Você está na página 1de 13

PERKEMBANGAN PRENETAL MANUSIA

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Struktur Perkembangan Hewan II
Yang dibina oleh Bapak Dr. Abdul Gofur, M.Si

Oleh
Kelompok 3/ Offering A 2016
Agrintya Indah Mawarni 160341606041
Bagus Priyambudi 160341606047
Naelly Hesti Koesnaeny 160341606054
Racy Rizki Abdillah 160341606056
Rosita Andriana Dewi 160341606004
Yanang Surya Putra H. 160341606061

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
November 2017
A. TOPIK
B. TANGGAL PRAKTIKUM
C. TUJUAN
D. DASAR
E. ALAT DAN BAHAN
F. PROSEDUR KERJA
G. HASIL PENGAMATAN
Tahap Gambar Pengamatan Gambar Referensi Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

H. ANALISIS DATA

I. PEMBAHASAN

 Perkembangan janin 6 bulan

Pada bulan keenam, ukuran tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak kurus, organ
internal sudah pada posisi normal (Tenzer, 2001). Janin masih sangat kecil. Garis-garis
sudah tampak pada telapak tangan dan ujung-ujung jarinya. Sistem pendengaran mulai
berkembang walau belum sepenuhnya berfungsi. Proses pembentukan tulang terus
berlanjut sehingga tulang janin semakin kuat. Panjang janin 33 cm dan beratnya 570 gram.
Janin sudah tidak bisa bergerak leluasa, karena seluruh ruangan dalam rahim telah
terisi/penuh. Janin akan berada alam posisi meringkuk, dengan tangan didepan dagu dan
kaki di depan dada. Walaupun sistem organ belum berfungsi sepenuhnya, namun janin
mampu mendengarkan suara-suara dari luar, dan mampu merasakan apa yang dirasakan
ibu. Bila ibu merasa stress, cemas, kesal sedih atau bahagia,janin akan merasakan hal yang
sama. Kondisi ini disebabkan hormon adrenalin yang diproduksi ibu dapat menembus
plasenta sehingga mempengaruhi kondisi emosi bayi. Si ibu dapat merasakan bagian-
bagian tubuh janin yang berlainan dengan menyentuh dinding perutnya. Otot rahim ibu
meregang dan kadang ibu merasakan sakit di bagian perut (Papalia dkk, 2009).

Gambar 1. Perkembangan janin 6 bulan (Sumber: Santrock, 2007)

 Perkembangan janin 7 bulan

Pada bulan ketujuh, fetus nampak kurus, keriput berwarna merah. Skortum
berkembang dan testis mulai turun untuk masuk ke skrotum, hal ini selesai pada bulan
kesembilan. Sistem saraf berkembang dengan baik untuk mengatur pergerakan fetus. Jika
dilahirkan 10 % dapat bertahan hidup (Tenzer, 2001).

Pada bulan ketujuh ini, lemak mulai menumpuk,dan sebuah zat lemak yang
disebut verinix menutupi kulit janin, sehingga janin tidak basah di dalam cairan
amnionnya dan tubuhnya merasa hangat. Fungsi otak janin sudah mulai berkembang
dengat sangat pesat. Permukaan otak menjadi berkerut-kerut, yang berguna bagi
perkembangan selanjutnya. Sekitar lima hari setelah proses pengerutan dimulai, sel-sel
syaraf akan dilapisi oleh lapisan lemak yang membuat proses penyampaian rangsangan
dari jung-ujung sel syaraf menjadi lebih cepat, mudah,dan lebih efisien. Kepalan janin
posisinya sudah berada di dekat vagina (Papalia dkk, 2009).

