Você está na página 1de 12

Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No.

1, Juni 2016

Analisis Pengaruh Variabel Restaurant


Environmental Cues Dan Non-Environmental
Cues Terhadap Repurchase Intention Melalui
Customer Satisfaction Pelanggan Richeese
Factory Di Surabaya
Erik Novitasari, Amelia
Program Studi Manajemen
Universtitas Pelita Harapan Surabaya
Surabaya, Indonesia
ns60571@gmail.com
monica.amelia@uphsurabaya.ac.id

ABSTRAK

Pada saat ini, industri yang sedang bertumbuh dengan pesat di Indonesia adalah industri makanan dan minuman,
salah satunya Restoran. Di kota Surabaya pun, industri yang kini sedang tumbuh dengan pesat dan menjadi
primadona adalah Restoran. Tingginya tingkat pertumbuhan dari restoran yang ada di Surabaya ini tidak terlepas
dari pendapatan masayarakat Surabaya yang semakin meningkat. Selain pendapatan yang meningkat, perubahan
gaya hidup masyarakat Surabaya yang kini lebih menyukai makan di Restoran karena dirasa lebih prestige juga
turut membantu pertumbuhan restoran yang ada di Surabaya. Untuk dapat bertahan dalam persaingan, setiap
Restoran perlu untuk meningkatkan Repurchase Intention.
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisa pengaruh variabel Decor, spatial layout, Ambient Condition,
Food Quality, Service Quality, Price, dan Customer Satisfaction terhadap Repurchase Intention Restoran “Richeese
Factory” di Surabaya. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu pada laki-laki dan wanita yang tinggal di
wilayah kota Surabaya yang melakukan pembelian serta mengkonsumsi produk “Richeese Factory” di outlet
“Richeese Factory” lebih dari sekali dalam 3 bulan terakhir, berusia 18-60 tahun, sejumlah 150 responden. Untuk
pengolahan dan penganalisaan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan SPSS sebagai software untuk
mengolah data. Hasil analisis menunjukkan bahwa Statistical product and service solutions (SPSS) dengan software
22.0 sebagai softwere penggolah data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Customer Satisfaction, Décor, Spatial Layout, Ambient Condition,
Service Quality dan Price memiliki pengaruh yang positif terhadap Repurchase Intention pelanggan Restoran
“Richeese Factory” di Surabaya, namun tidak semuanya berpengaruh secara signifikan. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa Customer Satisfaction merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling tinggi terhadap
Repurchase Intention.

Kata kunci: Décor, spatial layout, Ambient condition, Food quality, Service Quality, Price, Customer Satisfaction, dan
Repurchase Intention.

A. PENDAHULUAN

Saat ini pertumbuhan bisnis makanan dan Indonesia pada 2014 lebih tinggi daripada 2013.
minuman masih tercatat sebagai pertumbuhan bisnis Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan
yang paling tingggi di berbagai belahan dunia dan masyarakat middle class income, membaiknya
akan terus berkembang. Banyak outlet yang proyeksi perekonomian yang disertai peningkatan
menawarkan produk makanan dan minuman dalam daya beli masyarakat serta pesatnya gerai ritel modern
berbagai variasi rasa dan bentuknya (Nonto, 2006 menjadi driver permintaan industri makanan dan
dalam Mandasari & Adhitama, 2011). minuman.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Data BPS menunjukkan, selama 10 tahun
Minuman (GAPMMI) memperkirakan nilai penjualan terakhir, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan
produk makanan dan minuman pada 2015 menembus untuk makanan dan minuman sebesar 51% dari total
Rp 1.000 triliun. Pertumbuhan rata-rata tahunan pengeluaran. Sementara studi AC Nielsen
indeks penjualan riil makanan dan minuman Bank menunjukkan 48% dari total belanja middle class
income di Indonesia adalah untuk fast moving

29
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

consumer goods (FMCG), terutama makanan dan dalam mendorong evaluasi positif dan menghasilkan
minuman. Industri makanan dan minuman tanggapan emosional dalam mempengaruhi pelanggan
mempunyai banyak diferensiasi produk. (Ryu dan Han, 2010; Wu dan Ling,2009).
Meningkatnya populasi masyarakat middle Non-environmental Cues
class income akan memberikan dampak yang Selain menilai lingkungan restoran,
signifikan bagi perkembangan industri makanan dan pelanggan juga melihat restoran dilihat dari segi
minuman olahan di Indonesia. Healthy, convenience atribut lain yang digunakan restoran tersebut (Johns &
dan lifestyle food product diperkirakan akan tumbuh Pine,2002). Dalam sejarah penelitian yang dilakukan
pesat seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat oleh pemasar restoran telah mengusulkan berbagai
dan perubahan gaya hidup (http://www. atribut untuk menjelaskan perilaku pelanggan
bankmandiri.co.id, diunduh pada tanggal 25 Mei restoran, tetapi sampai saat ini diterima secara luas
2015). Pada tahun 2011, Richeese Factory hadir bahwa keempat atribut tersebut merupakan penentu
sebagai restoran cepat saji milik lokal, pertama kali penting pengalaman makan pelanggan: food quality,
dibuka di Paris Van Java mall, Bandung. Richeese service quality, price dan location (Hyun, 2010;
Factory merupakan milik PT.Kaldu Sari Nabati raajpoot, 2002; Soriano, 2002).
Indonesia yang terlebih dahulu dikenal sebagai
perusahaan yang memproduksi wafer dengan krim Repurchase Intention
keju serta berbagai produk wafer dengan krim keju Menurut Hellier et al. (2003), menyatakan
pertama di indonesia. bahwa repurchase intention (niat membeli ulang)
Richeese telah mendapatkan beberapa adalah keputusan terencana seseorang untuk
penghargaan pada tahun 2011-2013 penghargaan melakukan pembelian kembali atas produk tertentu,
tersebut antara lain, Super brands, SWA Best Brand, dengan mempertimbangkan situasi yang terjadi dan
MURI, Indonessia Best Packaging, dan Word of tingkat kesukaannya. Adapun indikator yang
Mouth Marketing. Hingga tahun 2015 Richeese digunakan untuk variabel repurchase intention
Factory sudah memiliki 40 gerai yang tersebar di kota sebagai berikut: (1) Pelanggan berniat untuk
Bandung, Bogor, Tanggerang, Jakarta, Cibubur, melakukan pembelian ulang; (2) Pelanggan berniat
Sumedang, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan untuk mengunjungi restoran ini dimasa mendatang;
outlet yang ke 40 baru dibuka di Malang. Dengan (3) Pelanggan berniat untuk kembali lagi kerestoran
pertumbuhan rata-rata 8,5% gerai pertahun, Richeese ini karena puas dengan pelayanannya.
Factory merupakan restoran cepat saji milik lokal
yang memiliki potensi sangat besar menjadi pesaing Décor
bagi KFC dan Mc.Donald (www.nabatisnack.co.id, Dekorasi (décor) berasal dari kata dalam
diunduh pada tanggal 25 Mei 2015). bahasa inggris “decorate” yang berarti menghiasi,
Sebagai salah satu restoran di Surabaya yang sedangkan “decoration” disebutkan dalam sumber
ingin terus bertahan dan semakin berkembang maka yang sama berarti hiasan, yang berarti dekorasi sendiri
Richeese Factory perlu meningkatkan repurchase diartikan secara luas yaitu kegiatan untuk menghiasi
intention. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui atau untuk memperindah sesuatu (Ecols,2006).
variabel-variabel yang mempengaruhi niat membeli Adapun indikator yang digunakan untuk variabel
ulang. Dalam penelitian ini, adapun faktor-faktor yang décor sebagai berikut: (1) Dekorasi restoran harus
diteliti yaitu, décor, spatial layout, ambient menarik; (2) Atribut di restoran harus menarik; (3)
conditions, food quality, service quality, price, dan Wallpaper pada restoran terlihat unik.
cutomer sarisfaction di dalam mempengaruhi Penelitian Berman dan Evan (2007)
repurchase intention. mengemukakan décor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap customer satisfaction.
H1: Décor memiliki pengaruh positif dan
B. TINJAUAN PUSTAKA signifikan terhadap customer satisfaction.

