Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah/filsafah negara dan ideologi negara. Pancasila
dipergunakan sebagai dasar untuk
mengatur pemerintahan dan mengatur penyelenggaraan negara. Pengertian
Pancasila sebagai dasar negara sesuai dengan bunyi pembukaan UUD1945 ‘....maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalamsuatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia
yang berkedaulatan rakyatdengan berdasar kepada:
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.Pancasila dalam pengertian ini sering disebut sebagai pandangan hidup, pegangan hidup,
pedoman hidup, petunjuk hidup, dan jalan
hidup (way of life). Dalam hai ini, Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk
hidup atau perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai
petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitashidup dan kehidupan masyarakat di segala bidang.
Semua tingkah lakudan perbuatan setiap manusia
Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Nilai
Pada kamus ilmiah populer dijelaskan bahwa nilai adalah tentang apayang baik, benar, bijaksana,
dan apa yang berguna, sifatnya lebih abstrakdari norma. Sedangkan Nursal Luth dan Daniel
Fernandes mengatakanbahwa nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang di inginkan atau
tidak diinginkan yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yangmemiliki nilai itu. Nilai buka
nlah soal benar atau salah, tetapi soal di kehendaki atau tidak, disenangi atau tidak. Nilai
merupakan kumpulan sikap dan perasaan-perasaan yang selalu diperhatikan melalui perilaku
oleh manusia.
Dari beberapa pengertian nilai di atas, dapat dipahamibahwa nilai adalah kualitas ketentuan yang be
rmakna bagi kehidupan manusia perorangan, masyarakat, bangsa, negara. Nietzche
mengatakan nilai adalah tingkat atau derajat yang
diinginkan oleh manusia. Nilai yang merupakan tujuan dari kehendak manusia
yang benar sering ditata menurut susunan tingkatannya, dimulai dari bawah, yaitu nilai hedonis
(kenikmatan), nilai utilitaris (kegunaan), nilai biologis (kemuliaan), nilai diri estetis (keindahan,
kecantikan), nilai-nilai pribadi (sosial, baik), dan yang paling atas adalah nilai religious (kesuciaan).
2. Ciri-ciri nilai
Merupakan nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai lainnya. Tampak pada pilihan yang
dilakukan seseorang pada waktu berhadapan dengan beberapa alternatif tindakan harus
diambil. Beberapa pertimbangan dominan atau tidaknya nilai tersebut adalah sebagai berikut:
3. Macam-macam Nilai
Nilai berhubungan erat dengan budaya dan masyarakat. Menurut prof. Dr. Notonegoro, nilai dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/ rohani manusia.
B. Pengertian Pancasilaa
Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafahnegara Republik Indonesia, baik ditinjau
dari sudut bahasa maupundari sudut sejarah. Hai tersebut dapat dilihat secara etimologis atausecara
teminologi sebagimana penjelasan berikut,
1. Secara Etimologis
Berdasarkan asal kata, Pancasila berasal dari bahasa India, yakni bahasa Sansekerta. Menurut
Muhammad Yamin, Pancasila memiliki dua macam arti, yaitu Panca artinya lima, syila dengan (i)
biasa (pendek) artinya sendi, alas, atau dasar, syila dengan (i) panjang artinya peraturan tingkah laku
yang penting, baik, dan senonoh. Kata sila dalam bahasa Indonesia menjadi susilaartinya tingkah
laku baik.
2. Secara Terminologi
Rumusan Pancasila yang sah dan sistematika yang benarterdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang
telah disahkan olehPPKI pada 18 Agustus 1945. Presiden RI mengeluarkan Instruksi
No.12/1968 pada 13 April 1968. Dalam instruksi tersebutditegaskan bahwa tata urutan(sistematika)
dan rumusan Pancasila sebagai berikut:
3. Persatuan Indonesia
1. Nilai dasar
Asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kuranglebih mutlak. Nilai dasar berasal dari nilai-nilai
kultural ataubudaya yang berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, yaituyang berakar dari
kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang mencerminkan hakikat nilai kultural.
2. Nilai instrumental
Pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalamwujud nilai social atau norma hukum, yang
selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan
waktu.
3. Nilai praktis
Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalamkenyataan. Nilai ini merupakan bahan ujian, apakah
nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-sungguh hidup dalammasyarakat atau tidak.
Di dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai tersebut adalah nilai ideal,
nilai material, nilai positif, nilai logis, nilaiestetis, nilai sosial dan nilai religius atau kegamaan. Ada lagi
nilaiperjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan RI. Nilai dalam pengembangan
Pancasila adalah sebagai berikut:
c. Membina adanya kerjasama dan toleransi antarasesama pemeluk agama dan penganut keperc
ayaankepada Tuhan YME
3) Persatuan Indonesia
a. Adanya hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa atau dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan bernegara.
b. Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royongdengan rasa kekeluargaan dan penuh kegot
ongroyongan.