Gambar 2. Perkembangan janin 7 bulan (Sumber: Santrock, 2007)

 Perkembangan janin 8 bulan

Pada bulan kedelapan, testis dalam skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi lemak
sehingga terlihat halus dan berisi. Berat badan mulai naik, jika dilahirkan 70 % dapat
bertahan hidup (Tenzer, 2001).Semua indera pada janin sudah mulai berfungsi. Gerakan-
gerakan janin mulai terasa dengan jelas. Janin telah terbentuk sempurna dan posisi kepala
berada di bawah (cephalic). Paru-parunya sudah sempurna dan plasenta mencapai
kematangan.Panjang janin saat ini sekitar 45-50 cm dan beratnya 1,8 kg. Dengan panjang
tersebut, wajar jika kantung ketuban (amnion) mulai terasa sempit. Cairan amnion akan
mencapai volume optimal, dan kemudian akan mengalami pengurangan (Sadler, 1998).

Perkembangan janin usia 8 bulan minggu ke 33, pada masa-masa ini, berat badan fetus
naik hampir secepat kenaikan berat badan (rata-rata sekitar 225 gram setiap minggu),
artinya telah mengalami kenaikan berat badan lebih dari 2 kg sejauh ini.Meskipun
demikian, fetus masih akan tetap tumbuh semakin tumbuh semakin tinggi (besar).
Tingginya akan bertambah lebih kurang 2,5 cm pada pecan ini dan beratnya akan
bertambah hingga pada hari H mencapai hampir dua kali lipat dari beratnya sekarang.
Dengan fetus sebesar itu di dalam rahim, cairan ketuban mencapai jumlah maksimal. Hal
ini menjelaskan mengapa setiap pukulan dan tendagnan terkadang membuat sangat tidak
nyaman. Bantalan cairan yang meredamnya lebih tipis. Antibody juga bergerak dari tubuh
menuju tubuh bayi seiring dengan upayanya untuk membangun kekebalan tubuhnya
sendiri. Antibody ini akan sangat membantu ketika berada di luar nanti dan akn
melindunginya dari bermacam-macam kuman di tempatnya bermain (Sadler, 1998).

Perkembangan janin usia 8 bulan minggu ke 34, saat ini, tinggi fetus mungkin hampir
mencapai 50 cm, sedangkan beratnya mencapai sekitar 2,2 kg. Jika fetus laki-laki, minggu
inilah saat ketika buah zakarnya turun dari perut menuju tujuan akhirnya, yaitu kantung
buah zakar.Sekitar 3-4% fetus laki-laki dilahirkan dengan buah zakar yang tidak turun,
tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab buah zakar biasanya akan turun ke tempat
yang semestinya sebelum ulang tahun pertamanya (Sadler, 1998).

Perkembangan janin usia 8 bulan minggu ke 35, tingginya sudah mencapai ½ meter.
Terus mengikuti rencan kenaikan berat badan sebanyak 225 gram setiap minggu hingga
beratnya sekarang mencapai sekitar 2 ½ kilogram. Walaupun pertumbuhan tinggi badanya
mulai berhenti, berat badanya akan terus berambah hingga hari kelahiran. Pertumbuhan
otak berlangsung dengan kecepatan yang menakjubkan sehingga kepala fetus sedikit lebih
berat. Saat ini, pantatnya mungkin sudah berada di atas.Hampir semua fetus sudah berada
pada posisi kepala dibawah dan pantat di atas di dalam rongga pinggul ibu pada mala mini,
atau dalam waktu dekat (Sadler, 1998).

Gambar 3. Perkembangan janin 8 bulan (Sumber: Santrock, 2007)

 Perkembangan janin 9 bulan

Pada bulan kesembilan, fetus lebih banyak tertutup lemak (vernix caseoa). Kuku mulai
nampak pada ujung jari tangan dan kaki (Tenzer, 2001).Bayi lengkap terbentuk dan ia kini
bisa lahir kapan saja. Setiap minggu ia akan bertambah 225 gram. Lapisan lemak yang
tebal mulai berkembang di bawah kulitnya, membuatnya tampak lebeih berisi, dan
memberi cadangan energi untuk digunakan pada saat ia keluar dari rahim (Sadler, 1998).

Gambar 4. Perkembangan janin 8 bulan (Sumber: Santrock, 2007)

 Perkembangan janin 10 bulan

Karena tubuh fetus semakin besar, maka ruang gerak menjadi berkurang. Lanugo mulai
menghilang. Percabangan paru lengkap tapi tidak berfungsi sampai lahir. Induk mensuplai
antibodi, plasenta mulai regresi dan pembuluh darah plasenta juga mulai regresi (Tenzer,
2001).