Restaurant Environmental Cues Spatial Layout


Menurut Han dan Ryu (2009), restaurant Tata ruang (spatial layout) adalah wujud
environmental cues adalah menekan peran penting structural dan pola pemanfaatan ruang yang
lingkungan dalam mempengaruhi perilaku pelanggan direncanakan dalam bentuk penyusunan (Arisma,
di industri restoran. Sedangkan menurut Kim dan 2010). Tata ruang mengacu pada susunan peralatan
Moon (2009) restaurant environmental cues dan perabotan, ukuran dan bentuk dari tata ruang
didefinisikan sebagai lingkuingan fisik yang dibentuk objek itu sendiri (Nguyen & Leblance, 2002).Adapun
dan dikendalikan oleh pemilik restoran. Menurut Lee indikator yang digunakan untuk variabel spatial
et al., (2008) ketika pelanggan memutuskan untuk layout sebagai berikut: (1) Ruangan pada restoran
makan di luar mereka selalu mempertimbangkan harus cukup luas; (2) Ruangan restoran harus tertata
lingkungan fisik dari restoran tersebut. Dengan dengan rapi; (3) Penataan tata ruang yang tepat di
demikian desain toko yang nyaman, kreatif, da restoran, seperti penataan meja dan tempat duduk
inovatif disebuah restoran adalah komponen penting memberi kenyamanan bagi pelanggan.
30
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

Penelitian yang dilakukan oleh Bitner (1992) karena ada layanan yang membutuhkan produk fisik
mengemukakan bahwa spatial layout memiliki sebagai persyaratan utama (makanan di restoran).
pengaruh positif dan signifikan terhadap customer Adapun indikator yang digunakan untuk variabel
satisfaction. service quality sebagai berikut: (1) Karyawan
H2: spatial layout memiliki pengaruh positif dan senantiasa memperhatikan keinginan dari pelanggan;
signifikana terhadap customer satisfaction. (2) Karyawan bersikap ramah terhadap pelanggan; (3)
Karyawan memberikan pelayanan yang cepat; (4)
Ambient Condition Karyawan menyajikan makanan dan minuman sesuai
Ambient conditions (kondisi) merupakan dengan pesanan pelanggan; (5) Karyawan selalu
unsur penting yang harus diperhatikan di setiap berpenampilan rapi.
restoran atau café (Nguyen & Leblance, 2002). Unsur- Mc.Dougall dan Levesque (2000)
unsur kondisi termasuk suhu, pencahayaan, suara mengemukakan bahwa kualitas layanan sangat
music, dan aroma ruangan sangat berpengaruh (Han berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan di empat
& Ryu, 2009). Menurut Zeithaml et al. (2009) adapun industry jasa: restoran, auto layanan, penata rambut,
indikator-indikator ambient conditions yaitu: dan layanan gigi. Hasil penelitian Qin (2010)
(1)Pemutaran musik restoran yang sesuai menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh
menghidupkan suasana; (2) Pencahayaan dalam positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan
restoran tidak menyilaukan mata; (3) Suhu ruangan dalam industry makanan dan minuman.
restoran harus sejuk; (4) Warna dalam ruangan H5: Service quality memiliki pengaruh positif
restoran memberi kesan nyaman dan moderen. dan signifikana terhadap customer satisfaction.
Zeithaml dan Bitner (1996) dari penelitian
yang dilakukan mengemukakan bahwa ambient Price
condition berpengaruh positif dan signifikan terhadap Menurut Kotler (2008), price (harga) adalah
customer satisfaction. jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
H3: Ambient condition memiliki pengaruh positif memperoleh suatu produk. Harga merupakan satu-
dan signifikana terhadap customer satisfaction. satunya bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan
Food Quality (Tjiptono, 1997). Sedangkan menurut Angiopora
Menurut Namkung dan Jang (2008), (1999), price adalah jumlah uang yang dibutuhkan
mengartikan food quality merupakan evaluasi untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah
berdasarkan berbagai factor penentu seperti rasa, produk dan pelayanan yang menyertainya. Menurut
kesegaran, presentasi menarik, komponen sehat dan Stanton (1996), adapun indikator-indikator dari price
suhu yang sesuai. Adapun indikator yang digunakan yaitu:
untuk variabel food quality sebagai berikut: (1) (1)Harga yang ditawarkan terjangkau; (2) Porsi
Restoran menyajikan makanan dan minuman yang makanan dan minuman disajikan sesuai harga yang
lezat; (2) Restoran menawarkan berbagai variasi menu ditawarkan; (4) Harga yang ditawarkan sesuai dengan
makanan dan minuman; (3) Restoran menyajikan restoran yang sejenis
makanan dan minuman dalam keadaan baik; (4)
Restoran menyajikan makanan dan minuman dengan Customer Satisfaction
aroma yang menggugah selera; (5) Makanan dan Customer satisfaction adalah keadaan yang
minuman di sajikan menarik. terjadi ketika sebuah pengalaman memenuhi atau
Hasil penelitian Saidani dan Arifin (2012) melebihi kebutuhan atau keinginan dari pelanggan
menunjukkan bahwa product quality berpengaruh (Gallan et al., 2013). Adapun indikator yang
secara positif dan signifikan terhadap kepuasan digunakan untuk variabel customer satisfaction
pelanggan. Hal itu sejalan dengan penelitian Mulyono sebagai berikut: (1) Pelanggan puas dengan
(2008) yang juga menunjukkan bahwa product quality pengalaman yang didapat di restoran ini; (2)
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang
kepuasan pelanggan. didapat di restoran ini; (3) Bagi pelanggan, membeli
H4: Food quality memiliki pengaruh positif dan di restoran ini merupakan pilihan yang bijak; (4)
signifikana terhadap customer satisfaction. Pelanggan puas terhadap tempat yang disediakan oleh
restoran.
Service Quality
Service quality terdiri dari kedua kata yaitu Penelitian Terdahulu
layanan dan kualitas. Kotler (2001) mengartikan Jurnal yang dijadikan acuan dalam penelitian
layanan sebagai setiap tindakan ataupun perbuatan ini adalah jurnal yang ditulis oleh Hyun dan Kang
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak (2014), dengan judul “A Better Investment in Luxury
lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak Restaurant: Environmental or Non-Environmental
dalam wujud fisik) dan tidak menghasilkan Cues?”. Jurnal ini berisi mengenai penelitian yang
kepemilikan sesuatu. Walaupun demikian layanan dilakukan kepada 379 aktual pelanggan restoran
bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak mewah di Amerika Serikat, untuk mengetahui apakah
31
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

