Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
dr. Ika Dewi Ristiyati
Pembimbing:
dr. Rola Astuti
1
Kasus 1
Tanggal Presentasi :
2
Data untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis
Pasien mengeluh merasakan nyeri seluruh lapang perut 3 hari yang lalu, yang
semakin bertambah rasa nyerinya terutama untuk aktivitas, selain itu pasien
mengatakan bahwa dirinya sekarang dalam kondisi lemas sebelum masuk rs,
pasien mengalami muntah sebanyak lima kali, muntah cairan dan makanan
yang baru saja dimakan, buang air besar cair sebanyak tiga kali, buang air
besar warna kuning disertai ampas tanpa adanya lendir dan darah, pasien juga
mengalami demam tinggi satu hari ini penurunan nafsu makan. Pasien
menyatakan bahwa dia belum mendapat terapi untuk gejala yang dia rasakan
sekarang.
Pernah mengalami penyakit yang serupa dan dirawat di rumah sakit dengan
tidak dapat mengingat nama antibiotik tersebut. Pasien tidak memiliki riwayat
jantung lainnya, Pasien juga tidak memiliki riwayat alergi terhada obat
ataupun makanan.
4. Riwayat Keluarga
Tidak Ada
3
5. Lain-lain :
a. Pemeriksaan Fisik
Paru
Inspeksi:Simetris
Kanan/Kiri,Ketinggalan
Gerak (-),Massa (-)
Palpasi:Fremitus
Normal,Nyeri Tekan (-)
Perkusi: Sonor
Auskultasi:SDV(+/+)Rh(-
/-)Wh(-/-)
Abdomen
Inspeksi:Permukaan Perut
Distended
Auskultasi:Peristaltik
Meningkat
Perkusi:Tympani
4
Palpasi:Nyeri Tekan
Inguinalis Dextra,Teraba
Massa(-)
Murphy’s Sign (-)
Defans Muskuler (-)
Rebound Test(+)
Obturatour Sign(-)
Psoas Sign(-)
Rovsign Sign(+)
ALVARADO SCORE:9
Ekstermitas:Ekstermitas
Atas & Bawah,Tidak Ada
Deformitas,Tidak Ada
Edema,Perfusi Kapiler
Baik,Tidak Anemis,Akral
Hangat
8-11- Demam(-) Keadaan Umum: Tampak Appendicitis IUFD D5:RL
2017 Nyeri Sakit Sedang & Lemas 20tpm
Seluruh Vital Sign:
Lapang TD:90/60mmHg Injeksi:
Perut (+) N:90x/m Ceftri
Mual(+) T:37,2°C -axone 1gr
Muntah(-) SpO2:99% /12jam
BAB Cair Kepala/Leher:Konjunctiva
(-) Anemis(-/-) Sklera Ikterik Ondan
(-/-) Mata,Hidung,Telinga -centron
Dalam Batas Normal, JVP 4mg
(-/-) PKGB (-/-) /8jam
Thorax:
Jantung Antrain
Inspeksi:Ictus Cordis Tak 1Amp
Tampak,Massa(-) /8jam K/P
Palpasi:Ictus Cordis
Teraba Tak Kuat Angkat USG Abdo
Perkusi:Batas Jantung -men
Normal
Auskultasi:BJI/BJII
Reguler,Bising(-)
Paru
Inspeksi:Simetris