Paradigma adalah asumsi teoritis yang umum (merupakansuatu sumber nilai) yang merupakan
sumber hukum, metode serta
cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangatmenentukan sifat, ciri,dan karakter ilmu
pengetahuan tersebut.Paradigma juga dapat diartikan sebagai cara pandang, nilai-nilai, metode-
metode, prinsip dasar atau cara memecahkanmasalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada
masa tertentu.Dalam pembangunan nasional, Pancasila adalah sebuah paradigma
karena hendak dijadikan sebagai landasan, acuan, metode, nilai,
dan tujuan yang ingin dicapai di setiap program pembangunan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Visi Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis berkeadilan, berdaya saing, maju
dan sejahtera dalam wadah Negara Republik Indonesia yang sehat, mandiri, beriman dan
bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin.
Misi Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan, misiyang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan zaman. Tetapi
tidak berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat
diganti dengan nilai dasar lain. Dengan meniadakan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai
ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai
dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara
kreatif, dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia
sendiri. Pancasila harus memberikan orientasi ke depan, mengharuskan bangsa Indonesia untuk
selalu menyadari situasi kehidupan yang
sedangdan akan dihadapinya, terutama menghadapai globalisasi dan
keterbukaan. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa
dan budaya bangsa Indonesia dalam ikatanNegara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Saran
Sebagai warga negara yang baik, jika kita telah mengerti dan mengetahui nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila hendaknya
dilaksanakan dengan baik agar terciptanya kondisi masyarakat yang aman, damai, tertib dan
tentram.
DAFTAR PUSTAKA
Listyarti, Retno. 2005.Pendidikan Kewarganegaraan SMA untuk kelasXI kurikulum 2004. Jakarta:
Esis.Budiyanto.Abdul Karim, Aim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA untukkelas XII kurikulum
2006. Jakarta: Grafindo.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI….……………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 4
C. Tujuan…………………………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Ideologi……………………………………………………………………….. 5
B. Ideologi Pancasila…………………………………………………………… 7
C. Pancasila sebagai Sumber Nilai…………………………………………… 15
D. Implikasi Pancasila…………………………………………………………. 19
E. Konstitusi atau UUD 1945…………………………………………………. 21
F. Sikap Selektif terhadap Pancasila………………………………………… 26
G. Pertanyaan…………………………………………………………………… 30
H. Kesimpulan………………………………………………………………….. 31
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………. 32
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ideologi
a. Pengertian Ideologi
Kata ideologi berasal dari bahasa Latin (idea; daya cipta sebagai hasil kesadaran
manusia dan logos; ilmu). Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan
gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’
disamakan artinya dengan cita-cita.
b. Peran Ideologi
Cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat
dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya suatu ideologi memiliki peranan
sebagai berikut.
a) Sebagai jawaban atas kebutuhan akan citra atau jati diri suatu kelompok sosial,
komunitas, organisasi atau bahasa
b) Untuk menjembatani founding fathers dan para generasi penerus
c) Menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuangan kelompok yang berpegang
pada ideology
d) Sebagai keyakinan para pendiri yang menguasai, mempengaruhi seluruh kegiatan
sosial.
c. Fungsi Ideologi
Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999)
ada dua, yaitu:
a) Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu
masyarakat
b) Sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian
konflik yang terjadi dalam masyarakat.
d. Sifat Ideologi
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi
fleksibilitas.
a) Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga
mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah
milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam
dirinya.
b) Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila
bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi
realitas.
c) Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis,
demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara,
memperkuat relevansinya dari masa ke masa.
B. Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai suatu Ideologi tidak bersifat tertutup dan kaku, tetapi bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa Ideologi pancasila
besifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka
maka secara structural Pancasila memiliki tiga dimensi sebagai berikut:
1. Dimensi idealis. Merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat
sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila
Pancasila : Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
3. PERSATOEAN INDONESIA
Sejarah Pancasila dibagi menjadi beberapa tahap dimana pada setiap tahapnya
terdapat beberapa faktor dan peristiwa penting yang tentu saja tercatat dalam
sejarah Pancasila itu sendiri. Berikut ini akan dijelaskan sejarah Pancasila dalam 6
tahap yang pernah dilalui.
Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu,
seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu
pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di
bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum,
sosial dan ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai
kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter,
arah dan tujuan.