pengaruh lingkungan dan pengaruh non lingkungan


restoran berpengaruh terhadap niat dan perilaku
pelanggan. Metode yang digunakan adalah Structural
Equation Modeling (SEM). Pada penelitian ini
variabel yang digunakan untuk menguji niat
berperilaku pelanggan adalah variabel décor, spatial
layout, ambient condition, food quality, dan service
quality. Hal tersebut dilakukan untuk menguji dampak
dari syarat lingkungan dan non lingkungan suatu
restoran terhadap pelanggan, mengenai tanggapan
emosional pelanggan terkait niat berperilaku. Hasil
dari penelitian ini menemukan bahwa kedua syarat
lingkungan dan non lingkungan dapat mendorong
gairah pelanggan dalam pengatura restoran. Namun,
syarat lingkungan memiliki dampak yang lebih kuat
dibandingkan non lingkungan. analisa data juga
mengungkapkan efek positif kesenangan terhadap niat
berperilaku.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Gambar 1: Model Penelitian
terdahulu adalah penggunaan dekorasi, tata ruang, Sumber: Hyun dan Kang (2014), Ryu et al. (2012)
kondisi, kualitas makanan, kualitas layanan, harga,
kepuasan pelanggan dan niat pembelian ulang sebagai Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data
variabel penelitian. Perbanedaan penelitian ini dengan yang diperoleh dari pembagian kuesioner kepada
penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini responden. Pembagian kuesioner dilakukan dengan
menggunakan objek pelang “Richees Factory” di membagikan kuesioner kepada responden yang sesuai
Surabaya, sedangkan penelitian terdahulu dengan karakteristik sampel yang telah dijelaskan
menggunakan pelanggan restoran di Amerika Serikat. sebelumnya. Pengisian kuesioner oleh responden ini
dilakukan ditempat dan tidak dibawa pulang
(personally administered questionnaire). Setelah
C. METODE PENELITIAN pengisian selesai dilakukan, responden akan
mengembalikan kuesioner tersebut dan kemudian
Dalam penelitian ini target populasi yang akan dilakukan seleksi. Kuesioner yang terpilih adalah
digunakan adalah Populasi yang digunakan adalah kuesioner yang benar-benar terisi lengkap dan sesuai
pelanggan yang melakukan pembelian terhadap dengan petunjuk pengisian. Setelah penyeleksian,
produk Richeese Factory di Surabaya serta kuesioner terpilih akan diolah lebih lanjut.
mengkonsumsi produk Richeese di outletnya, baik Kuesioner dalam penelitian ini akan dibagi
pria maupun wanita yang melakukan pembelian ke dalam dua bagian. Bagian pertama berisi
terhadap produk Richeese Factory sebanyak dua kali pertanyaan untuk mendapatkan informasi umum
dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, dengan rentan mengenai diri responden yang berguna untuk
usia antara 18 sampai 60 tahun masa dewasa dini mengetahui kesesuaian karakteristik responden
(Kotler & Amstrong, 2010), dengan asumsi bahwa dengan kriteria sampel. Bagian kedua berisi beberapa
pelanggan pada usia tersebut memiliki penghasilan pertanyaan untuk mendapatkan data penelitian dan
tertentu, sehingga mampu untuk membeli produk dari menganalisis pengaruh antara decor, spatial layout,
Richeese Factory. Berikut ini merupakan model dari ambient condition, food quality, service quality, price,
penelitian ini: customer satisfaction dan repurchase intention.. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likert
scale dengan 5 skala, di mana jawaban disediakan
dengan interval dari sangat tidak setuju (STS) = 1
sampai sangat setuju (SS) = 5. Skala tersebut
menunjukkan opini responden untuk pertanyaan yang
diajukan sesuai dengan obyek yang sedang diteliti.
Dimana nilai tertinggi dari nomor yang dipilih
menunjukkan tingkat pilihan yang lebih tinggi.

32
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

D. HASIL PENELITIAN Koefisien regresi untuk Decor (DE) yaitu


0.055 dan bertanda positif. Hal ini menunjukkan
Penelitian ini menggunakan regresi bahwa saat Decor (DE) mengalami kenaikan atau
sederhana dan regresi berganda dalam menguji penurunan sebesar satu satuan, maka Customer
hubungan antar variabel. Alat analisis statistik yang Satisfaction (CS) akan mengalami kenaikan atau
digunakan untuk menjawab formulasi masalah dalam penurunan sebesar 0.055 satuan. Hal ini menunjukkan
penelitian ini adalah SPSS 22.0. adanya pengaruh signifikansi Decor (DE) yang searah
terhadap Customer Satisfaction (CS).
Regresi Sederhana Koefisien regresi untuk Spatial Layout (SL)
Hasil dari analisis regresi sederhana adalah sebagai yaitu 0.440 dan bertanda positif. Hal ini menunjukkan
berikut: bahwa saat Spatial Layout (SL) mengalami kenaikan
atau penurunan sebesar satu satuan, maka Customer
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Sederhana (Customer Satisfaction * Satisfaction (CS) akan mengalami kenaikan atau
Repurchase Intention)
penurunan sebesar 0.440 satuan. Hal ini
Variabel Standardized
Coefficients menunjukkan adanya pengaruh signifikansi Spatial
Customer Satisfaction 0,487 Layout (SL) yang searah terhadap Customer
Sumber: Data diolah, 2015 Satisfaction (CS).
Koefisien regresi untuk Ambient Condition
Dari data tersebut, maka dihasilkan persamaan regresi (AC) yaitu 0.003 dan bertanda positif. Hal ini
sebagai berikut: menunjukkan bahwa saat Ambient Condition (AC)
mengalami kenaikan atau penurunan sebesar satu
RI = b7.CS satuan, maka Customer Satisfaction (CS) akan
RI = 0,487 CS mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 0.003
satuan. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh
Koefisien regresi untuk Customer signifikansi Ambient Condition (AC) yang searah
Satisfaction (CS) yaitu 0,487 dan bertanda positif terhadap Customer Satisfaction (CS).
menunjukkan Customer Satisfaction (CS) mengalami Koefisien regresi untuk Food Quality (FQ)
kenaikan atau penurunan sebesar satu satuan, maka yaitu 0.120 dan bertanda positif. Hal ini menunjukkan
Repurchase Intention (RI) akan mengalami kenaikan bahwa saat Food Quality (FQ) mengalami kenaikan
atau penurunan sebesar 0,487 satuan. Hal ini atau penurunan sebesar satu satuan, maka Customer
menunjukkan adanya Customer Satisfaction (CS) Satisfaction (CS) akan mengalami kenaikan atau
positif yang searah terhadap Repurchase Intention penurunan sebesar 0.120 satuan. Hal ini menunjukkan
(RI). adanya pengaruh signifikansi Ambient Condition
(AC) yang searah terhadap Customer Satisfaction
Regresi Berganda (CS).
Hasil dari analisis regresi berganda adalah sebagai Koefisien regresi untuk Service Quality (SQ)
berikut: yaitu 0.364 dan bertanda positif. Hal ini menunjukkan
bahwa saat Service Quality (SQ) mengalami kenaikan
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Berganda (Decor, Spatial Layout, atau penurunan sebesar satu satuan, maka Customer
Ambient Condition, Food Quality, Service Quality, Price Satisfaction (CS) akan mengalami kenaikan atau
*Customer Satisfaction) penurunan sebesar 0.364 satuan. Hal ini menunjukkan
Variabel Standardized adanya pengaruh signifikansi Service Quality (SQ)
Coefficients
yang searah terhadap Customer Satisfaction (CS).
Décor
0.055 Koefisien regresi untuk Price (PR) yaitu
Spatial Layout 0.074 dan bertanda positif. Hal ini menunjukkan
0.440
Ambient Condition bahwa saat Price (PR) mengalami kenaikan atau
0.003 penurunan sebesar satu satuan, maka Customer
Food Quality Satisfaction (CS) akan mengalami kenaikan atau
0.120
Service Quality penurunan sebesar 0.074 satuan. Hal ini menunjukkan
0.364 adanya pengaruh signifikansi Price (PR) yang searah
Price terhadap Customer Satisfaction (CS).
0.074
Sumber: Data diolah, 2015
Uji F
Berdasarkan uji ANOVA atau F test pada
Dari data tersebut, maka dihasilkan persamaan regresi tabel di atas, didapatkan signifikansi (CS*RI) adalah
sebagai berikut: 0.000. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika
CS = b1.DE+b2.SL+b3.AC+b4.FQ+b5.SQ+b6.PR signifikansi ≤ 0.05, maka hipotesis diterima, artinya
CS = 0.055DE + 0.440SL + 0.003AC + 0.120FQ + variabel bebas Customer Satisfaction (CS) secara
0.364SQ + 0.074PR serentak berpengaruh signifikan terhadap Repurchase
Intention (RI).
33
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

