Você está na página 1de 3

Manifestasi klinis

Perjalanan penyakit sangatlah akut mendadak dapat disertai gejala prodomal berupa demam
tinggi ( 30°C-40°C ), mulai nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan yang dapat berlangsung 2
minggu. Gejala-gejala ini dengan segera akan menjadi berat yang di tandai meningkatnya kecepatan nadi
dan pernapasan, denyut nadi melemah, kelemahan yang hebat serta menurunya kesadaran soporous
sampai koma.

Pada sindroma ini terlihat adanya trias kelainan berupa:

1. Kelainan kulit
Kelainan pada kulit dapat berua eritema,vsikal dan bulla. Eritema berbentuk cincin (pinggir
eritema tengahnya relative hiperpigmentasi) yang berkembang menjadi urtikari atau lesipapuler
berbentuk target dngan pusat ungu atau lesi sejenis dengan vesikel kecil.

2. Kelainan selaput lendir di orifisium


Kelainan selaput lendir di orifisium yang tersering ialah pada mukosa mulut/bibir
(100%),kemudian disusul dengan kelainan di lubang alat genatalia (50%), sedangkan lubang
hidung dan anus jarang.kelainan yang terjadi berupa stomatitis dengan vesikel pada bibir,lidah
mukosa mulut bagian buccal stomatitis merupakan gajala yang dini dan menyolok.

3. Kelainan mata
Kelainan pada mata merupakan 80%diantara semua kasus, yang sering terjadi ialah conjungtivitis
kataralis. Elain itu dapat terjadi conjugtivitis purulwn, pendarahan , simblafaron, ulcus
corne,iritis/iridosikitis yang pada akhrinya dapat terjadi kebutaansehingga dikenal trias yaitu
stomaitis ,conjungtivitis,balantis,uretritis.

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium : Biasanya dijumpai leukositosis atau eosinofillia. Bila disangka penyebabnya


infeksi dapat dilakukan kultur darah.
2. Histopatologi : kelainan berupa infitrat sel mononuclear , oedema dan ekstravasasi sel darah
merah, degenerasi lapisan basalis. Neklosis sel epidermal dan spongiosis dan edema intrasel
di epidermis.
3. Imunologi : dijumpai deposis IgM dan C3 dipembuluh darah dermal superficial serta terdapat
komplek imun yang mengandung IgG,IgM,IgA.
Penatalaksanan

1. Kortikosteroid
Penggunaan obat kortikosteroid merupakan tindakan life-saving. Pada sindrom stevens-
johnson yang ringan cukup diobati dengan prednisone dengan dosis 30-40 mg/hari.pada
bentuk yang berat , ditandai dengan kesadaran yang menurun dan kelainan yang
menyeluruh,digunakan dexametason intravena dengan dosis aal 4-6x5 mg/hari.setelah dosis
mencapai 5mg shari lalu diganti dengan tablet prednisone yang diberikan pada keesokan
harinya dengan dosis 20mg sehari. Pada hari, berikutnya dosis diturunkan menjadi 10mg,
kemudian obat tersebut dihentikan.jadi lama pengobatan kira-kira 10hari.

2. Antibiotika
Penggunaan antibiotika dimaksudkan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat efek
imunosupresis kortikosteroid yang dipakai pada dosis tinggi. Antibiotika yang dipilih
hendaknya yang jarang menyebabkan alergi,berspektrum luas dan bersifat bakterisidal.dahulu
bisa digunakan gentamisin dengan dosis 2x60-80 mg/hari.sekarang dipakai netilmisin sulfat
dengan dosis 6mg/kg BB/hari,dosis dibagi dua.

3. Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit dan nutrisi


Hal ini perlu diperhatikan karena penderita mengalami kesukaran atau kesadaran yang
menurun. Untuk ini dapat di berikan infuse berupa glukosa 5%atau larutan darrow.

4. Transfuse Darah
Bila dengan terapi diatas belum tampak tanda-tanda perbaikan dalam 2-3 hari, maka dapat
diberikan transfuse darah sebanyak 300-500 cc setiap hari selama 2 hari berturut-turut.tujuan
pemberian darah ini untuk memperbaiki keadaan umum dan menggantikan kehilangan darah
pada kasus dengan purpura yang luas.

5. Perawatan tropical
Untuk lesi kulit yag erosive dapat diberikan sofratulle yang bersifat sebagai protektif dan
antiseptic atau krem sulfadiazine perak. Sedangkan untuk lesi dimulut dapat diolesi dengan
kenalog in orabase.

Você também pode gostar