Você está na página 1de 9

Analisis Laporan Keuangan

Terbagi 2 :
1. Analisis Vertikal
Analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai dari akun-akun yang
berada pada satu periode.
2. Analisis Horizontal
Metode analisis dimana kita membandingkan nilai nominal dari setiap akun
yang sama selama beberapa periode, bertujuan untuk melihat trend dari nilai
akun tersebut.

“Menurut saya analisis laporan keuangan menggunakan analisis horizontal karena


dimana kita dapat membandingkan nilai nominal dari setiap akun yang sama selama
beberapa periode, seperti pada laporan keuangan PT. Sepatu Bata Tbk ini, mereka
membandingkan nilai nominal pada periode 2015 dan 2016, sehingga dengan tujuan
untuk melihat trend dari nilai akun tersebut.”

Analisa Rasio Laporan Keuangan


Rasio yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan :
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Aktivitas
3. Rasio Profitabilitas
4. Rasio Saham

1. Rasio Likuiditas
Bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendeknya.
- Rasio lancar (Current ratio)
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu
membayar seluruh kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar) dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Current assets
Current ratio =
Current liabilities
Semakin tinggi current ratio, artinya semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

- Rasio modal kerja bersih ( Net working capital)


Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar aktiva lancar bersih
yang tersedia untuk modal kerja perusahaan.
Net working capital = Current assets – Current liabilities

- Rasio cepat (Quick ratio)


Current ratio memiliki kelemahan, karena aktiva lancar yang digunakan
untuk menghitung rasio tersebut masih mencakup persediaan. Rasio ini
memberikan gambaran lebih pasti tentang kemampuan perusahaan
membayar utang-utang jangka pendeknya.
Cash + Marketable securities + Accounts receivable
Quick ratio =
Current liabilities

2. Rasio aktivitas
Bertujuan untuk efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan
sumber daya yang dimilikinya.rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi
perusahaan dalam memanfaatkan asset untuk menghasilkan pendapatan.
- Inventory Turnover
Rasio inventory turnover adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi persediaan. Semakin tinggi rasio inventory turnover,
maka perusahaan dapat menjual persediaan dan barang tidak terlalu lama
menumpuk di gudang. Rasio inventory turnover sangat berpengaruh pada
cara pencatatan persediaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio
inventory turnover :
Cost of goods sold
Inventory turnover =
Inventory
- Receivable Turnover
Receivable turnover adalah rasio perputaran piutang yang berhasil
ditagih dan kembali digunakan untuk produksi barang dalam satu tahun.
Anda dapat menggunakan receivable turnover untuk mengukur efisiensi
sebuah perusahaan dalam memanfaatkan aset-aset. Jika rasio receivable
turnovertinggi, maka perusahaan beroperasi dengan cash basis dan
penagihan piutang berjalan lancar.
Sebaliknya rasio receivable turnover yang rendah berarti perusahaan
terlalu banyak memberi pinjaman tanpa bunga kepada pelanggan. Akibatnya
perusahaan membutuhkan modal kerja yang besar. Dalam perhitungan ini,
piutang usaha yang digunakan adalah piutang usaha yang pihak ketiga, tidak
termasuk piutang usaha berelasi dan piutang lainnya. Rumus yang digunakan
untuk menghitung rasio receivable turnover :
Net sales
Receivable turnover =
Account receivable

- Total Asset Turnover

Rasio total asset turnover bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas


perusahaan dan manajemen memanfaatkan aset perusahaan untuk
mendapatkan penjualan bersih (penjualan neto). Rumus yang digunakan
untuk menghitung rasio total asset turnover:

Net sales
Total asset turnover =
Total assets

3. Rasio Laba / Profitabilitas


Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan
penjualannya, menggunakan asetnya, maupun memutar modalnya. Para investor
dan analisis sangant memperhatikan rasio laba ini karena berkaitan dengan
harga saham dan dividen perusahaan.\
- Margin laba kotor (Gross Profit Margin)
Rasio gross profit margin bertujuan untuk mengetahui keuntungan kotor
dari bisnis inti. Keuntungan kotor adalah keuntungan dikurangi beban pokok
penjualan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio gross profit
margin:
Gross profit
Gross profit margin =
Net sales

- Margin laba operasi (Operating Profit Margin)


Rasio operating profit margin bertujuan untuk mengukur kemampuan
perusahaan mendapatkan keuntungan bisnis inti (tanpa pengaruh investasi).
Pada rasio operating profit margin, keuntungan dihitung dari keuntungan
sebelum bunga dan pajak (Earning before interest and tax – EBIT). Rumus
yang digunakan untuk menghitung rasiooperating profit margin:
Operating profit
Operating profit margin =
Net sales
- Margin laba bersih (Net Profit Margin)
Rasio net profit margin bertujuan untuk mengukur kemampuan
perusahaan mendapatkan keuntungan bersih dari seluruh penjualan tersebut.
Keuntungan bersih atau laba bersih adalah laba setelah pajak dan
pembayaran bunga. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio net
profit margin:
EAT
Net profit margin =
Net sales