Gambar 5. Perkembangan janin 8 bulan (Sumber: Santrock, 2007).

J. EVALUASI
1. Jelaskan proses implantasi pada manusia!
Jawab:
Implantasi embrio manusia umumnya terjadi pada endometrium uterus
bagian dorsal, pada umur kelahiran 6 atau 7 hari. Beberapa tahap implantasi yaitu
sebagai berikut (Adnan, 2010).
a. Menempelnya (adhesi) trophoblas ke dalam mukosa uterus (Gambar 1)
b. Penetrasi trophoblas ke dalam mukosa uterus.
c. Reaksi (respon aktif) jaringan induk (mukosa) atau reaksi desidua pada
organisme yang memiliki plasenta desidua.
d. Proliferasi sel-sel jaringan uterus terhenti setelah mencapai kondisi optimal
atau stabil (dikontrol oleh hormone progesteron dan korpus luteum).

Gambar 1. Penempelan trophoblas ke dalam mukosa uterus (Sadler, 1998).

Selama berlangsungnya implantasi, trophoblas berdifferensiasi menjadi dua


lapisan, yaitu sinsitiotrophoblas atau sinsitium dan sitotrophoblas (Gambar 2).
Sinsitiotrophoblas merupakan lapisan luar yang berinti banyak tanpa batas sel yang
jelas, sedangkan sitotrophoblas merupakan lapisan sel-sel berinti tunggal dan besar.
Mitosis dijumpai pada daerah sitotrophoblas tetapi tidak pernah dijumpai di dalam
sinsitium walaupun lapisan ini tetap bertambah tebal. Diduga lapisan sel-sel
trophoblas yang membelah dalam sitotrophoblas kemudian berpindah ke dalam
sinsitiotrophoblas dimana mereka bwercampur dan kehilangan membrane selnya.
Sementara itu massa sel-sel dalam (inner cell mass) atau embrioblas juga
berdifferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan hipoblas yang berbentuk kuboid
dan lapisan epiblas yang berbentuk kolumnar. Sel-sel dari setiap lapisan
membentuk suatu cakram pipih dan secara bersama-sama disebut cakram mudigah
bilaminer (Adnan, 2010).
Gambar 2 Diferensiasi tropoblas (Sadler, 1998).

Blastokista terbenam semakin dalam pada endometrium. Trophoblas


berkembang semakin pesat dan pada daerah sinsitium terbentuk vakuola-vakuola.
Bila vakuola-vakuola tersebut bersatu, maka akan terbentuk rongga yang besar
yang disebut Rongga trophoblas (Gambar 3). Stadium ini dikenal dengan nama
stadium lacunar. Sementara itu, pada kutub embrional, sel-sel gepeng yang
mungkin berasal dari hipoblas membentuk suatu selaput tipis yang disebut
eksosoelom atau selaput Heuser yang membatasi lapisan dalam sitotrophoblas.
Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk dinding rongga eksosoelom atau
kantung kuning telur primitif (Adnan, 2010).

Gambar 3 Stadium Lacunar (Sadler, 1998).

Blastokista seluruhnya telah terbenam ke dalam stroma endometrium dan


epitel permukaan menutupi hampir seluruh cacat pada dinding rahim. Kini
blastokista agak menonjol ke dalam rahim. Trophoblas ditandai dengan adanya
rongga-rongga di dalam sinsitium dan membentuk suatu jalinan yang saling
berhubungan. Hal ini khusus terjadi pada kutub embrional. Pada waktu yang
bersamaan, sel-sel sinsitium menembus lebih jauh ke dalam stroma dan merusak
lapisan endotel pembuluh kapiler ibu. Kapiler-kapiler tersebut tersumbat dan
melebar dan dikenal sebagai sinusoid. Rongga-rongga di dalam sinsitium kemudian
berhubungan dengan sinusoid, dan darah ibu memasuki susunan lacuna. Sementara
trophoblas terus merusak, semakin banyak darah ibu di dalam sinusoid dan mulai
memasuki trophoblas, sehingga terbentuklah sirkulasi utero-plasenta (Gambar 4)
(Adnan, 2010).

