Você está na página 1de 12

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL MODUL

ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

KELOMPOK P3

Alia Zata Izzati 1506745636

Annitasari Yuniarti 1506716756

Kevin Hulu 1506716743

Nastasia Ester Siahaan 1506745586

Muhammad Rafky 1506745346

Hanif Nurindra 1506716661

Tanggal Praktikum : 1 Oktober 2016


Nama Asisten Praktikum : Dary Vito
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2016
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

A. Tujuan Percobaan
Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat kasar dengan menggunakan
saringan

B. Peralatan
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari benda berat uji
2. Satu set saringan; saringan 1; saringan ¾ ; saringan ½ ; saringan 3/8 ;
saringan 4 ; saringan 8 ; pan
3. Oven, yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai
[110 ± 5] °C
4. Alat pemisah contoh (sample splitter)
5. Mesin penggetar saringan
6. Talam-talam
7. Kuas, sikat kuningan, sendok, dll

C. Bahan
10000 gr ( 2x 5000 gr) agregat kasar dalam keadaan oven dry

D. Prosedur
1. 2 x 5000 gr agregat kasar diambil dari karung
2. Sampel dimasukkan ke oven selama 24 jam
3. Sampel dikeluarkan dari oven lalu didinginkan
4. Susun saringan dengan posisi semakin ke bawah diameter saringan
semakin kecil dan pan sebagai alas
5. Tuang sampel ke saringan
6. Masukkan ke mesin penggetar saringan dan getarkan selama 15 menit
7. Catat banyak agregat yang tertahan pada tiap saringan
E. Landasan Teori
Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral
lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F). Agregat
adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai
bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen
hidraulik atau adukan.

Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan perkerasan


jalan, yaitu 90% – 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 –85%
agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan
jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan
material lain.

Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan


jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Yang menentukan
kualitas agregat sebagai material perkerasan jalan adalah:

 gradasi
 kebersihan
 kekerasan
 ketahanan agregat
 bentuk butir
 tekstur permukaan
 porositas
 kemampuan untuk menyerap air
 berat jenis, dan
 daya kelekatan terhadap aspal.
Analisa saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar dan
agregat halusmenjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan.
Adapun tujuan dari analisa saringan yaitu :
 Untuk mendapatkan beton yang mudah dikerjakan ( diaduk,
dialirkan, dan didapatkan)yang mempunyai tingkat workability
yang tinggi.
 Untuk mendapatkan harga beton yang ekonomis, kekuatan tinggi.
 Untuk mendapatkan baton yang betul - betul padat
 Untuk mendapatkan batas gradasi dari agregat
 Untuk mendapatkan komposisi campuran ( gabungkan ) analisa
agregat kasar dan agregathalus dalam bentuk ideal

Sifat agregat tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis batuannya.

Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan
memegang peranan penting terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras.
Menurut BS 812 : Part 1: 1975, bentuk partikel agregat dapat dibedakan atas:

 Rounded
 Irregular
 Flaky
 Angular
 Elonggated
 Flaky & Elonggated
Klasifikasi Agregat

Agregat Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur
mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.

Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi _alami_


bantuan atau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir terbesar 5,0 mm.

Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan
atau berupabatu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir ntara 5-40 mm. Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran
butiran lebih lebih besar besar dari dari saringan saringan No.88 (2,36 mm)

Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum
75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)

Jenis Agregat berdasarkan proses pengolahannya:

Agregat Alam: Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya


di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui
proses erosi dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam ditentukan proses
pembentukannya.

Agregat melalui proses pengolahan. Digunung‐gunung atau dibukit‐bukit,


dan sungai‐sungai sering ditemui agregat yang masih berbentuk batu gunung, dan
ukuran yang besar‐besar sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu
sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan.

Agregat Buatan: Agregat yang yang merupakan merupakan mineral filler/pen


gisi (partikel dengan ukuran < 0,075 mm), diperoleh dari hasil sampingan
pabrik‐pabrik semen atau mesin pemecah batu.

F. Teori Tambahan
Fineness modulus adalah jumlah % kumulatif yang tertinggal di setiap
ayakan / 100 Jika FM makin besar, maka pasir tersebut semakin kasar. FM
untuk agregat kasar biasanya bernilai lebih dari 3.

G. Data Pengamatan

P3
SIEVE SIZE (mm)
SAMPEL 1 SAMPEL 2
SARINGAN 1 0 0
SARINGAN 3/4 1386 1390
SARINGAN 1/2 2717 2645
SARINGAN 3/8 634 655
SARINGAN 4 238 289
SARINGAN 8 0 0
PAN 22 18
TOTAL 4997 4997
H. Pengolahan Data
 Berat agregat kasar = 2 x 5000 gr
 Tabel tabulasi data P3
SAMPEL NO 1 SAMPEL NO 2 AVERAGE
SIEVE SIZE
WEIGHT IND % CUM % WEIGHT IND % CUM % IND % CUM %
(mm)
RET (gr) RET RET RET (gr) RET RET RET RET
SARINGAN 0 0 0 0 0 0 0 0
1
SARINGAN 1386 27.74 27.74 1390 27.82 27.82 27.78 27.78
3/4
SARINGAN 2717 54.37 82.11 2645 52.93 80.75 53.65 81.43
1/2
SARINGAN 634 12.69 94.80 655 13.11 93.86 12.90 94.33
3/8
SARINGAN 238 4.76 99.56 289 5.78 99.64 5.27 99.60
4
SARINGAN 0 0.00 99.56 0 0.00 99.64 0.00 99.60
8
PAN 22 0.44 100.00 18 0.36 100.00 0.40 100.00
FM
FM 4997 4997 4.03
AVERAGE

