Você está na página 1de 7

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


(Studi pada 3 Perusahaan Plastik dan Kemasan yang Listing dan 1 Perusahaan
Delisting di BEI periode 2009-2012)

Okta Dwi Kurnia


Rustam Hidayat
Nila Firdausi Nuzula
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: okta_kurnia91@yahoo.com

ABSTRACT

A Case studies or research conducted at plastics and packaging company listing and delisting in BEI
period 2009-2012 aims to determine if financial conditions associated with the possibilty of bankruptcy using
the Altman Z-Score.. The financial statements were issued by the company is one source of information about
the company's financial position, performance and changes in financial position of the company which is very
useful to support informed decision making. One of the functions of financial statement analysis in a company
is its usefulness to predict continuity or survival of the company. Predicted survival of the company is very
important for the management and owners of the company to anticipate the possibility of a potential
bankruptcy. Health of a company will reflect the ability of doing business, the distribution of assets, the
effectiveness of the use of assets, operating results have been achieved, obligations to be repaid and potential
bankruptcy which will be achieved.
In looking at the financial health of the company and predict the occurrence of bankruptcy is by using financial
ratios. Financial ratios are often used to predict financial distress focuses on liquidity ratios, leverage ratios
and solvency ratios.

Keyword: Financial Statement and In Predicting Bankruptcy Company

ABSTRAK

Studi kasus atau penelitian yang dilakukan pada perusahaan plastik dan kemasan yang listing dan
delisting di BEI periode 2009-2012 bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan apabila dikaitkan dengan
kemungkinan kebangkrutan menggunakan Altman Z-Score. Salah satu fungsi analisis laporan keuangan
dalam sebuah perusahaan adalah kegunaannya untuk meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup
perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan
untuk mengantisipasi kemungkinan adanya potensi kebangkrutan. Kesehatan suatu perusahaan akan
mencerminkan kemampuan dalam menjalankan usaha, distribusi aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil
usaha yang telah dicapai, kewajiban yang harus dilunasi dan potensi kebangkrutan yang akan dicapai.
Dalam melihat kesehatan keuangan perusahaan dan memprediksi terjadinya kebangkrutan yaitu dengan
menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang sering digunakan untuk memprediksi financial distress
berfokus pada rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio solvabilitas.

Kata Kunci: Laporan Keuangan Dan Kebangkrutan Perusahaan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 1


administrasibisnis.student.journal.ub.ac.id
PENDAHULUAN Laporan Keuangan
Kebangkrutan merupakan konsidi Menurut Zaki Baridwan (2004:17) merupakan
perusahaan yang tidak memenuhi hutangnya atau pencatatan atas kegiatan keuangan perusahaan.
juga kondisi dari awalnya perusahaan dapat Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan
beroperasi kemudian mengalami kegagalan dalam Indonesia (2004:2) adalah : Laporan keuangan
mengelola usaha. adalah kegiatan pencatatan yang terdiri dari neraca,
Suatu perusahaan mengalami kebangkrutan laporan laba rugi, laporan arus kas dan sebagainya
dapat dilihat dari kondisi laporan keuangan. Laporan
keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan Tujuan Laporan Keuangan
salah satu sumber informasi mengenai posisi Harahap (2002) menyatakan bahwa tujuan
keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi laporan keuangan adalah sebagai berikut :
keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk a. Memberikan keterangan mengenai aktiva dan
mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Data pasifa suatu perusahaan.
keuangan pada laporan keuangan bermanfaat untuk b. Memberikan penjelasan akan perubahan
melihat kondisi kesehatan keuangan perusahaan. aktiva yang digunakan dalam kegiatan
Salah satu fungsi analisis laporan keuangan perusahaan.
dalam sebuah perusahaan adalah kegunaannya untuk c. Untuk menjelaskan hubungan laporan
meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup keuangan dengan yang memerlukan.
perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup Ikatan Akuntansi Indonesia (2004), laporan
perusahaan sangat penting bagi manajemen dan keuangan bertujuan memberikan keterangan atas
pemilik perusahaan untuk mengantisipasi laporan keuangan mengenai kondisi keuangan.
kemungkinan adanya potensi kebangkrutan. Dari tujuan-tujuan di atas, dapat disimpulkan
Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
kemampuan dalam menjalankan usaha, distribusi informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha serta perubahan posisi keuangan yang disusun untuk
yang telah dicapai, kewajiban yang harus dilunasi memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi
dan potensi kebangkrutan yang akan terjadi. pemakai.
Dalam melihat kesehatan keuangan
perusahaan dan memprediksi terjadinya Analisis Laporan Keuangan
kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan Analisis laporan keuangan merupakan
analisis Altman Z-Score yang mana dihitung dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan atas laporan
menggunakan lima jenis rasio keuangan. keuangan dimana terdiri dari beberapa sifat agar
Rasio modal kerja terhadap total aktiva (X1) mudah dimengerti.
merupakan penggunaan modal untuk biaya Analisis laporan keuangan terdiri dari analisa
operasional. likuiditas, analisa solvabilitas, analisa rentabilitas,
Rasio laba ditahan terhadap total aktiva (X2) dan analisa aktivitas/leverage (Said M. Amril,
merupakan pendapatan yang digunakan untuk 2002:4).
mengukur laba yang diterima perusahaan. Hanafi dan Halim (2007), ”Analisis lapoan
Rasio EBIT terhadap total aktiva (X3) keuangan untuk mengetahui pendapatan yang
merupakan rasio untuk mengukur laba yang diterima dan tingkat kesehatan perusahaan”.
diperoleh perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah: Analisis Rasio Keuangan
Mengetahui kondisi keuangan perusahaan plastik Analisis rasio merupakan analisa yang terdiri
dan kemasan pada periode 2009-2012 apabila dari pelaporan atas keterangan yang berasal dari
dikaitkan dengan kemungkinan kebangkrutan neraca, laporan laba rugi (Munawir, 2000:37).
menggunakan Altman Z-Score Fredrick and Gary (2005:114), “Analisis
. yang membandingkan antara beberapa rasio
perusahaan dengan ketentuan yang berlaku”..
TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 2


