Você está na página 1de 18

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2018/2019

MODUL : Las Listrik 1 & 2


DOSEN PEMBIMBING : Ir.Yunus Tonapa S, MT

Tanggal Praktikum :

Tanggal Penyerahan : 4 Oktober 2018 (Laporan)

Oleh :
Kelompok :1
Nama : 1. Abdul Hamid M (161411001)
2. Agussani Miftah F (161411002)
3. Ana Aenul M (161411003)
4. Dela Cahya P (161411004)
Kelas : 3A - D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
II. LANDASAN TEORI

2.1 Las dalam berbagai bidang

Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah dapat diketahui bahwa teknik


penyambungan logam telah diketahui sejak zaman prasejarah, misalnya pembrasingan logam
paduan emas tembaga dan pematrian paduan timbal-timah. Menurut keterangan yang didapat
telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang waktu antara tahun 3000 sampai 4000 SM.
Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan dalam praktek oleh
Benardes (1985).

Pengertian pengelasan menurut Widharto (1996) adalah salah satu cara menyambung
benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Berdasarkan definisi dari
Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.

Penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau
pelumeran. Kedua ujung logam yang akan disambung dibuat lumer atau dilelehkan dengan
busur nyala atau dengan logam itu sendiri sehingga kedua ujung atau bidang logam merupakan
bidang masa yang kuat tidak mudah dipisahkan (Arifin, 1997). Jenis pengelasan dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu pengelasan lebur dan padat. Adapun macamnya yaitu Pengelasan
busur (Arc Welding, AW), Pengelasan Resistansi Listrik (Resistance Welding, RW),

Pengelasan Gas (Oxyfuel Gas Welding, OFW), dan macam pengelasan padat yaitu
Pengelasan Difusi (Diffusion Welding, DFW), Pengelasan Gesek (Friction Welding,
FW), Pengelasan Ultrasonik (Ultrasonic Welding, UW).

Saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenispengelasan tersebut hanya
dua jenis yang paling populer di Indonesia yaitupengelasan dengan menggunakan busur nyala
listrik (Shielded Metal Arc Welding/SMAW) dan las karbit (Oxy Ocetylene Welding/OAW).
Pengelasan dapat dilakukandengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Pemanasan tanpa tekanan

b. Pemanasan dengan tekanan


c. Tekanan tanpa memberikan panas dari luar (panas diperoleh dari dalam material
itu sendiri).

d. Tanpa logam pengisi dan dengan logam pengisi

Pengelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam,tetapi juga sering


digunakan untuk menyambung plastik tetapi pembahasan iniakan difokuskan pada
penyambungan logam. Pengelasan merupakan proses yangpenting baik ditinjau secara
komersial maupun teknologi, karena :

a. Pengelasan merupakan penyambungan yang permanen.

b. Sambungan las dapat lebih kuat dari pada logam induknya, bila digunakanlogam
pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari pada logaminduknya.

c. Pengelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segipenggunaan


material dan biaya fabrikasi.

d. Metode perakitan mekanik yang lain memerlukan pekerjaan


tambahan(penggurdian lubang) dan pengencang sambungan (rivet dan baut).

e. Pengelasan dapat dilakukan dalam pabrik atau dilapangan.

Walupun demikian pengelasan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan :

a. Kebanyakan operasi pengelasan dilakukan secara manual dengan upahtenaga


kerja yang mahal.

b. Kebanyakan proses pengelasan berbahaya karena menggunakan energi yang


besar.

c. Pengelasan merupakan sambungan permanen sehingga rakitannya tidak dapat


dilepas. Jadi metode pengelasan tidak cocok digunakan untuk produk yang memerlukan
pelepasan rakitan (misalnya untuk perbaikan atau perawatan).

d. Sambungan las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat yang sulit dideteksi.
Cacat ini dapat mengurangi kekuatan sambungannya.
2.2 Desain Sambungan Las

Desain sambungan las dan bentuk sambungan (welding joint), serta bentuk dan ukuran
alur las dalam konstruksi untuk merancang sambungan las adalah:

a. Persyaratan umum atau spesifikasi mutu (kekuatan) yang diinginkan.

b. Bentuk dan ukuran konstruksi las.

c. Tegangan timbul akibat pengelasan (residual stress), maupun teganganyang


diperhitungkan akan timbul akibat pemakaian (pembebanan)

d. Jenis proses las yang boleh dipakai.

