Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
OLEH
SKRIPSI
OLEH
ii
iii
SKRIPSI
OLEH
iii
iv
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan
Mataram,…………………….
Yang Menyatakan
iv
v
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Tahun :
Mengetahui
Ketua
v
vi
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tahun :
TIM PENGUJI
Mengetahui
Ketua
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya
RSUD Provinsi NTB Tahun 2017” dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada
dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada Ibu
Dian Istiana, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.J selaku pembimbing 1 dan Ibu
sampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan
2. Dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM selaku Direktur RSUD Provinsi NTB yang
vii
viii
3. I Nyoman Putra S.Kep., Ners. selaku kepala ruangan dan seluruh perawat di
4. Irwan Hadi, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku Kaprodi S.1 Keperawatan yang
6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf STIKES Yarsi Mataram yang telah
7. Maad Adnan dan Nurjannah Uzlifah, kedua orang tua penulis yang penulis
sayangi, hormati dan banggakan, yang telah memberikan doa, nasehat, dan
curahan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materiil yang tak
8. Dwi Citra Amalia Juniannaba’, adik tercinta yang telah memberikan semangat
telah membantu dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terima
viii
ix
11. Semua pihak yang turut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, yang
tanpa mengurangi rasa terima kasih tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata penulis berharap semoga dengan doa, motivasi, nasehat, dan
dukungan yang telah diberikan kepada penulis, dapat bermanfaat bagi penulis
untuk menjadi orang yang lebih baik, dan semoga dengan disusunnya skripsi ini,
umumnya.
Penulis
ix
x
Ayahanda dan Ibunda tercinta (Maad Adnan dan Nurjannah Uzlifah), yang setiap
waktu ikhlas menjaga, mendidik, membimbing anak-anaknya dengan baik, yang
tiada pernah hentinya selama ini memberi semangat, doa, dorongan, nasehat dan
kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materiil yang tak terhingga
selama ini. terimalah karya ini, karena dengan doa dan restu ayah dan ibu karya
ini dapat terselesaikan.
Sahabat-sahabat terkasih (Asriatun, Komala Sari, Fulqy, Rinda, Eka Sapta, Erna,
Maya, Ela, Khadijah, Aini, Yuli) yang telah memberikan sejuta pengalaman
berharga selama ini, yang telah menghibur, menemani, dan mendukung penulis.
Semoga cita-cita yang kita harapkan akan terwujud di waktu yang tepat. Aamiin
Ya Rabbal’alamiin
x
xi
ABSTRAK
OLEH
xi
xii
ABSTRACT
BY
xii
xiii
DAFTAR ISI
xiii
xiv
xiv
xv
xv
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Prevalensi Jumlah Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Provinsi NTB ........... 2
Tabel 1.2 Keaslian Penelitian ..................................................................... 9
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 73
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Sumber Daya Manusia di RSUD
Provinsi NTB .............................................................................. 88
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia ............................................................................................. 92
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin ............................................................................. 93
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ..................................................................... 93
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan .................................................................................... 94
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Pasien Gagal Ginjal
Kronik di Unit Hemodialisa RSUD Provinsi NTB .................... 94
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal
Kronik di Unit Hemodialisa RSUD Provinsi NTB .................... 95
Tabel 5.8 Tabulasi Silang Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa
RSUD Provinsi NTB Tahun 2017 .............................................. 96
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu
elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum. Pada pasien gagal ginjal
hemodialisis dan rawat jalan dalam jangka waktu yang lama (Black &
Hawks, 2014).
