Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Arteriosklerosis
1. Defenisi
Arteriosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut otot dan
lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan.
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda yang menyerang tunika intima arteri
besar dan medium. Ateroklerosis berasal dari dua nama athero dan sklerosis. Athero
berasal dari bahasa yunani yaitu athere yang berarti bubur atau lunak. Proses tersebut
meliputi penimbunan lemak, kalsium, komponen darah, karbohidrat dan jaringan
fibrosa pada tunika intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau
“plak”.
Arteriosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan
lengan serta tungkai. Jika Arteriosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak
(arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke
jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium)
memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. jika
penyumbatan arteri semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan
darah) pada otot jantung menyebabkan kerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi
miokardial adalah penyakit arteri koroner. komplikasi utama dari penyakit arteri
koroner adalah angina dan serangan jantung (infark miokardial).
2. Etiologi/Faktor Risiko
Merokok adalah salah satu faktor risiko terbentuknya lesi aterosklerosis yang paling
kuat. Nikotin akan menurunkan aliran darah ke ekstremitas dan meningkatkan frekuensi
jantung dan tekanan darah dengan menstimulasi sistem saraf simpatis. Selain itu,
nikotin meningkatkan kemungkinan pembentukan bekuan darah dengan cara
meningkatkan agregasi trombosit. Karena karbon monoksida mengikat hemoglobin
lebih cepat dibandingkan oksigen maka hal tersebut dapat menurunkan jumlah oksigen
jaringan. Jumlah rokok yang dihisap berbanding lurus dengan keparahan penyakit
sehingga menghentikan rokok dapat menurunkan risiko. Faktor lain seperti obesitas,
stress, dan kurang gerak diidentifikasikan ikut berperan dalam proses penyakit ini
3. Patofisiologi
Lesi utama atau yang biasa disebut ateroma, merupakan plak lemak dengan penutup
jaringan fibrosa. Menurut teori reaksi terhadap cedera, cedera sel endotelium arteri
diakibatkan oleh gaya hemodinamika yang berkepanjangan, seperti gaya robekan dan
aliran turbulensi, radiasi, bahan kimia atau hiperlipidemia kronis yang terjadi pada
sistem arteri.
Cedera pada endotelium ini meningkatkan agregasi trombosit dan monosit pada tempat
cedera. Arteriosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah
dari aliran darah ke dalam dinding arteri. Setelah itu, sel otot polos akan bermigrasi dan
berproliferasi (memperbanyak diri), sehingga terbentuklah matriks kolagen dan serabut
elastis. Pada saatnya, monosit bersama kolagen dan serabut elastis ini ini akan
terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) terisi dengan
bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol,
sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang
dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin
karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini
lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena Arteriosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma
terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan
endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah. Darah bisa masuk ke dalam
ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit
arteri.Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu
pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit
bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah
dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala akibat proses aterosklerosis tergantung pada organ atau jaringan yang
terkena. Aterosklerosis koroner, akan menimbulkan gejala angina dan infark
miokardium akut yang telah dibahas kelompok sebelumnya. Aterosklerosis yang
menyerang serebrovaskuler (pemburuh darah karotid menuju otak) akan menimbulkan
gejala stroke. Aterosklerosis pada eksterimitas memiliki gejala berupa gangran.
6. Penatalaksanaan
Pada tingkat tertentu, bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah seperti kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil,
probukol, dan lovastin. Untuk mengurangi risiko terbentuknya bekuan darah dapat
diberikan obat-obatan seperti aspirin, ticlopidine, dan clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran
darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan
untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat
invasif dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat
jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
7. Pemeriksaan Penunjang
9. Asuhan Keperawatan
b. Diagnosa keperawatan
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan curah jantung. (NANDA, Domain 4. Aktifitas/Istirahat, Kelas
4. Respon kardivaskular/pulmunal)
Defenisi
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat
mengganggu kesehatan.
Faktor risiko :
Gaya hidup kurang gerak
hipertensi
Kurang pengetahuan tentang faktor resiko
merokok
Trauma
Outcome :
Tujuan : perfusi jaringan (NOC, hlm. 692)
Kriteria hasil :
Suhu kulit ujung kaki dan tangan
Kekuatan denyut nadi karotis (kanan)
Kekuatan denyut nada karotis (kiri)
Tekanan darah sistol
Tekanan darah diastolic
Edema perifer
Muka pucat
parastesia
intervensi : pengecekan kulit (NIC, hal. 311)
Aktivitas-aktivitas :
b. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gaya hidup
kurang gerak, hipertensi, kurang pengetahuan tentang penyakit, merokok.
(NANDA, Domain 4. Aktifitas/Istirahat, Kelas 4. Respons
kardivaskular/pulmonal)
Defenisi :
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
Batasan karakteristik :
Edema
Parastesia
Penurunan nadi perifer
Perubhan karakteristik kulit ( mis : warna, elastisitas, rambut,
kelembapan, kuku, sensasi, suhu )
Perubahan tekanan darah di ekstremitas
Warna kulit pucat saat elevasi
Outcome :
Tujuan : perfusi jaringan : perifer (NOC,hlm. 653)
Kriteria hasil :
3. Nyeri akut
a. pengkajian
- Identitas : nama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, suku
dan agama
- Keluhan utama : mengeluh nyeri
- Keluhan yang menyertai : penurunan nafsu makan
- Riwayat keluarga : apakah riwayat penyakit keluarga berhubungan
dengan penyakit pasien saat ini
- Data subjektif : gangguan tidur dan nafsu makan menurun
Data objektif :muka dengan ekspresi nyeri, perubahan tekanan darah,
nadi, gelisah, dan nafas panjang
- Pola kehidupan sehari-hari klien : nutrisi, aktifitas, istirahat (tidur)
b. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan gangguan berhubungan dengan agens
cedera biologis (mis., infeksi, iskemia, neoplasma). (NANDA Domain 12.
Kenyamanan, kelas 1. Kenyamanan fisik
Defenisi :
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang digambarkan
sebagai kerusakan (international Association for the study of pain );
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat antisipasi atau diprediksi.
Batasan karaktersitik :
Ekspresi wajah nyeri (mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata terpancar tau tetap pada satu focus, meringis)
Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah, merengsek, menagis,
waspada)
Perubahan pada parameter fisiologis (mis., tekanan darah,
frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, dan
endtidak karbon dioksida)
Outcome
Kriteria hasil :
Aktivitas-aktivitas :
b. Diagnosa keperawatan
Hambatan mobiltas fisik berhubungan dengan fisik tidak bugar, gangguan
muskuloskleteal, kaku sendi. (NANDA, Domain 4. Aktivitas/istirahat,
kelas 2. Aktivitas / olahraga)
Defenisi : keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri dan terarah
Batasan karakteristik :
dyspnea setelah beraktifitas
keterbatasan rentang gerak
ketidaknyamanan
outcome
Kriteria hasil :
keseimbangan
gerakan otot
gerakan sendi
bergerak dengan mudah
Intervensi : manajemen nyeri(NIC, hlm. 554.)
Aktivitas-aktivitas :
http://www.medicastore.com/med/detail