Beberapa Standar telah mengatur jenis – jenis sambungan, ada sembilan jenis alur
sambungan (kampuh) las yang utama seperti pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Jenis alur sambungan las (Harsono, 2000)

2.3 Arus Pengelasan

Besarnya aliran listrik yang keluar dari mesin las disebut dengan aruspengelasan. Arus
las harus disesuaikan dengan jenis bahan dan diameter elektroda yang di gunakan dalam
pengelasan. Untuk elektroda standart American WeldingSociety (AWS), dengan contoh AWS
E7018 untuk arus pengelasan yangdigunakan sesuai dengan diameter kawat las yang dipakai
dapat dilihat padaTabel. Penggunaan arus yang terlalu kecil akan mengakibatkan penembusan
atau penetrasi las yang rendah, sedangkan arus yang terlalu besar akanmengakibatkan
terbentuknya manik las yang terlalu lebar dan deformasi dalam pengelasan.

Tabel 2.1 Hubungan Diameter Elektroda dengan Arus Pengelasan (Howard, 1998)

Diameter Kawat Las (mm) Arus Las (Ampere)


1.6 25-45
2.0 50-75
2.5 75-95
3.25 95-130
4.0 135-180
5.0 155-240

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengelasan

Ada beberapa faktor yang berpengaruh besar terhadap kualitas pengelasan, antara lain :

1. Teknik Pengelasan

Faktor utama yang menentukan seberapa baguskah mutu pengelasan yang dilakukan oleh
seorang pekerja adalah teknik pengelasan yang digunakan. Faktor ini menimbulkan pengaruh
langsung terhadap hasil dari pekerjaan las. Beberapa aspek terkait teknik pengelasan ini di
antaranya posisi mengelas, kecepatan mengelas, dan bentuk kampuh sambungan. Tidak hanya
aspek-aspek tadi, ukuran elektrode las serta brander las yang digunakan pun turut andil dalam
mempengaruhi seberapa rapi pekerjaan pengelasan yang dilakukan.

2. Bahan Logam

Sebelum dilas, logam harus dikenai panas terlebih dahulu sampai meleleh dan wujudnya
berubah menjadi lumer. Menariknya sifat logam yang disambung juga dipengaruhi oleh proses
pendinginannya kembali. Jika logam tersebut didinginkan secara perlahan-lahan, maka sifatnya
akan berubah menjadi kenyal. Sedangkan bila didinginkan secara mendadak dalam waktu yang
cukup cepat, maka karakteristik logam akan menjadi getas.

Perubahan kimia yang terjadi pada logam tadi disebabkan oleh susunan unsur-unsur di
dalamnya, khususnya unsur karbon (C). Hal ini dikarenakan logam yang meleleh pada
temperatur tinggi lebih banyak mengandung gas dibandingkan logam yang meleleh pada suhu
rendah. Akibatnya pengelasan yang keliru akan menimbulkan efek keropos.

Guna mencegah terjadinya pengeroposan, bahan pelindung (fluks) perlu ditambahkan


sewaktu proses pengelasan tengah berlangsung. Usahakan pula supaya logam-logam yang akan
disambung mempunyai titik lebur yang sama. Alhasil, proses pembuatan sambungan las pun
akan menciptakan hasil yang sempurna.

3. Pengaruh Panas

Pengaruh panas yang mengenai sambungan las dapat menyebabkan terjadinya ekspansi
dan pemuaian. Hal ini mengakibatkan timbulnya tegangan-tegangan sekunder yang diinginkan
di sekitar sambungan tersebut. Tahukah Anda, proses pendinginan pada logam yang dilas akan
melewati proses pembekuan. Jika tidak diperhatikan dengan benar, proses tersebut akan
menyebabkan terbentuknya lubang-lubang halus akibat reaksi oksida dan pemisahan.

4. Elektroda yang sesuai, alat las, dan prosedur


Ukuran elektroda dipilih berdasarkan ukuran las yang akan dibuat dan arus listrik yang
dihasilkan oleh alat las. Karena umumnya mesin las mempunyai pengatur untuk memperkecil
arus listrik, elektroda yang lebih kecil dari kemampuan maksimum mudah diakomodasi dan
sebaiknya digunakan. Oleh karena penimbunan logam las pada pengelasan busur nyala terjadi
akibat medan elektromagnetis dan bukan akibat gravitasi, pengelasan tidak harus dilakukan pada
posisi tidur atau horisontal. Empat posisi pengelasan utama diperlihatkan pada Gambar 3.
Sebaiknya dihindari (bila mungkin) posisi menghadap ke atas karena merupakan posisi yang
paling sulit. Sambungan yang dilas di bengkel biasanya diletakkan pada posisi tidur atau
horisontal, tetapi las lapangan dapat sembarang posisi pengelasan yang tergantung pada orientasi
sambungan. Posisi pengelasan untuk las lapangan sebaiknya diperhatikan dengan teliti oleh
perencana.
Gambar 2.4.1. Macam-macam pemakaian las sudut
Sumber: Salmon dkk, 1991

