Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Ciri-ciri Arthropoda ?
2. Bagaimana Struktur Tubuh Arthropoda ?
3. Bagaimana Klasifikasi Arthropoda kelas Archnida?
4. Bagaimana Reproduksi Arthropoda ?
5. Apa saja Peranan Arthropoda ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan materi Arthropoda dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Ciri-ciri Arthropoda
2. Untuk mengetahui Struktur Tubuh Arthropoda
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Arthropoda pada kelas Archnida
4. Untuk mengetahui Reproduksi Arthropoda
5. Untuk mengetahui Peranan Arthropoda
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Arthropoda berasal dari bahasa Latin (arthra = ruas, podos = kaki), dapat diartikan bahwa
Arthropoda merupakan hewan yang memiliki ciri, yaitu kaki beruas, berbuku, atau bersegmen (segmen
tersebut juga terdapat di tubuh). Tubuh Arthropoda merupakan simetris bilateral dan tergolong triploblastik
selomata. Jumlah spesies anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu
diperkirakan lebih dari 1.000.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga,
laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya
berdasarkan fosil. Habitat hewan-hewan Arthropoda adalah di air dan di darat. Di air dapat mencapai
kedalaman lebih dari 6000 meter, sedangkan di daratdapat mencapai ketinggian 7000 meter. Sifat hidup
Arthropoda bervariasi, ada yang menguntungkan dan ada juga yang bersifat parasit.
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-
laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk
simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Arthropoda memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh
bersegmen; segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen
berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala
mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan mulut dan
anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah struktur dorsal
seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah abdomen, rongga tubuh; sebuah
rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi, sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau
otak yang berlokasi di atas kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar
kanal alimentari dan tali syaraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi biasanya oleh
tubulus malphigi; tabung kosong yang masuk kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas keluar
lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia. Secara evolusi
kelompok arthropoda merupakan hewan yang paling berhasil dalam mengembangkan jenisnya. Hampir
75% hewan di bumi ini adalah arthropoda. Begitu juga di dalam gua, arthropoda memgang peranan
penting dan mempunyai keanekaragaman tinggi dan paling berhasil beradaptasi dalam lingkungan
gua. Arthropoda banyak ditemukan sebagi hewan yang khas dan teradaptasi dengan lingkungan gua.
Arthropoda menyumbang sekitar 80% hewan khas gua.
A. Ciri-ciri Arthropoda
Secara umum ciri-ciri filum arthropoda adalah sebagai berikut:
1. Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang (abdomen).
Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu (cephalothoraks).
2. Memiliki 3 lapisan (triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm dengan rongga tubuh.
3. Bentuk tubuh simetris bilateral.
4. Bagian tubuh terbungkus oleh eksoskelet yang mengandung khitin.
5. Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus.
6. Sistem reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi terjadi secara
seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis).
7. Memiliki sistem peredaran darah terbuka (sistem lakuner) dan alat peredarannya berupa jantung dan
pembuluh-pembuluh darah terbuka .
8. Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di atas saluran pencernaan,
sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral,serta pasangan-pasangan
ganglion ventral yang dihubungkan satu dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan sepanjang
tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan.
9. Sistem eksresinya berupa berupa saluran-saluran malphigi
10. Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru buku)
11. Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas
12. Hidupnya di darat, air tawar dan laut.
C. Klasifikasi Arthropoda
Hewan ini dikelompokkan atas Crustaceae (udang-udangan), Insekta (serangga), Arachnoidea
(labah-labah), dan Myriapoda (kaki seribu). Berikut informasi mengenai keempat kelompok hewan
tersebut.
3. Arachnoidea
Arachnida adalah kelas hewan invertebrata Arthropoda dalam subfilum Chelicerata. Istilah arachnid
berasal dari bahasa Yunani άράχνη atau arachne, berarti laba-laba, dan juga merujuk pada figur mitologi
Yunani, Arachne. Di dalamnya termasuk hewan seperti laba-laba, kalajengking, serta ketonggeng.
Arachnida pada umumnya berhabitat di darat. Tubuh bersegmen terdiri atas sefalotoraks serta abdomen
yang tak beruas. Di bagian sefalotoraks terdapat organ-organ berikut ini :
1. Empat pasang kaki.
2. Delapan buah mata sederhana di bagian depan.
3. Satu pasang klisera (taring pisau mengandung racun berbentuk gunting atau catut untuk melumpuhkan
mangsa).
