Você está na página 1de 54

ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

CAKUPAN BAHASAN
I. Mengapa traffic impact analysis
diperlukan
II. Kapan diperlukan traffic impact analysis
III. Bagaimana melakukan traffic impact
analysis
IV. Bagaimana melakukan penanganan
dampak
V. Kontribusi Pengembang
VI. Siapa yang melakukan traffic impact
analysis
BAGIAN I
MANGAPA DIPERLUKAN
TRAFFIC IMPACT ANALYSIS
1.1 Latar Belakang

• Perubahan tataguna lahan baik perubahan kategori maupun


intesitasnya akan membangkitkan lalulintas. (termasuk Density)
Pembangunan suatu kawasan dan/atau lokasi tertentu
mempunyai pengaruh terhadap lalu lintas di sekitarnya.
• Secara umum telah diterima suatu konsep analisis
“menginternalkan eksternalitas” dengan konsekuensi “pay
your own way” dengan pengertian bahwa pihak
pengembang harus memberikan kontribusi yang nyata di
dalam penanganan dampak lalu lintas sebagai akibat
pengembangan suatu kawasan atau lokasi tersebut.

UU No 22 Tahun 2009, tentang lalu lintas angkutan


jalan pasal 99 yang mengisyaratkan untuk setiap
kegiatan yang membangkitkan dan menarik lalu lintas
wajib melakukan analisis dampak lalu lintas.
1.2 Tujuan Traffic Impact Analysis
Secara umum
Analisis dampak lalu lintas dipergunakan untuk memprediksi
apakah infrastruktur transportasi dalam daerah pengaruh
pembangunan dapat melayani lalu lintas yang ada (eksisting)
ditambah dengan lalu lintas yang dibangkitkan dan/atau ditarik
oleh pembangunan tersebut.

Jika prasarana yang ada tidak dapat mendukung lalu lintas


tersebut maka harus dilakukan kajian penanganan prasarana
atau manajemen lalu lintas.
1.2 Tujuan Traffic Impact Analysis, (lanjutan)
1. Memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu
pembangunan kawasan;
2. Menentukan bentuk peningkatan/perbaikan yang
diperlukan untuk mengakomodasikan perubahan yang
terjadi akibat pengembangan baru;
3. Menyelaraskan keputusan-keputusan mengenai tata
guna lahan dengan kondisi lalu lintas, jumlah dan
lokasi akses, serta alternatif peningkatan/perbaikan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat
mempengaruhi putusan pengembang dalam
meneruskan proyek yang diusulkan;
5. Sebagai alat pengawasan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas.
1.3 Permasalahan

- (Belum ada panduan standard traffic impact analysis) sekarang


sedang disusun Oleh Kemenhub)
- Permasalahan prosedural
- Permasalahan dasar hukum (UU ada tetapi petunjuk pelaksanaan
belum ada)  terjadi kesimpang siuran kewenangan antar instansi
- Isu traffic impact analysis mengemuka ketika permasalahan lalu
lintas sudah muncul
- Dianggap hanya formalitas dan costly
- Analisis dan mitigasi kurang bisa dipertanggungjawabkan
- Pemisahan tanggungjawab (pembangunan, jalan dan lalu lintas)
- Belum ada batasan threshold perubahan tataguna lahan yang
memerlukan traffic impact analysys
- Siapa yang melakukan Traffic Impact Analysis  belum ada tenaga
bersertifikasi yang diisyaratkan oleh UU
1.5 Manfaat Traffic Impact Analysis

• Memprediksi dan meramalkan dampak lalulintas


berdasarkan praktek analisis yang dapat
dipertanggungjawabkan, bukan persepsi dan pendapat
yang kurang berdasar
• Merekomendasikan penanganan permasalahan yang tepat
guna dan efisien
• Membantu penentu kebijakan di bidang lalu lintas dan
pembina jalan maupun perizinan bangunan untuk
mengambil keputusan
• Menyarankan alokasi kontribusi penanganan dampak
antara pengembang dan pemerintah
• Public Accountability
BAGIAN II
KAPAN DILAKUKAN
TRAFFIC IMPACT ANALYSIS
2.1 Threshold

