Você está na página 1de 13

Jurnal STIKES

Volume 5, No. 2, Desember 2012

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME


KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

COLORING ACTIVITIES ON CHILDREN TO INCREASE ADAPTIVE COPING


MECHANISM WHEN DEALING WITH HOSPITALIZATION

Suci Sukoati
Kili Astarani
STIKES RS Baptis Kediri
(astaranikili@ymail.com)

ABSTRAK

Anak saat hospitalisasi akan mengalami stress karena perubahan lingkungan.


Mekanisme koping anak sangat mendukung proses adaptasi. Tujuan penelitian ini
adalah menganalisa pengaruh aktivitas bermain mewarnai terhadap penggunaan
mekanisme koping saat hospitalisasi. Desain penelitian yang digunakan pra
eksperimental pre-post test one group. Populasi penelitian adalah anak usia
prasekolah yang dirawat di ruang anak Rumah Sakit Baptis Kediri sejumlah 31
responden. Sampling dengan teknik accidental sampling. Variabel penelitian yaitu
aktivitas bermain mewarnai dan mekanisme koping. Pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan wawancara sebelum dan setelah intervensi. Pengumpulan data
menggunakan uji statistik wilcoxon signed range test dengan tingkat signifikansi
α≤0,05. Hasil penelitian menunjukkan 24 responden mengalami perubahan
mekanisme koping ke arah positif, 6 responden tidak mengalami perubahan
mekanisme koping, dan 1 responden mengalami perubahan mekanisme koping ke
arah negatif. p=0,000 jadi ada pengaruh aktivitas bermain mewarnai terhadap
penggunaan mekanisme koping menghadapi hospitalisasi. Disimpulkan pemberian
permainan mewarnai pada pasien anak akan meningkatkan mekanisme koping yang
adaptif saat Hospitalisasi.

Kata kunci : anak prasekolah, koping, mewarnai, stress hospitalisasi

ABSTRACT

Children will experience the stress of hospitalization time due to changes in


the environment. The purpose of this research was to analyze the influence of coloring
activities toward the using of coping mecanism when hospitalization. Design of this
research is pra eksperimental pre-post test one group design. This population is children
preschool old even hospitalization at Kediri Baptist Hospital total sample was 31
respondent, sample taken on accidental sampling. Variable of this research were coloring
play activities and coping mecanism. The data were collected by using questionaire.
Collecting data using a statistical test by using wilcoxon signed range test with
α≤0,05. The results showed that 24 respondent change coping mecanism to positive
range, 6 respondent fixed on their coping mecanism before interview, and 1 respondent

223
Aktivitas Bermain Mewarnai Pada Dapat Meningkatkan Mekanisme Koping Adaptif Saat
Menghadapi Stres Hospitalisasi Pada Anak
Suci Sukoati, Kili Astarani

change their coping mecanism to negative range. p=0,000. Concluded that coloring
activities giving patients preschoolers will enhance adoptive coping mechanism when
hospitalization.

Keyword: preschool children, coping mecanism, coloring play activities, hospitalization

Pendahuluan koping yang maladaptif ditunjukan anak


dengan menarik diri, mudah
tersinggung, suka murung dan
Masa kanak-kanak merupakan suatu diperlihatkannya dengan tindakan yang
masa di mana terjadi berbagai proses agresif (Wong, 2003). Pada umumnya
pertumbuhan dan perkembangan yang anak usia prasekolah akan menunjukan
pesat. Pada usia prasekolah daya koping yang maladaptif ketika
imajinasi dan kreatifitas anak mulai beradaptasi terhadap hospitalisasi yang
berkembang, pada perkembangan dialaminya, hal ini dikarenakan anak
motorik halus, anak sudah bisa merasa takut kalau bagian tubuhnya
memegang alat tulis dengan benar, akan cidera atau berubah akibat
belajar menggambar dan mewarnai, tindakan yang dilakukan pada anak
menggambar kotak, garis garis, dan tersebut (Hegner, 2003). Oleh karena itu
sebagainya (Riyadi, 2009). Namun, penting sekali untuk mengetahui tugas
seperti halnya orang dewasa, anak juga atau tahap tahap perkembangan anak, agar
dapat terserang suatu penyakit dan dapat memberikan perawatan tanpa
membutuhkan hospitalisasi untuk menimbulkan rasa takut atau trauma pada
diagnosa dan pengobatan penyakitnya. anak, salah satunya adalah dengan
Hospitalisasi merupakan suatu proses mengajak anak bermain. Permainan yang
yang karena suatu alasan yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang
berencana atau darurat mengharuskan anak usia prasekolah dan tidak
anak untuk tinggal di rumah sakit untuk membutuhkan aktivitas fisik yang berat
menjalani terapi dan perawatan sampai adalah bermain mewarnai (Adriana, 2011).
pemulihannya kembali ke rumah Penolakan terhadap tindakan
(Supartini, 2004). Reaksi anak akibat keperawatan dan pengobatan sudah
dirawat di rumah sakit sifatnya sangat menjadi fenomena pada anak yang dirawat
universal karena faktor yang di rumah sakit. Dalam jurnal Hardjono
mempengaruhinya sangat bervariasi. Suparto, pada tahun 2002 di RSUD Dr.
Anak harus beradaptasi dengan Soetomo Surabaya tentang perilaku anak
lingkungan yang baru dan asing, harus sakit menunjukan bahwa 70 % pasien
menjalani kegiatan/aktivitas rutin rumah pada awalnya menunjukan perilaku yang
sakit, petugas rumah sakit dan orang negatif ( agresif maupun depresif ), dengan
orang di sekitarnya, takut dan nyeri tidak melihat jenis diagnosanya.
karena penyakit atau tindakan perawatan Berdasarkan data dari Ruang Anak RS.
juga pengobatan (Rudolph, 2002). Baptis Kediri , jumlah anak yang berusia
Mekanisme koping yang digunakan 3-6 tahun selama bulan Juli – Oktober
anak dalam beradaptasi juga sangat 2011 ada 119 pasien, dengan rata rata 30
penting untuk mendukung proses pasien setiap bulan. Berdasarkan studi
adaptasi, karena apabila anak mampu pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
beradaptasi dengan baik hal tersebut selama 4 hari, yaitu pada tanggal 7-10
akan mendukung proses Nopember 2011 pada 10 anak yang sedang
penyembuhannya. Koping yang positif dirawat di ruang anak RS. Baptis Kediri
atau adaptif ditandai dengan optimis, menunjukan sebanyak 60% anak
kompetensi, dan kepatuhan, sedangkan menunjukan perilaku koping yang