dunia pada tahun 2012 adalah sekitar 250 juta orang dan mengalami
peningkatan pada tahun 2013 sebesar 50% yaitu menjadi 8 % dari 7 miliar
penduduk dunia atau sebesar 500 juta orang. Di Amerika Serikat, kejadian
dan prevalensi gagal ginjal meningkat 50% di tahun 2014. Data menunjukkan
gangguan ginjal kronis, artinya 1140 dalam satu juta orang Amerika adalah
1
2
Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi gagal ginjal kronis 0,2% dari
kronik. Hanya 60% dari pasien gagal ginjal kronis tersebut yang menjalani
terapi dialisis dan sisanya melakukan transplantasi ginjal (Yemima, Kanine &
Wowiling, 2013). Prevalensi gagal ginjal kronik di Provinsi NTB yaitu 0,1 %
Tabel 1.1. Prevalensi Jumlah Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Provinsi NTB
No Bulan 2014 % 2015 % 2016 %
1 Januari 110 8,6 135 9,3 128 8,7
2 Februari 107 8,3 132 9,1 129 8,8
3 Maret 111 8,7 139 9,6 132 8,9
4 April 114 8,9 118 8,1 136 9,3
5 Mei 107 8,4 122 8,4 139 9,5
6 Juni 108 8,4 131 9 139 9,5
7 Juli 113 8,8 131 9 136 9,3
8 Agustus 117 9,1 136 9,3 139 9,5
9 September 119 9,3 131 9 133 9,1
10 Oktober 136 10,6 144 9,9 125 8,5
11 November 139 10,9 136 9,3 132 8,9
TOTAL 1.281 100 1.455 100 1.468 100
Sumber : Laporan Bulanan Unit Hemodialisa RSUD Provinsi NTB Tahun 2014,
2015, dan 2016
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Provinsi NTB pada
tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 13,6 % dari tahun 2014 dan pada
tahun 2016 meningkat sebesar 0,9 % dari tahun 2015. Jumlah pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa pada tahun 2014 sebanyak 1.281
pasien dari bulan Januari hingga bulan November 2014 dengan rata-rata per
bulan adalah 117 pasien, pada tahun 2015 menjadi 1.455 pasien dari bulan
Januari hingga bulan November 2015 dengan rata-rata per bulan adalah 133
3
kasus, dan pada tahun 2016 menjadi 1.468 pasien dari bulan Januari hingga
bulan November 2016 dengan rata-rata per bulan adalah 134 pasien.
cairan serta zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh (Rahmi, 2008). Hemodialisis
sekaligus akan merubah pola hidup pasien (Ignatavicus & Workman, 2010).
akibat tidak berfungsinya ginjal. Hal ini menjadi stressor fisik yang
oleh pasien hemodialisis. Rasa cemas yang dialami pasien bisa timbul karena
masa penderitaan yang sangat panjang (seumur hidup). Selain itu, sering
terhadap proses penderitaan yang akan terjadi padanya, walaupun hal yang
bukan hanya fisik tetapi juga psikologis (Rahmi, 2008). Proses tindakan
pada pasien GGK yang memerlukan tindakan hemodialisis yang sangat asing
hal yang mengerikan terutama ruangan, peralatan dan mesin yang serba asing,
sehingga pasien sering menolak dan mencari alternatif lain (Rika, 2006).
sumber masalah dan penyembuhan akan terjadi. Jika upaya koping gagal atau
kebutuhan energi lalu sumber penyakit nampak lebih besar (Mustafa, 2008).
5
November 2016 pada 10 pasien gagal ginjal kronik yang telah menjalani
Provinsi NTB.
Provinsi NTB.
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Pasien
gagal ginjal kronik. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal
psikologis pasien GGK, sehingga kecemasan pada pasien perlu diatasi dengan
baik dan tepat agar tidak menghambat proses keperawatan dan pengobatan
yang diberikan.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
penurunan fungsi ginjal dalam waktu 3 bulan atau lebih. Gagal ginjal
sebagai berikut :
a. Kelainan patologi
10
11
(imaging tests).
d. Pasien asimtomatik
2. Gagal ginjal
f. Oliguria.
2.1.4 Etiologi
1. Glomerulonefritis kronis
2. Pielonefritis
memberitahu satu terpisah dari yang lain, dengan cara bahwa orang
orang yang biasanya satu yang berdiri di antara sifat-sifat yang lain
(Sunaryo, 2006).
1. Usia
kronik usia muda akan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik
0-5 tahun), masa kanak-kanak (usia 5-11 tahun, masa remaja awal
(usia 12-16 tahun), remaja akhir (usia 17-25 Tahun), dewasa awal
(usia 26-35 tahun), dewasa akhir (usia 36-45 tahun), lansia awal
(usia 46-55 tahun), lansia akhir (usia 56-65 tahun), manula (usia
2. Jenis kelamin
memiliki karakteristik individu yang baik hal ini bisa dilihat dari
3. Pendidikan
(Notoatmodjo, 2010).