Belum ada kesepakatan threshold pengembangan yang


diwajibkan Traffic Impact Analysis.
• Kategori dan Intensitas tata guna lahan
• Besarnya Trip Generation (terutama peak hour, peak
direction)
• Penurunan LOS (Level of Sevice)
• Prosentase peningkatan volume lalu lintas
• Specific area:
Pada daerah yang macet
Pada daerah dengan pembatasan lalu lintas
Pada daerah dekat persimpangan, dsb.

Pada kenyataannya tergantung dengan kesepakatan BKRD


terutama diarahkan untuk kegiatan komersial dan pelayanan
umum  sebagai persyaratan perizinan
2.2 Sesudah atau Sebelum IMB

• Sebelum IMB atau bagian dari persyaratan IMB:


dimungkinkan revisi besaran land use, relokasi,revisi site
plan, atau penolakan IMB

• Sesudah IMB:
penekanan kepada upaya penanganan dampak (jaringan
jalan, manajemen lalu lintas, operasional dan penyediaan
fasilitas angkutan umum, pejalan kaki, dan kaki lima)
Dimana Pelaksanaan Andalalin?
Pembangunan Izin Pemanfaatan Ruang

Rekomendasi Peruntukan

Disini ????? Analisis Dampak Lingkungan

Analisis Dampak Lalu Lintas

Izin Mendirikan Bangunan Penetapan Lay Out/site plan

Dampak Sosial
Disini ?????
KEDUDUKAN ANDALALIN PRA PEMBANGUNAN DENGAN PERIJINAN IMB

Setiap permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)


dan atau perijinan lainnya untuk pembangunan
bangunan dan atau kawasan dengan kriteria yang
ditetapkan harus melakukan Andalalin.

Perijinan dan IMB dapat diproses apabila Andalalin


telah disetujui oleh Menteri/Kepala Daerah/instansi
yang berwenang yang ditunjuk.

PUSAT KEGIATAN AKSES JALAN


MENTERI
NASIONAL
PUSAT KEGIATAN AKSES JALAN GUBERNUR
PROVINSI
PUSAT KEGIATAN AKSES JALAN BUPATI / WALI
KAB/KOTA KOTA
PENGEMBANG/
PEMRAKARSA PEMBANGUN
PUSAT KEGIATAN
PROSES IJIN
PUSAT KEGIATAN KECIL, KRITERIA PUSAT KEGIATAN
MENDIRIKAN
DILUAR KRITERIA DALAM KRITERIA
ANDALALIN
ANDALALIN
ANDALALIN BANGUNAN

PENGAJUAN
ANDALALIN

Ke Pusat Untuk Ke Provinsi Untuk Ke Pemda Untuk


Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kab/Kota

Rekomendasi Andalalin

Menteri Untuk Gubernur Untuk Bupati/Walikota


Jalan Nasional Jalan Provinsi Untuk Jalan Kab/Kota

PERSYARATAN PERIJINAN IMB / PENGEMBANGAN KAWASAN atau IJIN LAINNYA

PROSES IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN OLEH


PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
KEDUDUKAN ANDALALIN TERHADAP AMDAL

PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN KAWASAN BARU

Kriteria

masuk kriteria tidak masuk kriteria


masuk kriteria AMDAL dan masuk kriteria
ANDALALIN AMDAL dan
AMDAL ANDALALIN ANDALALIN