224
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

maladaptif (seperti menangis, mengamuk, dilaksanakan, namun harus disesuaikan


tidak mau minum obat, tidak mau dengan kondisi anak. Tujuan bermain
dilakukan tindakan keperawatan, dan saat dirawat di rumah sakit pada
sebagainya) saat menghadapi hospitalisasi. umumnya adalah agar dapat
Pada umumnya anak prasekolah jika melanjutkan fase pertumbuhan dan
dirawat di rumah sakit akan timbul rasa perkembangan anak secara optimal,
takut baik pada dokter maupun perawat, mengembangkan kreativitas anak dan
apalagi jika anak telah mempunyai anak dapat beradaptasi lebih efektif.
pengalaman mendapatkan imunisasi. Salah satu jenis permainan yang dapat
Dalam bayangannya, perawat atau dokter dilakukan di rumah sakit adalah
akan menyakitinya dengan menyuntik. construction play/permainan yang
Selain itu anak juga merasa terganggu menghasilkan suatu karya, yang
hubungannya dengan orang tua atau termasuk didalamnya adalah mewarnai.
saudaranya. Lingkungan di rumah tentunya Anak-anak pada usia prasekolah senang
berbeda bentuk dan suasananya dengan bermain dengan warna karena warna
alat alat yang ada di ruang perawatan. akan memunculkan imajinasi pada anak
Reaksi pertama anak selain ketakutan juga (Muhammad, 2009). Selain itu kegiatan
pasien kurang nafsu makan bahkan sampai mewarnai cocok untuk anak usia
menangis, tidak mau minum susu atau prasekolah untuk mengembangkan
makan makanan yang diberikan motorik halus anak. Oleh karena itu
(Ngastiyah, 2005). Keadaan tersebut akan mewarnai bisa menjadi alternatif untuk
dapat menghambat dan menyulitkan proses mengembangkan kreativitas anak dan
pengobatan dan perawatan terhadap anak dapat membantu adaptasi anak selama
yang sakit. Aspek lain yang perlu dirawat. Melihat uraian diatas maka
diperhatikan saat anak sakit adalah fase penelitian ini ditujukan untuk
tumbuh kembang dari anak itu sendiri. mengetahui pengaruh aktivitas bermain
Karena banyak orang tua yang mengeluh mewarnai terhadap penggunaan
bahwa setelah pulang dari rumah sakit mekanisme koping menghadapi
anaknya menjadi regresi (kekanak- hospitalisasi pada anak usia prasekolah
kanakan), padahal sebelum sakit anak lebih di ruang anak RS. Baptis Kediri.
mandiri dan tumbuh normal seperti teman
sebayanya (Nursalam; dkk,2005).
Pemenuhan kebutuhan anak yang di Metodologi Penelitian
hospitalisasi sangatlah penting bagi
perawat untuk memiliki pengetahuan
terhadap pertumbuhan dan Rancangan penelitian merupakan
perkembangan anak kelompok usia suatu rancangan yang digunakan untuk
berapapun. Selain itu perawat juga harus medefinisikan struktur penelitian yang
memiliki pengetahuan dan ketrampilan akan dilakukan dan merupakan strategi
bagaimana cara mendekati anak dan penelitian dalam mengidentifikasi
berinteraksi dengan mereka agar anak permasalahan sebelum pencatatan akhir
tersebut kooperatif terhadap pengobatan pengumpulan data (Nursalam, 2008).
yang diberikan (Adriana, 2011). Media Penelitian ini, sesuai dengan tujuan
yang efektif dalam upaya untuk serta manfaat yang dihasilkan,
mengatasi koping maladaptif anak saat dilakukan dengan menggunakan desain
di hospitalisasi adalah dengan bermain. penelitian one group pre-post test
Oleh karena itu pemberian aktifitas design. Peneliti akan memberikan
bermain pada anak di rumah sakit akan perlakuan atau intervensi kepada subyek
memberikan nilai yang terapeutik yang penelitian yang berupa pemberian
akan sangat berperan dalam pelepasan aktivitas bermain mewarnai kertas
ketegangan pada anak (Wong, 2003). bergambar pada pasien anak usia
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat prasekolah (3-6 tahun) di ruang anak
di rumah sakit aktifitas bermain tetap RS. Baptis Kediri, kemudian dilihat