Berdasarkan uji ANOVA atau F test pada 3. Variabel Ambient Condition (AC)
tabel di atas, didapatkan signifikansi Nilai signifikansi variabel AC adalah 0.964
(PR,AC,SQ,SL,FQ,DE*CS) adalah 0.000. dan nilai standar adalah 0.05. maka signifikansi <
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika standar (0.964<0.05) sehingga dapat disimpulkan
signifikansi ≤ 0.05, maka hipotesis diterima, artinya bahwa variabel AC berpengaruh (0 < 0.05) secara
variabel bebas Décor (DE), Spatial Layout (SL), sendiri-sendiri terhadap Customer Satisfaction
Ambient Condition (AC), Food Quality (FQ), Service Restoran “Richeese Factory” di Surabaya.
Quality (SQ), dan Price (PR) secara serentak 4. Variabel Food Quality (FQ)
berpengaruh signifikan terhadap Customer Nilai signifikansi variabel FQ adalah 0.047
Satisfaction (CS). dan nilai standar adalah 0.05. maka signifikansi <
standar (0.047<0.05) sehingga dapat disimpulkan
Tabel 8. Hasil Uji F bahwa variabel FQ berpengaruh (0 < 0.05) secara
Variabel Sig. Standar Keterangan tidak sendiri-sendiri terhadap Customer Satisfaction
CS*RI 0.000 0.05 Hipotesis Restoran “Richeese Factory” di Surabaya.
diterima 5. Variabel Service Quality (SQ)
PR,AC,SQ,SL, 0.000 0.05 Hipotesis Nilai signifikansi variabel SQ adalah 0.000
FQ,DE*CS diterima dan nilai standar adalah 0.05. maka signifikansi <
Sumber: Data diolah, 2015 standar (0.000<0.05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel SQ berpengaruh (0 < 0.05) secara
Uji t sendiri-sendiri terhadap Customer Satisfaction
Uji t digunakan untuk menentukan adanya Restoran “Richeese Factory” di Surabaya.
atau tidaknya pengaruh dari variabel independen 6. Variabel Price (PR)
terhadap variabel dependen secara parsial. Jika nilai Nilai signifikansi variabel PR adalah 0.134
uji t dibahwa 0,05, maka bisa disimpulkan bahwa dan nilai standar adalah 0.05. maka signifikansi <
variabel secara signifikan mempengaruhi secara standar (0.134<0.05) sehingga dapat disimpulkan
parsial. bahwa variabel PR berpengaruh (0 < 0.05) secara
sendiri-sendiri terhadap Customer Satisfaction
Tabel 9. Hasil Uji t Restoran “Richeese Factory” di Surabaya.
Variabel Sig. Standar Keterangan 7. Variabel Customer Satisfaction (CS)
CS*RI 0.05 Hipotesis Nilai signifikansi variabel CS adalah 0.000
0.000 diterima dan nilai standar adalah 0.05. Maka signifikansi <
DE*CS 0.05 Hipotesis standar (0.000<0.05) sehingga dapat disimpulkan
0.503 ditolak bahwa variabel CS berpengaruh (0 < 0.05) secara
SL*CS 0.05 Hipotesis sendiri-sendiri terhadap Repurchase Intention
0.000 diterima Restoran “Richeese Factory” di Surabaya.
AC*CS 0.05 Hipotesis
0.964 ditolak
Pembahasan
FQ*CS 0.05 Hipotesis
0.047 Berdasarkan hasil perhitungan dan
diterima
SQ*CS 0.05 Hipotesis
interpretasi hasil perhitungan penelitian yang telah
0.000 diterima dijabarkan sebelumnya, maka pada bagian ini akan
PR*CS 0.05 Hipotesis dibahas mengenai hasil penelitian guna untuk
0.134 ditolak menjelaskan permasalahan penelitian tanpa keluar
Sumber: Data diolah, 2015 dari konteks yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa: Dari 150 responden, keseluruhan responden
1. Variabel Décor (DE) dari “Richeese Factory” berusia 18-35 tahun yaitu
Nilai signifikansi variabel DE adalah 0.503 generasi X hingga generasi baby boomer (Schimann
dan nilai standar adalah 0.05. maka signifikansi < dan Kanuk, 1996). Hal ini dapat dijelaskan karena
standar (0.503<0.05) sehingga dapat disimpulkan usia 18-35 tahun kurang memperhatikan kesehatan
bahwa variabel DE berpengaruh (0 < 0.05) secara akan makanan cepat saji, selain itu usia 18-35 tahun
tidak sendiri-sendiri terhadap Customer Satisfaction merupakan usia muda yang mana usia ini lebih suka
Restoran “Richeese Factory” di Surabaya. makanan yang instan. Pada usia ini dikatakan paling
2. Variabel Spatial Layout (SL) produktif dan paling sibuk sehingga pada usia ini
Nilai signifikansi variabel SL adalah 0.000 orang lebih suka hal-hal yang instan.
dan nilai standar adalah 0.05. maka signifikansi < Hubungan linier variabel bebas dengan
standar (0.000<0.05) sehingga dapat disimpulkan variabel terikat cukup kuat. Berdasarkan hasil analisis
bahwa variabel SL berpengaruh (0 < 0.05) secara regresi sederhana diperoleh nilai koefisien korelasi
sendiri-sendiri terhadap Customer Satisfaction sederhana atau single (R) sebesar 0.487 untuk variabel
Restoran “Richeese Factory” di Surabaya. Customer Satisfaction (CS) terhadap Repurchase
Intention (RI) yang menunjukkan adanya hubungan
34
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