4. Sepasang pedipalpus yang berfungsi sebagai indra, tangan, maupun alat untuk melakukan kopulasi.
5. Suatu organ di depan anus yang menghasilkan sutra disebut spineret; terdapat pada beberapa jenis
Arachnida.
12 |
A r t h r o p o d a
Respirasi dengan paru-paru buku, pada bagian ventral tubuhnya terdapat lubang atau pori-pori yang
merupakan muara dari paru-paru buku. Sistem peredaran darah yang dimiliki adalah sistem peredaran darah
terbuka karena darah mengalir tanpa melewati pembuluh darah. Arachnoidea juga memiliki sistem saraf
tangga tali. Alat ekskresi yang dimiliki berupa badan malphigi. Khusus pada ordo Arachnida, pada daerah
posterior terdapat dua lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya jaring disebut sebagai spineret.
Klasifikasi Arachnoidea:
Scorpionida, contoh: kalajengking.
Arachnida, contoh: labah-labah.
Acarina, contoh: caplak, tungau.
D. Reproduksi Arthropoda
Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan melakukan
partenogenesis (terjadi reproduksi tanpa pembuahan oleh hewan jantan) dan paedogenesis (terjadi
reproduksi pada individu yang muda, yaitu pada larva). Jenis alat kelamin hewan ini sudah terpisah.
Arthtropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka, cairan tubuh yang disebut hemolimfa didorong oleh
suatu jantung, masuk ke ruang sinus yang mengelilingi jaringan dan organ. Terdapat organ khusus untuk
pertukaran gas, seperti spesies akuatik yang bernafas dengan sejenis insang tipis dan berbulu. Pada
Arthropoda terrestrial menggunakan trakea untuk pertukaran gas.
E. Peranan Arthropoda
Filum Arthropoda yang menguntungkan antara lain :
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga, terutama serangga hama. Akan tetapi,
hewan-hewan Arachnida lebih banyak merugikan manusia, misalnya
Sarcoptes scabei
menyebabkan gatal atau kudis pada manusia,
Psoroptes equi
menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, dan kuda,
Otodectes cynotis
menyerang anjing dan kucing, dan
Dermacentor variabilis
sebagai vektor demam Rocky Mountain.
A. Kesimpulan
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki.
Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala),
toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada yang mengalami
metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem
reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain
mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh
dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang
tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.
B. Saran
1. Arthropoda sangat berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kita tidak
diharapkan menumpas atau berburu secara berlebihan apalagi buntuk kepentingan sendiri.
2. Disarankan bagi kita semua turut menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak merusak salah satu
anggota dari ekosistemkehidupan, Arthropoda.
DAFTAR PUSTAKA
http://arianirini.blogspot.co.id/2014/06/makalah-biologi-filum-arthropoda.html
http://deachrestella888.blogspot.co.id/2015/11/makalah-tentang-arthropoda.html
http://mybyologimateri.blogspot.co.id/2015/05/makalah-arthropoda.html
http://amelyaputeri.blogspot.co.id/2014/05/makalah-arthropoda.html
http://www.zonasiswa.com/2014/07/mengenal-phylum-arthropoda.html
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 2
C. Tujuan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Arthropoda.......................................................... 2
B. Struktur Tubuh Arthropoda.............................................. 3
C. Klasifikasi Arthropoda...................................................... 4
D. Reproduksi Arthropoda ................................................... 9
E. Peranan Arthropoda.......................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 11
B. Saran................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 12
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul "
ARTHROPODA".
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya rekan-rekan yang telah memberikan dukungan, kasih,
dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari Makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu
ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini
dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar Makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
Arthropoda “
MAKALAH BIOLOGI
“ Filum Arthropoda “
Disusun oleh :
RINI ARIANI
D1B011020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fillum artrophoda” sebagaimana
mestinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi. Dalam penyusunan makalah ini,
banyak kendala yang penulis temukan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengajar yang telah memberi masukan dalam mengerjakan makalah ini dan pihak terkait
yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Arthropoda berasal dari dua kata Yunani yaitu arthros yang berarti berbuku - buku atau beruas dan podos
yang berarti kaki. [arthos podos] biggrin. jadi secara umum kelompok afthopoda dicirikan dangan kaki
yang berbuku - buku atau kotak - kotak atau beruas. antara ruas yang satu dengan ruas yang lain
dihubungkan oleh lembaran tipis yang elastis untuk memudahkan pergerakan badan dan kakinya.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang artinya kaki. Jadi,
Arthropoda adalah hewan berkaki ruas. Semua jenis hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh
dan kaki yang berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya.