STANDARD GRADATION
120

100

80

60

40

20

0
1 3/4. 1/2. 3/8. No. 4 No. 8

Sampel 1 Sampel 2 Average


Fineness modulus rata- rata:
FM = Σ % cum average sebelum pan
100
= 0 + 27. 78 + 81.43 + 94.33 + 99.60 + 99.60
100
= 402.74
100
= 4.03

I. Analisa
A. Analisa Percobaan
Percobaan analisa saringan agregat kasar bertujuan untuk menentukan
pembagian butir (gradasi) agregat kasar dengan menggunakan saringan. Saringan
yang digunakan yaitu saringan 1, saringan 3/4 , saringan ½ , saringan 3/8 , saringan
4, saringan 8, dan pan.
Pertama, sampel (2 x 5000 gr) agregat kasar dioven selama 24 jam hingga
mencapai kondisi oven dry. Setelah itu, dinginkan sampel dan siapkan saringan
serta mesin penggetar saringan. Sampel yang telah dingin kemudian dimasukkan
ke dalam saringan dengan susunan saringan yang berdiameter paling besar berada
di paling atas, semakin ke bawah semakin kecil diameter saringan dan gunakan
pan sebagai alas. Kemudian saringan dimasukkan ke mesin penggetar.
Kencangkan penyangga mesin penggetar saringan agar tidak ada agregat yang
keluar dari saringan. Lalu mesin penggetar saringan dinyalakan selama 15 menit.
Setelah 15 menit, matikan mesin dan catat berapa banyak agregat yang tertahan
pada tiap saringan.
B. Analisa Hasil
Dari percobaan ini, didapatkan 2 data berbeda karena ada 2 sampel (masing-
masing 5000 gr). Dari grafik gradasi agregat kasar bias dilihat terdapat
kesenjangan antara saringan 3/4 dan ½ , yaitu sebesar ±1300 gr pada tiap sampel.
Berat sampel yang telah disaring juga berkurang. Pada kedua sampel terdapat
penyusutan berat sampel sebanyak 3 gram ( 0,0006 %) yang bias terjadi karena
agregat bisa saja tertinggal di wadah untuk menimbang dan saat dikeluarkan dari
mesin penggetar, agregat berterbangan terbawa udara.

C. Analisa Kessalahan

Selama praktikum berlangsung banyak kemungkinan terjadi kesalahan yang


mempengaruhi hasil dari data yang didapat seperti :
 Penimbangan sampel tidak presisi
 Proses oven tidak murni 1 x 24 jam
 Wadah yang digunakan ada yang bocor
 Saat pemindahan sampel dari wadah ke saringan, banyak sampel yang
tumpah dan tidak ikut tersaring
 Lama menggetarkan saringan tidak tepat 15 menit sehingga agregat
mungkin masih tertahan di saringan atasnya

D. Analisa K3L
 Jas lab digunakan agar tidak terjadi kontak fisik secara langsung dengan
sampel- sampel yang digunakan saat praktikum
 Sepatu digunakan untuk melindungi kaki praktikan dari cidera bila
tertimpa material yang diuji
 Sarung tangan digunakan untuk mengambil sampel yang telah di oven
agar tangan tidak terluka karena suhu oven yang tinggi
 Pengambilan dan pencucian agregat harus dilakukan dengan hati- hati
karena sisi-sisi agregat kasar cenderung tajam
 Pemilihan wadah yang digunakan harus dalam kondisi prima agar tidak
ada sampel yang tumpah
 Tidak mengoperasikan alat sembarangan bila tidak tahu prosedur
penggunaannya

E. Aplikasi

 Untuk mendapatkan beton yang mudah dikerjakan ( diaduk, dialirkan, dan


didapatkan)yang mempunyai tingkat workability yang tinggi.
 Untuk mendapatkan harga beton yang ekonomis, kekuatan tinggi.
 Untuk mendapatkan baton yang betul - betul padat
 Untuk mendapatkan batas gradasi dari agregat
 Untuk mendapatkan komposisi campuran ( gabungkan ) analisa agregat
kasar dan agregathalus dalam bentuk ideal

F. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:
 Analisa saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar
dan agregat halusmenjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan
saringan
 Dengan saringan dapat diklasifikasikan distribusi (gradasi) agregat kasar
 Sampel agregat kasar yang dipakai kurang baik, karena tidak terdistribusi
secara merata pada tiap saringannya
 Agregat kasar memiliki nilai FM > 3
G. Refrensi
American Society for Testing and Materials. “Standards Test Method for
Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate”, No. ASTM C 136 – 04. Annual
Book of ASTM Standards, Vol 04.02.
Badan Standarisasi Nasional. “Metode Pengujian Analisis Saringan
Agregat Halus dan Kasar”, SNI 03-1968-1990.
https://www.academia.edu/7604244/ANALISA_SARINGAN_AGREGAT
_KASAR_DAN_HALUS
http://civilkitau.blogspot.co.id/2015/01/agregat-halus-bahan-
konstruksi.html

H. Lampiran

Gambar 1.1 ( Setelah sampel Gambar 1.2 (Sampel dituangkan ke


didinginkan) saringan)
Gambar 1.3 (Pengencangan Gambar 1.4 (Sampel digetarkan
penyangga mesin penggetar saringan) dengan mesin penggetar saringan
selama 15 menit)

Gambar 1.5 (Sampel yang telah


melewati proses penggetaran oleh mesin
penggetar saringan, bisa terlihat agregat
yang tertahan pada saringan 1)

Você também pode gostar