225
Aktivitas Bermain Mewarnai Pada Dapat Meningkatkan Mekanisme Koping Adaptif Saat
Menghadapi Stres Hospitalisasi Pada Anak
Suci Sukoati, Kili Astarani

pengaruhnya. Populasi dalam penelitian usia prasekolah, setelah itu responden akan
ini adalah semua anak usia prasekolah diberikan intervensi aktivitas bermain
(3-6 tahun) yang dirawat di ruang anak berupa mewarnai kertas bergambar yang
RS. Baptis Kediri. Jumlah anak usia bertemakan rumah sakit selama 10 menit
prasekolah yang dirawat di ruang anak sampai dengan 30 menit dalam sehari
RS. Baptis kediri selama 3 bulan selama 2 hari. Setelah 2 hari maka akan
terakhir adalah sebanyak 119 anak, dilakukan wawancara kembali kepada
dengan rata rata setiap bulannya adalah salah satu anggota keluarga yang
30 anak. Teknik sampling yang menunggu pasien dengan pedoman
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang sama seperti sebelum
nonprobability sampling dengan teknik diberikan intervensi. Kemudian data yang
accidental sampling, yaitu teknik telah terkumpul akan diolah menggunakan
pengambilan responden sebagai sampel SPSS dengan menggunakan Uji statistik
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang digunakan adalah wilcoxon range
yang secara kebetulan bertemu dengan test. tingkat kemaknaan (p) yang diperoleh
peneliti dapat digunakan sebagai sampel ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan dan Ha
bila orang yang kebetulan ditemui cocok diterima, jadi ada pengaruh pemberian
sebagai sumber data, dapat mewakili aktivitas bermain mewarnai terhadap
karakteristik populasi yang telah dikenal penggunaan mekanisme koping
sebelumnya. Variabel independen dalam menghadapi hospitalisasi pada anak usia
penelitian ini adalah aktivitas bermain prasekolah di ruang anak RS. Baptis
mewarnai. Variabel dependen dalam Kediri.
penelitian ini adalah penggunaan
mekanisme koping menghadapi
hospitalisasi pada anak prasekolah. Hasil Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan pedoman Data Umum
wawancara berupa kuesioner dan
observasi.
Instrumen pengumpulan data yang Data umum meliputi karakteristik
digunakan dalam penelitian ini adalah responden yang meliputi lokasi penelitian,
dengan menggunakan pedoman jenis kelamin, pola asuh, dan diagnosa
wawancara berupa kuesioner dan medis responden.
observasi. Jenis wawancara yang
digunakan adalah dengan wawancara
terpimpin, dimana wawancara dilakukan Tabel 1 Karakteristik Anak
berdasarkan pedoman berupa kuesioner berdasarkan Jenis Kelamin
yang telah disiapkan oleh peneliti. pada Anak Usia Prasekolah
Dalam pembuatan pedoman wawancara, di Ruang Anak RS. Baptis
pada penelitian ini menggunakan skala Kediri pada Pebruari s/d
penilaian (rating scale) dengan Maret 2012
menggunakan skala linkert yang digunakan Jenis Jumlah %
untuk mengukur sikap. Kelamin
Setelah mendapat izin penelitian dari Perempuan 19 61,29
Ketua STIKES RS. Baptis Kediri dan Laki-laki 12 38,71
Direktur RS. Baptis Kediri, peneliti Total 31 100
melakukan pendekatan kepada keluarga
pasien. Sebagai subyek penelitian adalah
anak usia prasekolah yang dirawat di ruang Dari tabel 1 dapat dilihat pembagian
anak RS. Baptis Kediri. Responden anak berdasarkan jenis kelamin dari 31
sebelumnya akan dilakukan wawancara anak, didapatkan sebagian besar anak
mengenai mekanisme koping pada anak berjenis kelamin perempuan, yaitu

226
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

sebanyak 19 responden (61,29%). Tabel 4 Karakteristik Anak


Sedangkan 12 anak (38,71%) berjenis berdasarkan Diagnosa Medis
kelamin laki-laki. pada Anak Usia Prasekolah
di Ruang Anak pada
Pebruari s/d Maret 2012
Tabel 2 Karakteristik Anak Diagnosa Medis Jumlah %
berdasarkan Usia Anak Diare 8 25,80
terhadap Anak Usia Febris 8 25,80
Prasekolah di Ruang Anak Tifoid 5 16,13
RS. Baptis Kediri pada Ginjal 1 3,23
Pebruari s/d Maret 2012 Demam berdarah 1 3,23
Usia Anak Jumlah % Ikterus 1 3,23
3 tahun 12 38,71 Kejang demam 2 6,45
4 tahun 10 32,26 Faringitis 4 12,90
5 tahun 6 19,35 Asma Bronkhiale 1 3,23
6 tahun 3 9,68 Total 31 100
Total 31 100
Dari tabel 4 tentang pembagian anak
berdasarkan diagnosa medis anak. Dari 31
Berdasarkan dari tabel 2 didapatkan
anak didapatkan diagnosa medis anak
anak paling banyak adalah berusia 3 tahun
paling banyak adalah febris dan diare,
yaitu sebanyak 12 anak dengan prosentase
38,71%, sedangkan paling sedikit adalah yaitu sebanyak 8 anak (25,80%).
berusia 6 tahun yaitu sebanyak 3 anak Sedangkan diagnosa medis paling sedikit
dengan prosentase 9,68%. adalah ginjal, demam berdarah dan ikterus
yaitu sebanyak 1 anak dengan prosentase
3,23%.
Tabel 3 Karakteristik Anak
berdasarkan Pola Asuh
pada Anak Usia Prasekolah Data Khusus
di Ruang Anak RS. Baptis
Kediri pada Tanggal
Pebruari s/d Maret 2012 Data khusus menampilkan
Pola Asuh Jumlah % karakteristik responden berdasarkan
Ibu 16 51,61 mekanisme koping menghadapi
Ayah 1 3,23 hospitalisasi sebelum diberikan perlakuan,
Nenek 3 9,68 mekanisme koping menghadapi
Pengasuh 3 9,68
hospitalisasi setelah diberikan perlakuan
Ibu dan nenek 2 6,45
Ayah dan nenek 2 6,45 pada anak usia prasekolah di ruang anak
Keluarga yang 4 12,90 RS. Baptis Kediri. Data tersebut akan
lain disajikan dalam bentuk tabel.
Total 31 100

Dari tabel 3 tentang pembagian anak


berdasarkan pola asuhnya pada saat
dirumah, dari 31 anak paling banyak
diasuh oleh ibunya yaitu sebanyak 16 anak
(51,61%) dan paling sedikit diasuh oleh
ayah yaitu sebanyak 1 anak (3,23%).