administrasibisnis.student.journal.ub.ac.id
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat Menurut Darsono dan Ashari (2005:105)
dikatakan bahwa pengertian analisis rasio adalah mengungkapkan bahwa : Kemampuan dalam menilai
suatu alat yang digunakan untuk menjelaskan keuntungan yang akan diterima perusahaan. Dapat
hubungan antara dua macam data keuangan, yang digunakan bagi pihak yang mempunyai kepentingan
menjelaskan atau member gambaran tentang dengan perusahaan, terutama bagi investor yang
keadaan atau posisi keuangan perusahaan. akan menanamkan modalnya.

Kebangkrutan Analisis Kebangkrutan Dengan Metode Z-Score


Kebangkrutan adalah ketidakmampuan Analisis Z-Score mempunyai fungsi untuk
perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya. mengetahui adanya sehat atau tidaknya keuangan
(Toto,2011:332). Hal ini dapat dihindari jika perusahaan. Analisis Z-Score digunakan dapat
perusahaan lebih cermat dalam mengelola laporan digunakan untuk mengetahui prospek perusahaan di
atau menganalisis laporan keuangan. masa yang akan datang. Semakin besar nilai Z, maka
semakin besar jaminan akan kelangsungan hidup
Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan perusahaan dan resiko kegagalan akan semakin
Menurut Harnanto (1991:512) faktor berkurang.
penyebab kebangkrutan, yaitu : Menurut Muslich (2007:59-60) : Digunakan
1) Sistem ekonomi yang berlaku yang untuk memperkirakan kegagalan dalam mengelola
menyebabkan kebangkrutan, yaitu : laporan keuangan.
a) Adanya kebebasan dalam berbisnis, Untuk menghitung nilai Z, terlebih dahulu
dimana terdapat orang-orang yang baru harus menghitung lima jenis rasio keuangan (M.
memulai usaha tanpa Adnan dan M. Taufiq, 2001) yaitu : Modal kerja
mempertimbangkan laporan keuangan. terhadap total aktiva (X1), Laba ditahan terhadap
b) Adanya persaingan antara pelaku usaha. total aktiva (X2), Laba sebelum bunga dan pajak
2) Faktor internal yang menyebabkan terhadap total aktiva (X3), Nilai pasar modal sendiri
kebangkrutan perusahaan dapat dihindari terhadap total hutang (X4), Penjualan terhadap total
dengan tidak mengulangi kesalahan di aktiva (X5).
tahun sebelumnya, diantaranya : Analisis diskriminan digunakan untuk
a) Nilai kredit yang besar mengetahui adanya kebangkrutan yang dialami
b) Ketidakefisiennya dari pengelolaan perusahaan dan menentukan harapan di masa
manajemen mendatang. Analisis Z-Score untuk menilai
c) Modal berkurang bagaimana perusahaan disaat sekarang dan
d) Ketidakdisiplinan dan penyalahgunaan mendatang. Analisis Z-Score merupakan suatu
jabatan. persamaan yang dapat memprediksikan tingkat
e) Penyalahgunaan wewenang dan kebangkrutan atau tingkat kesehatan perusahaan.
kecurangan-kecurangan
3) Faktor eksternal perusahaan meliputin:
a) Kecelakaan/bencana alam yang METODE PENELITIAN
menimpa perusahaaan. Jenis Penelitian
b) Ketidakstabilan politik Menurut Sugiyono (2010:29) deskriptif
c) Kebijakan pemerintah adalah analisis untuk menjelaskan dari hasil
penelitian dengan membuat suatu kesimpulan.
Penelitian deskriptif merupakan
menjelaskan dari rumusan penelitian dalam suatu
penelitian, dimana terdapat data yang sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam penelitian dan dibuat
kesimpulan.
Prediksi Kebangkrutan Analisis Data