4. Pekerjaan
2.1.6 Patofisiologi
proses yang terjadi kurang lebih sama. Pada gagal ginjal kronik terjadi
yang mendasari dan usia pasien (Baughman, 2010). Tanda gejala yang
stomatitis.
2.1.8 Komplikasi
1. Anemia
2. Osteodistofi Ginjal
3. Gagal Jantung
(sindrom kardiorenal).
4. Disfungsi Ereksi
pria penderita gagal ginjal kronik adalah suplai darah yang tidak
2.1.9 Penatalaksanaan
kronik meliputi :
terjadinya hiperfosfatemia.
b. Terapi farmakologi
hipertrofi glomerulus.
keseimbangan elektrolit.
a. Anemia
11-12 g/dl.
b. Osteodistrofi renal
1) Mengatasi hiperfosfatemia
calcium acetate.
2) Pemberian kalsitriol
darah normal dan kadar hormon paratiroid (PTH) > 2,5 kali
kelenjar paratiroid.
terjadi.
transplantasi ginjal.
25
2.1.10 Prognosis
GGK sering terjadi tanpa disadari sampai mencapai tingkat lanjut dan
(Kamaludin, 2010).
2009).
26
dua, yaitu :
dan primitif.
27
orang tersebut.
menggangu perasaannya.
dini.
primitif.
sebagai berikut :
positif, yaitu :
sebagai berikut:
struktur sosial.
2010).
2. Dukungan sosial
akan mengatasi stres atau melakukan koping lebih baik. Selain itu
yang baik untuk dan atau proses penyembuhan yang lebih cepat
3. Optimisme
4. Pendidikan
5. Pengetahuan
6. Jenis Kelamin
yaitu pada nomor 1, 2, 5, 7, 8, 9, 12, 16, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 34.
telah dievaluasi oleh tiga orang ahli, yaitu seorang ahli dari Fakultas
Ibrahim pada tahun 2004 dengan hasil koefisien reliabilitas JCS 0,87 :
(Aryanto, 2007).
reaksi antisipatif serta rasa takut yang tidak terarah karena sumber
ancaman atau pikiran tentang sesuatu yang akan datang tidak jelas dan
tidak terdefinisikan.
dalam alam bawah sadar bila terjadi peningkatan akan adanya bahaya
1. Pengetahuan
3. Dukungan Sosial
harga dirinya.
6. Kepercayaan
masalah.
1. Modal ekonomi
3. Dukungan sosial
masyarakat sekitarnya.
4. Keyakinan
5. Budaya
informasi baru.
2. Gangguan Panik
3. Gangguan Fobia
4. Gangguan Obsesif-kompulsif
pesawat terbang.
2010).
lemas atau mati rasa, leher atau punggung terasa kaku, terdapat
gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air
marah.
sebagai berikut :
sebagai berikut :
a. Peristiwa traumatik
b. Konflik emosional
d. Frustasi
e. Gangguan fisik
h. Medikasi
2. Faktor Presipitasi :
1) Sumber internal
2) Sumber eksternal
45
1) Sumber internal
2) Sumber eksternal
ansietas dapat ditimbulkan oleh bahaya dari luar dan dari dalam diri
bisa timbul bila ada sesuatu hal yang tidak dapat diterimanya,
Gunarsah, 2008).
lain adalah depresi dan sifat mudah marah. Depresi dapat terjadi
2. Simtom kognitif
3. Simtom somatik
otonomi.
1. Kecemasan Ringan
2. Kecemasan Sedang
3. Kecemasan Berat
berkonsentrasi.
meningkat.
4. Panik
situasi
1. Kecemasan Realistis
2. Kecemasan Neurotis
3. Kecemasan Moral
hukuman.
1. Teori Psikoanalitik
a. Kecemasan Primer
b. Kecemasan Subsekuen
2. Teori Interpersonal
dia dan ibunya adalah satu unit. Dengan bertambahnya usia, anak
perilaku itu.
meragukan kemampuannya.