227
Aktivitas Bermain Mewarnai Pada Dapat Meningkatkan Mekanisme Koping Adaptif Saat
Menghadapi Stres Hospitalisasi Pada Anak
Suci Sukoati, Kili Astarani

Tabel 5 Mekanisme Koping pada pemberian aktivitas bermain mewarnai


Anak Usia Prasekolah didapatkan dari 31 anak paling banyak
sebelum diberikan menggunakan mekanisme koping yang
Aktivitas Bermain cukup adaptif, yaitu sebanyak 13 anak
Mewarnai di Ruang Anak (41,94%). Sedangkan paling sedikit adalah
RS. Baptis Kediri pada kurang adaptif, yaitu sebanyak 7 anak
Pebruari s/d Maret 2012. dengan prosentase 22,58%. Dari 31 anak
Mekanisme Jumlah Prosentase tidak ada satupun anak yang menggunakan
koping mekanisme koping yang adaptif.
Adaptif 0 0,00
Cukup adaptif 13 41,94
Kurang adaptif 7 22,58
Tidak adaptif 11 35,48
Total 31 100
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa
sebelum diberikan perlakuan berupa

Tabel 6 Descriptive statistic-frequency mekanisme koping pada anak usia prasekolah


sebelum bermain mewarnai di Ruang Anak RS. Baptis Kediri pada Pebruari
- Maret2012.
Descriptive Statistic-Frequency
Mekanisme
Koping Max
N Mean Median Mode Std.dev. Min

Adaptif 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

43,00
Cukup adaptif 13 36,92 36,00 35,00 3,52 31,00
29,00
Kurang adaptif 7 21,42 19,00 18,00 4,85 16,00

Tidak adaptif 11 11,45 11,00 11,00 2,02 9,00 15,00

Dari tabel 6 didapatkan hasil dari distribusi frekwensi bahwa anak yang
menggunakan mekanisme koping cukup adaptif nilai rata-ratanya adalah 36,92;
nilai tengahnya adalah 36; nilai yang sering muncul adalah 35; simpangan bakunya
adalah 3,52. Anak dengan mekanisme koping kurang adaptif nilai rata-ratanya
adalah 21,42; nilai tengahnya adalah 19; nilai yang sering muncul adalah 18, dan
simpangan bakunya adalah 4,85. Didapatkan anak yang menggunakan mekanisme
koping tidak adaptif nilai rata-ratanya adalah 11,45; nilai tengahnya adalah 11; nilai
yang sering muncul adalah 11, sedangkan simpangan bakunya adalah 2,02.

Tabel 7 Mekanisme koping anak usia prasekolah menghadapi hospitalisasi setelah


diberikan aktivitas bermain mewarnai di Ruang Anak RS. Baptis Kediri pada
Tanggal 6 Pebruari-3 Maret 2012.
Mekanisme koping Jumlah %
Adaptif 11 35,48
Cukup adaptif 12 38,71
Kurang adaptif 7 22,58
Tidak adaptif 1 3,23
Total 31 100

228
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa setelah diberikan aktivitas bermain


mewarnai penggunaan mekanisme koping anak usia prasekolah di ruang anak RS.
Baptis Kediri sebesar 31 anak paling banyak menggunakan mekanisme koping yang
cukup adaptif, yaitu sebanyak 12 anak (38,71%). Sedangkan yang paling sedikit
adalah menggunakan mekanisme koping yang tidak adaptif, yaitu sebanyak 1 anak
dengan prosentase 3,23%.

Tabel 8 Descriptife statistic-frequency mekanisme koping pada anak usia


prasekolah setelah diberikan aktivitas bermain mewarnai di Ruang Anak
RS. Baptis Kediri pada Pebruari- Maret 2012
Mekanisme Koping Descriptive Statistic-Frequency
N Mean Median Mode Std.dev Min Max
Adaptif 11 48,36 48,00 46,00 2,73 46,00 53,00
Cukup adaptif 12 38,66 40,50 44,00 4,81 32,00 44,00

Kurang adaptif 7 23,71 24,00 24,00 3,45 19,00 29,00

Tidak adaptif 1 14,00 14,00 14,00 14,00 14,00 14,00

Setelah dilakukan uji statistik


Dari tabel 8 didapatkan hasil dari wilcoxon dengan soft ware, diketahui
distribusi frekwensi bahwa anak yang bahwa dari 31 anak sebagian besar,
menggunakan mekanisme koping adaptif yaitu sebanyak 24 anak (77,42%)
nilai rata-ratanya adalah 48,36; nilai mengalami perubahan mekanisme
tengahnya adalah 48; nilai yang sering koping ke arah yang lebih positif, 6
muncul adalah 46; simpangan bakunya anak (19,35%) menggunakan
adalah 2,73. Anak dengan mekanisme mekanisme koping yang tetap,
koping cukup adaptif nilai rata-ratanya sedangkan 1 anak (3.23%) mengalami
adalah 38,66; nilai tengahnya adalah perubahan mekanisme koping ke arah
40,50; nilai yang sering muncul adalah yang negatif. Berdasarkan pada taraf
44, dan simpangan bakunya adalah 4,81. kemaknaan yang ditetapkan α ≤ 0,05
Anak yang menggunakan mekanisme didapatkan hasil significancy p=0,000
koping Kurang adaptif nilai rata-ratanya yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
adalah 23,71; nilai tengahnya adalah 24; Dengan demikian dapat diambil
nilai yang sering muncul adalah 24, kesimpulan bahwa “ada pengaruh
sedangkan simpangan bakunya adalah aktivitas bermain mewarnai terhadap
3,45. penggunaan mekanisme koping
menghadapi hospitalisasi pada anak usia
Tabel 9 Perubahan mekanisme prasekolah di ruang anak RS. Baptis
koping pada anak usia Kediri”.
prasekolah sebelum dan
setelah diberikan perlakuan
berupa aktivitas bermain
mewarnai di Ruang Anak
RS. Baptis Kediri pada
Pebruari- Maret 2012
Uji Statistik Wilcoxon Signed Range Test
Negative Ties = 6 Positive Range
Range = 1 (19,35%) = 24
(3.23%) (77,42%)
Significancy P = 0,000