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 3


administrasibisnis.student.journal.ub.ac.id
Langkah-langkah dalam analisis data adalah Pada tahun 2010 nilai Z-Score menunjukkan
sebagai berikut: angka sebesar 2,36. Nilai tersebut mengalami
1. Menggunakan rasio keuangan sesuai dalam kenaikan sebesar 0,25 dari tahun sebelumnya,
metode Altman Z-Score yang khusus digunakan artinya kondisi keuangan perusahaan mengalami
untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. peningkatan dari tahun sebelumnya tetapi masih
2. Menghitung Z-Score berdasarkan persamaan berada pada daerah grey area, karena nilai Z-Score
model analisis Altman. berada di titik cut off 1,81< Z <2,99. Pada tahun
3. Mengklasifikasi kondisi perusahaan. 2011 nilai Z-Score mengalami penurunan yaitu
4. Mengambil kesimpulan mengenai prediksi sebesar 2,08 dari tahun sebelumnya, nilai Z-Score
kebangkrutan dari hasil analisis data yang ada. tersebut berada di titik cut off 1,81< Z <2,99 berarti
perusahaan berada pada daerah kelabu atau grey
HASIL DAN PEMBAHASAN area. Sedangkan pada tahun 2012 nilai Z-Score
Analisis Data mengalami peningkatan menjadi 2,29. Nilai Z-Score
1. Penerapan Model Altman Z-Score
berada di titik cut off 1,81< Z <2,99 pada kondisi ini
Tabel 1. Perhitungan Menggunakan Model Altman Z-
Score untuk PT. Sekawan Intipratama Tbk perusahaan berada di daerah gery area atau daerah
Vari rawan. Jadi PT. Sekawan intipratama pada tahun
abe 2009 2010 2011 2012 2009-2012 berada pada daerah kelabu, sehingga
l pihak manajemen perusahaan dapat mengambil
tindakan untuk mengatasi masalah yang dialami
perusahaan

Tabel 2. Perhitungan Menggunakan Model Altman Z-


Score untuk PT. Trias Sentosa Tbk
Variabe
2009 2010 2011 2012
l

Z-
Scor 2,11 2,36 2,08 2,29
e

nilai Z-Score pada tahun 2009 sebesar 2,11, Z-


2,49 3,13 2,14 2,46
nilai Z-Score tersebut dikategorikan dalam titik cut Score
off yaitu 1,81<Z<2,99, nilai Z-Score menunjukkan
bahwa kondisi perusahaan berada pada daerah rawan Nilai Z-Score pada tahun 2009 sebesar 2,49.
atau grey area. Pada kondisi ini perusahaan Nilai Z-Score tersebut berada di titik cut off 1,81< Z
mengalami masalah keuangan yang harus ditangani <2,99 kondisi perusahaan di klasifikasikan berada
dengan penanganan manajemen yang tepat, jika pada daerah grey area atau daerah rawan. Pada
terlambat dan tidak tepat penanganannya perusahaan kondisi ini perusahaan mengalami masalah keuangan
dapat mengalami kebangkrutan. yang harus ditangani dengan penanganan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 4