Kanan/Kiri,Ketinggalan
Gerak (-),Massa (-)
Palpasi:Fremitus
Normal,Nyeri Tekan (-)
Perkusi: Sonor
5
Auskultasi:SDV(+/+)Rh(-
/-)Wh(-/-)
Abdomen
Inspeksi:Permukaan Perut
Distended
Auskultasi:Peristaltik
Normal
Perkusi:Tympani
Palpasi:Nyeri Tekan
Inguinalis Dextra,Teraba
Massa(-)
Defans Muskuler (-)
Rebound Test(+)
Obturatour Sign(-)
Psoas Sign(-)
Rovsign Sign(+)
ALVARADO SCORE:9
Ekstermitas:Ekstermitas
Atas & Bawah,Tidak Ada
Deformitas,Tidak Ada
Edema,Perfusi Kapiler
Baik,Tidak Anemis,Akral
Hangat
9-11- Demam(-) Keadaan Umum: Tampak Appendicitis IUFD D5:RL
2017 Nyeri Sakit Sedang & Lemas Chronic 20tpm
Seluruh Vital Sign: Eksaserbasi
Lapang TD:80/70mmHg Acute Injeksi:
Perut (+) N:90x/m Ceftri
Mual(+) T:37,5°C -axone 1gr
Muntah(-) SpO2:99% /12jam
BAB Cair Kepala/Leher:Konjunctiva
(-) Anemis(-/-) Sklera Ikterik Ondan
(-/-) Mata,Hidung,Telinga -centron
Dalam Batas Normal, JVP 4mg
(-/-) PKGB (-/-) /8jam
Thorax:
Jantung Antrain
Inspeksi:Ictus Cordis Tak 1Amp
Tampak,Massa(-) /8jam K/P
Palpasi:Ictus Cordis
Teraba Tak Kuat Angkat Pumpitor
Perkusi:Batas Jantung 1x1
Normal
Auskultasi:BJI/BJII Per Oral:
Reguler,Bising(-) Sucralfat
6
4x1cth
Paru
Inspeksi:Simetris Co.dr
Kanan/Kiri,Ketinggalan Bambang
Gerak (-),Massa (-) Sp.B
Palpasi:Fremitus
Normal,Nyeri Tekan (-)
Perkusi: Sonor
Auskultasi:SDV(+/+)Rh(-
/-)Wh(-/-)
Abdomen
Inspeksi:Permukaan Perut
Distended
Auskultasi:Peristaltik
Normal
Perkusi:Tympani
Palpasi:Nyeri Tekan
Inguinalis Dextra,Teraba
Massa(-)
Defans Muskuler (-)
Rebound Test(+)
Obturatour Sign(-)
Psoas Sign(-)
Rovsign Sign(+)
ALVARADO SCORE:9
Ekstermitas:Ekstermitas
Atas & Bawah,Tidak Ada
Deformitas,Tidak Ada
Edema,Perfusi Kapiler
Baik,Tidak Anemis,Akral
Hangat
7
(-/-) PKGB (-/-) /8jam K/P
Thorax:
Jantung Antrain
Inspeksi:Ictus Cordis Tak 1Amp
Tampak,Massa(-) /8jam K/P
Palpasi:Ictus Cordis
Teraba Tak Kuat Angkat Pumpitor
Perkusi:Batas Jantung 1x1
Normal
Auskultasi:BJI/BJII Per Oral:
Reguler,Bising(-) Sucralfat
4x1cth
Paru HepaQ3x1
Inspeksi:Simetris Co.dr
Kanan/Kiri,Ketinggalan Bambang
Gerak (-),Massa (-) Sp.B
Palpasi:Fremitus Rencana
Normal,Nyeri Tekan (-) Operasi Hari
Perkusi: Sonor Ini Pk 22.00
Auskultasi:SDV(+/+)Rh(-
/-)Wh(-/-) Laporan
Operasi
Abdomen Terlampir Di
Inspeksi:Permukaan Perut Bawah
Distended Table.