WAJIB Amdal WAJIB WAJIB TIDAK WAJIB


Amdal+Andalalin Andalalin Amdal+Andalalin

Hubungan antara ANDALALIN dengan AMDAL adalah berdasarkan PP tentang


ANDALALIN diperlukan untuk memperjelas dan mempertegas materi dari studi
AMDAL terhadap jenis usaha atau kegiatan yang memenuhi kriteria wajib sesuai
SK Menteri KLH No. 39 Tahun 1996.
Untuk pusat kegiatan atau pengembangan yang tidak wajib studi AMDAL
sesuai peraturan di atas, namun berdampak signifikan terhadap lalu lintas di
sekitarnya wajib untuk dilakukan studi ANDALALIN.
KEDUDUKAN ANDALALIN PASCA PEMBANGUNAN

Kewajiban Pemerintah Daerah diantaranya adalah Mengatur &


mengawasi pelaksanaan rekomendasi Andalalin sehingga
pelaksanaan pembangunan peningkatan sistem lalu lintas di
wilayah pusat kegiatan sesuai dengan keputusan rekomendasi
Andalalin
PENGAWASAN PELAKSANAAN ANDALALIN SESUAI REKOMENDASI

REKOMENDASI
ANDALALIN
PEMBANGUNAN PENINGKATAN
Fasilitas Akses SISTEM LALIN
IJIN PEMBANGUNAN
PUSAT KEGIATAN

Teguran
OK, Ijin
Penggunaan Hasil Evaluasi Peringatan
Bangunan sesuai tidak sesuai
Sanksi Lain
BAGIAN III
BAGAIMANA MELAKUKAN
TRAFFIC IMPACT ANALYSIS
3.1 Asumsi analisis
• Tataguna lahan membangkitkan lalu lintas (production and attraction)
• Besaran bangkitan tergantung kategori dan intensitas tataguna lahan
tersebut (lebih kompleks lagi tergantung kepada aksesibilitas daerah,
dan kompetisi dengan tataguna lahan sejenis; perubahan tata guna
lahan (komersial, industri dan sejenisnya) menimbulkan kegiatan baru.
(Lowry Based Model))
• Aktivitas dari tataguna lahan mempunyai daerah pengaruh (area of
influence)
• Tiap kategori tataguna lahan mempunyai karakteristik aktivitas yang
berbeda, dan waktu sibuk aktivitas tataguna lahan tersebut tidak selalu
sama dengan waktu sibuk lalu lintas pada jaringan jalan dalam daerah
pengaruhnya.
• Terdapat tahapan pembangunan pembangunan tataguna lahan
tersebut
• Akan terjadi:
- lalu lintas alihan (diverted traffic),
- lalu lintas singgah (pass-by traffic),
- lalu lintas gabungan (joint traffic, sharing traffic) untuk pengembangan pada
kompleks yang besar,
- di samping pertumbuhan lalu lintas eksisting (existing traffic, normal traffic,
background traffic) dan lalu lintas tambahan/bangkitan tersebut di atas.
3.1 Asumsi analisis

• Pilihan analisis:
“Without-With Development Analysis”
“Before-After Development Analysis”
dengan Skenario
“Do-Nothing”
“Do-Something”
• Time Horizon: Design Year dengan mengabaikan time lag
beroperasi penuh (terutama pada tingkat hunian di Perumahan)
• Kontribusi pengembang untuk memperbaiki kinerja lalu lintas
sesuai kondisi “without development”
3.2 Tahapan Pekerjaan
Pra-analisis
Aplikasi
Kesepakatan TOR
MOU
Analisis
• Pengumpulan data sekunder ringkasan pembangunan berisi resume pembangunan, data
pola perjalanan (tingkat bangkitan perjalanan dan asal tujuan perjalanan dari studi
sebelumnya), rencana pengembangan infrastruktur transportasi sampai dengan design
year.
• Pengumpulan data primer kondisi prasarana lalu lintas (jalan dan persimpangan) dan tata
guna lahan di sepanjang jalan, pencacahan lalu lintas, pengukuran kinerja lalu lintas
eksisting, frekuensi dan okupansi angkutan umum, pejalan kaki, serta tingkat bangkitan
perjalanan pembanding.
• Analisis kondisi eksisting daerah studi yang meliputi: kondisi lalu lintas ruas, simpang dan
jaringan jalan dalam daerah pengaruh.
• Penaksiran kondisi lalu lintas dengan dan tanpa pembangunan pada design year yang
dimulai dengan analisis bangkitan lalu lintas, sebaran lalu lintas, dan pembebanan lalu
lintas serta pendekatan rekayasa lalu lintas, pejalan kaki, dan angkutan umum.
• Upaya penanggulangan, berisi penanggulangan kondisi lalu lintas pada persimpangan,
akses fasilitas henti angkutan umum dan pejalan kaki, serta parkir.
• Penghitugan beban tanggungjawab (kontribusi pengembangan dan pemerintah) di dalam
perbaikan sistem.