Filum Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba,
udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Empat dari lima bagian dari spesies hewan adalah Arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies
modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di
laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hamper
90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat
dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.
Secara evolusi kelompok arthropoda merupakan hewan yang paling berhasil dalam mengembangkan
jenisnya . hampir 75% hewan dibumi ini adalah arthropoda.
ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak mempunyai sertuktur tulang di dalam tubuhnya.
Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian dalam tubuh yang
biasanya disebut aksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras namun struktur
ini masih memungkinkan pergerakan disetiap ruas.
BAB III
METODE PENULISAN
BAB IV
PEMBAHASAN
Contoh hewan Arthropoda, ada banyak hewan arthropoda dinunia mulai dari semut, kalajengking,
kelabang, kaki seribu, dll
Klasifikasi (penggolongan) Arthoproda Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kelas Crustacea (golongan udang).
2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
3. Kelas Myriapoda (golongan luwing).
4. Kelas Insecta (serangga).
ž 1. Crustacea
Merupakan hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut :
a. Struktur Tubuh
Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta
abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung
belakang)nya sempit
ž Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
- pasang antena
- pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
- pasang maksilla
- pasang maksilliped
Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak
atau menempel di dasar perairan.
b. Sistem Organ
1) Sistem Pencernaan
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut
terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian
posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi
abdomen.Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar
hijau yang terletak di dalam kepala.
2) Sistem Saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena
(alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
3) Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui
pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap
O2 (oksigen) rendah.
4) Sistem Pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas
dengan seluruh permukaan tubuhnya.
5) Alat Reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina
terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima.
Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
Dalam pertumbuhannya,seperti udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan
ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain
itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan
memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki
tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Klasifikasi Crustacea Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut :
1) Entomostraca (udang tingkat rendah).
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton, adalah melayang-layang di dalam
air dan merupakan makanan ikan. Adapun pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain
Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:
Branchiopoda
Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung
secara parthenogenesis.
Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.
Copepoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
Hidup di air laut dan air tawar, dan
merupakan plankton dan parasit,
segmentasi tubuhnya jelas.
Cirripedia
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu
atau benda lain.
Cirripedia ada yang bersifat parasit
Cara hidup Cirripedia beraneka ragam, salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar
kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.
2) Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Malakostraca (udang tingkat tinggi). Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air
tawar. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen).
Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.
Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
Contoh:Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum, keduanya adalah pengerek kayu.
Stomatopoda
Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang
kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata
dan antena.
Decapoda (si kaki sepuluh).
Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan
kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan
sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein.
ž Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan.
ž Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang
kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang
hidup di laut.
Peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia.
Menguntungkan :
1. Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
2. Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota
Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
merugikan :
1. Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2. Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3. Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
2. Arachnida
Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat
parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora sekaligus predator.
Tempat hidupnya adalah di darat.
Ciri-ciri Arachnida: Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan
dengan jelas, kecuali Acarina.
- Pada bagian kepala-dada tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut,
kelisera dan pedipalpus.
- Mempunyai 4 pasang kaki pada kepala-dada.
- Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal.
- Alat pernafasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang buku.
- Alat kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen,
pembuahan internal (di dalam).
- Sistem saraf tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan pasangan-pasangan
ganglia.
- Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk mengisap serta memiliki kelenjar
racun.
- Habitat (tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit.
Arachnida dibedakan menjadi :
a. Scorpionida
Contohnya : Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp) dan Ketonggeng (Buthus). Hewan
ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.
b. Arachnoida
ž Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :
- Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)
- Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)
- Laba-laba penjerat (di Malaysia
- Laba-laba pemburu (di Meksiko
- Laba-laba srigala
- Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles reclusa
- Tarantula (Rhechostica hentz)
- Umumnya laba-laba mempunyai perut tidak beruas-ruas.
c. Aracina
Contoh nya:
- Caplak kudis (Sacroptes scabiei)
- Caplak unggas (Dermanyssus)
- Caplak sapi (Boophilus annulatus)
- Tungau (Dermacentor sp.)
