikenai panas terlebih dahulu sampai meleleh dan wujudnya
berubah menjadi lumer. Menariknya sifat logam yang disambung juga dipengaruhi oleh proses
pendinginannya kembali. Jika logam tersebut didinginkan secara perlahan-lahan, maka sifatnya
akan berubah menjadi kenyal. Sedangkan bila didinginkan secara mendadak dalam waktu yang
cukup cepat, maka karakteristik logam akan menjadi getas.
Perubahan kimia yang terjadi pada logam tadi disebabkan oleh susunan unsur-unsur di
dalamnya, khususnya unsur karbon (C). Hal ini dikarenakan logam yang meleleh pada
temperatur tinggi lebih banyak mengandung gas dibandingkan logam yang meleleh pada suhu
rendah. Akibatnya pengelasan yang keliru akan menimbulkan efek keropos.
3. Pengaruh Panas
Pengaruh panas yang mengenai sambungan las dapat menyebabkan terjadinya ekspansi
dan pemuaian. Hal ini mengakibatkan timbulnya tegangan-tegangan sekunder yang diinginkan
di sekitar sambungan tersebut. Tahukah Anda, proses pendinginan pada logam yang dilas akan
melewati proses pembekuan. Jika tidak diperhatikan dengan benar, proses tersebut akan
menyebabkan terbentuknya lubang-lubang halus akibat reaksi oksida dan pemisahan.
6. Pengontrolan
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas las adalah penyusutan. Jika las titik diberikan
secara menerus pada suatu plat, maka plat akan mengalami distorsi (perubahan geometri).
Distorsi ini akan terjadi jika tidak berhati-hati baik dalam perencanaan sambungan maupun
prosedur pengelasan. Berikut ini adalah ringkasan cara untuk memperkecil distorsi:
Menggunakan logam las minimum; untuk las tumpul, lebar celah jangan lebih besar dari
yang diperlukan, jangan mengelas berlebihan
Sedapat mungkin mempersedikit jumlah lintasan
Melakukan persiapan tepi dan penyesuaian yang tepat
Menggunakan las terputus-putus, minimal untuk sambungan prakonstruksi
Menggunakan langkah mundur (backstepping), yaitu menimbun las pada las
sebelumnya yang telah selesai, atau menimbun dalam arah berlawanan dengan arah
pengelasan sambungan.
− Biarkan penyusutan terjadi dengan:
Mengungkit plat sehingga setelah penyusutan terjadi plat akan berada pada posisi yang
tepat.
Menggunakan potongan yang diberi lenturan awal.
Melakukan pengelasan simetris; las sudut pada setiap sisi potongan menghasilkan
pengaruh yang saling menghilangkan
Menggunakan segmen las tersebar
Pemukulan, yaitu meregangkan logam dengan sejumlah pukulan
Menggunakan klem, alat pemegang dan lain-lain; alat ini membuat logam las meregang
ketika mendingin.
1. Retak Las
Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah retak las
yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni retak dingin dan retak panas. Retak dingin adalah
retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300oC. Sedangkan retak panas adalah
retak yang terjadi pada suhu diatas 500oC. Retak dingin tidak hanya terjadi pada daerah HAZ
(Heat Affected Zone) atau sering disebut dengan daerah pergaruh panas tetapi biasanya terjadi
pada logam las. Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering terjadi. Dan
retakan ini dapat dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan kaki, serta retak melintang.
Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa menit sampai 48 jam
Tegangan.
Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu retak karena pembebasan
tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500oC - 700oC dan retak yang
terjadi pada suhu diatas 900oC yang terjadi pada peristiwa pembekuan logam las. Retak panas
sering teriadi pada logam las karena pembekuan, biasanya berbentuk kawah dan retak
memanjang. Retak panas ini terjadi karena pembebasan tegangan pada daerah kaki didalam
daerah pengaruh panas.
Retak ini biasanya terjadi pada waktu logam mendingin setelah pembekuan dan
terjadi karena adanya tegangan yang timbul, yang disebabkan oleh penyusutan dan sifat baja
yang ketangguhannya turun pada suhu dibawah suhu pembekuan. Keretakkan las yang lain
adalah retak sepanjang rigi-rigi lasan retak disamping las dan retak memanjang diluar rigi-rigi
lasan. Akan tetapi penyebab umum pada semua jenis keretakan las ini adalah:
Selain retak, cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las yang kurang dan
jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul pada konstruksi adalah
kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena penembusan yang kurang. Karena kurang
penembusan inilah maka penyambungan tidak sempurna. Penyebab dari penembusan yang
kurang ini antara lain :
Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik dapat dilakukan dengan
langkahlangkah sebagai berikut :
Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih merata.
Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair dengan baik.
Cacat las yang lain adalah pengerukan atau yang sering disebut dengan under cut
pada benda kerja. Pengerukan ini terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh
las sehingga benda kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi meskipun sebelumnya telah
dilakukan pengelasan. Sebab-sebab pengerukan las antara lain :
Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan cairan
pengelasan.
3. Keropos
Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi dalam pengelasan. Keropos
ini bila didiamkan, dalam waktu lama akan menyebar yang diikuti dengan perkaratan atau
korosi pada konstriksi sehingga kontruksi menjadi rapuh karena korosi tadi. Cacat ini memang
kelihatannya sepele akan tetapi dampak yang ditirnbulkan oleh cacat ini cukup membahayakan
juga. Penyebab keropos ini yakni :
Busur pendek.
Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai dan mengkerut bila di
dinginkan. Bila salah satu permukaan las tipis dilas pada arah memanjang, maka setelah dingin
terjadilah pelengkungan atau melenting atau deformasi.
Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu) maka kedua sisi
kampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan sampai kedua sisi tersebut dapat berimpit
Pengkleman salah.
Pada setiap proses pengelasan akan terjadi yang namanya perubahan bentuk
terhadap benda kerja. Perubahan bentuk ini akan mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan
luar serta dapat juga menurunkan kekuatan. Hal-hal untuk mengurangi terjadinya pengerutan
benda kerja atau perubahan bentuk antara lain :
Dengan mengurangi masuknya panas lasan yang seperlunya saja maka tidak akan
terjadi suhu yang terlalu tinggi. Sehingga perubahan bentuk dapat dikurangi menjadi sekeci-
kecilnya. Bila logam las dikurangi, maka jumlah logam pada waktu mendingin tidak terlalu
banyak dan dengan sendirinya perubahan bentuk juga dapat dikurangi. Pengurangan bahan las
dapat dilakukan dengan mengurangi panjang las, memilih bentuk kampuh yang sesuai,
memotongplat yang akan dilas dan merakitnya dengan teliti.
Perubahan bentuk pada umumnya dapat dihindari dengan ururan pengelasan yang
sesuai. Dalam menghindari perubahan bentuk dapat dilakukan dengan mengelas dengan
meloncatloncat. Bila perubahan bentuk ini terjadi, untuk meluruskannya kembali diperlukan
waktu dan kerja yang cukup banyak. Adapun cara untuk mengatasi perubahan bentuk tadi
adalah sebagai berikut
Melakukan pengelasan yang bergantian pada setiap sisi dan membuat urutan rigi-rigi
yang menimbulkan gaya-gaya penyusutan yang saling meniadakan.
Bila pada jenis sambungan I (kampuhV) dilas mengalami pengkerutan, rigi-rigi dapat
membuat kampuh menjadi berimpit sesamanya. Maka kerusakan ini dapat diatasi dengan cara
antara lain :
d. Membuat las pengikat atau las atau las titik/tack weld.
Las pengikat ini diletakkan di tempat-tempat yang kiranya benda kerja akan mengerut
bila nanti dilas. Sehingga dengan adanya las pengikat ini pengerutan benda kerja tidak terjadi.
Disini pelebaran celah tidak boleh asal melebar, akan tetapi masih dalam jangkauan
kemampuan las. Ini dimaksudkan agar bila nanti setelahpengelasan mengalami pengerutan
celah yang mengalami pelebaran tadi.
pasak ini berguna untuk menjaga lebar celah pada benda kerja yang juga disebut dengan
plat pengikat. Jadi bila setelah pengelasan kondisi kerja tetap pada posisi semula karena telah
diikat oleh pasak tadi.
Untuk mengurangi perubahan bentuk dari pengaruh urutan pengelasan dilakukan dengan
jalan:
Cara pengelasan kontuksi lambung kapal biasanya dilakukan langkah-langkah antara lain:
Perlu diketahui bahwa perakitan konstruksi dimulai dari tengah menuju kesisi. Sedangkan
untuk pengelasan antar plat kulit dan rangka gladak atas urutanya adalah las tumpul dan
kemudian barulah las tumpang. Pengelasan dalam reparasi kapal harus diperhatikan hal-hal
berikut:
Dalam penggantian plat harus disiapkan lubang batas dan harus menentukan urutan
pengelasan.
DAFTAR PUSTAKA