Você está na página 1de 7

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

“ PENGAMBILAN SAMPEL TANAH “

ANGGOTA KELOMPOK 7 :

 FEBRI YANTI PANJAITAN (D1B017033)


 RAHMA YANTI SIREGAR (D1B017034)
 DOVI YULANDA (D1B017035)



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Tanah tidak bisa terlepas dalam kegitan kehidupan sehari-hari. Makhluk hidup
bergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur tergantung
dari cara makhluk hidup menggunakannya. Tanah menjadi sangat penting karena
tanah sebagai media tumbuh dan berkembang bagi makhluk hidup dan menyediakan
unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara.

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai proses pelapukan, yaitu proses pemecahan
atau penghancuran. Pelapukan tersebut berasal dari batuan induk menjadi bahan
induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan
yang lapuk oleh mikroorganisme. Dipengaruhi pula oleh gabungan dari faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan

Karena adanya faktor-faktor tersebut, maka tanah suatu tempat pasti berbeda
dengan tempat lainnya. Perbedaan tersebut ada pada ciri-ciri morfologi tanah baik itu
dari warna, tekstur, struktur, hingga menyangkut masalah unsur-unsur
pembentukannya. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka maka dapat diketahui profil
tanah yang merupakan petunjuk dari proses-proses yang dialami oleh suatu tanah
selama pelapukan dan perkembangannya. Perbedaan intensitas faktor-faktor
pembentuk tanah dapat digunakan untuk menentukan suatu jenis tanah.

II. LANDASAN TEORI

Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil


analisa di laboratorium. Metode atau cara pengambilan contoh tanah yang tepat
sesuai dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang perlu
diperhatikan.
Pengangkutan contoh tanah terutama untuk penetapan kerapatan limbak, pH
dan permeabilitas harus hati-hati. Guncangan-guncangan yang dapat merusak struktur
tanah harus dihindarkan. Dianjurkan untuk menggunakan peti khusus yang besarnya
disesuaikan dengan ukuran dan jumlah tabung.

Waktu penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama


dalam ruang yang panas akan mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan dan
aktivitas jasad mikro. Sebaliknya contoh tanah disimpan dalam ruangan yang lembab
(kelembaban relatif kurang lebih 90 % dan suhu kurabg lebih 18 % dengan variasi
cukup kecil.

III. TUJUAN

Contoh tanah utuh diambil untuk penetapan kerapatan isi, susunan pori tanah,
pF, dan permeabilitas. Contoh tanah dengan agregat utuh digunakan untuk penetapan
kemantapan agregat, sedangkan contoh tanah biasa digunakan untuk kadar air,
tekstur, kadar air optimum, dan sebagainya.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Tabung kuningan ( Copper ring )
2. Sekop
3. Bor tanah
4. Pisau yang tajam dan tipis, dan/atau gergaji kayu lapis
5. Kotak
6. Kantong plastik
7. Cangkul
8. Tutup galon
9. Karet gelang
V. CARA KERJA

Cara-cara pengambilan contoh tanah

Di dalam analisis fisika tanah diperlukan tiga macam contoh utuh, agregat
utuh, dan biasa.Pengangkutan contoh tanah harus hati-hati.Guncangan yang terjadi
terhadap contoh tanah dapat merusak struktur tanah.Gunakan peti khusus yang
besarnya disesuaikan dengan ukuran dan jumlah tabung.

Penyimpanan perlu diperhatikan . Contoh tanah yang disimpan lama dalam


ruang yang panas akan mengalami perubahan karena terjadinya pengerutan dan
aktifitas jasad mikro. Sebaiknya contoh tanah disimpan dalam ruangan yang lembab.

 Contoh tanah tak terganggu


1. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil. Kemudian letakkan
tabung tegak pada lapisan tanah tersebut. Nomor yang ada pada tabung jangan
terbalik
2. Gali tanah sekeliling tabung dengan sekop
3. Kerat tanah dengan pisau sampai mendekati tabung
4. Tekan tabung sampai tiga perempat bagiannya masuk kedalam tanah
5. Letakkan tabung lain tepat diatas tabung pertama, kemudian tekan lagi sampai
bagian bawah dari tabung ini masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm
6. Tabung beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop atau pisau
7. Pisahkan tabung kedua dengan hati-hati. Kemudian potonglah tanah kelebihan
yang ada pada bagian atas dan bawah tabung sampai rata sekali
8. Tutuplah tabung dengan tutup plastic

 Contoh tanah terganggu


1. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil. Kemudian letakkan
tabung bor tegak pada lapisan tanah tersebut.
2. Bor diputar perlahan-lahan ke arah kanan dengan disertai tekanan sampai
seluruh kepala bor terbenam
3. Bor dikeluarkan perlahan-lahan dari tubuh tanah dengan memutar pegangan
bor tanah kearah kiri disertai tarikan
4. Contoh tanah yang terbawa kepala bor dilepaskan perlahan sampai bersih dan
diusahakan tidak banyak merusak susunan tanah, masukkan kedalam plastik
5. Contoh tanah hasil pengeboran tersebut diletakkan tersusun menurut
kedalaman aslinya, sehingga akan diperoleh gambaran profil tanah

VI. HASIL PENGAMATAN

Pengambilan contoh tanah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat


kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan
contoh tanah yaitu :

1. Contoh tanah utuh (tidak terganggu), digunakan untuk penetapan berat


jenis tanah, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pf, dan
permeabilitas tanah.
2. Contoh tanah tidak utuh (terganggu), digunakan untuk penetapan kadar air
tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah.
3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate), digunakan
untuk penetapan kemantapan agregat, pontesi mengembang dan
mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (coofficient of linear
extencibility).

Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi, dan
gravitasi. Air higrokopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,
sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan
akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi.
Sedangkan air gravitasi adalh air yang tidak dapat ditahan oleh tanah, karena mudah
meresap kebawah akibat adanya gaya gravitasi.

Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan organik, bahan
organik, udara, dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri atas golongan
fraksi tanah yaitu : paisr, debu, dan liat, masing-masing fraksi mempunyai ukuran dan
sifat yang berbeda,. Tanah yang banyak nmengandung pasir akan mempunyai tekstur
yang kasar, mudah untuk diolah, mudah merembeskan air dan disebut sebagai tanah
ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air,
aerasi jelek, lengket dan sulit dalam pengolahannya sehingga disebut tanah berat.

VII. KESIMPULAN
Pengambilan contoh tanah merupakan salah satu bagian yang sangat penting
dalam penelitian tanah khususnya dalam kegiatan survei dan pemetaan tanah. Contoh
tanah yang diambil menjadi ”sample” atau mewakili (representiative) satuan-satuan
tanah. Contoh tanah merupakan refleksi dari satu titik pengamatan yang diwakili
hanya dengan beberapa kilogram tanah. Selanjutnya tanah yang hanya beberapa
kilogram dari contoh tersebut dianggap mewakili wilayah yang luas hingga puluhan
hektar atau km2.
Pengambilan contoh dilakukan setelah profil tanah dibuat dan telah
dibersihkan dari lapisan paling atas ke arah bawah, namun horizon-horizon yang
terlalu tipis atau terlalu heterogen, Horizon peralihan, tidak perlu diambil contohnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://studylibid.com/doc/413207/laporan-praktikum-contoh-tanah-di-lapangan
diunduh pada tanggal 23 Oktober 2018
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/NOMOR%2002.pdf
?secure=true diunduh pada tanggal 23 Oktober 2018
http://www.academia.edu/23473554/Pengambilan_Contoh_Tanah_Terganggu
diunduh pada tanggal 23 Oktober 2018

Você também pode gostar