5. Persiapan tepi yang sesuai


Persiapan tepi yang umum, untuk las tumpul diperlihatkan pada Gambar 4. Lebar celah
(root opening) R adalah jarak pisah antara potongan yang akan disambung dan dibuat agar
elektroda dapat menembus dasar sarnbungan. Semakin kecil lebar celah, semakin besarlah sudut
lereng yang harus dibuat. Tepi runcing pada Gambar 4(a) akan mengalami pembakaran menerus
(burn-through) jika tidak diberikan plat pelindung (backup plate) seperti pada Gambar 4(b). Plat
pelindung umumnya digunakan bila pengelasan, dilakukan hanya dari satu sisi. Masalah
pembakaran menerus dapat dibatasi jika lerengnya diberi bagian tegak seperti pada Gambar 4(c).
Pembuat las sebaiknya tidak memberikan plat pelindung bila sudah ada bagian tegak, karena
kemungkinan besar kantung gas akan terbentuk sehingga merintangi las penetrasi sempurna.
Kadang-kadang pemisah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4(d) diberikan untuk mencegah
pembakaran menerus, tetapi pemisah ini dicabut kembali sebelum sisi kedua dilas.
Gambar 2.4.2. Kombinasi las baji dan pasak dengan las sudut
Sumber: Salmon dkk, 1991

6. Pengontrolan

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas las adalah penyusutan. Jika las titik diberikan
secara menerus pada suatu plat, maka plat akan mengalami distorsi (perubahan geometri).
Distorsi ini akan terjadi jika tidak berhati-hati baik dalam perencanaan sambungan maupun
prosedur pengelasan. Berikut ini adalah ringkasan cara untuk memperkecil distorsi:

− Perkecil gaya susut dengan:

 Menggunakan logam las minimum; untuk las tumpul, lebar celah jangan lebih besar dari
yang diperlukan, jangan mengelas berlebihan
 Sedapat mungkin mempersedikit jumlah lintasan
 Melakukan persiapan tepi dan penyesuaian yang tepat
 Menggunakan las terputus-putus, minimal untuk sambungan prakonstruksi
 Menggunakan langkah mundur (backstepping), yaitu menimbun las pada las
sebelumnya yang telah selesai, atau menimbun dalam arah berlawanan dengan arah
pengelasan sambungan.
− Biarkan penyusutan terjadi dengan:
 Mengungkit plat sehingga setelah penyusutan terjadi plat akan berada pada posisi yang
tepat.
 Menggunakan potongan yang diberi lenturan awal.

− Seimbangkan gaya susut dengan:

 Melakukan pengelasan simetris; las sudut pada setiap sisi potongan menghasilkan
pengaruh yang saling menghilangkan
 Menggunakan segmen las tersebar
 Pemukulan, yaitu meregangkan logam dengan sejumlah pukulan
 Menggunakan klem, alat pemegang dan lain-lain; alat ini membuat logam las meregang
ketika mendingin.

Gambar 2.4.3. Posisi pengelasan


Sumber: Salmon dkk, 1991Gambar
Gambar 2.4.4. Persiapan tepi untuk las tumpul
Sumber: Salmon dkk, 1991

4.5 Macam-Macam Cacat Las dan Penanggulangan

1. Retak Las

Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah retak las
yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni retak dingin dan retak panas. Retak dingin adalah
retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300oC. Sedangkan retak panas adalah
retak yang terjadi pada suhu diatas 500oC. Retak dingin tidak hanya terjadi pada daerah HAZ
(Heat Affected Zone) atau sering disebut dengan daerah pergaruh panas tetapi biasanya terjadi
pada logam las. Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering terjadi. Dan
retakan ini dapat dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan kaki, serta retak melintang.

Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa menit sampai 48 jam

sesudah pengelasan. Retak dingin ini disebabkan oleh :

 Struktur daerah pangaruh Panas.

 Hidrogen difusi didaerah las.

