Você está na página 1de 9

KEKUASAAN

PEMERINTAHAN

TUGAS PRESENTASI PPKn


Nama Anggota Kelompok:
1. Aulia Nurrahmah ( XI-7 / 03 )
2. Gensa Loviananta L ( XI-7 / 12 )
3. Milka Ar Radhea ( XI-7 / 22 )
4. Naftali Canadian P.Y. ( XI-7 / 27 )
5. Wulan Intan Sari ( XI-7 / 34 )
KEKUASAAN PEMERINTAHAN

Pembagian kekuasaan di Indonesia dibagi menjadi 2, yaitu secara vertikal dan


horizontal. Pembagian kekuasaan secara vertikal berarti pembagian kekuasaan
dilakukan berdasarkan tingkatan pemerintahan, sedangkan pembagian secara
horizontal berarti pembagian kekuasaan dilakukan menurut fungsi lembaga-lembaga
tertentu. Tujuan pembagian kekuasaan antara lain:
 Mencegah terbentuknya pemerintahan ditaktor/otoriter yang dapat menghalangi
demokrasi;
 Menciptakan kepentingan umum bagi kesejahteraan masyarakat;
 Mencegah penyalahgunaan kekuasaan;
 Mensinergikan fungsi kekuasaan;
 Mempermudah dan mengoptimalkan kinerja suatu badan pemerintah.

UUD Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 18 ayat (1):


Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.

Seorang filsuf bernama Montesquieu mengemukakan Trias


Politika. Trias Politika menyatakan bahwa kekuasaan di suatu
negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan
politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang
berbeda. Trias Politika antara lain:
 Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan membuat atau membentuk undang-undang.
 Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan melaksanakan undang-undang.
 Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan mempertahankan undang-undang dan mengadili pelanggaran
undang-undang.

A. Kekuasaan Legislatif
1. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Dasar Hukum: UUD NKRI 1945 pasal 20 ayat (1) yang
menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat
memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
Kekuasaan DPR dalam membuat undang-undang
tidaklah mutlak seluruhnya dilakukan oleh DPR, namun
juga melibatkan presiden selaku lembaga eksekutif.
Jumlah Anggota DPR Berdasarkan UU Pemilu N0. 10
Tahun 2008yaitu sebanyak 560 orang.
Fungsi Lembaga DPR:
a. Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat
undang-undang.
b. Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak
untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
c. Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan
pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang.
Adapun Hak Lembaga DPR antara lain:
a. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis
serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
b. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap
suatu kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
c. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang
terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya
atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.

2. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Anggota DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi
yang dipilih melalui pemilihan umum. Jumlah anggota
DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan
sebanyak-banyaknya empat orang. Jumlah seluruh
anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota
DPR. Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.
Tugas dan Wewenang DPD menurut Pasal 22D UUD
1945:
a. DPD dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang.
b. DPD ikut membahas rancangan undang-undang.
c. DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang.
Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan
sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Lembaga MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota
DPD yang dipilih melalui pemilihan umum. Masa
jabatan selama lima tahun dan berakhir bersamaan
pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan
sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Mahkamah
Agung dalam sidang paripurna MPR. Sebelum UUD
1945 diamandemen, MPR berkedudukan sebagai
lembaga tertinggi negara. Namun, setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi
negara tidak ada yang ada hanya lembaga negara. MPR bersidang
sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara.
Tugas dan wewenang MPR menurut pasal 3 UUD 1945:
a. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar;
b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden;
c. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden
dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.
Hak MPR menurut pasal 9 UU Nomor 27 Tahun 2009:
a. Memilih dan Dipilih, anggota MPR diberikan hak oleh Negara untuk
memilih siapapun yang telah memenuhi syarat untuk menjadi pimpinan
MPR. Hak untuk dipilih menjadi pimpinan juga terdapat pada anggota
MPR.
b. Menentukan sikap dan pilihan, hak ini merupakan hak dasar yang ada
pada anggota MPR. Mereka berhak menentukan sendiri sikap dan pilihan
mereka, dengan tidak melanggar aturan yang berlaku.
c. Mengajukan usul pengubahan UUD 1945, seperti yang telah disebutkan
di atas, bahwa usulan pengubahan UUD 1945 hanya dapat diusulkan
oleh anggota MPR dengan alasan yang kuat.
d. Membela diri, hak membela diri ialah hak yang diberikan agar para
anggota MPR dalam menjalankan tugas yang penuh dengan aturan
hokum.
e. Imunitas dan protokoler, merupakan hak yang diberikan dengan tujuan
dapat langsung berpengaruh pada rakyat.
f. Keuangan dan administrative, merupakan hak mendasar yang diberikan
berupa tunjangan-tunjangan bagi setiap anggota MPR

B. Kekuasaan Eksekutif

Kekuasaan
Eksekutif yaitu kekuasaan
untuk menjalankan
undang- undang dan

menyelenggarakan pemerintah negara. Kekuasaan ini dipegang oleh presiden


sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945. Di Indonesia,
Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus
sebagai kepala negara. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama
lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa
jabatan. Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya
bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang
MPR. Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak
boleh bertentangan dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden
menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.