2) Rigid
Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dari peraturan perundang-
undangan yang lain, serta hanya dapat diubah dengan cara khusus dan istimewa.
e. Amandemen
Amandemen diambil dari bahasa Inggris yaitu "amendment". Amends artinya
merubah, jadi Amendemen adalah proses perubahan resmi dokumen resmi atau
catatan tertentu, terhadap ketentuan dalam sebuah peraturan, terutama untuk
memperbaikinya.
1. Tujuan Amandemen
Adapun tujuan dilakukannya perubahan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a) Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam mencapai tujuan
nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, dan memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia
c) Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan
modern melalui pembagian kekuasaan yang Iebih tegas, saling mengawasi dan
mengimbangi (checks and balances) yang lebih ketat dan transparan dan
pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru sesuai dengan kebutuhan dan
tantangan zaman.
d) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban
negara terhadap warga Negara
e) Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara yang
demokratis.
f) Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa
sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan dan kepentingan bangsa dan
negara.
2. Perubahan Amandemen
2. Amandemen kedua: dalam sidang tahunan MPR 7-8 Agustus tahun 2000
Amandemen kedua dilakukan terhadap 9 persoalan. Kesembilan persoalan
tersebut meliputi pengaturan mengenai:
- Wilayah Negara
- Hak hak asasi manusia
- DPR
- Pemerintahan Daerah
- Pertahan dan keamanan
- Lambang Negara
- Lagu kebangsaan
Inti perubahan: pemerintahan daerah, DPR dan kewenangannya, Hak Asasi
Manusia, dan lambang Negara dan lagu kebangsaan.
3. Amandemen ketiga: dalam sidang tahunan MPR 1-9 November 2001. Amandemen
ketiga berkenaan dengan 16 persoalan pokok. Persoalan itu meliputi:
- Kedaulatan rakyat
- Tugas MPR
- Syarat syarat presiden dan wakil presiden
- Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung
- Pemberentian Presiden
- Presiden berhalangan tetap
- Kekosongan wakil presiden
- Perjanjian internasional
- Kementrian Negara
- DPD
- Pemilihan umun
- APBN,pajak dan keuangan Negara
- Badan pemeriksa keuangan
- Kekuasaan kehakiman dan Mahkamah Agung
- Komisi yudisial
- Mahkamah Konstitusi
Inti perubahan: bentuk dan kedaulatan Negara, kewenangan MPR,
kepresidenan, impeachment, keuangan Negara, kekuasaan kehakiman
4. Amandemen keempat: dalam siding tahunan MPR 1-11 Agustus 2002. Amandemen
keempat berkenaan dengan 12 persoalan. Persoalan tersebut adalah:
- Komposisi keanggotaan MPR
- Pemilu presiden dan wakil presiden
- Presiden dan wakil presiden tidak dapat menjalankan kewajiban dalam masa
jabatan secara bersamaan
- Dewan pertimbangan yang bertugas member nasihat presiden
- Mata uang
- Bank sentral
- Badan badan lain dalam kekuasan kehakiman
- Pendidikan
- Kebudayaan
Inti perubahan: DPD sebagai bagian MPR, penggantian presiden, pernyataan
perang, perdamaian dan perjanjian, mata uang, bank sentral, pendidikan dan
kebudayaan, perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial, perubahan UUD
Sikap negatif
a) Menganggap agam lain rendah, sehingga cenderung melecehkan, bahkan dalam
skala ekstream menganggap agama lain kotor hanya agamanya sendiri yang suci
dan agama lain layak untuk di singkirkan
b) Hanya mau bergaul dengan orang yang seagama
c) Memisahkan atau meminoritaskan orang yang berbeda kepercayaan
d) Menganggap sesat orang yang bereda keyakinan
e) Tidak mau menerima pemberian bentuk apapun dari orang yang berbeda agama
Sikap negatif
a) Acuh terhadap tetangga yang kesusahan, menutup telinga dan tidak mau tahu
urusan mereka yang kesusahan dan sentiasa bersombong diri
b) Memilih-milih dalam bergaul, hanya mau bergau dan bermasyarakan dengan orang-
orang yang dianggap sederajat sepangkat
3. PERSATUAN INDONESIA
Sikap positif
a) Saling ketergantungan satu sama lain, tolong menolong, bekerja sama dengan
orang demi kesejahteraan bersama
b) Menunjukkan kehidupan kebangsaan yang bebas, tidak memaksakan kehendak
c) Cinta tanah air dan bangsa, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan, tidak
melakukan pemborosan, tidak merusak lingkungan, tidak mengambil hak orang lain