administrasibisnis.student.journal.ub.ac.id
manajemen yang tepat. Pada tahun 2010 nilai Z- perusahaan sangat sehat sehingga jauh dari kata
Score mengalami peningkatan yaitu 3,13. Nilai Z- kesulitan keuangan atau financial distress. Pada
Score tersebut berada di titik cut off Z >2,99 yang tahun 2010 nilai Z-Score mengalami peningkatan
artinya kondisi perusahaan dalam keadaan sehat dan yaitu 6,658. Nilai Z-Score tersebut berada di titik cut
jauh dari kata kemungkinan terjadinya off Z >2,99 berarti kondisi perusahaan sangat sehat,
kebangkrutan. Besarnya peningkatan dari tahun nilai Z-Score selisih 0,956 lebih besar dari tahun
sebelumnya yaitu 2,72, Pada tahun 2011 terjadi sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai Z-Score menurun
penurunan nilai Z-Score yaitu 2,14. Nilai Z-Score menjadi 6,209 tetapi kondisi perusahaan berada pada
tersebut berada di titik cut off 1,81< Z <2,99 berarti kondisi sehat karena nilai Z-Score berada di titik cut
kondisi perusahaan berada pada daerah grey area off Z >2,99 hal tersebut disebabkan karena nilai
atau daerah kelabu hal itu disebabkan adanya pasar modal terhadap nilai buku hutang menurun.
penurunan nilai pasar modal terhadap nilai buku Pada tahun 2012 kembali terjadi penurunan yang
hutang. Pada tahun 2012 nilai Z-Score kembali cukup besar yaitu 3,261 nilai tersebut berada di titik
mengalami penurunan yaitu sebesar 2,46. Nilai cut off Z >2,99 yang artinya perusahaan masih
tersebut berada di titik cut off 1,81< Z <2,99 berada pada kondisi sehat dan jauh dari
sehingga perusahaan masih berada pada daerah grey kemungkinan terjadinya kebangkrutan, penurunan
area, jika kondisi ini berlangsung terus menerus nilai Z-Score tersebut disebabkan karena nilai pasar
maka perusahaan ini akan berpotensi kebangkrutan, modal terhadap total hutang serta EBIT terhadap
sehingga pihak manajemen harus melakukan upaya total aktiva, sehingga pihak manajemen harus
untuk memulihkan kondisi keuangan perusahaan, berupaya dalam meningkatkan efisiensi dalam
seperti melakukan inovasi produk, perluasan daerah menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk
pemasaran sehingga dapat meningkatkan penjualan menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.
serta laba perusahaan ditengah persaingan bisnis Tabel 4. Perhitungan Menggunakan Model Altman Z-
yang ketat Score untuk PT. Dynaplast Tbk
Tabel 3. Perhitungan Menggunakan Model Altman Z-
Variabel 2009 2010
Score untuk PT. Yana Prima Hasta Persada
Variab
2009 2010 2011 2012
el

Z-
5,702 6,658 6,209 3,261
Score

Nilai Z-Score pada tahun 2009 sebesar Z - Score 1,376 0,40048


5,702. Nilai Z-Score tersebut berada di titik cut off Z
>2,99 hal itu menunjukkan bahwa kondisi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 5


administrasibisnis.student.journal.ub.ac.id
Nilai Z-Score pada tahun 2009 yaitu 1,367 nilai
Z-Score tersebut berada di titik cut off Z <1,81 hal
Tabel 7. Hasil Perhitungan Nilai Z-Score Perusahaan
itu menunjukkan bahwa perusahaan sedang Tahun 2011
mengalami kesulitan keuangan dan berpotensi
mengalami kebangkrutan. Pada tahun 2010 nilai Z- No Nama Nilai Titik Cut Off Interpretasi
Score mengalami penurunan menjadi 0,40048. Nilai Perusahaan Z- Z-Score Nilai Z-Score
Z-Score tersebut berada di titik cut off Z <1,81
Score
kondisi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
1 PT. Sekawan 2,08 1,81<Z<2,99 Daerah
berada pada daerah kesulitan keuangan dan potensi
bangkrut dikarenakan nilai modal kerja yang tetap Intipratama Kelabu
negative selama 2 tahun berturut-turut, sehingga 2 PT. Trias Sentosa 2,14 1,81<Z<2,99 Daerah
perusahaan sudah tidak mampu lagi membiayai
Kelabu
aktivitas perusahaan.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Nilai Z-Score Perusahaan 3 PT. Yana Prima 6,209 Z>2,99 Sehat
Tahun 2009
Hasta Persada
No Nama Nilai Titik Cut Off Interpretasi
Perusahaan Z- Z-Score Nilai Z- Tabel 8. Hasil Perhitungan Nilai Z-Score Perusahaan
Score Score Tahun 2012
1 PT. Sekawan 2,11 1,81<Z<2,99 Daerah
Intipratama kelabu No Nama Nilai Titik Cut Off Interpretasi

2 PT. Trias Sentosa 2,49 1,81<Z<2,99 Daerah Perusahaan Z- Z-Score Nilai Z-Score
Kelabu
3 PT. Yana Prima 5,702 Z>2,99 Sehat Score
Hasta Persada
1 PT. Sekawan 2,29 1,81<Z<2,99 Daerah kelabu
4 PT. Dynaplast 1,376 Z<1,81 Bangkrut
Intipratama

