Você está na página 1de 9

ARTIKEL SKRIPSI S1 PGSD

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DENGAN MEDIA POWER POINT

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 2 MUDAL

ARTIKEL

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Oleh

DENI KARTIKA SARI

NIM. 1401911006

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

ABSTRAK

Sari, Deni Kartika. 2013. ”Penerapan Model Problem Based Learning DenganMedia Power Point Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 2 Mudal”. Skripsi. Jurusan PGSD. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Yuyarti, M.Pd., Pembimbing II: Sutji
Wardhayani, S.Pd.,M.Kes.
Rendahnya aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Mudal Temanggung, hal ini dikarenakan
pembelajaran IPA difokuskan penguasaan teori dan hafalan menyebabkan kemampuan belajar peserta
didik menjadi terhambat.Pembelajara tidak melibatkan siswa. Guru tidak menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaransehingga siswa sulit memahami materi yang
disampaikan. Suasana kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan aktif dan menyenangkan. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut maka diterapkan model Problem BasedLearning dengan media power
point. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana penerapan model Problem Based
Learning dengan media power point untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2
Mudal? Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar
IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Mudal Temanggung.

Rancangan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Mudal Temanggung, meliputi
guru dan seluruh siswa kelas V tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 29 siswa. Data diperoleh dari hasil
observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan hasil belajar. Data dianalisis dengan cara analisis
kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dari rata-rata skor 12,93 pada siklus I
pertemuan 1; 17,14 siklus I pertemuan 2; 21,38 siklus II pertemuan 1; menjadi rata-rata skor 24,93 pada
siklus II pertemuan 2. Keterampilan guru mengalami peningkatan dari skor 17 dengan kriteria Cukup
pada siklus I pertemuan 1; skor 23 dengan kriteria Baik pada siklus I pertemuan 2; skor 27 dengan
kriteria Baik pada siklus II pertemuan 1; menjadi skor 30 dengan kriteria sangat baik (A) pada siklus II
pertemuan 2. Hasil Belajar siswa juga menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yaitu 62,07% pada
siklus I pertemuan 1; 72,41% pada siklus I pertemuan 2; 82,76% pada siklus II pertemuan 1, menjadi
89,66% pada siklus II pertemuan 2.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model Problem Based
Learning dengan media power point, merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar
IPA. Disarankan bagi pihak-pihak yang ingin meningkatkan aktivitas belajar, agar menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan media power point sebagai alternatif baik pada mata
pelajaran IPA maupun mata pelajaran yang lain.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Media Power Point, Aktivitas Belajar

ABSTRACT

Sari,DeniKartika. 2013."Application of Problem


BasedLearningModelWithPowerPointMediaToBoostScienceLearningActivitiesClassVstudentsof
SDN2Mudal". Thesis. PGSDmajors. Faculty of Education. Semarang State University. Supervisor I: Dra.
Yuyarti, M.Pd., SupervisorII: SutjiWardhayani, S.Pd., M.Kes.
The lowactivity offifth grade studentslearn science2MudalTemanggung Elementary School, this is
because thefocusmasterylearning sciencetheoryandrotelearning abilitiesof
learnershasbecomeobstructed. Pembelajaranotinvolvestudents. Teachersdo notusea variety of
learningmodelsin learning activitiesso thatstudentsunderstanddifficultmaterial presented. Atmosphere
oflearning activitieshas not runan activeandfun. Toovercome these problemsthenappliedthe modelof
Problem Based Learningwithmediapower point. Formulation of the problemin this research is: How
doesthe application of theProblem BasedLearningwithmediapower pointtoenhancescience
learningactivitiesfifth grade studentsof SDN2Mudal? This study aimstoincreasestudent activity,
teacherskills, andscience learningoutcomesElementary Schoolfifth grade students2MudalTemanggung.

The study designisClassroom Action Researchbystages of planning, action, observation, andreflection.


This studywas conducted in2MudalWaterfordElementary School, teachersandcoversthe entirefifth grade
studentsof the school year2012/2013as many as29students. Data collected byobservation, field notes,
documentation, andlearning outcomes. Datawere analyzedby meansof
quantitativeandqualitativeanalysis..