Pembahasan
Dengan instansi terkait; kalau dimungkinkan public involvement
3.2 Metodologi
Data Jaringan Jalan dan Data lay out dan resume Arah Kebijakan
Tata Guna Lahan, Data laporan kelayakan Kawasan yang akan
Lalu lintas yang sudah pembangunan Kegiatan dibangun
ada Campuran
Persiapan

Survai Pendahuluan

Penentuan Jenis dan lokasi Survai

Survai Bangkitan Survai Tarikan Survai Survai Lalu Lintas Pengumpulan


Perjalanan Obyek Perjalanan Obyek Inventarisasi Jalan Eksisiting Data
Pembanding Pembanding dan Simpang

Rate Rate Tarikan Lebar Jalan, Volume,


Bangkitan Perjalanan Simpang Pendekat Kecepatan,
Perjalanan dan Pengaturan Komposisi
Waktu (setting Kendaraan dan
Time) Occupancy
Bangkitan Bangkitan dan
Perjalanan Tarikan Perjalanan
Pembangunan Pembangunan
Perumahan/ Sekolah/ Rumah
Apartemen Sakit/ Komersial
Analisis

Unjuk Keja Lalu Lintas Unjuk Keja Lalu Lintas


Dengan Pembangunan Tanpa Pembangunan

lanjut
3.2 Metodologi

lanjutan
Perbandingan Unjuk Kerja
Analisis

Penanganan Dampak (Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas)

Penanganan Eksternal Penanganan Internal


Sirkulasi, Penanganan Akses, fasilitas Sirkulasi, Parkir
AU dan Fasilitas Pejalan Kaki

Unjuk Kerja Lalu Lintas Kondisi Setelah Penanganan

Perbandingan Unjuk Kerja

Evaluasi, Penyempurnaan dan Rekomendasi Evaluasi dan


Penyempurnaan

Implementasi Rekomendasi yang disepakati


3.4 Tipe Analisis

Pada umumnya terdiri dari:


• Site
• Kawasan

Khusus untuk kawasan campuran tergantung intesitas


kegiatan bangkitan (perumahan atau apartemen) dan
kegiatan campurannya seperti Mall, Rumah Sakit,
sekolahan maupun sport-hall)
Tetapi besaran dampak ini juga tergantung pada
kondisi jaringan jalan (lokasi macet, hirarkhi jalan
maupun tata guna lahan disekitar pembangunan)
3.5 Pemodelan Lalu Lintas

tahapan

Model Bangkitan
Perjalananan

Pengumpulan Data
Model Penyebaran
Sekunder Perjalanan Perjalananan

Model Pemilihan Moda


Penetapan Daerah
Dampak
Model Pembebanan
Perjalanan
Pembangunan Model
jaringan transportasi Survai-Survai Primer
Validasi Model

Model Jaringan Jalan


(Base Case)
3.5 Pemodelan Lalu Lintas
Tata Guna
Lahan
Tarikan Lalu Lintas
(Trips Attraction)
Sebaran Lalu lintas
(Trips Distribution)

Pembebanan Lalu Lintas


Sekitar Lokasi
(Trips Assignment)

Lalu Lintas Dasar


(Base-Traffic)
Pembebanan Akses Internal Kombinasi Lalu Lintas
Lokasi Lokasi dan Non Lokasi