(mencuri), ikut usaha pembelaan negara sesuai profesi masing-masing
d) Pengakuan dan kebersamaan dalam keberagaman, tidak memaksakan agama lain,
merasa senasib sepenanggungan
e) Keseimbangan antara kepentingan pribadi dan golongan, kerja keras untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga orang
lain
Sikap negatif
a) Hanya mementingkan suatu suku atau golongannya sendiri
b) Tidak memiliki rasa prihatin terhadap perpecahan bahkan menganggap acuh
terhadap masalah atau konlfik yang sedang terjadi di Indonesia
c) Meremehkan suku atau golongan lain dan menganggap dirinya yang paling benar
serta pantas di sanjung
Sikap negatif
a) Otoriter dalam memimpin, selalu memandang buluh dan memihak terhadap suatu
golongan
b) Mementingkan kepentingan golongan atau pribadi
c) Pengambilan keputusan sepihak, tanpa membahas secara musyawarah
d) Menganggap yang mayoritas yang memenangkan segalanya tanpa memandang
pendapat golongan lain dan bersikap acuh
Sikap negatif
a) Membedakan fasilitas umum antara pejabat dan rakyat biasa
b) Keadilan hanya untuk golongan tertentu, dalam artian menindak suatu
permasalahan selalu tebang pilih dan menguntungkan pihak yang seharusnya salah
c) Membeda-bedakan perhatian antar suku
Pertanyaan
1. Apakah dalam perubahan/amandemen UUD 1945 terjadi perubahan sistematika
penomoran UUD 1945? (Penanya : Ridha Penjawab : Tiara)
Jawaban : Tidak, walaupun UUd 1945 sudah diamandemen dan juga disusun dalam
naskah resmi sistematiak penomorannya tetap terdiri atas 16 bab dan 37 pasal
2. Jelaskan yang dimaksud dengan kemiskinan structural? (Penanya : Shafa Penjawab
: Titin)
Jawaban : Kemiskinan structural adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat
malasnya individu atau warga Negara melainkan diakibatkan dengan adanya
struktur-struktur social yang tidak adil. Contoh dari kemiskinan structural adalah
kasus Tasripin.
3. Sudahkan kita merakasan sila ke lima? (Penanya : Corry Penjawab : Putri)
Jawaban : Panacasila ke lima adalah keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
tapi faktanya tidak semua rakyat Indonesia yang sudah merasakan keadilan social
tersebut. Contoh banyaka anak yang tidak mampu kurang pendidikan akibat biaya
sekolah yang tiap tahun terus meningkat. Selain itu, yang lebih terasa kelihatana
sekali adalah tentang peradilan sebuah kasus. Banyak koruptor yang korupsi
miliaran rupiah bahkan triliunan rupiah masih saja menghirup udara bebas atau
sudah mendapat hukuman tetapi tidak sebanding dengan perbuatan yang
dilakukannya. Jadi menurut saya, bahwa sila kelima pancasila belum sepenuhnya
dilaksanakan dengan baik.
4. Perilaku apa saja yang mencerminkan nilai pancasila (Penanya : Zahra Penjawab ;
Dwitia)
Jawaban : Kalau menurut sila pertama itu contohnya menjalankan ibadah sesuai
dengan agama masing-masing, menurut sila kedua contohnya menghargai harkat
dan martabat sesama manusia, menurut sila ke tiga cinta tanah air dan bangsa,
menurut sila keempat itu musyawarah untuk mencapai mufakat dan menurut sila
kelima contohnya kemakmuran masyarakat yang adil tanpa memandang status.
5. Kenapa pancasila disebut sebagai ideology terbuka? (Penanya : Christianty
Penjawab : Sugatra)
Jawaban : Sebab sebagai ideology, Pancasila tidak bersifat kaku, dan tertutup.
Namun bersifat formaktif, actual dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman, iptek dan dinamika perkembangan masyarakat.
6. Menurut Ramlan Subakti pengertian ideology ada dua secara fungsional dan secara
structural. Yang dimaksud dengan fungsional dan structural itu apa? (Penanya :
Rizky Penjawab : Aisha)
Jawaban : ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang
kebaikan bersama atau tentangf masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu ideologi yang
doktriner dan ideologi yang pragmatis. Sedangkan ideologi secara struktural
diartikan sebagai pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap
kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
KESIMPULAN
Demikian atas makalah yang kamu buat. Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Terima kasih sekali lagi kepada guru pembimbing kami yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Atas segala kekeliruan dalam perangkaian kata-kata yang kami tulis, kami mohon
maaf. Semoga makalah ini bermanfaat. Saran dan kritik yang membangun sangat
kami nantikan