3. Teori Perilaku
perasaan ketidakberdayaan.
4. Teori Keluarga
5. Teori Biologik
orang lain atau mengurung diri, tidak mau mengurus diri, tidak
mau makan.
diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang artinya nilai 0 = Tidak
ada gejala sama sekali, 1 = Satu dari gejala yang ada, 2 = Sedang/
separuh dari gejala yang ada, 3 = Berat/lebih dari ½ gejala yang ada, 4
cara menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan hasil: Skor kurang
55
stadium V dan pada pasien dengan AKI (Acute Kidney Injury) yang
2007).
56
a. Kegawatan ginjal
7) Ensefalopati uremikum
8) Neuropati/miopati uremikum
9) Perikarditis uremikum
11) Hipertermia
membran dialisis.
muntah
keganasan lanjut.
1. Fistula arteriovena
2. Graft arteriovena
1. Dimensi Fisik
2010).
2. Dimensi Psikologi
untuk melindungi diri dan emosi tak terkendali, ini dapat memiliki
hemodialisis diantaranya :
a. Kecemasan
b. Dependensi
Farida, 2010).
c. Perasaan Kehilangan
3. Dimensi Spiritual
yang percaya dan tidak percaya kepada Tuhan (Smeltzer & Bare,
2009).
disebabkan oleh perubahan fisik dan atau psikologis dan bisa ada
5. Dimensi Lingkungan
atau kecemasan
Ginjal Kronik
progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu
elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum. Pada pasien gagal ginjal
hemodialisis dan rawat jalan dalam jangka waktu yang lama (Black &
Hawks, 2014).
cairan serta zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh (Rahmi, 2008). Hemodialisis
berfungsinya ginjal. Hal ini menjadi stressor fisik yang berpengaruh pada
oleh pasien hemodialisis. Rasa cemas yang dialami pasien bisa timbul karena
masa penderitaan yang sangat panjang (seumur hidup). Selain itu, sering
terhadap proses penderitaan yang akan terjadi padanya, walaupun hal yang
bukan hanya fisik tetapi juga psikologis (Rahmi, 2008). Proses tindakan
pada pasien GGK yang memerlukan tindakan hemodialisis yang sangat asing
hal yang mengerikan terutama ruangan, peralatan dan mesin yang serba asing,
sehingga pasien sering menolak dan mencari alternatif lain (Rika, 2006).
hemodialisis > 6 bulan. Rani (2009) dalam Jangkup, Elim & Kandou (2015),
bahwa ini suatu masalah yang sedang mengancam pada dirinya dan merasa
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kecemasan : Hemodialisa
1. Pengetahuan
2. Stress yang ada
sebelumnya Kecemasan
3. Dukungan sosial
4. Kemampuan
mengatasi masalah
(mekanisme
koping) Tingkat Kecemasan ;
5. Lingkungan budaya a. Tidak ada kecemasan (<14)
dan etnis b. Kecemasan Ringan (14-20)
6. Kepercayaan c. Kecemasan Sedang (21-27)
d. Kecemasan Berat (28-41)
e. Panik (42-56)
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis. Modifikasi teori Baughman (2010), Bandura (2010),
Yemima, Kanine & Wowiling (2013), Nevid et.al., (2006),
Notoatmodjo (2010), Wangmuba (2009), Videbeck (2008), Baradero
(2009).
68
8. Jangkup J., Elim C., Kandou L. 2015. Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di BLU RSUP Prof.
Dr. R.D.Kandou Manado. Hasil : Pasien PGK yang menjalani
hemodialisis < 6 bulan memiliki tingkat kecemasan yang signifikan berat
dibandingkan dengan yang menjani hemodialisis >6 bulan.
9. Mesuri R. 2014. Hubungan Mekanisme Koping Dengan Tingkat Stress
Pada Pasien Fraktur. Hasil : terdapat hubungan bermakna antara
mekanisme koping dengan tingkat stres
10. Pratiwi D. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di PTPN RS
Gatoel Mojokerto. Hasil : ada hubungan dukungan keluarga dengan
tingkat depresi pada responden, dengan nilai t adalah 0,596 dan P
signifikan sebesar 0,000.