The results showedincreased activityofstudentson averagescore of12.93in the first cycle1 meeting;
17.14cycle Iencounter2; 21.381 meetingsecond cycle; intoan averagescore of24.93on thesecond cycle
ofthe meeting2. Skills ofteachershas increasedfroma score of 17withenoughcriteriain the first cycle1
meeting; Neithercriterionscore of 23witha meetingon the first cycle2; Neithercriterionscore of 27witha
meetingon the second cycle1; ascore of30with averygoodcriterion(A) on thecycleIImeeting2.
Studyresultsalsoshowedan increase instudents'mastery learningis62.07% in the first cycle1 meeting;
72.41% in the first cyclemeeting2; 82.76% in the second cycle1 meeting, to89.66% in the second cycle
ofthe meeting2.

Based on theresults, it canbe concludedthat theapplication of the modelof Problem Based


Learningwithmediapower point, an effective wayto improvesciencelearning activities. It is
recommendedfor thosewhowant toimprove thelearning activities, in order touse thelearning modelof
Problem Based Learningwithmediapower pointas agoodalternativetoteaching scienceandother subjects.

Keywords: Problem BasedLearning, MediaPowerPoint, LearningActivity

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan kejadian-
kejadian alam. Akan tetapi, pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah karena berbagai keterbatasan
sangat sulit untuk membawa anak ke dalam situasi nyata. Oleh karena itu untuk mengatasi keterbatasan
dalam membawa anak ke situasi nyata diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dan menarik
bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah
: Usaha sadar, terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.

Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 menjelaskan perencanaan proses pembelajaran meliputi :


Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata
pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator, tujuan, materi ajar, alokasi waktu,
metode, kegiatan, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Hal itu bertujuan untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan penyelidikan terorganisir untuk mencari pola atau keterampilan
dalam alam (Srini M.Iskandar, 1996/1997 : 1). Sedangkan IPA menurut peneliti merupakan ilmu
pengetahuan tentang gejala alam dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum yang teruji
kebenarannya melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 37, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
adalah mata pelajaran wajib dimuat dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah :Standar kelulusan untuk mata pelajaran IPA antara lain:
(1) melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan hasil pengamatannya secara lisan
dan tertulis; (2) memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan dan tumbuhan
bagi manusia, upaya pelestariannya, dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya; (3)
memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan, dan tumbuhan, serta fungsinya dan perubahan
pada makhluk hidup; (4) memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunnya,
perubahan wujud benda, dan kegunaannya; (5) memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan
manfaatnya; (6) memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan perubahan permukaan
bumi, dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan manusia.

Namun kenyataan di lapangan, pembelajarannya belum sesuai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan
hasil literasi sains anak-anak Indonesia yang dilakukan oleh the Organization for Economic Cooperation
and Development (OECD) dalam PISA (the Programme for International Student Assessment) dan
pencapaian sains anak-anakIndonesia oleh the Internasional Association for the Evaluation of Education
Achievement (IEA) dalam TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dalam
Depdiknas (2007) menyebutkan bahwa siswa kelas 1 – 6 masih minim sekalidiperkenalkan kerja ilmiah,
masih berorientasi pada penguasaan teori dan hafalan menyebabkan kemampuan belajar peserta didik
menjadi terhambat.

Pelaksanaan pembelajaran IPA, merupakan gambaran yang terjadi di SDN 2 Mudal.Berdasarkan refleksi
awal menunjukkan pembelajarannya selama ini dilakukan masih belum optimal, sering menggunakan
ceramah, sehingga kurang melibatkan siswa. Siswa hanya mendengarkan apa yang dibicarakan guru.
Sebagian besar siswa pasif, tidak bersemangat saat mengikuti pembelajaran, tidak fokus dan
konsentrasi, ramai sendiri, bahkan ada yang mengantuk. Di dukung kenyataan siswa berasal dari
keluarga yang kurang memperhatikan bidang pendidikan sehingga minat dalam belajar cukup rendah.
Guru tidak menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan pembelajaransehingga siswa sulit
memahami materi yang disampaikan. Suasana kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan nyaman
dan menyenangkan.

Didukung data pencapaian rata-rata hasil test formatif masih banyak nilai siswa kelas V semester II
tahun tahun 2012/2013 dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni 65.
Dari nilai rata-rata ketiga tes formatif 18 dari 29 siswa mengalami ketidaktuntasan dalam pembelajaran
IPA. Nilai rata-rata siswa adalah 62 dengan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 48. Data di atas
menunjukkan sebagian besar siswa kelas V SDN 2 Mudal pada mata pelajaran IPA belum mencapai
ketuntasan belajar. Dengan melihat permasalahan yang terjadi serta rendahnya hasil pencapaian belajar
siswa kelas V SDN 2 Mudal, perlu diadakannya perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat pada materi
Daur Air dan Peristiwa Alam sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa
aktif dalam membangun pengetahuannya sehingga pembelajaran menjadi bermakna, sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Eni Wulandari, “Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) pada
Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD”, menunjukkan adanya peningkatan proses dan hasil belajar IPA
kelas V semester II SD Negeri Mudal, Purworejo tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian Khoirudin Akhmad Fauzi, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Problem
Based Learning Menggunakan Media Visual Siswa Kelas IV D SDN Ngaliyan 01” menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa serta ketuntasan hasil belajar siswa tahun pelajaran
2011/2012.