yang tinggi antara Customer Satisfaction (CS) Hipotesis ini didukung dengan uji t dimana
terhadap Repurchase Intention (RI), namun pengaruh signifikansi dengan nilai 0.000 (di bawah 0.05) yang
Customer Satisfaction (CS) terhadap Customer menunjukkan bahwa hipotesis ini diterima. Lovelock
Satisfaction (CS) bersifat signifikan dimana dapat (2011) meneliti hubungan antara ambient condition,
dilihat dari uji t dan uji F sebesar 0.000 yang berada spatial layout, customer satisfaction dalam sebuah
dibawah 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 7 Bank. Lovelock (2011) menemukan bahwa sapatial
dapat diterima. layout memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda terhadap customer satisfaction. Penelitian yang
atau R antara decor (DE), spatial layout (SL), dilakukan oleh Lovelock dan Wirtz (2007)
Ambient condition (AC), Food quality (FQ), Service mengemukakan spatial layout berpengaruh positif dan
Quality (SQ), dan Price (PR) terhadap customer signifikan terhadap customer satisfaction. Dari hasil
satisfaction (CS) didapati nilai sebesar 0.840, hal ini penelitian diperoleh hasil bahwa Restoran “Richeese
dikatakan terdapat korelasi yang besar antara varibel Factory” ruangan pada restoran harus relatif luas,
tersebut dimana dapat dilihat dari uji t hasil analisis ruangan restoran harus tertata dengan rapi, dan
decor (DE) terhadap customer satisfaction (CS) penataan tata ruang yang tepat di restoran, seperti
sebesar 0.503. Dan hasil analisis uji t antara decor penataan meja dan tempat duduk memberi kenyaman
(DE) terhadap customer satisfaction (CS) sebesar bagi pelanggan maka akan semakin meningkatkan
0.503. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 dapat customer satisfaction dengan pelanggan puas dengan
ditolak. Hasil analisis uji t antara spatial layout (SL) pengalaman yang didapat di restoran “Richeese
terhadap customer satisfaction (CS) didapati nilai Factory” tersebut, pelanggan merasa puas dengan
sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 2 pelayanan yang didapat di restoran “Richeese
dapat diterima. Hasil analisis uji t antara Ambient Factory”, bagi pelanggan, membeli di restoran
condition (AC) terhadap customer satisfaction (CS) “Richeese Factory” merupakan pilihan yang bijak,
didapati nilai sebesar 0.964 berada diatas 0.05. Hal ini dan pelanggan puas terhadap tempat yang disediakan
menunjukkan bahwa hipotesis 3 dapat ditolak. Hasil oleh restoran.
analisis uji t antara Food quality (FQ) terhadap Hipotesis keempat yaitu Food Quality
customer satisfaction (CS) didapati nilai sebesar 0.047 berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer
berada dibawah 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa satisfaction. Hipotesis ini didukung dengan uji t
hipotesis 4 dapat diterima. Hasil analisis uji t antara dimana signifikansi dengan nilai 0.047 (di bawah
Service Quality (SQ) terhadap customer satisfaction 0.05) yang menunjukkan bahwa hipotesis ini diterima.
(CS) didapati nilai sebesar 0.000 berada dibawah Hong Qin dkk. (2010) menjelaskan bahwa food
0.05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 5 dapat quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap
diterima. Dan Hasil analisis uji t antara Price (PR) customer satisfaction. Selain itu, menurut Wellington
terhadap customer satisfaction (CS) didapati nilai (1998) menjelaskan rasa dan kemasan merupakan
sebesar 0.134 berada diatas 0.05. Hal ini indikator pemberi kepuasan pelanggan, dimana
menunjukkan bahwa hipotesis 6 ditolak. indicator tersebut menciptakan customer satisfaction.
Berdasarkan output diperoleh angka R2 (R Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa Restoran
square) sebesar 0.237 atau 23.7%. hal ini menyajikan makanan dan minuman yang lezat,
menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh restoran menawarkan berbagai variasi menu makanan
Consumer Satisfaction (CS) terhadap variabel terikat dan minuman, restoran menyajikan makanan dan
Repurchase Intention (RI) sebesar 23.7%. Artinya minuman dalam keadaan baik, restoran menyajikan
variabel bebas mampu menjelaskan sebesar 23.7% makanan dan minuman dengan aroma yang
variabel terikat, sedangkan sisanya 76.3% dipengaruhi menggugah selera, makanan dan minuman di sajikan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam menarik akan semakin meningkatkan customer
model penelitian ini. Berdasarkan output diperoleh satisfaction dengan pelanggan puas dengan
angka Adjusted R2 (Adjusted R square) sebesar 0.693 pengalaman yang didapat di restoran “Richeese
atau 69.3%. hal ini menunjukkan bahwa presentase Factory” tersebut, pelanggan merasa puas dengan
sumbangan pengaruh Decor (DE), Spatial Layout pelayanan yang didapat di restoran “Richeese
(SL), Ambient Condition (AC), Food Quality (FQ), Factory”, bagi pelanggan, membeli di restoran
Service Quality (SQ), dan Price (PR) terhadap “Richeese Factory” merupakan pilihan yang bijak,
variabel terikat Consumer Satisfaction (CS) sebesar dan pelanggan puas terhadap tempat yang disediakan
69.3%. Artinya variabel bebas mampu menjelaskan oleh restoran.
sebesar 69.3% variabel terikat, sedangkan sisanya Hipotesis kelima yaitu Service Quality
30.7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak berpengaruh positif dan signifikansi terhadap
dimasukkan dalam model penelitian ini. customer satisfaction. Hipotesis ini didukung dengan
Dari ketujuh hipotesis yang diteliti, empat uji t dimana signifikansi dengan nilai 0.000 (di bawah
hipotesis diterima. Sedangkan tiga hipotesis ditolak. 0.05) yang menunjukkan bahwa hipotesis ini diterima.
Hipotesis yang diterima tersebut antara lain: hipotesis McDougall dan Levesque (2000) mengemukakan
2 dapat diterima yaitu spatial layout pengaruh positif bahwa kualitas layanan sangat berpengaruh terhadap
dan signifikan terhadap customer satisfaction. kepuasan pelanggan di empat industry jasa: restaurant,
35
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

auto layanan, penata rambut, dan layanan gigi. Hasil Kumar et al. (2006) yang menyatakan terdapat
penelitian Qin (2010) menunjukan bahwa kualitas pengaruh signifikan antara Decor terhadap Customer
layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Satisfaction. tetapi penelitian sekarang sama dengan
kepuasan pelanggan dalam industry makanan dan penelitian Kumar et al. (2006) bahwa terdapat
minuman. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pengaruh positif Decor terhadap Customer
karyawan senantiasa memperhatikan keinginan dari Satisfaction. Selain didukung oleh penelitian
pelanggan, karyawan bersikap ramah terhadap terdahulu juga didukung oleh fakta langsung dalam
pelanggan, karyawan memberikan pelayanan yang industri restoran di Surabaya. Bila terjadi peningkatan
cepat, karyawan menyajikan makanan dan minuman Decor dimana dekorasi restoran yang harus menarik,
sesuai dengan pelanggan, dan karyawan selalu wallpaper yang terlihat unik, atribut restoran yang
berpenampilan rapi maka akan semakin meningkatkan digunakan harus menarik, maka akan juga terjadi
customer satisfaction dengan pelanggan puas dengan peningkatan terhadap Customer Satisfaction yaitu
pengalaman yang didapat di restoran “Richeese pelanggan puas dengan pengalaman yang didapat di
Factory” tersebut, pelanggan merasa puas dengan restoran, pelanggan merasa puas dengan pelayanan
pelayanan yang didapat di restoran “Richeese yang didapat di restoran, pelanggan puas dengan
Factory”, bagi pelanggan, membeli di restoran tempat yang disediakan. Pelanggan akan merasa puas
“Richeese Factory” merupakan pilihan yang bijak, terhadap layanan maupun produk yang dihasilkan bila
dan pelanggan puas terhadap tempat yang disediakan layanan maupun produk itu dapat memenuhi
oleh restoran. kebutuhan dan harapannya, namun apabila layanan
Hipotesis ketujuh yaitu Customer maupun produk yang di hasilkan tidak dapat
Satisfaction berpengaruh positif dan signifikansi memenuhi kebutuhan atau keinginannya maka akan
terhadap Repurchase Intention. Hipotesis ini menimbulkan ketidak puasan bagi pelanggan
didukung dengan uji t dimana signifikansi dengan (Ardhanari, 2008). Decor yang diberikan oleh
nilai 0.000 (di bawah 0.05) yang menunjukkan bahwa restoran “Richeese Factory” cenderung sama atau
hipotesis ini diterima. Cho dan Park (2001) tidak memiliki deferensiasi yang nyata terlihat
mengemukakan bahwa dalam industry restaurant dibandingkan restoran sejenis lainya, mengakibatkan
kepuasan pelanggan adalah sangat berpengaruh positif decor berpengaruh positif namun tidak signifikan
dan signifikan terhadap niat membeli ulang. Hasil terhadap customer satisfaction. Decor “Richeese
penelitian Carr dan Rickard (2003), menunjukan Factory” memiliki kesamaan dengan restoran cepat
bahwa niat membeli ulang suatu produk didasarkan saji “ Mc. Donald” dan “KFC” yang dimana memiliki
dari kepuasan pelanggan terhadap produk. Penelitian decor yang cenderung sama dan tidak memiliki
tersebut menunjukan bahwa kepuasan pelanggan deferensiasi yang nyata. Selain itu kemenarikan décor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat kurang berpengaruh bagi pelanggan karena pelanggan
membeli ulang. Dari hasil penelitian diperoleh hasil yang datang outlet bukan untuk menikmati suasana
bahwa customer satisfaction dengan pelanggan puas yang ada melainkan pelanggan hanya mau membeli
dengan pengalaman yang didapat di restoran dan mengkonsumsi produk Richeese Factory dengan
“Richeese Factory” tersebut, pelanggan merasa puas cepat sehingga disini dekorasi kurang diperhatikan
dengan pelayanan yang didapat di restoran “Richeese oleh pelanggan. Selain itu, bila mengkonsumsi di
Factory”, bagi pelanggan, membeli di restoran restoran fast food maka begitu konsumen selesai
“Richeese Factory” merupakan pilihan yang bijak, mengkonsumsi makanannya maka pelayannya akan
dan pelanggan puas terhadap tempat yang disediakan langsung membereskan sisa makanan meskipun
oleh restoran maka akan semakin meningkatkan konsumen masih duduk, hal ini menunjukkan bahwa
repurchase intention pelanggan berniat untuk pihak restoran fast food pun menginginkan konsumen
melakukan pembelian ulang, pelanggan berniat untuk untuk segera berpindah tempat setelah mengkonsumsi
mengunjungi restoran “Richeese Factory” dimasa makanannya. Terdapat bukti berupa foto decor
mendatang, dan pelanggan berniat untuk kembali lagi persamaan dari “Richeese Factory “ dengan “ Mc.
ke restoran “Richeese Factory” karena puas dengan Donald” dan “KFC” terdapat pada lampiran I
pelayanan. (Persamaan decor “Richeese Factory “ dengan “ Mc.
Penolakan terhadap tiga hipotesis dari 7 Donald” dan “KFC”). Bila Richesse Factory ingin
hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, selain menjadikan variabel dekor berpengaruh signifikan
didukung oleh penelitian terdahulu juga didukung maka Richesse Factory haruslah dapat mendesain
oleh fakta langsung di lapangan dalam industri dekor yang benar-benar unik dan berbeda
restoran. Untuk hipotesis pertama yaitu Decor dibandingkan restoran fast food sejenis lainnya
memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan sehingga konsumen dapat melihat perbedaan
terhadap customer satisfaction (dimana hipotesis ini signifikan antara dekor di Richesse Factory dengan di
ditolak). Menurut penelitian yang dilakukan Kumar et restoran fast food lainnya.
al. (2006) dalam penelitian yang dilakukan Sedangkan untuk hipotesis ketiga yakni
mengatakan bahwa Decor berpengaruh secara positif Ambient Condition memiliki pengaruh positif dan
dan tidak signifikan terhadap Customer Satisfaction. tidak signifikan terhadap customer satisfaction
Dalam penelitian ini tidak mendukung penelitian (dimana hipotesis ini ditolak). Kondisi ruang yang
36
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