11. Rahman. 2013. Hubungan Tindakan Hemodialisais Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Di Ruangan Hemodialisa RSUD. Labuang Baji
Pemprov Sulawesi Selatan. Hasil : ada hubungan tindakan hemodialisais
dengan tingkat kecemasan pasien
12. Romani, Hendarsih, Lathu. 2012. Hubungan Mekanisme Koping Individu
Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Di Unit
Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hasil : ada
hubungan antara mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan
pada pasien gagal ginjal kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
13. Rostanti A. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
menjalani terapi hemodialisa pada penyakit gagal ginjal kronik di RSUP
Prof. Dr. R. D Kandou Manado. Hasil : ada hubungan antara dukungan
keluarga, tingkat pendidikan dan lamanya menjalani hemodialisa terhadap
kepatuhan dalam menjalani terapi hemodialisa.
14. Sari I. 2013. Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Rawat
Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Hasil : Proporsi penderita GGK
berdasarkan sosiodemografi tertinggi terdapat pada kelompok umur 48-55
70
BAB 3
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Pengetahuan
2. Stress yang ada sebelumnya
3. Dukungan sosial
4. Lingkungan budaya dan etnis
5. Kepercayaan
Variabel Perancu
Keterangan :
: Di teliti
: Tidak di teliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep. Modifikasi teori Sunaryo (2006), Nasir & Muhith
(2011), Hamilton (1998) dalam Videbeck (2008), Wangmuba (2009).
72
73
koping.
kecemasan.
tersedia 6. 7 =
Manula
(>65
tahun)
Variabel Independen
2 Mekanis Cara yang Mekanisme Kuesio Mengis Skor : Nominal
koping i 1. 1 = Tidak
me digunakan ner JCS
adaptif : Kuesio pernah
Koping individu a. Problem (Jalowi ner 2. 2 =
solving Kadang-
dalam ec
b. utilizing kadang
menyelesaikan social Coping 3. 3 =
support Hampir
masalah, Scale)
c. looking sering
menyesuaikan for 4. 4 = Sering
silver 5. 5 =
diri dengan
lining Hampir
perubahan Mekanisme selalu
koping Hasil Ukur:
yang terjadi
maladaptive 1. 1 =
dan respon : Koping
a. Avoidan adaptif
terhadap
ce (Skor 121-
situasi yang b. Self- 200)
blame 2. 2 =
mengancam
c. Wishfull Koping
baik secara thinking maldaptif
(Skor 40-
kognitif
1. problem 120)
maupun oriented
: 15 item
perilaku.
strategi
pengend
alian
berorient
asi
masalah
2. affective
oriented
: 25 item
pengend
alian
berorient
asi sikap
Variabel Dependen
3 Tingkat Respons 1. Perasaan Kuesio Mengis Skor : Ordinal
Kecemasa Emosional cemas ner i 1. 0 = Tidak
n Pasien terhadap 2. Ketegan HARS Kuesio ada gejala
Gagal penilaian gan ner sama sekali
Ginjal individu yang 3. Ketakuta 2. 1 = Satu
Kronik subyektif, yang n dari gejala
dipengaruhi 4. Ganggua yang ada
alam bawah n tidur 3. 2 =
sadar dan tidak 5. Ganggua Separuh
diketahui n dari gejala
penyebabnya kecerdas yang ada
terutama pada an 4. 3 = Lebih
paien gagal 6. Perasaan dari ½
ginjal kronik depresi gejala yang
7. Gejala ada
76
somatic 5. 4 = Semua
8. Gejala gejala ada
sensorik Hasil Ukur:
9. Gejala 1. 0= Tidak
kardiova ada
skular kecemasan
10. Gejala (<14)
respirato 2. 1=
ri Kecemasa
11. Gejala n ringan
gastroint (14-20)
estinal 3. 2=
12. Gejala Kecemasa
urogenit n sedang
al (21-27)
13. Gejala 4. 3=
otonom Kecemasa
14. Perilaku n berat
(28-41)
5. 4 = Panik
(42-56)
77
BAB 4
METODE PENELITIAN
Provinsi NTB.