Ciri khas yang terdapat pada tubuh hewan ini adalah tubuh tidak berbuku- buku . umumnya parasit
pada burung dan mamalia termasuk manusia
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama serangga hama. Akan tetapi
hewan ini juga banyak hewan ini juga banyak merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya:
a. Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
b. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.
c. Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.
3. Myriapoda
ž Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap
ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala
dan abdomen (perut).
ž Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak
mengandung sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.
Ciri-ciri Myriapoda :
- ž Tubuh bersegmen (beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
- ž Pada setiap ruas perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
- Pada kepala terdapat 2 kelopak mata tunggal (ocellus), 1 pasang antena dan alat mulut.
- ž Susunan saraf tangga tali.
- Sistem pernafasan dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk
keluar masuknya udara.
- ž Sistem peredaran darah terbuka.
- Alat kelamin jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
- Hidup di darat, misal di bawah batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya.
Klasifikasi (penggolongan Myriapoda)
Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yakni:
1. Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans.
Ciri-cirinya Chilopoda
ž Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki
satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di
belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh
mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata
tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil
lainnya, sehingga bersifat karnivora.
ž Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua
buah saluran malphigi.
ž Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada
setiap ruas.
ž Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
ž Kelas ini sering disebut Sentipede.
2. Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)
Ciri-cirinya Diplopoda :
ž Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen
(ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh,
satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
ž Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup di tempat yang
lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
ž Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
4. Insecta
ž Insecta sering disebut serangga atau heksapoda.
ž Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan
berkaki enam.
ž Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo.
ž Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan
kebiasaannya
Ciri-ciri Insecta, antara lain:
ž Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut.
Kepala dengan:
a. Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
b.Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit.
Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas
(labrum) serta bibir bawah (labium).Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax dan
metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.
Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Ciri utama hewsan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah
anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya lebih dari 800.000 spesies, contoh
anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu,
serta spesies jenis lain yang dikenal hanya berdasarkan bfosil.
2. Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariadi. Pada tiap segmen tubuh
terseburt terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh , yaitu Kaput
(kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang
membentukrangka luar (eksoskeleton). Kesoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.
3. Arthropoda dibagi menjadi empat sub-filum, yaitu Trilobita, Chelicerata, Onychopora, dan
Mandibulata.
5.2 Saran
1. Arthropoda sangat berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kita tidak
diharapkan menumpas atau berburu secara berlebihan apalagi buntuk kepentingan sendiri.
2. Disarankan bagi kita semua turut menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak merusak salah satu
anggota dari ekosistemkehidupan, Arthropoda.
DAFTAR PUSTAKA
http://bagusdtatsumi.blogspot.com/2013/06/ciri-ciri-dan-apa-itu-hewan-arthropoda.html
tumbuhan. Lepidoptera mencakup kupu-kupu dan ngengat. f.
Siphonaptera
Siphonaptera (serangga jenis kutu) tidak bersayap. Tubuh berbentuk pipih lateral, yaitu jarak tubuh dari
kiri ke kanan kecil sekali dibandingkan jarak dari sisi ventral ke dorsalnya.Hidup sebagai parasit pada
hewan,. Berkaki pendek, namun kuat untuk meloncat, sehingga sesuai untuk melekat pada burung
ataupun hewan inangnya. Mulut bertipe menusuk dan mengisap. Memiliki mata tunggal (oselus). g.
Diptera
Diptera meliputi 80.000 jenis termasuk nyamuk dan lalat. Hewan ini bersayap satu pasang atau dua
pasang. Sayap belakang mengalami penyusutan menjadi alat indra khusus untuk keseimbangan tubuh
yang disebut halter. h.
Coleoptera
Coleoptera (serangga bersayap perisai) bersayap dua sayang. Sayap depan tebal, permukaannya halus
serta mengandung zat tanduk, disebut elitra. Sayap belakang tipis berupa selaput. Bila sedang hinggap,
sayap selaput terlipat di bawah perisai sayap elitra. Serangga ini memiliki tipe mulut pengunyah.
19 |
A r t h r o p o d a
i.
Hymenoptera
Hymenoptera (serangga bersayap selaput) bersayap dua pasang, sayap belakang lebih tipis dan lebih kecil
daripada sayap depan. Serangga ini hidup berkoloni dan mempunyai seekor ratu. Hewan ini mempunyai
alat indra yang lebih berkembang daripada serangga lainnya. Beberapa Hymenoptera mempunyai ligula
(lidah) panjang dan lentur. Rambut-rambut pada ligula berfungsi sebagai peraba, perasa, maupun
pengumpul nektar. j.
