Você está na página 1de 13

TUGAS TEKNIK MANUFAKTUR

“PENERAPAN LEAN MANUFAKTUR,

MENGURANGI BARANG REJECT”

Nama : Yudiana

NIM : 1470011122

Kelas A Fakultas Teknik Mesin Semester 4

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

(2016)
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat
dan karunia serta dengan segala kenikmatan yang telah diberikan Nya, sehingga makalah ini dapat
tersusun dengan baik dan lancar.

Dalam rangka untuk meningkatkan rasa tanggung jawab serta menunaikan kewajiban saya
sebagai mahasiswa, Alhamdulillah akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan
semoga makalah ini dapat di terima apa adanya oleh Dosen Bapak Ir. H. Tatang Subagdja. MT,
selaku dosen mata kuliah Teknik Manufaktur.

Saya berharap semoga apa yang saya susun ini dapat diterima oleh Bapak dengan baik dan
apabila masih ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini saya mohon maaf.

(Penyusun)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH .......................................................................... 1


B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL .............................................................................. 1
C. PERMASALAHAN .................................................................................................. 1
D. TUJUAN .................................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 2

A. PENGERTIAN LEAN MANUFAKTUR .................................................................. 2


B. MENGAPA PERUSAHAAN BUTUH LEAN MANUFAKTUR ............................. 2
C. 6 STRATEGI DAN 7 WASTE DALAM LEAN MANUFAKTUR .......................... 3

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6

A. PROSES IDENTIFIKASI ........................................................................................... 6


B. PROSES KAIZEN (IMPROVEMENT) ..................................................................... 7

BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 9

A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 9
B. SARAN ........................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan berbagai sektor industri dapat menimbulkan persaingan yang semakin kuat antara
industri yang satu dengan industri lainnya, terutama industri yang sejenis. Oleh karena itu, suatu
industri dituntut untuk selalu menjadi yang terdepan dalam persaingan yang ada di dalam dunia
industri. Maka kewajiban suatu perusahaan adalah meningkatkan kualitas kinerjanya dalam segala
bidang untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh lingkungan serta sektor industri.

Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat dengan adanya teknologi-teknologi
manufaktur baru yang inovatif sehingga hal ini membuat perusahaan dapat terus mempertahankan
serta meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi.
Lean manufactur sebagai suatu filosofi berlandaskan pada konsep untuk meminimasi
pemborosan (waste) yang dianggap dapat mengatasi permasalahan pemborosan (waste) dan produk
cacat untuk meningkatkan kapasitas produksi.

B. Alasan pemilihan judul

Adapun judul tersebut dipilih, karena adanya keterkaitan antara konsep lean manufaktur dan
proses perbaikan yang telah dilakukan.

C. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Hamatetsu Indonesia ini adalah sering terjadinya proses
terlewat (jumping proses) pada berbagai jenis produk yang dihasilkan, apabila hal ini terjadi terus –
menerus, maka akan mengakibatkan kerugian karena barang cacat (reject) akan terus dihasilkan.
Hal yang paling buruk adalah part jumping proses tersebut terkirim ke Customer.

D. Tujuan

- Menemukan akar masalah agar masalah yang sama tidak muncul lagi

- Mengurangi barang reject dan claim cusstomer

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lean Manufaktur

Untuk menggambarkan berbagai macam perencanaan yang dilakukan suatu perusahaan maka
tahap demi tahap harus dilakukan demikian juga dnegan konsep lean manufacturing. Lean
manufacturing ini merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi
produksi. Lean dijadikan sebagai praktek yang mempertimbangkan berbagai pengeluaran yang
berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Semua itu bertujuan untuk mewujudkan nilai suatu produk yang dihasilkan untuk
meningkatkan omset penjualan. Cara yang dilakukan oleh hampir semua perusahan produksi
tersebut adalah untuk mencegah terjadinya pemborosan anggaran produksi. Dengan menggunakan
konsep lean manufacturing tersebut maka akan mengurangi biaya produksi namun tetap menjaga
kualitas barang yang dihasilkan.