 Tegangan.
Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu retak karena pembebasan
tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500oC - 700oC dan retak yang
terjadi pada suhu diatas 900oC yang terjadi pada peristiwa pembekuan logam las. Retak panas
sering teriadi pada logam las karena pembekuan, biasanya berbentuk kawah dan retak
memanjang. Retak panas ini terjadi karena pembebasan tegangan pada daerah kaki didalam
daerah pengaruh panas.

Retak ini biasanya terjadi pada waktu logam mendingin setelah pembekuan dan
terjadi karena adanya tegangan yang timbul, yang disebabkan oleh penyusutan dan sifat baja
yang ketangguhannya turun pada suhu dibawah suhu pembekuan. Keretakkan las yang lain
adalah retak sepanjang rigi-rigi lasan retak disamping las dan retak memanjang diluar rigi-rigi
lasan. Akan tetapi penyebab umum pada semua jenis keretakan las ini adalah:

 Pilihan jenis elektroda yang salah atau tidak tepat.

 Benda kerja terbuat dari baja karbon tinggi.

 Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat.

 Benda kerja yang dilas terlalu kaku.

 Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang.

 Penembusan Kurang Baik

Selain retak, cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las yang kurang dan
jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul pada konstruksi adalah
kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena penembusan yang kurang. Karena kurang
penembusan inilah maka penyambungan tidak sempurna. Penyebab dari penembusan yang
kurang ini antara lain :

Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi.

 Arus terlalu rendah.

 Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil.


 Benda kerja terlalu kotor.

 Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik.

 Busur las yang terlalu panjang.

Penanggulangan penembusan las yang kurang baik

Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik dapat dilakukan dengan
langkahlangkah sebagai berikut :

 Penyetelan arus pengelasan yang tepat.

 Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih merata.

 Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair dengan baik.

 Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan.

 Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada.

 Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.

Membetulkan sudut kampuh

2. Pengerukan / Under cut

Cacat las yang lain adalah pengerukan atau yang sering disebut dengan under cut
pada benda kerja. Pengerukan ini terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh
las sehingga benda kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi meskipun sebelumnya telah
dilakukan pengelasan. Sebab-sebab pengerukan las antara lain :

Arus yang terlalu tinggi.

 Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula.

 Busur nyala yang terlalu panjang.

 Ukuran elektroda yang salah.


 Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat.

 Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.

Penanggulangan Pengerukan las (Under Cut)

Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

 Menyetel arus yang tepat.

 Mengurangi kecepatan mengelas.

 Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.

 Menggunakan ukuran elektroda yang benar.

 Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan cairan
pengelasan.

 Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.

3. Keropos

Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi dalam pengelasan. Keropos
ini bila didiamkan, dalam waktu lama akan menyebar yang diikuti dengan perkaratan atau
korosi pada konstriksi sehingga kontruksi menjadi rapuh karena korosi tadi. Cacat ini memang
kelihatannya sepele akan tetapi dampak yang ditirnbulkan oleh cacat ini cukup membahayakan
juga. Penyebab keropos ini yakni :

 Busur pendek.

 Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

 Kurang waktu pengisian.

 Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.

 Kesalahan memilih jenis elektroda.


Penanggulangan Cacat Las Karena Keropos.

Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

 Mempertahankan jarak busur yang baik.

 Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi.

 Member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas.

 Membersihkan benda kerja.

 Menggunakan elektroda yang tepat.

4. Pengerutan Benda Kerja.

Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai dan mengkerut bila di
dinginkan. Bila salah satu permukaan las tipis dilas pada arah memanjang, maka setelah dingin
terjadilah pelengkungan atau melenting atau deformasi.

Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu) maka kedua sisi
kampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan sampai kedua sisi tersebut dapat berimpit

Penyebab pengerutan adalah:

 Pengisian pengelasan kurang.

 Pengkleman salah.

 Pemanasan yang berlebihan.

 Kesalahan persiapan kampuh.

 Pemanasan tidak merata.

 Penempatan bagian-bagian yang disambung kurang baik.

 Salah urutan pengelasan.


Penanggulangan Pengerutan Benda Kerja

Pada setiap proses pengelasan akan terjadi yang namanya perubahan bentuk
terhadap benda kerja. Perubahan bentuk ini akan mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan
luar serta dapat juga menurunkan kekuatan. Hal-hal untuk mengurangi terjadinya pengerutan
benda kerja atau perubahan bentuk antara lain :

a. Pengurangan masuknya panas dan logam panas.