Neuroptera
Neuroptera (serangga bersayap jala) biasanya membuat perangkap atau liang berbentuk kerucut dengn
kedalaman sekitar 1,5 hingga 2,5 cm di permukaan tanah. Pada masa pupa, hewan ini tinggal di dalam
kepompong liat di dalam pasir. Hewan dewasa bersayap dua pasang, tipis, dan bannyak urat yang
membentuk gambaran mata jaring serupa dengan capung.
20 |
A r t h r o p o d a
21 |
A r t h r o p o d a
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi D. A. , Maryati Sri, Srikini, Suharno, S. Bambang. 2007.
Biologi untuk SMA kelas X.
Jakarta : Penerbit Erlangga http://id.wikipedia.org/
READ PAPER
B. Morfologi Laba-laba
Kelas Arachnida dibedakan dengan kelas yang lainnya dengan tidak
adanya anggota badan sebagai organ perasa yang sering disebut antena yang
biasanya terdapat di bagian depan kepala di keempat kelas lainnya.
Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya
memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang
sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax). Sedangkan
segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara
cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau
pedicellus.
Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat
pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat
pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut
pedipalpus. Pada beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa
membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan.
E. Ekologi Laba-laba
Laba-laba mampu beradaptasi di berbagai habitat namun laba-laba sangat
sensitif terhadap gangguan yang terjadi di lingkungannya. Adapun gangguan
lingkungan yang berdampak negatif terhadap kelimpahan laba-laba, antara lain:
pengolahan tanah, pemangkasan tumbuhan serta penggunaan pestisida sintesis.
Berubahnya komposisi spesies laba-laba di ekosistem pertanian sangat
dipengaruhi oleh berubahnya komposisi tanaman di lahan budidaya tanaman.
Beberapa riset menyimpulkan laba-laba rentan terhadap sejumlah pestisida.
Penurunan jumlah laba-laba akan berdampak terhadap peningkatan populasi
serangga pengganggu tanaman. Tanpa laba-laba, populasi serangga akan
menyebar tak terkendali sehingga menggagalkan panen dan menyebarkan
penyakit. Laba-laba juga menjadi makanan bermutu bagi makhluk lainnya.
Dimana laba-laba sangat berperan penting dalam jaring makanan karena
kebiasaan makan laba-laba (Historia, 2011).
Kunci kelangsungan keberhasilan araknid terletak pada kemampuannya
untuk mendiami habitat dimana serangga tidak mampu mencapai suatu
keunggulan. Dimana selagi serangga beterbangan di udara, araknid telah
berkembang dengan subur di banyak kawasan hunian, asalkan terdapat vegetasi
rendah, tumpukan dedaunan dan tanah dan dalam banyak hal lebih berhasil
daripada serangga pada situasi yang sedemikian. Seringkali hewan araknid
berukuran sangat kecil, tetapi memiliki peran utama untuk membatasi populasi
hama serangga serta dalam aneka proses biologis untuk meningkatkan kesuburan
tanah.
Hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman spesies laba-laba yang
tinggi. Hal ini dikarenakan laba-laba menyukai habitat yang terlindung dari suhu
ekstrim, dapat menempelkan jaringnya, aman terhadap kerusakan sarang dan
jaringnya serta dapat memaksimalkan waktu mencari mangsanya. Laba-laba
banyak ditemukan pada iklim subtropis, sehingga di Indonesia sebagai negara
subtropis laba-laba banyak ditemukan dimana-mana, habitat laba-laba dapat
ditemukan dalam tanah, di bawah batu, di rumput, di cabang-cabang pohon, di
gua-gua dan di atas air.
Bagi laba-laba yang hidup di serasah, daun-daun yang gugur di hutan
merupakan habitat yang sesuai baginya. Jumlahnya meningkat lebih banyak
ketika lapisan serasah semakin tebal karena lebih banyak tempat tersedia untuk
bersembunyi dan terhindar dari suhu yang ekstrim (Suana, 2006).
F. Faktor Lingkungan
a) Suhu Udara
Suhu adalah faktor ekologis yang sangat terkenal dan juga sangat mudah
diukur. Pengaruh suhu bersifat umum. Seringkali suhu merupakan faktor
pembatas terhadap pertumbuhan dan penyebaran hewan (Michael,1995).