wangi dapat memberi persepsi positif bagi pelanggan penelitian Harjanto dan Ardhana (2010) yang
(Morrison et al. 2011). Selain didukung oleh menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan
penelitian terdahulu juga didukung oleh fakta signifikan terhadap kepuasan pelanggan. tetapi
langsung dalam industri restoran di Surabaya. Bila penelitian sekarang sama dengan penelitian Arlina
terjadi peningkatan Ambient Condition dimana dan Martin (2009) faktor harga berpengaruh positif
pencahayaan dalam restoran tidak menyilaukan mata, dan tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
suhu ruangan restoran harus sejuk, warna dalam Selain didukung oleh penelitian terdahulu juga
ruangan restoran memberi kesan nyaman dan didukung oleh fakta langsung dalam industri restoran
moderen maka akan juga terjadi peningkatan terhadap di Surabaya. Bila terjadi peningkatan Price dimana
Customer Satisfaction yaitu pelanggan puas dengan harga yang ditawarkan terjangkau, porsi makanan dan
pengalaman yang didapat di restoran, pelanggan minuman disajikan sesuai harga yang ditawarkan,
merasa puas dengan pelayanan yang didapat di harga yang ditawarkan sesuai dengan restoran yang
restoran, pelanggan puas dengan tempat yang sejenis maka akan juga terjadi peningkatan terhadap
disediakan. Pelanggan akan merasa puas terhadap Customer Satisfaction yaitu pelanggan puas dengan
layanan maupun produk yang dihasilkan bila layanan pengalaman yang didapat di restoran, pelanggan
maupun produk itu dapat memenuhi kebutuhan dan merasa puas dengan pelayanan yang didepat di
harapannya, namun apabila layanan maupun produk restoran, pelanggan puas dengan tempat yang
yang di hasilkan tidak dapat memenuhi kebutuhan disediakan. Pelanggan akan merasa puas terhadap
atau keinginannya maka akan menimbulkan ketidak layanan maupun produk yang dihasilkan bila layanan
puasan bagi pelanggan (Ardhanari, 2008). Ambient maupun produk itu dapat memenuhi kebutuhan dan
Condition yang diberikan oleh restoran “Richeese harapannya, namun apabila layanan maupun produk
Factory” cenderung sama atau tidak memiliki yang di hasilkan tidak dapat memenuhi kebutuhan
deferensiasi yang nyata terlihat dibandingkan restoran atau keinginannya maka akan menimbulkan ketidak
sejenis lainya, mengakibatkan Ambient Condition puasan bagi pelanggan (Ardhanari, 2008). Harga yang
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap diberikan oleh restoran “Richeese Factory” cenderung
Customer Satisfaction. Ambient Condition “Richeese sama atau tidak memiliki deferensiasi yang nyata
Factory” memiliki kesamaan dengan restoran cepat terlihat dibandingkan restoran sejenis lainya,
saji “ Mc. Donald” dan “KFC” yang mana memiliki mengakibatkan Price berpengaruh positif namun tidak
Ambient Condition yang cenderung sama dan tidak signifikan terhadap customer satisfaction. . Price
memiliki deferensiasi yang nyata. Misalnya, ketika “Richeese Factory” memiliki kesamaan dengan
pelanggan datang dan makan ke “Richeese Factory” restoran cepat saji seperti “ Mc. Donald” dan “KFC”
bukan untuk menikmati suasananya melainkan yang mana memiliki harga yang cenderung sama dan
mereka datang hanya untuk makan saja lalu bergegas tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan restoran
untuk pergi dari tempat itu, pelanggan tidak sempat sejenis, misalnya harga 1 porsi KFC dan Mc.Donald
untuk menikmati suasana yang diberikan oleh seharga Rp 25.000,00 – Rp 35.000,00 harga yang
“Richeese Factory”. Tidak lepas konsep awal dipatok selisih sedikit dengan Richeese Factory yang
Richeese Factory adalah restoran cepat saji jadi mana 1 porsi Richeese Factory seharga Rp 29.000,00 .
pelanggan yang datang ke outlate berkesan keburu-
buru. Selain itu, bila mengkonsumsi di restoran fast E. KESIMPULAN
food maka begitu konsumen selesai mengkonsumsi
makanannya maka pelayannya akan langsung Berdasarkan hasil penelitian, variabel décor,
membereskan sisa makanan meskipun konsumen spatial layout, Ambient condition, Food quality,
masih duduk, hal ini menunjukkan bahwa pihak Service Quality, Price dan customer satisfaction
restoran fast food pun menginginkan konsumen untuk memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap
segera berpindah tempat setelah mengkonsumsi Repurchase Intention restoran "Richeese Factory”
makanannya. Bila Richesse Factory ingin menjadikan Sehingga implikasi manajerial seharusnya lebih
variabel ambient condition berpengaruh signifikan difokuskan pada variabel tersebut.
maka Richesse Factory haruslah dapat mendesain Dari 150 responden, keseluruhan responden
dekor yang benar-benar unik dan berbeda dari “Richeese Factory” berusia 18-35 tahun yaitu
dibandingkan restoran fast food sejenis lainnya generasi X hingga generasi baby boomer (Schimann
sehingga konsumen dapat melihat perbedaan dan Kanuk, 1996). Hal ini dapat dijelaskan karena
signifikan antara ambient condition di Richesse usia 18-35 tahun kurang memperhatikan kesehatan
Factory dengan di restoran fast food lainnya. akan makanan cepat saji, selain itu usia 18-35 tahun
Sedangkan untuk hipotesis keenam yaitu merupakan usia muda yang mana usia ini lebih suka
Price memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan makanan yang instan. Pada usia ini dikatakan paling
terhadap customer satisfaction (dimana hipotesis ini produktif dan paling sibuk sehingga pada usia ini
ditolak), Menurut penelitian yang dilakukan oleh orang lebih suka hal-hal yang instan.
Arlina dan Martin (2009) faktor harga berpengaruh Penelitian ini juga membawa perspektif yang
positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan mendalam mengenai perbedaan variabel-variabel
pelanggan. Dalam penelitian ini tidak mendukung yang mempengaruhi repurchase intention dari
37
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