229
Aktivitas Bermain Mewarnai Pada Dapat Meningkatkan Mekanisme Koping Adaptif Saat
Menghadapi Stres Hospitalisasi Pada Anak
Suci Sukoati, Kili Astarani

14 mengukur mekanisme koping anak yang


12 akan diteliti dengan cara mewawancarai
10 penunggu pasien anak. Hal tersebut
8 bertujuan untuk mengetahui mekanisme
6 koping anak sebelum diberikan intervensi.
4 Berdasarkan pada hasil penelitian dapat
2
diketahui bahwa sebelum diberikan
intervensi bermain mewarnai anak usia
0
prasekolah di ruang anak RS. Baptis Kediri
Adaptif Cukup Kurang Tidak pada tanggal 6 Pebruari sampai dengan
Adaptif Adaptif Adaptif
tanggal 3 Maret 2012, mekanisme koping
Sebelum Bermain Mewarnai yang digunakan anak paling banyak adalah
Setelah Bermain Mewarnai cukup adaptif yaitu sebanyak 13 anak
dengan prosentase 41,94% sedangkan 7
Gambar1. Diagram mekanisme koping pada anak menggunakan mekanisme koping
anak usia prasekolah sebelum dan yang kurang adaptif dengan prosentase
setelah bermain mewarnai di Ruang 22,58%, dan 11 anak yang lain
Anak RS. Baptis Kediri pada menunjukan mekanisme koping yang tidak
Pebruari-Maret 2012 adaptif dengan prosentase 35,48%. Dari 31
anak tidak ada satupun atau 0,00% anak
Dari gambar 1 dapat diketahui yang menunjukan mekanisme koping yang
penggunaan mekanisme koping sebelum adaptif.
dan setelah diberikan intervensi bermain Koping dimaknai sebagai apa yang
mewarnai. tidak ada anak yang dilakukan oleh individu untuk menguasai
menggunakan mekanisme koping situasi yang dinilai sebagai suatu
adaptif sebelum diberikan intervensi, tantangan, luka, kehilangan atau ancaman.
tetapi setelah diberikan intervensi Mekanisme koping yang dipelajari anak
bermain mewarnai ada 11 anak yang sangatlah penting dalam kemampuan untuk
menggunakan mekanisme koping mengatasi gangguan yang dialami anak.
adaptif. Mekanisme koping cukup Karakteristik individu dan dukungan sosial
adaptif digunakan oleh 13 anak sebelum yang diberikan untuk anak memiliki
diberikan intervensi dan 12 anak setelah pengaruh yang sangat penting dalam
diberikan intervensi. Mekanisme koping kemampuan anak mengatasi masalah.
kurang adaptif digunakan oleh 7 anak Semakin baik keluarga dalam memberikan
sebelum dan setelah diberikan dukungan sosial, semakin baik pula
intervensi. Sedangkan mekanisme kemampuan anak menghadapi stressor
koping tidak adaptif digunakan oleh 11 yang disebabkan oleh penyakit ataupun
lingkungan yang baru di Rumah Sakit
anak sebelum diberikan intervensi dan
(Wong, 2003).
setelah diberikan intervensi menjadi 1
Dari hasil penelitian diketahui anak
anak. paling banyak menggunakan mekanisme
koping cukup adaptif yang ditunjukkan
dengan 51%-75% anak berperilaku positif
Pembahasan dilihat dari pertanyaan pada kuesioner
yamg meliputi kepatuhan, kompetensi dan
optimis. Menurut peneliti ini bisa
Mekanisme Koping Anak Usia dipengaruhi oleh dukungan sosial yang
Prasekolah Sebelum diberikan Aktivitas baik dari keluarga untuk anak yang sedang
Bermain Mewarnai sakit. Dukungan sosial yang bisa
ditunjukan oleh keluarga diantaranya
adalah memberikan perhatian yang lebih
Sebelum diberikan aktivitas bermain kepada anak, namun bukan berarti
mewarnai peneliti terlebih dahulu memanjakan dan menuruti semua