Tugas dan wewenang presiden sebagai kepala pemerintahan:


1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945
2. Mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR)
3. Menetapkan peraturan pemerintah (PP)
4. Menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) dalam
keadaan genting dan memaksa
5. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara
Tugas dan wewenang presiden sebagai kepala negara:
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara
lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Menyatakan keadaan bahaya, syarat dan akibatnya ditetapkan dengan
undang-undang
4. Mengangkat duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
5. Menerima penempatan duta negara lain
6. Memberikan grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung (MA)
7. Memberikan amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
8. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur
dengan undang-undang.

C. Kekuasaan Yudikatif
1. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang
memegang kekuasaan kehakiman. Mahkamah Agung
adalah pengadilan tertinggi di negara Indonesia.
Peradilan di Indonesia dapat dibedakan peradilan umum,
peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata
usaha negara (PTUN).

Mahkamah Agung, sesuai Pasal 24 A UUD 1945, berwenang :


a. Mengadili kasus hukum pada tingkat kasasi,
b. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lain yang diberikan
oleh undang-undang.
Kewajiban dan Wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:
a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang,
dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;
b. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;
c. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi
dan rehabilitasi.

2. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang
anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh
Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang
oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih
dari dan oleh hakim konstitusi. Hakim konstitusi
harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan
ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara.
Tugas dan Wewenang Mahkamah Konstitusi
Pasal 24C ayat (1) UUD 1945
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang
Dasar, memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan
tentang hasil pemilihan umum.

3. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga
yang mengawasi para hakim
dalam memutus perkara. Komisi
Yudisial menerima keluhan dan
aduan masyarakat atas perilaku
hakim dalam memutus perkara.
Setelah menerima aduan
masyarakat, KY kemudian
menyelidiki hakim yang
dimaksud. Setelah itu barulah KY
mengeluarkan rekomendasi
kepada MA atas nasib hakim. KY
diangkat dan diberhentikan
presiden atas persetujuan DPR. Anggota KY dipilih karena pengetahuan dan
pengalamannya di bidang hukum serta kejujurannya.

KEKUASAAN PEMERINTAHAN PUSAT


Pemerintahan pusat adalah pemerintahan secara nasional yang berkedudukan
di ibu kota Negara Republik Indonesia. Pemerintah Pusat merupakan Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 UUD 1945. Urusan Pemerintahan yang dimiliki pemerintah pusat terdiri atas
urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan
pemerintahan umum.
 Pemerintahan absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi
kewenangan pemerintah pusat.
 Pemerintahan konkuren merupakan urusan pemerintahan yang dibagi antara
pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota.
 Pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Presiden sebagai kepala pemerintahan seperti pembinaan wawasan
kebangsaan, pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa serta penanganan
konflik.

Kewenangan Pemerintahan Pusat Berdasarkan Pasal 10 ayat 3 UU No. 32 Tahun


2004:
 Politik luar negeri
1. Penetapan kebijakan atau perjanjian kerjasama
dengan Negara tertentu
2. Menunjuk warga negara untuk duduk dalam jabatan
lembaga internasional
3. Mengangkat diplomatik atau duta untuk negara lain
4. Mengadakan perjanjian internasional
5. Kebijakan perdagangan luar negeri
 Pertahanan
1. Pembentukan pasukan bersenjata melalui wajib
militer
2. Membentuk angkatan berjenjata khusus
3. Menyatakan perang
4. Menyatakan bahwa negara dalam keadaan
berbahaya
5. Membangun dan mengembangkan sistem
pertahanan negara dan persenjataan.

 Keamanan
1. Pembentukan kepolisian negara
2. Penetapan peraturan keamanan nasional
3. Mendidik pelanggar hukum negara
4. Menindak organisasi yang mengganggu
keamanan negara

 Yustisi
1. Pendirian lembaga peradilan
2. pengangkatan hakim-hakim peradilan
3. mendirikan lembaga pemasyarakatan
4. memberikan grasi, amnesti, abolisi
5. membentuk undang undang, Peraturan
Pemerintah pengganti undang-undang, Peraturan
Pemerintah, dan peraturan lain yang berskala
nasional

 Moneter dan fiskal nasional


1. mencetak uang dan menentukan nilai mata uang
2. menetapkan kebijakan moneter
3. mengendalikan peredaran uang
4. menjaga kestabilan nilai tukar mata uang Negara
dan lain sebagainya.

 Agama
1. menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku
secara nasional
2. memberikan pengakuan terhadap keberadaan
suatu agama
3. menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan
kehidupan keagamaan dan lain sebagainya.
KEKUASAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Fungsi pemerintah daerah menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 adalah:


1. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
2. Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusanpemerintahan yang menjadi
urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
pelayanan umum dan daya saing daerah.
3. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki
hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. Dimana hubungan
tersebut meliputi wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber
daya alam, dan sumber daya lainnya.

Asas-Asas Pemerintahan Daerah Berdasarkan Pasal 1 ayat (7);(8);(9); dan (11)


UU No. 23 Tahun 2004:
 Sentralisasi, yaitu sistem pemerintahan di mana segala kekuasaan dipusatkan
di pemerintah pusat.
 Desentralisasi, yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Dekonsentrasi, yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu.
 Tugas Pembantuan, yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau
desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara itu, daerah
otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kewenangan Daerah Otonom:


1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya
2. Memilih pimpinan daerah
3. Mengelola aparatur daerah
4. Mengelolah kekayaan daerah.
5. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah.
6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya yang berada di daerah.
7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah.
8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Você também pode gostar