Dengan mengurangi masuknya panas lasan yang seperlunya saja maka tidak akan
terjadi suhu yang terlalu tinggi. Sehingga perubahan bentuk dapat dikurangi menjadi sekeci-
kecilnya. Bila logam las dikurangi, maka jumlah logam pada waktu mendingin tidak terlalu
banyak dan dengan sendirinya perubahan bentuk juga dapat dikurangi. Pengurangan bahan las
dapat dilakukan dengan mengurangi panjang las, memilih bentuk kampuh yang sesuai,
memotongplat yang akan dilas dan merakitnya dengan teliti.

b. Menentukan urutan pengeiasan yang tepat.

Perubahan bentuk pada umumnya dapat dihindari dengan ururan pengelasan yang
sesuai. Dalam menghindari perubahan bentuk dapat dilakukan dengan mengelas dengan
meloncatloncat. Bila perubahan bentuk ini terjadi, untuk meluruskannya kembali diperlukan
waktu dan kerja yang cukup banyak. Adapun cara untuk mengatasi perubahan bentuk tadi
adalah sebagai berikut

c. Pengelasan sedikit mungkin.

Pengelasan yang berlebihan akan menimbulkan penkerutan yang bertambah besar,


Dudukan benda yang hendak dilas sedikit dimiringkan keluar, sehingga rigi-rigi las akan
menariknya kepada kedudukan yang didinginkan.

Melakukan pengelasan yang bergantian pada setiap sisi dan membuat urutan rigi-rigi
yang menimbulkan gaya-gaya penyusutan yang saling meniadakan.

Bila pada jenis sambungan I (kampuhV) dilas mengalami pengkerutan, rigi-rigi dapat
membuat kampuh menjadi berimpit sesamanya. Maka kerusakan ini dapat diatasi dengan cara
antara lain :
d. Membuat las pengikat atau las atau las titik/tack weld.

Las pengikat ini diletakkan di tempat-tempat yang kiranya benda kerja akan mengerut
bila nanti dilas. Sehingga dengan adanya las pengikat ini pengerutan benda kerja tidak terjadi.

e. Mebuat celah yang melebar.

Disini pelebaran celah tidak boleh asal melebar, akan tetapi masih dalam jangkauan
kemampuan las. Ini dimaksudkan agar bila nanti setelahpengelasan mengalami pengerutan
celah yang mengalami pelebaran tadi.

f. Memasang pasak untuk mempertahankan lebar celah.

pasak ini berguna untuk menjaga lebar celah pada benda kerja yang juga disebut dengan
plat pengikat. Jadi bila setelah pengelasan kondisi kerja tetap pada posisi semula karena telah
diikat oleh pasak tadi.

Untuk mengurangi perubahan bentuk dari pengaruh urutan pengelasan dilakukan dengan
jalan:

g. Pengelasan dilakukan dari titik yang terikat ketitik yang terbebas.

Majunya pengelasan dibuat simetri tehadap sumbu netral menggunakan pengelasan


susulan mundur atau kebelakang, untukmenghindari perubahan bentuk pada daerah
memanjang. Untuk mengurangi perubahan bentuk dari segi persiapan kampuh dapat dilakukan
dengan cara

 Membuat sudut kampuh sekecil mungkin.

 Membuat celah kampuh sekecil mungkin.

 Membuat kampuh ganda bila tebal plat lebih dari 16 mm.

Cara pengelasan kontuksi lambung kapal biasanya dilakukan langkah-langkah antara lain:

 Pemeriksaan ukuran alur

 Pemilihan bahan las yng tepat


 Penentuan ukuran pengelasan

 Pembersihan alur dari debu, karat, dan minyak.

Perlu diketahui bahwa perakitan konstruksi dimulai dari tengah menuju kesisi. Sedangkan
untuk pengelasan antar plat kulit dan rangka gladak atas urutanya adalah las tumpul dan
kemudian barulah las tumpang. Pengelasan dalam reparasi kapal harus diperhatikan hal-hal
berikut:

 Menentukan seteliti mungkin besarnya bagian yang rusak.

 Memperhatikan lingkungan kerja, misalnya dalam memindahkan tabung gas yang


mudah terbakar.

 memasang pengaman bila pengelasan dilakukan ditempat yang tinggi.

 mempersiapkan tenaga listrik yang diperlukan.