Penelitian Ni Wayan Widya Yanti, “Penerapan Model PBL Berbantuan Power Point Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar PKn” menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IX IPS SMA Bhaktiyasa
Singaraja tahun pelajaran 2012/2013.

Berdasarkan diskusi peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat, untuk memecahkan masalah
pembelajaran, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa, keterampilan guru serta hasil belajar. Maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran
inovatif yaitu model Problem Based Learning.Menurut Richard I. Arends (2008:41) PBL adalah
pembelajaran memberikan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna, berfungsi sebagai
batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Maka diharapkan PBL akan membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan berpikir dan mengatasi masalah, mempelajari peran orang dewasa dan
menjadi pelajar yang mandiri.

Untuk mendukung proses pembelajaran dalam halpeningkatan aktivitas belajar dan pencapaian tujuan,
maka selain model inovatif peneliti juga menggunakan media presentasi dengan PowerPoint.Menurut
Sukiman (2011:213) Microsoft Power Point merupakan salah satu produk unggulan Microsoft
Corporation dalam program aplikasi presentasi yang paling banyak digunakan saat ini. Hal ini
dikarenakan banyak kelebihan di dalamnya dengan kemudahan yang disediakan. Pemanfaatan media
presentasi ini dapat digunakan oleh pendidik untuk mempresentasikan materi pembelajaran ataupun
tugas-tugas yang akan diberikan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka akan dilakukan penelitian tentang “Penerapan Model Problem
BasedLearning Dengan Media Power Point Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SDN
2 Mudal”

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan model PBL dengan
media power point untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal?” Adapun
rumusan masalah secara khusus sebagai berikut : 1) Apakah penerapan model PBLdengan media
PowerPointdapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Mudal ? 2)
Apakah penerapan model PBLdengan media PowerPoint dapat meningkatkan keterampilan guru dalam
pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Mudal? dan 3) Apakah penerapan model PBLdengan media
PowerPointdapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal?

Tujuan umum penelitian adalah Penerapan Model PBL Dengan Media Power Point Untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 2 Mudal. Adapun tujuan khusus penelitian adalah : 1) Untuk
meningkatkan aktivitas siswa melalui penerapan model PBL dengan media Power Point dalam
pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Mudal. 2) Untuk meningkatkan keterampilan guru melalui penerapan
model PBL dengan media Power Point dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Mudal. 3) Untuk
meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model PBL dengan media Power
Point pada siswa kelas V SDN 2 Mudal.

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut pendapat
para ahli Kurt Lewin, Stephen Kemmis, Robin MC Taggart, John Eliot, Dave Ebbut, dan sebagainya dalam
Amirudin Hatibe (2012:13) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
siswa meningkat.

Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus terdiri dari 4 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perencanaan menurut Arikunto (2009 : 23)
menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan dilaksanakan.

Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan. Dalam penelitian ini
pelaksanaan tindakan penelitian kelas menggunakan model PBL dengan media power point untuk
meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal.

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Kegiatan observasi dalam
penelitian ini dilaksanakn kolaboratif dengan observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas
siswa dalam penerapan model PBL dengan media power point untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA
siswa kelas V SDN 2 Mudal.
Kegiatan terakhir dalam tiap siklus penelitian tindakan kelas adalah refleksi yaitu kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Setelah mengkaji pelaksanaan tindakan, hasil
observasi dari observer, serta hasil belajar siswa dalam setiap siklus dapat disimpulkan apakah sudah
efektif proses pembelajaran dengan melihat ketercapaian indikator kinerja pada tiap siklus, kemudian
mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tiap siklus
(Arikunto, 2009:18-19).

Subjek penelitian adalah guru sekaligus sebagai peneliti dan siswa kelas V SDN 2 Mudal Temanggung
sebanyak 29 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 15 perempuan. Jenis data yang digunakan adalah data
kuantitatif dan kualitatif.