Auskultasi:Peristaltik
Normal
Perkusi:Tympani
Palpasi:Nyeri Tekan
Inguinalis Dextra,Teraba
Massa(-)
Defans Muskuler (-)
Rebound Test(+)
Obturatour Sign(-)
Psoas Sign(-)
Rovsign Sign(+)
ALVARADO SCORE:9
Ekstermitas:Ekstermitas
Atas & Bawah,Tidak Ada
Deformitas,Tidak Ada
Edema,Perfusi Kapiler
Baik,Tidak Anemis,Akral
Hangat
8
11-11- Nyeri Keadaan Umum: Tampak Appendicitis Alih Rawat
2017 Luka Post Baik & Sakit Ringan Chronic dr.Bambang
Operasi, Vital Sign: Eksaserbasi Sp.B
Demam(-) TD:90/70mmHg Acute Post Injeksi
Pusing(-) N:90x/m Appendektomi Ceftriaxone
Mual(-) T:37°C H1 2x 1gr
Muntah(-) SpO2:99% Ketorolac
Status General:Dalam 3x30gr
Batas Normal Kalnex
Status Lokalis:Abdomen, 3x500mg
Regio Inguinalis
Dextra:Tampak Luka,
Eritematous(+) Nyeri (+)
Pus(-) Luka Kering (+)
12-11- Nyeri Keadaan Umum: Tampak Appendicitis Injeksi
2017 Luka Post Baik & Sakit Ringan Chronic Ceftriaxone
Operasi Vital Sign: Eksaserbasi 2x 1gr
Berkurang, TD:90/70mmHg Acute Post Ketorolac
Demam(-) N:90x/m Appendektomi 3x30gr
Pusing(-) T:36,7°C H2 Kalnex
Mual(-) SpO2:99% 3x500mg
Muntah(-) Status General:Dalam
Batas Normal
Status Lokalis:Abdomen,
Regio Inguinalis
Dextra:Tampak Luka,
Eritematous(-) Nyeri (+)
Pus(-) Luka Kering (+)
13-11- Nyeri Keadaan Umum: Tampak Appendicitis BLPL
2017 Luka Post Baik Chronic Asam
Operasi(-) Vital Sign: Eksaserbasi Mefenamat
Demam(-) TD:110/80mmHg Acute Post 3x500mg
Pusing(-) N:90x/m Appendektomi Siprofloxacin
Mual(-) T:36,5°C H3 3x500mg
Muntah(-) SpO2:99%
Status General:Dalam
Batas Normal
Status Lokalis:Abdomen,
Regio Inguinalis
Dextra:Tampak Luka,
Eritematous(-) Nyeri (-)
Pus(-) Luka Kering (+)
9
b. Pemeriksaan Penunjang
P:11,5-15,5 gr/dl
P=30-40 Mm/Jam
P 0,5-1,0 Mg/dl
SGOT 64 L 37 P 31 Mg/dl
SGPT 39 L 42 P 32 Mg/dl
10
USG 9 November 2017
11
Kesimpulan: Frekuensi 92 Bpm
Rytme Regular
Irama Sinus
Normal ECG
CT 6”52” 1-9
BT 2”40” 1-3
12
c. Laporan Operasi
appendektomi
IUFD RL 20 TPM
Inj Ketorolac 3 x 30 mg
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Kerja
13
2. Subyektif
keluhan demam sejak kemarin pagi dan merasakan nyeri seluruh lapang
perut yang semakin bertambah rasa nyerinya terutama untuk aktivitas, selain
sebelum masuk rs, pasien mengalami muntah sebanyak lima kali, buang air
pasien ini, mengalami sakit perut dimana dirasakan pertama kali di ulu
hati, diikuti dengan mual dan muntah, serta demam ringan. Nyeri
titik Mc Burney juga dirasakan pada penekanan iliaka kiri, yang biasa
2. Pemeriksaan Fisik
14
Abdomen
Inspeksi:Permukaan Perut Distended
Auskultasi:Peristaltik Meningkat
Perkusi:Tympani
Palpasi:Nyeri Tekan Inguinalis Dextra,Teraba Massa(-)
Murphy’s Sign (-)
Defans Muskuler (-)
Rebound Test(+)
Obturatour Sign(-)
Psoas Sign(-)
Rovsign SigAn(+)
ALVARADO SCORE:9
64/39.
4. Assessment
15
Definisi1
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis.
Appendix merupakan organ tubular yang terletak pada pangkal usus besar yang
berada di perut kanan bawah dan organ ini mensekresikan IgA namun seringkali
menimbulkan masalah bagi kesehatan. Peradangan akut Appendix atau
Appendicitis acuta menyebabkan komplikasi yang berbahaya apabila tidak segera
dilakukan tindakan bedah.
Epidemiologi2
Appendicitis merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling sering
ditemukan. Appendicitis dapat mengenai semua kelompok usia, meskipun tidak
umum pada anak sebelum usia sekolah.