2017.
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
77
78
2012).
NTB.
NTB.
𝑁
Rumus : n =
1+N(𝑑2 )
Keterangan :
n : Sampel
N : Populasi
79
d : Presisi (0,1)
168
n=
1+168(0,12 )
168
n=
1+168(0,01)
168
n= = 63 Responden
2,68
sampel sebanyak 10%. Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah
persetujuan.
80
mencantumkan nama responden dan tanda tangan pada lembar alat ukur,
tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kode yang
yang terdiri dari empat pertanyaan yaitu usia, jenis kelamin, tingkat
dibuat oleh Jalowiec dan kawan-kawan pada tahun 1979. JCS terdiri dari 15
diminta untuk menilai tiap-tiap item dengan skala 5 poin (1 = tidak pernah, 2
5, 7, 8, 9, 12, 16, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 34. Untuk pertanyaan negatif ini
dimana skor 40 – 120 = koping maladaptif, skor 121 – 200 = koping adaptif
Tidak ada gejala sama sekali, 1 = Satu dari gejala yang ada, 2 =
Sedang/separuh dari gejala yang ada, 3 = Berat/lebih dari ½ gejala yang ada,
menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan hasil: skor <14 = tidak ada
skor 28-41= kecemasan berat, skor 42-56= kecemasan berat sekali (panik)
(Hawari, 2008).
Provinsi NTB.
NTB. yang digunakan sebagai data pelengkap dan penunjang data primer
a. Jumlah pasien gagal ginjal kronik di RSUD Provinsi NTB tahun 2014,
berikut :
1. Editing
2. Coding
dari segi usia diberikan kode “1” untuk “(Remaja Akhir) usia 17-25
tahun”, kode “2” diberikan untuk “(Dewasa Awal) usia 26-35 tahun”,
kode “3” diberikan untuk “(Dewasa akhir) usia 36-45 tahun”, kode “4”
diberikan untuk “(Lansia Awal) usia 46-55 tahun”, kode “5” diberikan
untuk “(Lansia Akhir) usia 56-65 tahun”, kode “6” diberikan untuk “
(Manula) usia >65 tahun”. Jenis kelamin diberikan kode “1” untuk “laki-
kode “1” untuk “Tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP)” dan kode “2”
“1” untuk “PNS”, kode “2” untuk “Non PNS”, kode “3” untuk “lain-lain
pada pernyataan “tidak ada kecemasan (skor <14), kode “1” pada
3. Entry data
komputer.
4. Cleaning
dimasukkan dalam program komputer telah sesuai dengan data asli yang
didapat di lapangan.
85
1. Analisa Univariat
mekanisme koping.
2. Analisis Bivariat
karena kedua variabel merupakan data kategorik. Hasil dari uji dapat
(O−E)²
X2 = ∑ E
X2 = Uji Chi-Square
O = Nilai Observasi
∑ = Jumlah Data
86
kecemasan (dependen).
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dasan Cermen
Cakranegara Kota
Mataram
13/MENKES/SK/1/2005.
e. Jumlah Tempat Tidur : 300 tempat tidur. Kota
Matar
am.
87
88
area 122,416 m2. Pada saat yang sama dicanangkan oleh Gubernur
bahwa RSUD Provinsi NTB yang lama akan menjadi Rumah Sakit
b. Misi :
kesehatan.
k. Instalasi Anestesi
l. Instalasi Reanimasi
o. Instalasi Gizi
p. Instalasi Farmasi
q. Instalasi Forensik
t. Instalasi Radiologi
5. Lokasi Penelitian
(2,9%).
93
38 orang (55,1%).
(20,3%).
Uji Chi-
0,009
Square
Sumber : Data Primer, 2017
kecemasan panik.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Responden
5.2 didapatkan yang paling banyak adalah lansia akhir (usia 56-65
40 orang (59,7%).
usia lebih dari 40 tahun. Penurunan fungsi ginjal yang terjadi pada
2008).
100
ginjal kronik 2 kali lebih besar dari pada perempuan. Hal ini
keputusan.
2015).
mesin cuci atau alat pembersih rumah yang lebih mudah dipakai
berbeda.
