Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Latar Belakang
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Berdasarkan Rencana Aksi
Nasional Pembinaan Gizi Masyarakat sasaran jangka panjang yang ingin dicapai adalah
masalah gizi tidak menjadi masalah kesehatan, berdasarkan ukuran ukuran universal yang
telah disepakati.
prevalensi obesitas pada tiap tahap kehidupan. Kejadian peningkatan Gizi lebih ini akan
memberikan beban pembangunan bidang kesehatan yang semakin berat dengan masih
adanya masalah gizi kurang Makin meningkatnya masalah kesehatan yang bersumber
dari masalah gizi lebih perlu diantisipasi dengan melakukan perubahan kebijakan yang
mendasar dalam upaya pelayanan kesehatan. Dengan terbatasnya sumberdaya yang ada
dan obesitas.
Pencegahan dan penanggulangan perlu dilakukan sedini mungkin mulai dari usia
muda. Dikarenakan kegemukan dan obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi
obesitas dimasa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit
degeneratif dikemudian hari. Profil lipid darah pada anak obesitas menyerupai profil lipid
pada penyakit kardiovaskuler dan anak yang obesitas mempunyai risiko hipertensi lebih
besar. Dengan demikian obesitas pada anak memerlukan perhatian yang serius dan
penanganan yang tepat dengan melibatkan peran orang orang dekat dalam lingkungan
Untuk itu Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan merasa perlu segera
anak yang terdeteksi menderita kegemukan/ obesitas. Akan tetapi sepertinya pedoman
merupakan suatu upaya komprehensif yang melibatkan stakeholder yang ada di wilayah.
Stakeholders mempunyai peran sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan, melalui
orang terdekatnya (orang tua, guru, teman, dll) untuk mempromosikan gaya hidup sehat
meliputi pola dan perilaku makan serta aktivitas fisik. Strategi pendekatan dilakukan pada
semua anak sekolah baik yang berisiko menjadi kegemukan dan obesitas maupun tidak.
fasilitas pelayanan kesehatan. Lingkungan sekolah merupakan tempat yang baik untuk
sosial dari warga sekolah. Pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial ini
memberikan perubahan perilaku makan sehat yang dapat diterapkan dalam jangka waktu
lama. Tujuan pencegahan ini adalah terjadinya perubahan pola dan perilaku makan
makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi makanan tinggi energi dan lemak,
mengurangi konsumsi junk food, serta peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi
Obesitas pada anak telah menjadi salah satu masalah kesehatan paling penting di
banyak Negara. Dan seiring dengan meningkatnya obesitas, meningkat pula penyakit-
penyakit yang terkait dengannya. Karena itu, peran dokter dan perawat anak dalam
mendidik orang tua mengenai obesitas, mengenali obesitas dalam praktik sehari-hari, dan
penting.
Resources and Services Administration, and the Centers for Disease Control and
tentang pentingnya pengkajian , pencegahan dan terapi anak dan remaja dengan
overweight dan obesitas. Tahun 2010 The US Preventive Service Task Force (USPSTF)
merekomendasikan skrining untuk anak-anak dan remaja. Oleh karena itu perlunya
dilakukan screening dan manajemen obesitas anak untuk menekan angka obesitas yang
sewaktu-waktu bisa meledak sehingga komplikasi akibat obesitas bisa diantisipasi dan
diminimalkan lebih awal. Screening dapat dilakukan lebih dini dengan teknologi
badan, pengaturan asupan makanan dan cairan serta terapi medis bisa dilakukan secara
komprehensif.
dengan pengisian grafik pertumbuhan sesuai berat badan yang akan dikonversikan
dengan bodi mass index. Ketika anak dinyatakan obesitas maka system ini akan
memberikan sinyal bahwa anak ini mengalami obesitas. Selanjutnya data hasil
laboratorium akan diakses dan ringkasan hasil visite akan diprint sebagai dokumentasi.
Semua data disimpan dalam bentuk electronic health records (EHRs). EHRs digunakan
untuk mengakses informasi kesehatan terkait dengan klien. Kemudian klien diberikan
penjelasan apa yang harus dilakukan terkait manajemen obesitas. Penjelasan itu bisa
diklik pasien atau keluarga dari manapun untuk mengetahui pengaturan asupan makanan,
cairan dan aktivitas. Data lain yang dapat diakses adalah pemberian terapi,
perkembangan berat badan, hasil konsultasi dengan dokter terkait terapi dan diet, bahkan
saat itu klien dan keluarga dapat berkomunikasi terkait dengan permasalahan yang
dialami klien. Selanjutnya pasien dapat mengakses penjelasan yang diberikan dan dapat
diprint out. Data ini menjadi pedoman dalam terapi serta pemantauan obesitasnya.
Selain sebagai screening dan managemen obesitasnya, alat ini dapat mengakses
konseling pasien terkait penanganan obesitasnya. Materi konseling dapat diakses pasien
dan keluarga dari manapun juga dan dapat diprint out. Klien dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dokter anak terkait obesitas anaknya.
dampak klinis yang mungkin dapat terjadi jika masalah ini dibiarkan terus menerus.
dilakukan adalah model kepemimpinan diri situasional yang diperkenalkan oleh Ken
Blanchard. Yaitu dengan melihat tinggi rendahnya perilaku yang mendukung dan
tersebut masih sangat jarang dilakukan meskipun secara teori dan telah cukup
berkembang dan dikenali oleh masyarakat secara umum. Oleh karena itu, masih sangat
diperlukan advokasi secara menyeluruh baik untuk para stakeholder yang terlibat
Program screening dan manajemen obesitas pada anak melalui komputer sangat
cocok diterapkan di Indonesia karena jumlah anak dengan obesitas di Indonesia sama
tingginya dengan jumlah anak dengan gizi buruk. Penanganan obesitas bisa lebih cepat
dilakukan, serta orang tua bisa mengakses materi konseling dan dapat diprint. Kelemahan
system ini adalah terkait dengan pembayaran jasa konsultasi dan terapi, karena semuanya
bisa diakses di manapun dan kapanpun tanpa harus datang ke klinik, puskesmas ataupun
rumah sakit.