Lean manufacturing memang menjadi bagian yang sangat penting untuk perusahaan sekalipun
tidak semua perusahaan membutuhkan konsep ini. Dalam perkembangannya lean dianggap
sebagai pendekatan sistemik maupun sistematis yang berfungsi untuk identifikasi untuk
menghilangkan semua pemborosan biaya produksi maupun semua aktivitas yang tidak bermanfaat.
Dalam konsep ini maka akan dilakukan cara mengalirkan produk maupun informasi yang
menggunakan sistem tarik dari pelanggan internal maupun pelanggan eksternal untuk
mendapatkan keunggulan dan kesempurnaan produk yang dihasilkan perusahaan.

B. Mengapa Perusahaan Butuh Lean Manufaktur

Perusahaan sering mengalami masalah untuk mengubah berbagai hal yang ada dalam organisasi
tersebut. Berbagai masalah tersebut kemudian akan muncul dan berhubungan dengan kegiatana
operasional perusahaan.

Beberapa masalah yang menyebabkan perusahaan membutuhkan lean manufacturing diantaranya


adalah:

1. Integritas kerja karyawan yang rendah


Perusahaan membutuhkan integritas kerja karyawan bagus, mereka harus menajdi
karyawan yang produktif dan potensial untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Namun
ketika perusahaan tidak memiliki apa yang mereka butuhkan terutama adanya sumber daya
manusia yang handal maka perusahaan akan jatuh dan tergantikan oleh perusahaan lainnya.
Integritas karyawan yang rendah akan membuat biaya tenaga kerja semakin tinggi dan ini
harus dihilangkan.

2
2. Karyawan yang tidak disiplin
Memiliki karyawan yang kurang disiplim membuat pekerjaan kator menjadi tidak
beraturan. Seharusnya karyawan mendapatkan pelatihan atau training agar mereka memiliki
kedisiplinan, etos kerja yang baik dan menjadi karyawan yang protensial. Ketika karyawan
tidakbisa disiplin, inilah yang menyebabkan pemborosan biaya tenaa kerja.

3. Karyawan yang tidak mampu bekerja secara professional


Buah apa anda memiliki banyak karyawan namun tidak professional, sebaiknya anda
buang mereka semua dan coba rekrut karyawan yang professional dalam jumlah sedikit.
Mereka jauh lebih bermanfaat dibandingkan karyawan banyak namun tidak memilik jiwa
professional.

• Karyawan yang tidak mampu melaksanakan kerjanya dengan efektif dan efisien

• Kurangnya memanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk


menghasilkan produk berkualitas

C. 6 Strategi dan 7 Waste dalam Lean Manufaktur

6 Strategi dalam Lean Manufaktur

Ada 6 strategi dalam lean manufaktur, yaitu:

1. Pull System Strategy (Strategi Sistem Tarik)

Yaitu Sistem penarikan material saat diperlukan saja, tujuan dari Pull system ini adalah
untuk meningkatkan fleksibilitas dan dapat merespon dengan cepat kebutuhan pelanggan serta
menghindari pemborosan yang akan terjadi.

2. Quality Assurance Strategy (Strategi Penjaminan Kualitas)

Dalam Lean Manufacturing, Kualitas adalah dibangun dalam proses produksinya. Dengan
kata lain, produksi sendirilah yang harus menjamin kualitas produk itu sendiri. Beberapa
Teknik dan metodologi yang dapat dipakai dalam menjamin kualitas dalam produksi
diantaranya adalah Metodologi Six Sigma dan Konsep dasar Kualitas yaitu Jangan Menerima
barang Reject, Jangan Membuat Reject dan Jangan melewatkan Reject.

3. Plan Layout & Work assignment Strategy (Strategi Perencanaan Layout & Pembagian
Tugas)

Yaitu strategi dalam merencanakan Layout produksi agar dapat mengurangi pemborosan
(waste) dalam proses serta pembagian tugas yang jelas pada masing-masing prosesnya.

4. Continous Improvement (KAIZEN) Strategy (Strategi Peningkatan yang


berkesinambungan)

3
Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap proses secara terus menerus dalam segala
aspek seperti mengurangi pemborosan (waste), meningkatkan keselamatan kerja ataupun
pengurangan biaya produksi. Kebudayaan Kaizen (Peningkatan yang berkesinambungan) ini
harus diterapkan ke semua level karyawan di perusahaan.