105
ketika mereka mengalami stres, dan mereka akan mengatasi stres atau
yang dialami.
yang harus dihadapi dan diselesaikan, oleh karena itu individu lebih
laki dan perempuan dalam mengontrol diri. Anak laki-laki lebih sering
emosional terhadap rasa frustasi yang paling bisa diterima secara luas
dengan kondisinya, tidak mau berbagi dengan orang lain dan sering
faktor biologis maupun fisiologis, baik dari dalam pasien maupun dari
2014).
kecemasan berat karena pada periode awal pasien merasa berputus asa
dan tidak dapat sembuh seperti sedia kala. Setelah terapi berkelanjutan
Pasien gagal ginjal kronik yang sakit kurang dari enam bulan
akan keberhasilan proses hemodialisa saat itu. Hal ini dapat menjadi
(Romani, 2012). Stuart & Sundeen dalam Nasir dan Muhith (2011),
Tirtonegoro Klaten.
fisher exact test dengan nilai hitung p = 0,030 lebih kecil dari nilai a =
2012).
saat bekerja berat, berjalan lama dan untuk aktivitas yang berat
sakit.
serta diberikan motivasi agar tetap kuat dan tidak putus asa dalam
dan anak kecil yang harus dibiayai serta beban bertambah untuk
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
banyak adalah lansia akhir (usia 56-65 tahun) sebanyak 20 orang (29,0%),
(42,0%).
0,009 (p<0,05) yang berarti ada hubungan mekanisme koping dengan tingkat
120
121
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Instansi Pendidikan
hemodialisa.
dijalani.
pasien.
kepercayaan.
123
DAFTAR PUSTAKA
Aroem H. (2015). Gambaran Kecemasan dan Kualitas Hidup pada Pasien yang
Menjalani Hemodialisa. http://eprints .ums.ac.id. Diakses pada tanggal 16
Februari 2017 pukul 21.30 WITA
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Salemba Medika : Jakarta
Baradero M., Dayrit M., Siswadi Y. (2009). Seri Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan Gunjal. EGC : Jakarta
Butar & Cholina. (2008). Karakteristik Pasien dan Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Medan Universitas
Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 15 Februari 2017 pukul 20.00 WITA
124
Cervone & Pervin. (2012). Kepribadian: Teori dan penelitian (jilid 2). Salemba
Humanika : Jakarta
Daugirdas et al. (2007). Handbook of Dialysis. 4th ed. Lipincott William &
Wilkins : Phildelphia
Efendi. (2013). Nefrologi Klinik, Tata Laksana Gagal Ginjal Kronik. FK Unsri :
Palembang
Kamaludin A. (2010). Gagal Ginjal Kronik. Bagian Ilmu Penyakit Dalam UPH :
Jakarta
Nevid et al. (2006). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga : Jakarta
Sari I. (2013). Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Rawat Inap di
Rumah Sakit Umum Haji Medan. http://download.portalgaruda.org. Diakses
pada tanggal 16 Februari 2017 pukul 19.30 WITA
Sidartha B. (2008). Usia Muda Makin Rentan Gagal Ginjal. Diperoleh tanggal 23
Januari 2015 dari http://www.biofirstore.com/penjelasan-biofir/usia-muda-
makin-rentan-gagal-ginjal.html. Diakses pada tanggal 15 Februari 2017
pukul 21.30 WITA
Smeltzer S. C. & Bare B. G. (2009). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth ( Edisi 8 Volume 1). EGC : Jakarta
Sumidjo W. 2006. Gaya Kepemimpinan dan Motivasi. PT. Raja Grafindo Persada
: Jakarta
Sunaryo. (2006). Psikologi Untuk Keperawatan. EGC : Jakarta
Supadmi W. (2015). Faktor Resiko Gagal Ginjal Kronik di RSUD Wates Kulon
Progo Vol. 11. No. 2. 334._bu_woro.pdf. Diakses pada tanggal 15 Februari
2017 pukul 20.30 WITA
digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtpunimus-gdl-annyyuliaw-5289-2-
bab2.pdf. Di akses pada tanggal 5 November 2016 pukul 11.45 WITA