Analisis Kinerja Lalu Lintas Analisis Kinerja Lalu Lintas


Internal Lokasi Eksternal Lokasi

Pemilihan Alternatif
Pemilihan Alternatif
Penanganan Lalu Lintas
Penanganan Dampak Lalu
Internal Lokasi
Lintas Eksternal Lokasi
Kebutuhan Pengaturan Akses & Kebutuhan Pengaturan & Fasilitas
Fasilitas Internal Lokasi Transportasi Eksternal Lokasi
Analisis bangkitan dan tarikan
Bangkitan yaitu: pergerakan yang dibangkitkan oleh
suatu pembangunan kegiatan. (Fokus pada lokasi
kegiatan yang membangkitkan lalu lintas);

Perumahan/
Apartemen

Tarikan yaitu: pergerakan yang ditarik oleh suatu


pembangunan kegiatan. (fokus pada lokasi kegiatan
yang menarik lalu lintas)

Sekolah/Rumah
Sakit/Mall
3.6 Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan

• Lalulintas tumbuhan (normal traffic growth)


• Lalulintas tambahan (induced traffic) Bangkitan dan tarikan
• Lalulintas alihan (diverted traffic)
Tarikan
• Lalulintas singgah (pass-by traffic)
• Lalulintas gabungan (share traffic, joint traffic) Tarikan
• Lalulintas pekerja (employee traffic) Tarikan
• (masuk, pergantian shift, pulang) Bangkitan dan tarikan

New Existing
Development Development
3.6 Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan

Trip Generation Rates (ITE)


Rates
Land Use Base Unit
AM Peak ADT ADT Range
Residential
Single Family Home per dwelling unit .75 9.55 4.31-21.85
Bangkitan
Apartment Building per dwelling unit .41 6.63 2.00-11.81
Condo/TownHome per dwelling unit .44 10.71 1.83-11.79
Retirement Community per dwelling unit .29 5.86
Mobile Home Park per dwelling unit .43 4.81 2.29-10.42
Recreational Home per dwelling unit .30 3.16 3.00-3.24
Retail
Shopping Center per 1,000 GLA 1.03 42.92 12.5-270.8
Discount Club per 1,000 GFA 65 41.8 25.4-78.02
Tarikan Restaurant
(High-turnover) per 1,000 GFA 9.27 130.34 73.5-246.0
Convenience Mart w/
per 1,000 GFA 845.60 578.52-1084.72
Gas Pumps
3.6 Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan

Pass-by Percentages (ITE) (untuk Tarikan)


Land Use Pass-by Percentages
Shopping Center
Larger than 400,000 GLA 20
100,000 to 400,000 GLA 25
Smaller than 100,000 GLA 35
Convenience Market 40
Discount Club/Warehouse Store 20
Fast Food Restaurant 40
Sit Down Restaurant 15
Service Station 45
Supermarket 20

Studi di Bekasi, Bogor, Tangerang untuk lahan komersial,


pass-by traffic berkisar 28-32%
3.6 Analisis Bangkitan Perjalanan

Tipikal karakteristik lalu lintas dan karakteristis aktivitas tataguna lahan

Komersial
Lalulintas Aktivitas
Vol (working day) Tataguna lahan
Vol (working day) Peak kegiatan
terjadi pada peak
lalu lintas sore

Jam Jam

Komersial Aktivitas
Lalulintas Tataguna lahan
Vol (week-end) (weekend) Peak kegiatan
Vol terjadi pada peak
lalu lintas sore
dengan volume
yang relatif rendah

Jam Jam
3.6 Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan

Tipikal karakteristik Pengunjang Plaza BSD Tangerang


3.6 Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan

Tipikal karakteristik lalu lintas dan karakteristis aktivitas tataguna lahan

Tataguna lahan lainnya


Pemukiman Waktu peak kegiatan terjadi relatif sama
dengan peak lalu lintas (pagi hari dan sore)