restoran mewah (penelitian terdahulu) dengan restoran barang-barang yang diperluhkan pada restoran
fast food dimana pada restoran mewah variabel “Richeese Factory” karena ruangan akan terlihat
environmental berpengaruh signifikan namun pada menjadi sempit. Selain itu juga “Richeese Factory”
restoran fast food hanya spatial layout saja yang dalam membuat ruangan tidak menggunakan terlalau
paling berpengaruh. Ini dikarenakan perbedaan tujuan banyak penyekat ruangan karena hal ini ruangan akan
dalam berkunjung ke kedua tipe restoran tersebut terlihat menjadi sempit.
dimana untuk restoran mewah untuk mencoba Ketiga, Service Quality merupakan elemen
makanan sekaligus untuk menikmati suasana namun penting bagi konsumen sebagai proses untuk
untuk restoran fast food tidaklah demikian karena meningkatkan customer satisfaction Restoran
kecenderungan untuk menikmatinya dengan cepat “Richeese Factory”. Pelatihan kepada seluruh
sehingga penataan spatial layout sudah cukup untuk karyawan agar karyawan-karyawan tersebut mampu
pengaruh environment. melayani konsumen dengan cepat, sehingga
Implikasi manajerial dari temuan ini dapat konsumen merasa senang dan puas, serta dapat
dilakukan berdasarkan teori yang telah dikembangkan berpengaruh pada Customer Satisfaction. “Richeese
sebagai berikut: Pertama, customer satisfaction Factory” juga dapat meningkatkan Service Quality
merupakan elemen penting bagi konsumen sebagai dengan melatih karyawan (melalui pelatihan secara
proses untuk meningkatkan Repurchase Intention rutin setiap bulan) untuk dapat bersikap ramah
Restoran "Richeese Factory”. Membuat produk- terhadap semua konsumen yang ada tanpa terkecuali.
produk makanan yang berbeda, unik, dan tidak ada Dengan bersikap ramah terhadap konsumen dapat
ditempat lain, sesuai dengan kebutuhan konsumen menyebabkan konsumen merasa puas dan dapat
namun tetap dengan harga yang kompetitif sehingga meningkatkan Customer Satisfaction dari konsumen.
konsumen merasa membeli di restoran “Richeese Restoran “Richeese Factory” haruslah memastikan
Factory” di Surabaya adalah pilihan yang bijak. agar para karyawannya memakai seragam karena
“Richeese Factory” juga dapat meningkatkan memakai seragam tersebut dapat menampilkan kesan
Customer Satisfaction dengan penambahan kapasitas rapi dimata para konsumen. Selain itu juga yang dapat
kursi. Hal lain juga dapat dilakukan ialah dengan dilakukan “Richeese Factory” adalah karyawan
melakukan diferensiasi jasa yang dapat meningkattkan haruslah mengetahui apa saja yang di tawarkan
keunggulan bersaing seperti yang dijelaskan dalam “Richeese Factory” agar karyawan tepat dalam
Kotler dan Armstrong (2010). Diferensiasai jasa memberikan dan menyajikan produk untuk pelanggan
tersebut dapat berupa penambahan televisi atau dan karyawan juga harus memiliki pengetahuan yang
fasilitas lainnya sebagai sarana hiburan sehingga baik dan menggunakan bahasa yang baik ketika
nantinya dapat meningkatkan kepuasan konsumen melayani konsumen, hal ini akan menambah kesan
terhadap tempat yang disediakan. Oleh karena itu baik terhadap karyawan “Richeese Factory”.
Restoran " Richeese Factory” harus memberikan Keempat, food quality merupakan elemen
pelatihan kepada seluruh karyawan dapat memberikan penting bagi konsumen sebagai proses untuk
kualitas pelyanan yang baik lagi kepada setiap meningkatkan customer satisfaction Restoran
konsumen yang datang, sehingga nantinya dapat “Richeese Factory”. Dengan lebih banyak menambah
meningkatkan rasa puas konsumen terhadap variasi-variasi dari menu makanan dan minuman yang
pelayanan di Restoran “Richeese Factory“ di ada (misalnya ice cream, fruit punch, chicken teriyaki,
Surabaya. rice cheese) agar konsumen tidak merasa bosan.
Kedua, Spatial Layout merupakan elemen Usaha memenuhi harapan konsumen yang lainnya
penting bagi konsumen sebagai proses untuk ialah menyajikan makanan dalam keadaan baik.
meningkatkan customer satisfaction Restoran Untuk hal ini, “Richeese Factory”dapat
“Richeese Factory”. Dalam penataan meja dan kursi meningkatkannya dengan selalumengggunakan
tidak terlalu rapat satu dengan lain nya karena hal ini bahan-bahan baku terbaik sebagai usaha untuk selalu
akan menganggu kenyaman dari konsumen, selain itu memenuhi dan berusaha melebihi harapan konsumen,
juga yang dapat dilakukan adalah tidak terlalu banyak serta selalu menyajjikan makanan dalam keadaan
perabotan yang ada di restoran “Richeese Factory” baru. Usaha untuk memenuhi harapan konsumen juga
sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen. dapat meningkatkan food quality dengan
“Richeese Factory” juga dapat meningkatkan Spatial meningkatkan aroma dari setiap makanannya melalui
Layout dengan membuat ruangan rapi dan bersih penggunaan bahan-bahan yang memiliki cita rasa dan
dalam penataan kursi dan meja dan juga fasilitas- aroma yang lebih baik (misal menggunakan bahan-
faslitas yang berada di restoran, karena dengan bahan yang memiliki cita rasa aroma yang kuat seoerti
ruangan yang rapi akan membuat konsumen merasa bawang putih dalam pengolahan bumbu-bumbu)
nyaman berada di restoran “Richeese Factory” sehingga nantinya aroma yang dihasilkan mampu
tersebut. Restoran “Richeese Factory” haruslah manarik selera makan dari konsumennya. Restoran
memberikan ruangan yang luas akan membuat “Richeese Factory” haruslah mengunakan bahan-
konsumen merasa tidak terganggu dengan konsumen bahan baku terbaik (misal bumbu-bumbu yang
lainnya, sehingga konsumen dapat merasakan digunakan adalah bumbu-bumbu dengan kualitas
kenyamanan. Selain itu juga tidak menempatkan terbaik) sebagai usaha untuk selalu memenuhi dan
38
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