Tekhnik pengumpulan data penelitian adalah observasi, tes, dan catatan lapangan. Data kuantitatif
berupa data hasil belajar siswa, sedangkan data kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa dan
keterampilan guru.

Indikator keberhasilan dalam penelitian meliputi : Meningkatnya aktivitas siswa dengan kriteria nilai
rata-rata kelas minimal “Baik” (14≤skor≤21,5). Meningkatnya keterampilan guru dengan kriteria nilai
minimal “Baik” (18≤skor≤27,5). Meningkatnya hasil belajar IPA mencapai 75% siswa mengalami
ketuntasan hasil belajar individual di atas KKM (≥65).

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL dengan media powerpoint dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal Temanggung.

Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 memperoleh jumlah skor rata-rata 12,93 dengan kriteria nilai
rata-rata kelas Cukup. Siklus I pertemuan 2 jumlah skor rata-rata 17,14 dengan kriteria nilai rata-rata
kelas Baik. Siklus II pertemuan 1 jumlah skor rata-rata 21,38 dengan kriteria nilai rata-rata kelas Sangat
Baik. Siklus II pertemuan 2 jumlah skor rata-rata 24,93 dengan kriteria nilai rata-rata kelas Sangat Baik.
Peningkatan terjadi secara bertahap di setiap siklus.

Berikut diagram batang peningkatan aktivitas siswa :

Hasil observasi keterampilan guru pada siklus I pertemuan 1 memperoleh jumlah skor 17 dengan
kategori nilai Cukup. Siklus I pertemuan 2 memperoleh jumlah skor 23 dengan kategori nilai Baik. Siklus
II pertemuan 1 mendapat skor 27 dengan kategori nilai Baik. Siklus II pertemuan 2 mendapat skor 30
dengan kategori Sangat Baik. Peningkatan terjadi secara bertahap disetiap siklus.

Berikut diagram batang peningkatan keterampilan guru :


Hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL dengan media powerpoint dalam pembelajaran IPA,
mengalami peningkatan. Dari persentase ketuntasan klasikal pada siklus I pertemuan 1 sebesar 62,07%,
siklus I pertemuan 2 sebesar 72,41%, siklus II pertemuan 1 sebesar 82,07%, dan siklus II pertemuan 2
sebesar 89,66%.

Berikut diagram peningkatan hasil belajar siswa :

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model PBL dengan media power point dapat meningkatkan
aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal. Aktivitas Siswa mengalami peningkatan, dari skor 12,93
pada siklus I pertemuan 1 dengan kriteria nilai rata-rata kelas cukup menjadi 24,93 pada siklus II
pertemuan 2 dengan kriteria rata-rata kelas sangat baik. Keterampilan guru mengalami peningkatan dari
skor 17 pada siklus I pertemuan 1 dengan kriteria cukup menjadi skor 30 pada siklus II pertemuan 2
dengan kriteria sangat baik. Persentase ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan yaitu 62,07%
pada siklus I pertemuan 1 menjadi 89,66% pada siklus II pertemuan 2.

SARAN

Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah siswa diharapkan selalu aktif dalam pembelajaran,
karena aktivitas dalam pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, dalam
kegiatan pembelajaran guru diharapkan menerapkan model PBL dengan media power point sebagai
alternatif mengajarkan mata pelajaran IPA untuk meningkatkan keaktifan siswa dan pemahaman siswa
dalam menerima pembelajaran, menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, aktif dan
menyenangkan. Serta, model pembelajaran PBL dengan media power point dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPA, maka model dan media tersebut bisa dijadikan alternatif dalam
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran yang lain sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach, edisi ketujuh buku 2. Yogyakarta : Pedagogia

Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Fauzi, Khoirudin Akhmad. 2012. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Problem Based
Learning Menggunakan Media Visual Siswa Kelas IV D SDN Ngaliyan 01. FIP. Universitas Negeri
Semarang.

Harianti, Diah. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Pusat Kurikulum Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional

Hatibe, Amirudin. 2012. Metodologi Penelitian TindakanKelas. Yogyakarta : Suka Press.


Iskandar, Srini M. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah

Subana, dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta:Pedagogia

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wulandari, Eni. 2012. Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) padaPembelajaran IPA Siswa
Kelas V SD. FKIP. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Yanti, Ni Wayan Widya. 2013. Penerapan Model PBL berbantuan Power PointUntuk Meningkatkan Hasil
Belajar PKn. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha

Diposting oleh DeNnY_KaRTikA di 17.34

Você também pode gostar