 Dalam penggantian plat harus disiapkan lubang batas dan harus menentukan urutan
pengelasan.
DAFTAR PUSTAKA

Blogspot. September 2012. “Faktor yang Mempengaruhi Mutu Sambungan”. http://sma-


muhamadiyah.blogspot.com/2012/09/faktor-yang-mempengaruhi-mutu-sambungan.html
[diakses pada 4 Oktober 2018]
Jobsheet Praktikum Teknik Perawatan 2018. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Kawatlasedzona. - . “Beberapa Faktor Pengelasan”. http://kawatlasedzona.com/beberapa-faktor-
pengelasan/ [diakses pada 4 Oktober 2018]
Sribd. - . “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pengelasan”.
https://www.scribd.com/document/372125612/Faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil-
pengelasan [diakses pada 4 Oktober 2018]

Você também pode gostar

  • Teorema Pythagoras
    Teorema Pythagoras
    Documento3 páginas
    Teorema Pythagoras
    Aldi Matthew
    Ainda não há avaliações
  • Aktuator Sedikit
    Aktuator Sedikit
    Documento3 páginas
    Aktuator Sedikit
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Bagian Pompa
    Bagian Pompa
    Documento3 páginas
    Bagian Pompa
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Aktuator Sedikit
    Aktuator Sedikit
    Documento3 páginas
    Aktuator Sedikit
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Data Dehumidifikasi
    Data Dehumidifikasi
    Documento5 páginas
    Data Dehumidifikasi
    Baskoro Rahman
    Ainda não há avaliações
  • Data HE Baru
    Data HE Baru
    Documento2 páginas
    Data HE Baru
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • CSTR Run 3
    CSTR Run 3
    Documento6 páginas
    CSTR Run 3
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Korosi Celah Dan Korosi Sumuran
    Korosi Celah Dan Korosi Sumuran
    Documento5 páginas
    Korosi Celah Dan Korosi Sumuran
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Tray Dry JSheet
    Tray Dry JSheet
    Documento20 páginas
    Tray Dry JSheet
    Febrian Rifkhi Fahrizal
    Ainda não há avaliações
  • Catetan Matlab
    Catetan Matlab
    Documento3 páginas
    Catetan Matlab
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Cips DCVG Kitaaa
    Cips DCVG Kitaaa
    Documento20 páginas
    Cips DCVG Kitaaa
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Pendahuluan.
    Pendahuluan.
    Documento6 páginas
    Pendahuluan.
    Febrian Rifkhi Fahrizal
    Ainda não há avaliações
  • Flow Control FX
    Flow Control FX
    Documento15 páginas
    Flow Control FX
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • BKK Fix
    BKK Fix
    Documento5 páginas
    BKK Fix
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Aliran Pengolahan Data FLOW ALIRAN
    Aliran Pengolahan Data FLOW ALIRAN
    Documento7 páginas
    Aliran Pengolahan Data FLOW ALIRAN
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Level (FIX Love) Print
    Level (FIX Love) Print
    Documento16 páginas
    Level (FIX Love) Print
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Level (FIX Love) Print
    Level (FIX Love) Print
    Documento8 páginas
    Level (FIX Love) Print
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Ke Simp Ulan
    Ke Simp Ulan
    Documento1 página
    Ke Simp Ulan
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Pembahasa 1 Pengprosdp
    Pembahasa 1 Pengprosdp
    Documento3 páginas
    Pembahasa 1 Pengprosdp
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Ke Simp Ulan
    Ke Simp Ulan
    Documento12 páginas
    Ke Simp Ulan
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Lingkaran
    Lingkaran
    Documento3 páginas
    Lingkaran
    Kelly Terrell
    Ainda não há avaliações
  • Apa Weh
    Apa Weh
    Documento5 páginas
    Apa Weh
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Singkat Praktek Instrumentasi Pengukuran Benerrr
    Laporan Singkat Praktek Instrumentasi Pengukuran Benerrr
    Documento12 páginas
    Laporan Singkat Praktek Instrumentasi Pengukuran Benerrr
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • PI Gain 10 Ti 0,5
    PI Gain 10 Ti 0,5
    Documento18 páginas
    PI Gain 10 Ti 0,5
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Data Pengamatan Dan Pengolahan
    Data Pengamatan Dan Pengolahan
    Documento4 páginas
    Data Pengamatan Dan Pengolahan
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • Pendahuluan.
    Pendahuluan.
    Documento6 páginas
    Pendahuluan.
    Febrian Rifkhi Fahrizal
    Ainda não há avaliações
  • Grafik CSTR
    Grafik CSTR
    Documento4 páginas
    Grafik CSTR
    dela cahya
    Ainda não há avaliações
  • 1 Titik Operasi
    1 Titik Operasi
    Documento4 páginas
    1 Titik Operasi
    dela cahya
    Ainda não há avaliações