2 PT. Trias Sentosa 2,46 1,81<Z<2,99 Daerah kelabu


Tabel 6. Hasil Perhitungan Nilai Z-Score Perusahaan
Tahun 2010 3 PT. Yana Prima 3,261 Z>2,99 Sehat

N Nama Nilai Titik Cut Interpretas Hasta Persada


o Perusahaa Z- Off Z-Score i Nilai Z-
n Score Score

1 PT. 2,36 1,81<Z<2,9 Daerah KESIMPULAN DAN SARAN


Sekawan 9 kelabu Kesimpulan
Intipratama
2 PT. Trias 3,13 Z>2,99 Sehat
1. Hasil analisa Z-Score menunjukkan bahwa 3
Sentosa perusahaan listing pada tahun 2009, dua
3 PT. Yana 5,702 Z>2,99 Sehat diantaranya berada pada daerah kelabu atau grey
Prima Hasta area dan hanya satu perusahaan yang berada pada
Persada kondisi sehat. Pada tahun 2010 hanya ada satu
4 PT. Dynaplast 0,4004 Z<1,81 Bangkrut
perusahaan yang berada pada daerah kelabu atau
8 grey area dan dua diantaranya berada pada
kondisi sehat. Pada tahun 2011-2012 hanya ada
satu perusahaan yang berada pada kondisi sehat
dan dua diantaranya berada pada daerah kelabu
atau grey area. Sedangkan hasil analisa untuk
perusahaan yang delisting pada tahun 2009-2010
nilai Z-Score berada pada daerah potensial
bangkrut selama 2 periode berturut-turut tidak
mengalami perbaikan maka dikeluarkannya surat

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 6


administrasibisnis.student.journal.ub.ac.id
keputusan delisting pada Juli 2011. Kondisi Harahap, Sofyan Safri. 2002. Analisis Kritis Laporan
tersebut menunjukkan bahwa analisis Altman Z- Keuangan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Score berlaku pada perusahaan ini.
2. Rasio modal kerja terhadap total aktiva Harnanto. 1991. Analisis Laporan Keuangan.
merupakan rasio yang dapat digunakan untuk Yogyakarta: Penerbit AMP YPKN
memprediksi terjadinya kesulitan keuangan,
umumnya perusahaan yang mengalami kesulitan Munawir. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
keuangan, modal kerja akan turun lebih cepat dan Empat. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
bernilai negative terhadap total aktiva yang Muslich, Mohammad. 2007. Manajemen Keuangan
menyebabkan rasio ini mengalami penurunan Modern Analisis,Perencanaan, Dan
sehingga dapat memperkecil nilai Z-Score. Kebijaksanaan. Cetakan Keempat. PT.Bumi
Faktor modal kerja dominan terhadap penyebab Aksara. Jakarta
terjadinya kebangkrutan
Said M. Amril. 2002. Analisa Pembukuan Laporan
Keuangan atas Penyajian Laporan Keuangan.
Saran PT.Raja Grafindo. Jakarta.
1. Bagi pelaku bisnis analisis Z-Score bermanfaat Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
sebagai peringatan awal kebangkrutan. Setelah Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.
mengetahui potensi kebangkrutan perusahaan Bandung
maka pihak manajemen segera melakukan
evaluasi dan perbaikan secara tepat sehingga bisa Toto, Prihadi. 2011. Analisis Laporan Keuangan
meminimalkan resiko terjadinya kebangkrutan Teori dan Aplikasi. PPM. Jakarta
pada perusahaan tersebut dan meningkatkan ___________ 2010. Analisis Laporan Keuangan.
perfoma serta melakukan inovasi-inovasi baru PPM Manajemen
agar perusahaan bisa bertahan dalam persaingan
bisnis yang sangat ketat seperti sekarang ini.
2. Bagi para investor setelah mengetahui informasi
mengenai keadaan financial perusahaan yang akan
menjadi tempat berinvestasi maka dapat memilih
perusahaan yang baik sehingga dapat memberikan
keuntungan yang besar.
3. Bagi pihak perbankan setelah mengetahui
kesehatan perusahaan calon debiturnya maka bisa
dijadikan pertimbangan layak tidaknya perusahaan
tersebut menerima kredit dari bank

DAFTAR PUSTAKA
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis
Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Frederick D.S.Choi, Gary K.Meek. 2005.
International Accounting:Akuntansi
Internasional. Edisi Lima. Jakarta: Salemba
Empat

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 7


administrasibisnis.student.journal.ub.ac.id

Você também pode gostar