Perkantoran Waktu peak kegiatan terjadi relatif sama


dengan peak lalu lintas (pagi dan sore)

Industri Waktu peak kegiatan terjadi pada peak lalu


lintas sore (pada saat pergantian shift)

Rumah Sakit Waktu peak kegiatan terjadi pada peak lalu


lintas sore (pada saat Jam bezuk)
3.6 Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan
Tipikal karakteristik lalu lintas Kegiatan Campuran (Perumahan dan Sekolah)
3.6 Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan
Tipikal karakteristik lalu lintas Kegiatan Campuran (Perumahan dan Komersial)
3.6 Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan
Tipikal karakteristik lalu lintas Kegiatan Campuran (Perumahan dan Rumah Sakit)
3.8 Pembebanan Perjalanan

Site
• All-Or-Nothing: Shortest Path, shortest time

Kawasan:
Model sophisticated lain:
• Capacity restraint
• User Cost Equilibirium
• Stochastic
3.9 Identifikasi Dampak Lalu Lintas

• Site
Ruas Simpang Problem pemodelan jaringan untuk
LOS DS lahan komersial kinerja jaringan
kend-km/jam dan kend-jam/jam
V/C Ratio Antrian tidak menunjukkan perubahan
Kecepatan, Tundaan yang berarti, malahan menurun.
dsb Laju Henti, dsb Hal ini mungkin disebabkan oleh:
redistribusi traffic

• Kawasan
Ruas Simpang
sda sda
Dampak lain selain daripada
Jaringan kinerja lalu lintas, untuk daerah
Kend-jam/jam industri dan pergudangan alah
Kend-km/jam pengrusakan jalan.
Rata-rata kecepatan, dsb
Contoh Kinerja
Jaringan Jalan

Eksisting
Contoh Kinerja
Jaringan Jalan

Do-Nothing
Contoh Kinerja
Jaringan Jalan

D0-Something
BAGIAN IV
BAGAIMANA MELAKUKAN
PENANGANAN DAMPAK
4.1 Penanganan Dampak Ekstenal Site

Pengembangan jarigan jalan


• Pelebaran
• Access spacing
• Frontage/service road,dsb.

Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas


• Ruas, simpang, jaringan
• Access design and management

Operational Angkutan Umum


• Rute
• Perhentian
• Fasilitas Pejalan kaki
• Berjalan, menyeberang
4.2 Penanganan Dampak Internal Site

• Sirkulasi lalu lintas


• Design, penyediaan, dan pengendalian parkir
• Fasilitas pejalan kaki
Contoh Penanganan Dampak Lalu Lintas
Penanganan Dampak
No Kegiatan
Internal Eksternal
1 Pusat Perbelanjaan/Mall •Sirkulasi •Fas Angkutan Umum
•Parkir •Fas Pejalan Kaki
•Penyedian ruang antrian •Sirlkulasi
pemeriksanaan •Fas. Kiss and Ride
Keamanan
2 Rumah Sakit •Sirkulasi •Fas Angkutan Umum
•Parkir •Fas Pejalan Kaki
•Sirlkulasi
3 Hotel/Apartemen •Sirkulasi Sirkulasi
•Parkir

4 SPBU •Sirkulasi Sirkulasi


•Penyediaan tempat
antrian Kendaraan
5 Sekolahan •Sirkulasi •Sirkulasi
•Parkir •Fas Angkutan Umum
•Fas. Pejalan kaki
•Fas. Kiss and Ride
6 Perumahan •Sirkulasi •Sirkulasi
•Akses •Fas Angkutan Umum
CONTOH PENANGAN DAMPAK LALU LINTAS
PARKIR BASEMENT

4180

PAR

180
BAGIAN V
KONTRIBUSI PENGEMBANG
5.1 The "pay own way" principle.

Kontribusi pengembang ini harus setara dengan biaya yang diakibatkan


karena pengembangan baru "new developments", sehingga "existing
developments" tidak dibebani dengan biaya pengembangan infastruktur
transportasi yang baru akibat dari pengembangan tersebut.
5.2 Kontribusi pengembang.
Contoh untuk perbaikan kinerja lalu lintas