Gambar 4. Rongga trophoblas pada kutub embrio berhubungan dengansinusoid


ibu di dalam stroma endometrium (Sadler, 1998).

2. Jelaskan perbedaan antara embrio dan fetus! Peristiwa apa saja yang terjadi
selama perkembangan embrio?
Jawab:
Embrio merupakan sel atau organisme yang hidup pada masa di awal
pertumbuhan yang tidak bisa bertahan hidup sendiri. Perkembangan embrio
terjadi pada minggu ke 1 sampai ke 8. Sedangkan fetus (janin)merupakan
perkembangan setelah fase embrio dan sebelum proses kelahiran. Fetus
manusia berkembang pada akhir minggu kedelapan kehamilan, sewaktu
struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga kelahiran. Janin disebut juga
Calon Bayi (Kusdiantoro, 2007).
Selama proses perkembangan embrio terjadi tahpan-tahapan yang meliputi
gametogenesis, pembelahan, blastulasi, gastrulasi, organogenesis, histogenesis
dan tumbuh (Tenzer et al, 2001).

3. Jelaskan 3 fungsi utama plasenta!


Jawab:
Plasenta adalah organ ekstraembrio yang merupakan pertautan antara
jaringan fetus (plasenta fetalis) dan jaringan induk yaitu endometrium uterus
(plasenta maternal) dalam berbagai derajat keeratan (Surjono, 2001). Plasenta
memiliki fungsi penyalur nutrisi, respirasi, ekskresi, penyaringan virus atau zat
berbahaya dan sekresi hormon. Sebagai berikut penjelasannya.

 Berfungsi mengirimkan gizi dan oksigen dari darah ibu pada janin.
 Membawa karbondioksida dan sisa-sisa pembuangan janin kembali ke
darah ibu.
 Membentuk penahanan untuk infeksi dan obat-obatan tertentu. Tapi
virus rubella dan aspirin dosis tinggi dapat menembus pertahanan
plasenta. Antibodi dari darah ibu
juga dapat menembus plasenta dan memberikan kekebalan terhadap
penyakit tertentu sesaat setelah persalinan.
 Mengeluarkan hormon, terutama human chorionic gonadotrophin
(HCG), progesteron dan oestrogen.

4. Sebutkan penyusun tali pusat!


Jawab:
Pembuluh darah tali pusat memiliki struktur dan fungsi yang berbeda
dibandingkan dengan pembuluh darah lain di dalam tubuh. Arteri pada tali
pusat memiliki fungsi untuk mengalirkan darah dari janin menuju ke plasenta,
sedangkan vena pada tali pusat memiliki fungsi mengalirkan darah dari plasenta
menuju ke janin. Vinci menyatakan bahwa panjang tali pusat bertambah sesuai
dengan usia kehamilan dan memiliki panjang rata-rata sesuai dengan panjang
janin sendiri. Lapisan terluar tali pusat terdiri dari epitel amnion dan
didalamnya terdapat massa internal mesodermal yang disebut wharton’s jelly.
Didalam lapisan wharton’s jelly terdapat dua saluran endodermal (duktus
allantois dan duktus vitellini) dan pembuluh darah umbilikalis. Struktur tali
pusat normal terdiri dari dua arteri umbilikalis, dan satu vena umbilikalis yang
dikelilingi oleh wharton’s jelly, dan lapisan tunggal selaput amnion. Arteri
umbilikalis yang berasal dari aorta embrio selanjutnya akan menjadi cabang-
cabang arteri iliaka interna pada janin.

Gambar 2 : Struktur Tali pusat

Wharton's jelly berasal dari lapisan mesenkim yang tersusun dari jaringan
kolagen, asam hialuronat, beberapa serat otot, dan air. Struktur ini berfungsi
untuk memberikan dukungan mekanis dan perlindungan struktural pada tali
pusat. Jaringan ini juga memiliki peran angiogenik dan metabolik untuk
sirkulasi tali pusat (Charles et al, 2009).

K. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dari dilakukannya praktikum ini yaitu mempelajari
perkembangan prenatal manusia mulai dari zigot sampai menjelang lahir, maka
dapat disimpulakan:
Pada 2 minggu setelah terjadi pembuahan yaitu terbentuknya zigot,
pembelahan sel, dan melekatnaya zigot pada dinding uterus. Pada periode embrio
terjadi 2 sampai 8 minggu setelah pembuahan yaitu jumlah sel tubuh banyak, mulai
terbentuk organ, terbentuk plasenta. Periode fetal mulai pada bulan ke 2 setelah
pembuahan dan pada umunya berlangsung selam 7 sampai 9 bulan.
Pada periode embrio melalui beberapa tahapan perkembangan meliputi
gametogenesis, pembelahan, blastulasi, gastrulasi, organogenesis, histogenesis dan
tumbuh. Kira-kira tiga hari setelah fertilisasi maka akan terbentuk morula, yaitu
suatu bola kompak yang tersusun atas blastomer-blastomer. Selanjutnya morula
akan berkembang menjadi blastula. Blastula manusia disebut blastosis, kira-kira
terbentuk 4-5 hari setelah fertilisasi. Blastosis tersusun atas inner cell mass dan
trofoblas serta mempunyai rongga ditengah dan melayang bebas dalam uterus
selama 1-2 hari.
Pada saat blastosis terkadi peristiwa implantasi. Implantasi mulai tertanam
dalam uterus yaitu terjadi pada hari ke 6-7 setelah fertilisasi. Pada hari ke 9,
blastosis sudah tertanam seluruhnya dalam endometrium uterus. Selama
perkembangan di dalam uterus, embrio berhubungan dengan induk melalui
plasenta. Plasenta adalah suatu organ ekstra embrio yang merupakan pertautan
antara jaringan embrio dan jaringan induk untuk melayani segala kebutuhan
fisiologis embrio.
Proses gastrulasi embrio manusia terjadi mulai hari ke 15. Proses ini ditandai
dengan terbentuknya alur primitif. Gastrulasi menghasilkan gastrula yang memiliki
3 lapis lembaga yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Pada minggu ke-empat,
terbentuk tali umbilikali. Organogenesis dimulai pada minggu ke 3 dan diakhiri
minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis, maka ciri-ciri eksternal dan
sistem organ utama sudah terbentuk dengan ukuran embrio 30 mm. Selanjutnya
embrio disebut fetus yang mulai mengalami pertumbuhan dengan cepat. Enam
bulan terkhir yaitu mulai bulan ketiga, perkembangan digunakan untuk
meningkatkan ukuran dan mematangkan organ-organ yang dibentuk pada tiga
bulan pertama.
L. DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2010. Implantasi dan Selaput Ekstraembrio. Biologi FMIPA UNM.


Charles Rb ,Beckmann, American College of Obstetricians and Gynecologists, Barbara
M Barzansky, Frank W Ling, Douglas W Laube. 2009. Obstetrics and
Gynecology. Lippincott Williams & Wilkins Publishers. ISBN 978-0-7817-
8807-6.Page.121-123

Kosdiantoro, Mohammad. 2010. Embriologi. Jakarta: Gremedia

Papalia, Diane E. Old, Sally Wendkos. Feldman, Ruth Duskin. 2009. Human
Development/Perkembangan Manusia. Buku 1. Edisi 10. Jakarta : Penerbit
Salemba Humanika.

Sadler, T.W. 1998. Embriologi Kedokteran. AlihbahasaIrwanSusanto.edisi 5. Jakarta :


EGC.

Santrock, John W. Life Span Development. 2007. 13th edition. New York. Publised by
Mc.Graw Hill Companies. Inc.

Surjono, T, W. 2001. Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas


Terbuka.
Tenzer, Amy., Handayani, Nursasi., Lestari, Umie., Listyorini, Dwi., Judani, Titi.,
Gofur, Abdul., 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Universitas
Negeri Malang.

Você também pode gostar