230
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

keinginan anak. Perhatian bisa dilakukan juga membuat anak tidak nyaman, rewel,
dengan cara mendampingi anak selama selalu ingin dimengerti dan ingin
perawatan, mengajak anak bercanda dan mendapatkan perhatian yang lebih.
bermain, memberikan pengertian dengan Apabila anak sulit beradaptasi dengan
bahasa yang dimengerti anak tentang lingkungan barunya di rumah sakit,
perawatan dan pengobatan yang diberikan tentunya juga akan menghambat proses
selama dirawat di rumah sakit adalah untuk perawatan dan pengobatan anak tersebut.
membantu agar cepat sembuh bukan untuk Media yang cukup efektif dalam
menyakiti. Apabila anak mendapatkan membantu mekanisme koping agar lebih
dukungan sosial yang baik dari keluarga adaptif pada anak pada saat hospitalisasi
ataupun orang-orang terdekatnya maka adalah dengan mengajak anak bermain.
anak akan merasa aman. Salah satu permainan yang cocok untuk
Dari penelitian juga diketahui bahwa anak usia prasekolah adalah bermain
paling sedikit anak menggunakan mewarnai. Dengan mengajak anak
mekanisme koping tidak adaptif dan dari bermain, maka akan membuat anak merasa
31 anak tidak ada yang menggunakan seperti dirumah sehingga anak merasa
mekanisme koping adaptif, koping tidak aman, selain itu dengan memberikan
adaptif ditunjukan dengan lebih dari 75% aktivitas bermain anak akan teralihkan
anak bersikap negatif seperti menarik diri, perhatiannya pada permainan yang
mudah tersinggung, dan suka murung. dilakukan, sehingga ketegangan anak akan
peneliti hal ini bisa disebabkan karena berkurang. Bagi perawat di ruang anak
perubahan lingkungan yang cukup dengan mengajak anak bermain akan
bermakna bagi anak. Biasanya anak berada membantu mereka untuk mendekati dan
di rumah dengan saudara atau temannya berinteraksi dengan anak. Peran keluarga
dalam suasana yang menyenangkan. sebagai pemberi dukungan juga sangat
Namun ketika anak sakit dan harus diperlukan dalam kegiatan bermain di
menjalani perawatan di rumah sakit, anak rumah sakit ketika anak sedang menjalani
harus beradaptasi dengan lingkungan dan hospitalisasi. Keluarga harus mendampingi
suasana yang asing baginya selain itu anak selama proses perawatan dan
aktivitas anak juga harus dibatasi tidak aktivitas yang dilakukan oleh anak.
seperti pada saat dirumah, hal tersebut
akan membuat anak merasa kehilangan
kekuatan dirinya. Keadaan tersebut Mekanisme Koping Anak Setelah
cenderung akan membuat anak bertindak Diberikan Intervensi Aktivitas Bermain
agresif dengan marah dan berontak. Selain Mewarnai
karena perubahan lingkungan yang dialami
anak, tidak adanya anak yang
menggunakan mekanisme koping yang Sebelum diberikan intervensi bermain
adaptif juga bisa disebabkan oleh mewarnai peneliti terlebih dahulu meminta
perkembangan anak berdasarkan usia anak persetujuan menjadi responden dan
dan kondisi fisik anak tersebut yang dalam mewawancarai penunggu pasien anak.
keadaan sakit. Dari penelitian didapatkan Wawancara tersebut bertujuan untuk
anak yang berusia 3 tahun banyak mengetahui mekanisme koping yang
menggunakan mekanisme koping yang digunakan anak ketika menghadapi
kurang adaptif dan tidak adaptif, dalam hospitalisasi. Setelah wawancara selesai
perkembangan psikososial anak usia 3 anak akan diajak bermain mewarnai kertas
tahun berada pada tahap otoriter dimana bergambar dengan tema rumah sakit
anak cenderung egois dan tidak suka selama 10 s/d 30 menit. Tema tersebut
diatur, takut terhadap orang-orang baru. bertujuan untuk mengurangi rasa takut
Ketika anak menjalani hospitalisasi, anak anak terhadap hal-hal yang ada
kehilangan otoritasnya, untuk hubungannya dengan rumah sakit,seperti
mempertahankan hal tersebut anak akan dokter, perawat, mobil ambulan, dan
bertindak tempertantrum. Kondisi sakit pengobatan. Selama kegiatan bermain

231
Aktivitas Bermain Mewarnai Pada Dapat Meningkatkan Mekanisme Koping Adaptif Saat
Menghadapi Stres Hospitalisasi Pada Anak
Suci Sukoati, Kili Astarani