5. Decision Making Strategy (Strategi Pengambilan Keputusan)

Pengambilan Keputusan yang benar merupakan hal yang sangat penting dalam
menjalankan peningkatan proses yang terus menerus. Contohnya Keputusan-keputusan dalam
mengubah Layout produksi, penggunaan peralatan kerja maupun penentuan pembagian tugas.
Pengambilan keputusan yang dianjurkan dalam Lean Manufacturing adalah pengambilan
keputusan secar mufakat yang artinya dapat didukung oleh semua pihak yang berkaitan dengan
penerapan Lean Manufacturing dalam suatu Industri.

6. Supplier Partnering Strategy (Strategi kerjasama dengan Pemasok)

Supplier atau pemasok merupakan salah satu pihak yang terpenting dalam memberikan
dukungan dalam menjalankan Lean Manufacturing disebuah perusahaan seperti memberikan
dukungan dalam pengiriman yang tepat waktu, menyediakan material (bahan produksi) yang
berkualitas tinggi atau bebas dari kerusakan. Supplier (pemasok) harus dianggap sebagai bagian
dari perusahaan yang menerapkan Lean Manufacturing sehingga diperlukan pengembangan
dan pelatihan terhadap suppliernya.

7 Waste dalam Lean Manufakturing

Terdapat 7 Macam Kategori Waste yang sering terjadi dalam industri Manufacturing,
diantaranya :

1. Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang berbentuk
Finished Goods (Barang Jadi) maupun WIP (Barang Setengah Jadi) tetapi tidak ada order /
pesan dari Customer. Beberapa Alasan akan adanya Overproduction (kelebihan Produksi)
antara lain Waktu Setup Mesin yang lama, Kualitas yang rendah, atau pemikiran “Just in case”
ada yang memerlukannya.

2. Waste of Inventory (Inventori)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena Inventory adalah Akumulasi dari Finished
Goods (Barang Jadi), WIP (Barang Setengah Jadi) dan Bahan Mentah yang berlebihan di
semua tahap produksi sehingga memerlukan tempat penyimpanan, Modal yang besar, orang
yang mengawasinya dan pekerjaan dokumentasi (Paparwork).

3. Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya kerusakkan
(defect) sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan menyebabkan biaya tambahan yang berupa
biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam perbaikan dan biaya-biaya lainnya.

4. Waste of Transportation (Pemindahan/Transportasi)


4
Waste atau Pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) produksi yang buruk, peng-
organisasian tempat kerja yang kurang baik sehingga memerlukan kegiatan pemindahan barang
dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya Letak Gudang yang jauh dari Produksi.

5. Waste of Motion (Gerakan)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena Gerakan –gerakan Pekerja maupun Mesin
yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah terhadap produk tersebut. Contohnya
peletakan komponen yang jauh dari jangkauan operator, sehingga memerlukan gerakan
melangkah dari posisi kerjanya untuk mengambil komponen tersebut.

6. Waste of Waiting (Menunggu)

Saat Seseorang atau Mesin tidak melakukan pekerjaan, status tersebut disebut menunggu.
Menunggu bisa dikarenakan proses yang tidak seimbang sehingga ada pekerja maupun mesin
yang harus mengunggu untuk melakukan pekerjaannya , Adanya kerusakkan Mesin, supply
komponen yang terlambat, hilangnya alat kerja ataupun menunggu keputusan atau informasi
tertentu.

7. Waste of Overprocessing (Proses yang berlebihan)

Tidak setiap proses bisa memberikan nilai tambah bagi produk yang diproduksi maupun
customer. Proses yang tidak memberikan nilai tambah ini merupakan pemborosan atau proses
yang berlebihan. Contohnya : proses inspeksi yang berulang kali, proses persetujuan yang harus
melewati banyak orang, proses pembersihan. Semua Customer menginginkan produk yang
berkualitas, tetapi yang terpenting adalah bukan proses Inspeksi berulang kali yang diperlukan
tetapi bagaimana menjamin Kualitas Produk pada saat pembuatannya. Yang harus kita lakukan
adalah Carikan Root Cause (akar penyebab) dari suatu permasalahan dan ambilkan tindakan
(countermeasure) yang sesuai dengan akar penyebab tersebut

5
BAB III

PEMBAHASAN

Salah satu pemborosan dalam lean manufaktur adalah Wate of Defect (cacat). Dan salah satu
strategi dalam lean manufaktur adalah KAIZEN (continous improvement). Di PT. Hamatetsu
Indonesia sendiri apabila ada part cacat (defect) selalu berusaha untuk dikurangi atau bahkan
dihilangkan dengan melakukan Kaizen.