Kec JIka kecepatan harus V0,


V/C maka untuk memperbaiki
sistem:
V1-V0 = pemerintah
V2-V1= pengembang
V0
V1 Jika V/C harus V/C0, maka
V/C1-V/C0 = pemerintah
V2 V/C2-V/C1 = pengembang
V/C2
V/C1
V/C0

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Analysis Design
Year Year Tahun

Kontribusi pengembang
= Total tambahan traffic dari pembangunan x Biaya
Tambahan volume pada ruas jalan
5.3 Pentahapan Pelaksanaan Dampak Lalau Lintas
Contoh Pentahapan Penanganan Dampak
Antrian Maks. Pada ruas
(Kend) di sekitar WTC
NO KEGIATAN Tahun Pelaksanaan MAKRO
Dengan U-
Tanpa U-Turn Turn
1 PEMBUATAN BUKAAN 2003 2,4 1,7 Bukaan
(AKSES) DIDEPAN 2004 5,2 1,8 Bukaan
WTC MATAHARI 2005 9,6 2,1 Bukaan
SERPONG DAN 2006 46,7 3,6 U-Turn
U-TURN 2007 132,1 5,2 U-Turn
2008 231 7,6 U-Turn

PELAKSANAAN
N
KEGIATAN TAHUN KET.
o
2003 2004 2005 2006 2007 2008
MIKRO

1 PENINGKATAN KAPASITAS √ - - - - -
JALAN DENGAN MENGESER
MEDIAN
2 FASILITAS PEJALAN KAKI
- JEMBATAN
PENYEBERANGAN - √ - - - -
- TROTOAR - √ - - - -
3 LAYBAY ANGKUTAN UMUM - √ √ - - -
4 PEMAGARAN PEJALAN KAKI - √ √ - - -
BAGIAN VI
SIAPA YANG MELAKUKAN
TRAFFIC IMPACT ANALYSIS
Preparer dan Reviewer

Preparer
• Dishub?
• Konsultan?
• Developer?
• Bersama-sama?

Reviewer
• Dishub?
• Dinas Perizinan?
• Profesional?
• Bakorlantas?
Prosedur Permohonan Rekomendasi Andalalin

BP2T Dishub
Polisi
PU
Tata Ruang

P
e
m
o
h
o
n
Pihak Ketiga/
Konsultan
Contoh Penanganan Dampak

Pe
P zebra cross
S
m
uk Peningkatan lebar jalan
im
an (perkerasan 1,5 meter)
Pemukiman Pemukim
an

S
Pem
uki
U-turn ditutup ma
JL. ARIA SURYA KENCANA n
Jembatan
(akses keluar masuk)

saluran terbuka

Pe
S

m
PINTU

uk
jalur pejalan kaki
MASUK U-turn Usulan

im
(digeser 48 + 12 meter)

an
sa
lu
ra
n
te
HALTE KECUALI

rb
uk
ANGK. UMUM

a
SEKOLAH ISLAM

Op
CIKAL HARAPAN

en
Sp
a

Op
ce

en
KO

Sp
St. John's Catholic School

a
ER

ce
S
IL
a
uk

sa
rb
te

lu
ra
n
ra

n
lu

te
sa

rb
uk
a
SM
PN
lik

5
to

Ta
Ka ris

ng
lah a

er
ko a M

an
Se tell

g
S

Pe
Penambahan perkerasan

m
di depan akses keluar

u
(taman diperkeras selebar 1 meter)

Pe
m
uk
im
Pe
M
SMP N 5

AS

an
m
U
NT R
PI LUA

uk
JI
KE
Pengolahan

im
AL

an
Air Bersih

-H
Sektor XII

AK
IM
saluran tertutup PINTU
KELUAR

P
taman

Rumah
Rumah
Rumah

Você também pode gostar