Temperatur merupakan faktor lingkungan yang dapat menembus dan
menyebar ke berbagai tempat di muka bumi. Perubahan temperatur akan
mengubah faktor-faktor lingkungan abiotik lainnya, sehingga di tempat tersebut
terjadi perubahan kombinasi baru antara faktor-faktor lingkungan abiotik.
Arthropoda tidak dapat hidup pada suhu di bawah titik beku air. Suhu antara kira-
kira 10°C-40°C adalah temperatur optimum bagi hewan tersebut. jika temperatur
berubah dari 40°C-45°C dan 10°C-0°C hewan menjadi pingsan. Pada suhu antara
45°C-55°C dan 0°C-10°C hewan mengalami koma dan di atas 55°C atau di bawah
-10°C hewan akan mati (Susanto, 2000).
Jambu tumbuh dan berproduksi baik pada suhu rata-rata harian 27°C. Daerah
produsen utama jambu rata-rata mempunyai suhu harian minimum antara 15-25°C
dan maksimum antara 25-35°C (Lubis, 1994).
b) Kelembaban Udara
Jumlah uap air yang ada dalam udara diacu sebagai kelembaban. Bobot
sebenarnya uap air yang ada dalam satuan bobot udara dinyatakan sebagai
kelembaban mutlak. Karena suhu dan tekanan mempengaruhi kelembaban, maka
biasanya diukur sebagai kelembaban relatif. Kelembaban relatif adalah persen uap
air yang sebenarnya ada dibandingkan dengan kadar kejenuhan dalam suhu dan
tekanan yang sedang ada (Michael, 1995).
Kelembaban merupakan jumlah uap air yang terdapat di udara. Kelembaban
mutlak adalah rasio berat uap air per satuan udara (gram per kilogram udara).
Beberapa hal penting yang berkaitan dengan kelembaban adalah :
1) Kelembaban dapat mempengaruhi efek temperatur terhadap organisme.
2) Kelembaban dapat berfluktuasi horizontal (malam hari kelembaban tinggi,
sedangkan siang hari kelembaban rendah)
3) Kelembaban juga berfluktuasi vertikal (pada suatu tempat dengan
ketinggian tertentu mempunyai kelembaban tertentu)
4) Kelembaban, temperatur dan cahaya berperan sangat besar dalam
mengatur aktivitas organisme dan sering menjadi faktor pembatas terhadap
penyebaran organisme (Subagja, 2001).
Kisaran kelembaban nisbi optimum di daerah-daerah pertanaman jambu cukup
luas. Kelembaban nisbi untuk tingkat sangat sesuai adalah antara 70-80%, untuk
tingkat sesuai 60-70% dan yang kurang dari 60% atau lebih dari 80% tergolong
sesuai (Lubis, 1994).
c) Intensitas Cahaya
Cahaya merupakan salah satu sumber daya yang menghasilkan energi bagi
kehidupan organisme. Cahaya mempengaruhi gerakan hewan, terutama hewan-
hewan kecil. Arah datangnya cahaya dapat mempengaruhi arah gerakan hewan.
Hewan ada yang mendekati sumber cahaya, dan ada yang menjauhi sumber
cahaya. Dalam Susanto (2000) menurut Kikkawa (1974) intensitas cahaya
mempengaruhi kecepatan gerak dan arah gerak hewan-hewan tertentu. Misalnya :
gerakan larva lalat menjadi makin cepat jika intensitas makin kuat, dan menjadi
lambat jika intensitas cahaya menjadi lemah (Susanto, 2000).
Tanaman jambu sangat menyukai sinar matahari dan kemungkinan besar
tidak berproduksi apabila kekurangan sinar. Karena itu matahari yang bersinar
sepanjang tahun dengan jumlah penyinaran yang cukup, berpengaruh baik
terhadap pertumbuhan tanaman (Lubis, 1994).
H. Klasifikasi Laba-laba
Hingga sekarang, sekitar 40.000 spesies laba-laba telah dipertelakan, dan
digolong-golongkan ke dalam 111 suku. Akan tetapi mengingat bahwa hewan ini
begitu beragam, banyak di antaranya yang bertubuh amat kecil, seringkali
tersembunyi di alam, dan bahkan banyak spesimen di museum yang belum
terdeskripsi dengan baik, diyakini bahwa kemungkinan ragam jenis laba-laba
seluruhnya dapat mencapai 200.000 spesies.