Berikut diuraikan salah satu cara penanggulangan part cacat, yaitu terlewatnya proses groving.

A. Proses identifikasi

Part yang sering terlewat proses grovingnya adalah part wheel ratchet. Adapun urutan proses
part tersebut adalah sebagai berikut:

Cold Heat Heat


Cutting Annealing Forging Treatment Treatment
1

Cold Heat
Machinging 1 Triming Forging 2 Treatment

Machining 2 Broaching Quenching Pengecheckan Visual & Di kirim


ke Customer untuk di Assembling

Dari urutan proses tersebut, proses groving terjadi pada proses Machining.

» Proses Machining 1 » Proses Machining 2

Belum Proses Belum ada champering Sudah Proses Sudah ada champering
Groving Groving ( Bening, Mengkilap )

6
Part yang terlewat proses groving, biasanya di temukan oleh operator proses selanjutnya,
misalnya broaching atau proses terakhir sebelum part dikirim ke customer.

Berikut diuraikan cara pemecahan masalah dengan metode tulang ikan:

Part tidak
Man melewati
Pengecheck Machine
an tidak proses
masimal Machining 2
Proses
grooving
Hanya
dilakukan terlewat
pengechekan Material
visual, Methode

Dari bagan tulang ikan diatas dapat disimpulkan :

1. Part tidak melewati proses Machinig 2


2. Pengechekan oleh operator machining tidak maksimal, karena hanya dilakukan
pengecheckan visual.

3. Proses Kaizen ( Improvement)

Setelah melakukan identifikasi, ternyata diperlukan sebuah alat bantu (fokayoke) untuk
pengecheckan Groving, akhirnya dibuatkan sebuah alat bantu seperti gambar dibawah.

Setelah dibuatkan alat bantu, dibuat pula intruksi kerja (IK), agar semua bisa mengerjakan
perubahan cara pengechekan tersebut.

7
INTRUKSI KERJA (IK)
GAMBAR KETERANGAN

1 2 1. AMBIL PART DARI CONVEYOR LATHE 1

2. MASUKKAN PART KE BOX BEFORE CHECK


LATHE 1

3 4 3. LAKUKAN PENGECEKAN MENGGUNAKAN


DIAL STAND.

4. LAKUKAN PENGECEKAN MENGGUNAKAN


PLUG GAUGE.

5 6 5. TARUH PART OK DI BOX AFTER CHECK LATHE 1

6.TARUH PART OK DARI LATHE 1 DI CONVEYOR


LATHE 2

7 8 7. AMBIL BARANG DARI CONVEYOR SETELAH PROSES


LATHE 2.
5 8. MASUKKAN PART AFTER LATHE 2 KE BOX LATHE 2

9 10 9. CHECK MIZO DAN GROOVE,MENGGUNAKAN


JIG POKAYOKE SECARA 100%

10.LAKUKAN VISUAL CHECK SECARA 100%

11 12 11. MASUKKAN PART OK KE KERANJANG

9 12. MASUKKAN PART OK KE ANTI RUST,KEMUDIAN


TIRISKAN

13 13. MASUKAN PART OK KE BOX OK

Dengan adanya alat bantu dan intruksi kerja diatas, diharapkan terlewatnya proses groving
dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Part terlewat pada dasarnya terjadi karena kurang telitinya operator, untuk menutupi hal
tersebut maka dibuatkan alat bantu.
2. Dibuatkan Intruksi Kerja, agar proses perbaikan dapat terus dilaksanakan secara kontinue
dan konsisten
3. Kaizen (continue improvement) dapat mengurangi waste part reject, hal ini dapat menambah
benefit bagi perusahaan.

B. SARAN

Metode Lean Manufaktur memang mahal dan menuntut semua aspek terlibat, akan tetapi hal
ini berbanding lurus dengan dampak positif yang akan didapat oleh perusahaan yang menerapkan
metode tersebut. Di posisi apapun kita bekerja di diharapkan metode ini dapat diterapkan

9
DAFTAR PUSTAKA

Gasperz, V., & Fontana, A. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries. Bogor:
Vinchristo Publication, (2011).

Alaca, H., & Ceylan, C. Value Chain Analysis using Value Stream Mapping : White Good Industry
Application Department of Industrial

Rangga, Kusuma. Waste Di PT. Hamatetsu Indonesia, Karawang (2013).

10

Você também pode gostar