- Rasio pengembalian modal (Return on Equity)


Rasio return on equity bertujuan untuk mengukur kemampuan
pengembalian keuntungan atas saham atau modal yang diinvestasikan para
pemegang saham. Return yang digunakan adalah laba bersih setelah pajak
dan bunga. Ekuitas yang digunakan adalah modal yang ditempatkan dan
disetor penuh. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio return on
equity:
EAT
Return on equity =
Equity
- Ratio Return on Asset
Rasio return on asset bertujuan untuk mengukur kemampuan
pengembalian keuntungan atas aset yang dimiliki perusahaan. Return yang
digunakan adalah laba bersih setelah pajak dan bunga. Asset yang digunakan
adalah seluruh asset, baik asset lancar maupun asset tetap. Rumus yang
digunakan untuk menghitung rasio return on asset:
EAT
Return on asset =
Total equity

- Basic Earning Power


Rasio basic earning power bertujuan untuk mengukur tingkat
keuntungan dasar (basic profitability) total aset perusahaan dalam
menghasilkan laba sebelum pajak dan bunga (EBIT). Rumus yang digunakan
untuk menghitung rasio basic earning power:
EBIT
Return on asset =
Total asset

4. Rasio Pasar
Rasio harga saham suatu perusahaan terhadap laba bersih per sahamnnya.
Rumus :
- Membagi harga per saham dengan laba bersih per saham
- Adapun laba bersih per saham atau earning per share (EPS) diperoleh
dengan rata-rata jumlah saham beredar.
- Harga saham yang dipakai untuk menghitung PE adalah harga saham pada
saat ini
- Laba bersih per saham atau EPS-nya, umumnya menggunakan EPS
perusahan dalam periode sebelumnya, misalnya satu tahun terakhir
Hasil analisis laporan keuangan berdasarkan rasio keuangan :
1. Rasio Likuiditas
- Rasio lancar (Current ratio)
Current assets
Current ratio =
Current liabilities

Rp533.900.133
=
Rp207.734.690
= 2,570 kali
Aset lancar (current assets) perusahaan besarnya 2,57 kali lipat dari utang
lancar (current liabilities), sehingga perusahaan dengan menggunakan aset
lancar (current assets) dapat membayar seluruh utang lancar (current
liabilities).

- Rasio modal kerja bersih (Net working capital)


Net working capital = Current assets – Current liabilities
= Rp533.900.133 – Rp207.734.690
= Rp326.165.443
Modal kerja besih yang dibutuhkan perusahaan selama setahun (2016) adalah
Rp326.165.443.

- Rasio Cepat (Quick rasio)


Cash + Marketable securities + Accounts receivable
Quick ratio =
Current liabilities
Rp5.738.209 +Rp0 +(Rp31.799.752+2.055.397)
=
Rp207.734.690
Rp5.738.209 + Rp 33.855.149
=
Rp207.734.690
Rp39.593.358
=
Rp207.734.690
= 0,1965 kali

2. Rasio Utang
- Inventory turnover
Cost of goods sold
Inventory turnover =
Inventory(rata−rata persediaan 2015 dan 2016)
Rp.568.351.159
=
Rp.303.372.054
= 1,871 kali
Secara rata-rata, perusahaan mampu memutar persediaan setiap 2 kali dalam
setahun.

- Receivable turnover
Sales
Receivable turnover =
Account receivable
Rp999.802.379
=
Rp33.855.149
= 29,531 kali

- Total asset turnover


Net sales
Total asset turnover =
Total assets
Rp999.802.379
=
Rp804.742.917
= 1,242 kali
Artinya, perusahaan mampu menghasilkan penjualan bersih (penjualan neto)
1,2 kali lebih besar daripada total asset yang dimiliki.

3. Rasio Laba
- Margin laba kotor (Gross profit margin)
Gross profit
Gross profit margin =
Net sales
Rp431.451.220
=
Rp999.802.379
= 43,15 %
Perusahaan mampu mencetak keuntungan kotor dari bisnis inti sebesar 43,15
% dari penjualan.

- Margin laba operasi (Operating profit margin)


Operating profit
Operating profit margin =
Net sales
Rp66.053.044
=
Rp999.802.379
= 6,606 %
Artinya, perusahaan mampu mencetak keuntungan dari bisnis inti sebesar
6,606 %.

- Margin laba bersih (Net profit margin)


EAT
Net profit margin =
Net sales
Rp42.039.071
=
Rp999.802.379
= 4,204 %
Perusahaan mampu mencetak keuntungan bersih dari bisnis inti sebesar
4,204%.

- Rasio pengembalian modal (Return on Equity)


EAT
Return on equity =
Equity
Rp42.039.071
=
Rp13.000.000
= 4,204 %

Você também pode gostar