Diagnosis Appendicitis acuta pada anak kadang-kadang sulit. Hanya 50-
70% kasus yang bisa didiagnosis dengan tepat pada saat penilaian awal. Angka
appendectomy negatif pada pasien anak berkisar 10-50%. Riwayat perjalanan
penyakit pasien dan pemeriksaan fisik merupakan hal yang paling penting dalam
mendiagnosis Appendicitis. Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur.
Namun jarang pada anak kurang dari satu tahun. Rasio pria : wanita = 1,2-1,3 : 1.
Etiologi3
Obstruksi
Obstruksi lumen adalah penyebab utama pada Appendicitis acuta. Fecalith
merupakan penyebab umum obstruksi Appendix, yaitu sekitar 20% pada anak
dengan Appendicitis akut dan 30-40% pada anak dengan perforasi Appendix.
Bakteriologi
Flora pada Appendix yang meradang berbeda dengan flora Appendix normal.
Sekitar 60% cairan aspirasi yang didapatkan dari Appendicitis didapatkan bakteri
jenis anaerob, dibandingkan yang didapatkan dari 25% cairan aspirasi Appendix
yang normal. Diduga lumen merupakan sumber organisme yang menginvasi
mukosa ketika pertahanan mukosa terganggu oleh peningkatan tekanan lumen dan
iskemik dinding lumen. Flora normal Colon memainkan peranan penting pada
16
perubahan Appendicitis acuta ke Appendicitis gangrenosa dan Appendicitis
perforata
Peranan lingkungan: diet dan higiene
Diet dengan kandungan serat rendah, lebih banyak lemak, dan gula buatan
berhubungan dengan kondisi tertentu pada pencernaan. Diet rendah serat berperan
pada perubahan motilitas, flora normal, dan keadaan lumen yang mempunyai
kecenderungan untuk timbul fecalith.
Pemeriksaan5
17
Anak-anak dengan Appendicitis biasanya lebih tenang jika berbaring dengan
gerakan yang minimal. Anak yang menggeliat dan berteriak-teriak, pada akhirnya
jarang didiagnosis sebagai Appendicitis, kecuali pada anak dengan Appendicitis
letak retrocaecal. Pada Appendicitis letak retrocaecal, terjadi perangsangan ureter
sehingga nyeri yang timbul menyerupai nyeri pada kolik renal.
Penderita Appendicitis umumnya lebih menyukai sikap jongkok pada paha
kanan, karena pada sikap itu Caecum tertekan sehingga isi Caecum berkurang.
Hal tersebut akan mengurangi tekanan ke arah Appendix sehingga nyeri perut
berkurang.
18
Rovsing’s sign
Jika LLQ ditekan, maka terasa nyeri di RLQ. Hal ini menggambarkan iritasi
peritoneum. Sering positif pada Appendicitis namun tidak spesifik.
Psoas sign
Pasien berbaring pada sisi kiri, tangan kanan pemeriksa memegang lutut
pasien dan tangan kiri menstabilkan panggulnya. Kemudian tungkai kanan
pasien digerakkan dalam arah anteroposterior. Nyeri pada manuver ini
menggambarkan kekakuan musculus psoas kanan akibat refleks atau iritasi
langsung yang berasal dari peradangan Appendix. Manuver ini tidak
bermanfaat bila telah terjadi rigiditas abdomen.
19
Cara melakukan Obturator sign
20
Nyeri pada daerah cavum Douglasi terjadi bila sudah ada abscess di cavum
Douglasi atau Appendicitis letak pelvis.
Nyeri pada pemeriksaan rectal toucher pada saat penekanan di sisi lateral
Dunphy’s sign (nyeri ketika batuk)
5. Tatalaksana6
menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih
cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah, akan tetapi terdapat
Pengobatan:
Non-farmakologis
Farmakologis
21
o Jika diagnosis klinis jelas tindakan paling tepat adalah
Terapi di Bhayangkara :
- Infus RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 3x 1g
operasi.
22
DAFTAR PUSTAKA
5. Russell RCG, Williams NS, Bulstrode CJK. Editors. Bailey and Love’s
Short Practice of Surgery. 24th Ed. London: Arnold. 2014.
23