I. Laba-laba Pejaring
Laba-laba pejaring sering juga disebut sebagai laba-laba penenun atau
pemintal. Dimana laba-laba pejaring ini menggunakan perutnya untuk
menghasilkan semacam perangkap benang yang dirajut seperti jaring. Benang
tersebut sangat lentur, lengket dan sangat kuat. Cukup kuat untuk membuat lalat,
maupun capung yang terbang terjerat dan tak mampu bergerak lagi. (Firmansyah
D, 2011).
Laba-laba menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik
daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan atau lubang di tanah yang ditutupi
kamuflase. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di
atas tanah, batu atau pepagan pohon sehingga tidak perlu bersembunyi. Adapun
mangsa utama laba-laba adalah serangga. Untuk menandai kehadiran mangsanya
pada umumnya laba-laba mengandalkan getaran, baik pada jaring-jaring suteranya
maupun pada tanah, air, atau tempat yang dihinggapinya. Ada pula laba-laba yang
mampu merasai perbedaan tekanan udara. Indera peraba laba-laba terletak pada
rambut-rambut di kakinya.
Beberapa spesies laba-laba yang membuat jaring yaitu : Nephila maculata
(pada pohon kelapa), Cyrtophora moluccensis (di kebun), Cheirachantium sp (di
kebun pertanian organik), Argiope catenula (di kebun sayur), Cyclosa sp (di
kebun sayur), Castianeira tiranglupa, Phrurolithus ulotulisus, Oxyopes sp (di
kebun teh), Famili Agelenidae, Araneidae, Tetragnathidae (di jambu).
Ilmuwan-ilmuwan dari University of Akron di Ohio, Amerika Serikat,
melakukan uji coba untuk mencari tahu zat yang disimpan laba-laba untuk
memproduksi benang sutra ini. Profesor dari University of Akron Ali Dhinojwala,
Kandidat Doktor Vasav Sahni, dan Profesor Biologi Todd Blakledge ingin
mengetahui zat yang membuat jaring laba-laba jadi lengket.
Penelitian mereka menunjukkan zat tersebut terbuat dari polimer yang
kental dan elastis. Kekentalan dan elastisitas membantu laba-laba menangkap
serangga yang terbang dengan cepat. Mangsa pun terjebak di jaring hingga laba-
laba dapat melahap mereka. Laba-laba penenun punya cara lain melumpuhkan
mangsa. Mereka dapat membungkus mangsanya dengan lilitan benang sutra. Ini
diperlukan jika mangsa memiliki alat pertahanan yang berbahaya, seperti lebah.
Cara membungkus ini juga dilakukan laba-laba untuk menyimpan mangsanya
sambil menuggu waktu yang tepat untuk makan.
J. Laba-Laba beracun
1. The Tarantullas
Tarantulla di bagi menjadi dua yaitu New-World Tarantullas dan Old-World Tarantullas. Banyak
ditemukan di Amerika dan Asia.
Khusunya pada jenis Old-World Tarantullas, laba-laba ini memiliki racun necrotic yang sangat berbahaya,
bahkan di Asia beberapa kematian manusia disebabkan oleh gigitan Tarantula ini.
Laba-laba ini menghasilkan racun neurotoxic dalam dosis tinggi, satu gigitan cukup untuk membunuh
seorang manusia dewasa. Laba-laba ini lebih berbahaya dibanding dengan rivalnya Australian funnel-
Web Spider & Black Widows.
3. Australian Funnel-Web Spider (Hadronyche modesta)
Banyak ditemukan di bagian tenggara Australia, merupakan laba-laba penghasil racun neurotoxic.
Dimana racun ini dapat mengakibatkan kematian apabila tidak segera mendapatkan pertolongan
pertama. Racun laba-laba ini bernama atraxotoxin.
Racun nectoric yang dihasilkan oleh laba-laba ini hampir menyerupai racun atraxotoxin. Banyak
ditemukan di Chili dan Australia.
iklus Hidup
Daur hidup tungau
ada 4 fase, yaitu : telur→ larva→nimfa →tungau
dewasa. Siklus hidup tungau mulai dari telur sampai dewasa memerlukan waktu selama 8-12 hari.
(Hamzah, 2007)