berusaha melebihi harapan konsumen, serta selalu menyilaukan.“Richeese Factory” juga dapat
menyajikan makanan dalam keadaan baru (masih baru meningkatkan Ambient condition dengan memastikan
saja dimasak atau diolah). bahwa suhu pada ruangan tidak terlalu tinggi atau
Kelima, price merupakan elemen penting terlalu rendah karena suhu yang terlalu tinggi atau
bagi konsumen sebagai proses untuk meningkatkan rendah dapat mempengaruhi selera makan konsumen.
customer satisfaction Restoran ”Richeese Factory”. Sebaiknya “Richeese Factory” dapat mengatur suhu
Tetap mempertahankan memiliki harga yang dingin tetapi tidak terlalu dingin disesuaikan dengan
ditawarkan di mata pelanggan. Seperti menyajikan lingkungan sekitar. Mengingat bahwa “Richeese
porsi makanan yang sesuai. “Richeese Factory” juga Factory” menyediakan menu makanan yang gurih
dapat meningkatkan price dengan melihat harga dari yang tinggi lemak dan tinggi korbohidrat sehingga
pesaing pada restoran sejenis lainnya, sehingga meyediakan ruangan yang dingin untuk dapat
membuat “Richeese Factory” dalam penentukan harga menikmati menu dari “Richeese Factory”. Oleh
tidak salah karena jika menetapkan harga yang terlalu karena itu Restoran “Richeese Factory” haruslah
tinggi konsumen akan berpikir dua kali sebelum memilih warna- warna yang menarik sehingga dapat
memutuskan untuk membeli pada restoran tersebut, membuat konsumen merasa nyaman dan tidak
sedangkan jika menetapkan harga yang terlalu rendah meningggalkan kesan modern. Seperti dengan milih
maka akan merugikan dari pihak “Richeese Factory”. warna orange, warna orange dapat membantu
Selain itu “Richeese Factory” dapat melakukan harga meningkatkan pasokan oksigen ke otak, menghasilkan
yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang diterima efek yang menyegarkan dan menstimulasi aktivitas
oleh konsumen. mental. Warna orange adalah warna yang dapat
Keenam, Decor merupakan elemen penting membuat merasa nyaman dan dapat merangsang nafsu
bagi konsumen sebagai proses untuk meningkatkan makan.
customer satisfaction Restoran “Richeese Factory”. Ada beberapa batasan di dalam penelitian ini,
Mempertahankan atribut hiasan yang telah dibuat unik pertama Melihat keterbatasan mengenai objek
dari “Richeese Factory” ini sehingga menambah penelitian yang hanya mengambil responden yaitu
kesan yang modern dan unik sehingga dapat Konsumen dari “Richeese Factory” di Surabaya,
meningkatkan Customer Satisfaction dari konsumen. diharapkan penelitian berikutnya menggunakan model
“Richeese Factory” juga dapat meningkatkan décor yang sama atau dimodifikasi dapat diaplikasikan pada
dengan memastikan bahwa wallpaper yang digunakan objek yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang
pada “Richeese Factory” merupakan wallpaper yang lebih general terhadap faktor-faktor yang
unik dan dapat menambah kesan moderen sehinggga mempengaruhi Repurchase Intention. Penelitian
dapat menambak kesan yang unik bagi konsumen. lanjutan diharapkan dapat melengkapi variabel-
Selain itu “Richeese Factory” juga dapat membuat variabel yang sudah ada pada penelitiaan ini sehingga
tema wallpaper yang berbeda untuk setiap meja dapat semakin menyempurnakan pemahaman akan
mengunjung tetapi tetap tidak meninggalkan dari faktor-faktor yang mempengaruhi Repurchase
kesan unik itu sendiri misalnya identik dengan Intention.
dekorasi keju, ayam goreng dan kesan pedas. Restoran
“Richeese Factory” haruslah menggunakan ornamen-
ornamen yang dapat menambah kesan menariknya REFERENSI
“Richeese Factory” tersebut dimata konsumen seperti
yang telah dilakukan “Richeese Factory” sekarang [1] Angiopora. M.P. (1999). Dasar-Dasar Pemasaran.
dengan membuat restoran yang dengan tema komedi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ketujuh, Ambient Condition merupakan [2] Ardhanari, M. (2008). Customer Satisfaction
elemen penting bagi konsumen sebagai proses untuk pengaruhnya terhadap brand preference dan
meningkatkan Customer Satisfaction Restoran " repurchase intention private brand. Jurnal Riset
Richeese Factory”. Memastikan bahwa pencahayaan Ekonomi dan Bisnis, 60.
yang tidak menyilaukan mata sehingga membuat [3] Arisman, (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan:
pencahayaan tidak terlalu redup dan tidak terlalu Buku Ajar Ilmu Gizi, edisi ke-2. Jakarta: EGC.
terang, selain itu juga dapat dengan perpaduan pada [4] Arisman, (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan:
pencahayan dengan menambahan paduan cool light Buku Ajar Ilmu Gizi, edisi ke-2. Jakarta: EGC.
memberikan sinar yang lebih biru, sehingga [5] Echols, John M. & Hassan Shadilly, (2006),
perpaduan cool light membuat ruangan menjadi lebih Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Penerbit PT.
terang tetapi tidak menyilaukan mata. Selain itu Gramedia, Cetakan XXVIII.
penting bagi pihak “Richeese Factory” dalam memilih [6] Han, H., Ryu, K., (2009). The role of physical
warna lampu karena akan berdampak pada environment, price perception, and customer
pencahayaan pada ruangan tersebut seperti satisfaction in determining customer loyalty in
pencahayaan buatan warna kuning dapat dipadukan the restaurant industry. Journal of Hospitality
dengan warna merah maka akan mengurangi and Tourism Research, 33 (4), 487-510.
intensitas kecerahan warna yang mencolok tersebut,
sehingga ruangan terlihat tidak
39
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 5 No. 1, Juni 2016

[7] Hiller et al. (2003). Repurchase intention: a [22] Stanton, William J. (1996). Prinsip Pemasaran.
general structural equation model. Journal of Edisi 7, jilid 1. Erlangga. Jakarta.
marketing, 37, 1762-1800. [23] www.bankmandiri.co.id, diunduh pada tanggal 25
[8] Hyun, S., & Kang, J., (2014). A better investment Mei 2015).
in luxury restaurant: Environmental or non- [24] www.nabatisnack.co.id, diunduh pada tanggal 25
environmental cues. International Journal of Mei 2015).
Hospitality Management, 39, 57-70. [25] Zeithhaml, Valarie A and Mary Jo Bitner. (2009).
[9] Hyun, S., (2010). Predictors of relationship Service Marketing. Singapore: Mc Graw-Hill
quality and loyalty in the chain restaurant Companies Inc.: 3-287
industry. Cornell Hospitality Quarterly, 51 (2),
251-267.
[10] Kim, W.G., Moon, Y.J., (2009). Customers’
cognitive, emotional, and actionable response to
the services cape: a test of the moderating effect
of the restaurant type. International Journal of
Contemporary Hospitality Management, 28, 144-
156.
[11] Kotler, & Armstrong. (2010). Principles of
Marketing (13rd ed.). New Jersey: Prentice-Hall
Inc.
[12] Kotler, P. (2008). Manajemen Pemasaran 2.
Jakarta: PT. Indeks. Kelompok Gramedia.
[13] Mandasari, V., & Athitama, B. (2011). Analisis
Kepuasan Pelanggan Terhadap
[14] Morrison, M., Gan, S., Dubelaar, C., Oppewal,
H., (2011). In-store music and aroma influences
on shopper behavior and satisfaction. Journal of
Business Research, 64 (6), 558-564
[15] Namkung, Y., Jang, S., (2008). Are highly
satisfied restaurant customers really different? A
quality perception perspective. International
Journal of Contemporary Hospitality
Management, 20 (2), 142-155.
[16] Nguyen, N., Leblanc, G., (2002). Contact
personnel, physical environment and the
perceived corporate image of intangible services
by new clients. International Journal of Service
Industry Management, 13, 242-262.
[17] Qin, H., Prybutok, V. R., & Zhao, Q. (2010).
Perceived service quality in fast food restaurant:
Empirical evidence from china. International
Journal of Quality & Reliability Management, 27
(4), 424-437.
[18] Raajpoot, N., (2002). TANGSERV: a multiple
item scale for measuring tangible quality in
foodservice industry, Journal of Foodservice
Business Research, 5, 109-127.
[19] Restoran Cepat Saji Melalui Pendekatan Data
Mining: Studi Kasus XYZ. Jurnal Generic , 1.
[20] Richeese Factory, Food Richeese Factory. (2014,
Oktober 25). Diunduh pada tanggal 25 tanggal
25 Mei, 2015 dari richeese factory:
http://www.richeesefactory.com/2014/07/richeese
-factory-surabaya.html.
[21] Ryu, K., Han., (2010). Influence of the quality of
food, service, and physical environment on
customer satisfaction and behavioral intention in
quick-casual restaurants: moderating role of
perceived price. Journal of Hospitality and
Tourism Research, 34 (3), 310-329.
40

Você também pode gostar