mewarnai anak didampingi oleh peneliti aktivitas bermain mewarnai dapat


dan penunggunya. Setelah selesai dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
mewarnai peneliti dan penunggu akan lain umur anak, minat anak terhadap
memberikan pujian terhadap hasil permainan, kreativitas dan ketrampilan
mewarnai kemudian peneliti membuat janji anak serta dukungan orang tua. Anak yang
pada hari berikutnya untuk mengajak anak usianya lebih tua tentu mempunyai
bermain mewarnai. Pada hari kedua anak kreativitas dan ketrampilan yang lebih baik
diajak bermain mewarnai kembali dengan dibandingkan dengan anak yang lebih
didampingi oleh peneliti dan penunggu. muda, karena di usia yang lebih tua
Setelah kegiatan mewarnai selesai peneliti pertumbuhan dan perkembangan anak juga
melakukan wawancara dengan pertanyaan lebih matang. Dalam pemberian aktivitas
yang sama seperti wawancara sebelumnya bermain mewarnai, minat anak terhadap
kepada penunggu pasien anak. Wawancara permainan juga sangat mempengaruhi.
kedua ini bertujuan untuk mengetahui Anak yang tidak mempunyai minat
apakah ada pengaruh sebelum diberikan bermain akan malas bahkan menolak
aktivitas mewarnai dengan setelahnya. permainan yang ditawarkan, sedangkan
Berdasarkan dari hasil penelitian anak yang mempunyai minat bermain akan
dapat diketahui bahwa setelah diberikan gembira dan bersemangat ketika diajak
intervensi bermain mewarnai paling bermain. Selain itu yang tidak kalah
banyak anak menggunakan mekanisme pentingnya adalah dukungan keluarga,
koping yang cukup adaptif, yaitu sebanyak apabila keluarga mendukung kegiatan yang
12 anak dengan prosentase 38,71%, dilakukan oleh anak, maka anak akan lebih
sedangkan 11 anak menggunakan baik dalam mengekspresikan pikiran dan
mekanisme kopingyang adaptif dengan perasaannya.
prosentase sebanyak 35,48%, 7 anak Pada saat anak mengikuti aktivitas
menggunakan mekanisme koping kurang bermain mewarnai yang dilakukan melalui
adaptif dengan prosentase 22,58%, dan 1 media kertas bergambar yang bertemakan
anak menggunakan mekanisme koping rumah sakit dan pensil warna, anak
yang tidak adaptif dengan prosentase berusaha untuk berkonsentrasi dan fokus
3,23%. untuk mewarnai kertas bergambar
Bermain melalui aktivitas mewarnai meskipun banyak aktivitas lain yang
juga bermanfaat sebagai terapi untuk anak terjadi di sekelilingnya. Hal ini
yang sedang sakit dan dirawat di rumah menunjukan bahwa melalui aktivitas
sakit. Anak-anak yang dirawat di rumah bermain mewarnai maka perhatian anak
sakit pada umumnya mengalami perubahan akan teralih, sehingga ketegangan anak
perilaku (seperti stress, cemas, takut dan akan berkurang. Bagi perawat di ruang
gangguan komunikasi). Melalui permainan perawatan anak aktivitas bermain
mewarnai anak yang dalam kondisi stress mewarnai dapat digunakan untuk
dan cemas dapat lebih santai. Tujuan dari mendekati dan berinteraksi dengan anak
terapi bermain mewarnai antara lain adalah guna membantu proses adaptasi anak
memfasilitasi anak untuk dapat beradaptasi selama dirawat di rumah sakit.
secara efektif dengan lingkungan yang
asing, memberi peralihan (distraksi) dan
relaksasi serta membantu anak agar merasa Pengaruh Mekanisme Koping Anak
lebih aman dalam lingkungan yang asing Usia Prasekolah Sebelum dan Setelah
(Adriana, 2011). Diberikan Intervensi Bermain
Berdasarkan dari hasil penelitian Mewarnai
paling banyak anak menggunakan
mekanisme koping yang cukup adaptif,
sedangkan paling sedikit anak Berdasarkan pada hasil penelitian
menggunakan mekanisme koping yang dapat diketahu bahwa sebelum diberikan
tidak adaptif. Mekanisme koping pada intervensi bermain mewarnai paling
anak usia prasekolah yang diberikan

232
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

banyak anak menggunakan mekanisme bertentangan dengan terapi 5) perlunya


koping yang cukup adaptif, yaitu sebesar partisipasi keluarga atau orang tua
13 anak (41,94%), 7 anak (22,58%) (Nursalam, 2005)
menggunakan mekanisme koping yang Dalam kondisi sakit saat anak dirawat
kurang adaptif, 11 anak (35,48%) di rumah sakit, aktivitas bermain tetap
menggunakan koping yang tidak adaptif. perlu dilaksanakan dengan menyesuaikan
Dari 31 responden tidak ada yang kondisi anak itu sendiri. Bermain
menggunakan koping adaptif. Setelah mewarnai sangat cocok digunakan untuk
diberikan intervensi bermain mewarnai permainan pada saat anak usia prasekolah
selama dua hari mekanisme koping yang menjalani hospitalisasi, karena dalam
paling banyak digunakan anak adalah bermain anak tidak menggunakan banyak
cukup adaptif, yaitu 12 anak dengan energi dan waktu, permainan relatif aman,
prosentase (38,71%), 11 anak (35,48%) sesuai dengan usia anak yang sudah mulai
menggunakan mekanisme koping adaptif, mengenal warna, selain itu yang paling
anak yang menggunakan mekanisme penting dalam perawatan adalah dengan
koping kurang adaptif yaitu sebanyak 7 bermain mewarnai perhatian anak akan
anak (22,58%), sedangkan mekanisme sakitnya akan teralihkan dengan aktivitas
koping yang tidak adaptif ada 1 anak mewarnainya sehingga ketegangan anak
(3,23%). akan turun.
Pengolahan data dengan Adanya pengaruh aktivitas bermain
menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed mewarnai terhadap penggunaan
Range Test menunjukkan bahwa sebagian mekanisme koping anak usia prasekolah
besar anak yaitu sebanyak 24 anak adalah karena pada prinsipnya intervensi
(77,42%) mengalami perubahan tersebut merupakan salah satu cara yang
mekanisme koping ke arah yang lebih dapat digunakan untuk mengurangi
baik, ada 1 anak (3,23%) mengalami ketegangan dan membantu anak
perubahan mekanisme koping ke arah yang beradaptasi. Responden pada penelitian ini
negatif, sedangkan 6 (19,35%) anak berada pada tahap perkembangan yang
lainnya tidak mengalami perubahan sama, yaitu pada usia prasekolah. Pada
mekanisme koping. Nilai significancy dari anak prasekolah lebih dekat dengan dunia
uji statistik Wilcoxon Signed Range Test bermain seperti yang telah diperoleh di
menunjukkan P = 0,000 yang berarti P ≤ sekolah Taman Kanak-kanak dan saat
0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima dirumah. Adapun faktor yang dapat
yang berarti menunjukan bahwa ada mempengaruhi mekanisme koping pada
pengaruh pemberian aktivitas bermain anak adalah pola asuh anak dirumah,
mewarnai terhadap penggunaan perkembangan anak, pengalaman
mekanisme koping menghadapi sebelumnya terhadap sakit dan dirawat di
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di rumah sakit, dan sistem pendukung anak.
ruang anak RS. Baptis Kediri. Anak-anak Reaksi orang tua menghadapi anaknya
yang sedang menjalani perawatan di rumah yang sakit dan harus dirawat di rumah
sakit juga perlu aktivitas bermain, akan sakit biasanya adalah perasaan takut,
tetapi perlu diperhatikan sejauh mana cemas, bersalah bahkan adanya konflik
kemampuan anak dalam melakukan dalam keluarga juga akan sangat
aktivitas. Supaya anak dapat lebih efektif mempengaruhi anak selama menjalani
dalam bermain selama menjalani perawatan di rumah sakit.
perawatan, perlu memperhatikan prinsip- Anak yang tidak mengalami
prinsip yang antara lain adalah 1) anak perubahan mekanisme koping dan yang
tidak banyak menggunakan energi, waktu menggunakan mekanisme koping lebih
bermain lebih singkat untuk menghindari buruk dari pada sebelum diberikan
kelelahan dan alat- alat permainan yang intervensi bisa dikarenakan oleh kondisi
digunakan lebih sederhana 2) relatif aman fisik anak akibat penyakit yang diderita,
dan terhindar dari infeksi silang 3) sesuai pola asuh dan dukungan keluarga yang
dengan kelompok usia anak 4) tidak kurang. Daya tahan tubuh anak berbeda-

233
Aktivitas Bermain Mewarnai Pada Dapat Meningkatkan Mekanisme Koping Adaptif Saat
Menghadapi Stres Hospitalisasi Pada Anak
Suci Sukoati, Kili Astarani

beda ketika menghadapi penyakit yang Saran


menyerang, ada anak yang keadaan
fisiknya cukup baik dan ada anak yang
lemas ketika sakit. Pola asuh anak juga Aktivitas bermain dapat digunakan
dapat mempengaruhi koping yang sebagai salah satu cara untuk membantu
digunakan anak, anak yang terbiasa penggunaan mekanisme koping anak usia
dimanjakan dan jarang diajak bermain prasekolah dalam beradaptasi saat
dengan teman sebayanya akan sulit menghadapi hospitalisasi, salah satunya
bersosialisasi dan menerima keberadaan adalah permainan mewarnai karena
orang lain di sekitarnya, begitu juga permainan ini bisa dilakukan diatas tempat
dengan anak yang dirumah kurang tidur, tidak membutuhkan aktivitas fisik
diperhatikan, anak akan banyak mencari yang berat serta cocok dengan usia anak
perhatian dengan rewel dan cenderung prasekolah yang baru mengenal warna.
bertindak agresif. Orang tua dari anak usia prasekolah yang
Berdasarkan hasil penelitian dan teori sedang menjalani hospitalisasi hendaknya
yang ada, maka untuk membantu anak berperan dalam memberikan dukungan dan
beradaptasi secara adaptif selama dirawat motivasi agar anak mampu beradaptasi
di rumah sakit bisa dilakukan dengan secara optimal saat menjalani perawatan.
memberikan aktivitas bermain. Dalam Bagi institusi Rumah Sakit penelitian ini
memberikan aktivitas bermain, peran dapat bermanfaat untuk membantu
orang tua dalam mendampingi anak penggunaan mekanisme koping pada anak
bermain sangatlah penting sebagai usia prasekolah yang sedang dirawat di
pendukung anak, perawat dan rumah sakit rumah sakit, untuk itu perlu sarana dan
hanya bertindak sebagai fasilitator lingkungan yang menyenangkan dan
sehingga apabila permainan ditawarkan membuat anak merasa aman. Hal ini bisa
oleh perawat, orang tua haruslah terlibat dilakukan antara lain dengan memberikan
secara aktif dan mendampingi anak saat fasilitas alat-alat permainan mewarnai,
bermain. ruangan yang berwarna-warni, serta
penataan ruang anak yang dapat menarik
perhatian dari anak sehingga bisa
Kesimpulan mengalihkan perhatian anak terhadap
sakitnya. Bagi profesi perawat penelitian
ini dapat digunakan untuk meningkatkan
Mekanisme koping anak usia pengetahuan dan ketrampilan dalam
prasekolah sebelum diberikan intervensi mendekati anak dan berinteraksi dengan
bermain mewarnai paling banyak adalah anak agar anak tidak takut dan tegang saat
cukup adaptif, yaitu sebanyak 13 anak didatangi oleh perawat, sehingga anak
dengan prosentase 41,94%. Mekanisme akan lebih menggunakan koping yang
koping anak usia prasekolah setelah adaptif saat beradaptasi di lingkungan
diberikan intervensi bermain mewarnai rumah sakit.
paling banyak adalah cukup adaptif, yaitu
sebanyak 12 anak dengan prosentase
38,71%. Ada pengaruh aktivitas bermain Daftar Pustaka
mewarnai terhadap penggunaan
mekanisme koping menghadapi
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Adriana, Dian, (2011). Tumbuh Kembang
ruang anak RS. Baptis Kediri. Hal ini dan Terapi Bermain pada Anak.
dibuktikan dengan p= 0,000 dimana p ≤ α Jakarta: Salemba Medika
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hegner, Barbara, (2003). Asisten
Keperawatan. Jakarta: EGC
Muhammad, As’adi, (2009). Pedoman
Praktis Menggambar dan Mewarnai

234
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

Untuk Anak. Yogyakarta: Power


book
Ngastiyah, (2005). Perawatan Anak Sakit.
Jakarta: EGC
Nursalam; Dkk, (2005). Asuhan
Keperawatan Bayi dan Anak.
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam, (2008). Metodologi
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Rasmun, (2004). Stress, Koping dan
Adaptasi. Jakarta: Sagung Seto
Riyadi, Sujono, (2009). Asuhan
Keperawatan pada Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Rudolph, (2002). Fundamental Pediatric.
Jakarta: EGC
Supartini, Yupi, (2004). Konsep Dasar
Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wong DL, (2003). Buku Ajar
Keperawatan Pediatric. Vol.1.
Jakarta: EGC

235

Você também pode gostar