Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
Ion besi (II) dapat mudah dioksidasi menjadi besi (III), maka merupakan zat
pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, sifat pereduksi semakin
kuat. Dalam suasana netral atau basa, oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi
ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk
waktu yang agak lama (Annisa, 2008).
Garam besi (II) yang terpenting adalah garam besi (II) sulfat. Garam ini
dapat diperoleh dengan cara melarutkan besi atau besi (II) sulfida dalam asam
sulfat encer. Setelah larutan disaring, diuapkan akan mengkristal FeSO 4.7H2O
yang berwarna hijau. Dalam skala besar, garam ini dibuat dengan cara
mengoksidasi perlahan-lahan FeS2 oleh udara yang mengandung air. Bentuk yang
umum adalah vitriol hijau FeSO4.7H2O, mengkristal dalam bentuk monoklir.
Garam ini isomorf dengan garam Epsom MgSO4.7H2O.
Besi (II) sulfat dengan garam sulfat dari logam alkali dapat membentuk
garam rangkap dengan rumus umum : M’2Fe(SO4)2.6H2O dengan M’ adalah K,
Rb, Cs, atau NH4. Jika jumlah mol yang sama masing-masing dari besi (II) sulfat
dan amonium sulfat dilarutkan sampai jenuh dalam air panas. Dalam pembuatan
larutan amonium sulfat, asam sulfat 10 % dinetralkan dengan amonia, sedangkan
ke dalam larutan besi (II) sulfat ditambahkan sedikit asam sulfat, dimana asam
digunakan untuk mengoksidasi logam besi (Fe) menjadi ion Fe 2+. Kemudian ion
Fe2+ akan bergabung dengan ion sulfat (SO42-) menjadi garam besi sulfat.
Kemudian kedua larutan di campur, pada pendinginan akan mengkristal garam
berbentuk monoklin berwarna hijau kebiru-biruan. Garam ini adalah besi (II)
amonium sulfat, (NH4)2 Fe(SO4).6H2O atau disebut garam Mohr (Achmad, 1990).
Garam Mohr (NH4)2 Fe(SO4).6H2O cukup stabil di udara dan terhadap
hilangnya air serta larutannya tidak mudah dioksidasi oleh oksigen di atmosfir.
Garam Mohr umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe 2+ bagi analisis
volumetri untuk menstandarkan kalium permanganat atau kalium dikromat dan
sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sedangkan FeSO4.7H2O
secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning coklat bila dibiarkan dalam
udara. Penambahan HCO3- atau SH- kepada larutan akua Fe2+ berturut-turut
mengendapkan FeCO3 dan FeS. Ion Fe2+ teroksidasi dalam larutan asam oleh
udara menjadi Fe3+. Dengan ligan-ligan selain air yang ada, perubahan nyata
2
dalam potensial bias terjadi, dan sistem FeII – FeIII merupakan contoh yang baik
sekali mengenai efek ligan kepada kestabilan relatif dari tingkat oksidasi.
3.2. Bahan
Tabel 2. Bahan Untuk Percobaan
No. Nama Bahan Jumlah
1. Serbuk besi 7,0028 gram
2. Larutan H2SO4 pekat 26,04 mL
3. Aquades Secukupnya
4. Larutan amonia pekat 0,025 Liter
3
dan larutan H2SO4 10%
bening tak berwarna yang
dibuat dengan
melarutkanasam sulft pekat
dengan menggunakan
aquades 100mL
4
disaring diperoleh filtrat berwarna
ketika masih hijau muda dan residu
panas. berupa endapan hitam yang
merupakan besi yang tidak
larut.
Larutan B: (NH4)2SO4
1. Sebanyak 100 Kedua larutan pada 2 NH4OH + H2SO4 → (NH4)2SO4 + 2
mL H2SO4 awalnya bening tak H2O
10% berwarna. H2SO4 yang
dinetralkan bersifat asam ditambahkan
5
dengan dengan ammonia sampai
ammonia. larutan memiliki pH netral.
Larutan diuji dengan
menggunaan kertas
lakmus, didapat hasil
kertas lakmus merah tetap
merah
6
telah jenuh.
7
3. Kristal yang Setelah kristal dilarutkan
didapat ke dalam sedikit air panas
dilarutkan kemudian diuapkan dan
kembali didinginkan kembali.
dengan Terbentuk kristal yang
menggunakan berwarna hijau muda.
air panas, lalu
dibiarkan
mengkristal.
V. Pembahasan
Pembuatan Larutan FeSO4
Dalam pratikum pembuatan garam Mohr yaitu dibuat dengan mereaksikan
FeSO4 dengan (NH4)2SO4. Tahap yang pertama yang dilakukaun yaitu pembuatan
larutan FeSO4, yaitu sebanyak 7,0001 gram besi yang berwarna abu kehitaman
dilarutkan dengan 100 mL asam sulfat 10% yang dibuat dengan mengencerkan
larutan asam sulfat pekat dengan menggunakan 100 mL aquades dan larutannya
8
yaitu bening tak berwarna dan dihasilkan larutan berwarna abu-abu. Ketika serbuk
besi dilarutkan ke dalam asam sulfat terbentuk gelembung gas serta timbul panas
pada gelas kimia yang menandakan reaksi merupakan reaksi eksoterm. Secara
teoritis, gelembung gas yang timbul ini merupakan gas H 2 yang terbentuk sesuai
dengan reaksi di bawah.
Fe (s) + H2SO4 (aq) → FeSO4 (aq) + H2 (g)
Selain terbentuknya gas H2, terbentuk pula larutan yang berwarna abu-abu.
Selanjutnya dilakukan pemansan pada campuran dan lama-kelamaan larutan
berubah menjadi berwarna hijau. Dilakukan pemenasan bertujuan
untukmempercepat terjadinya reaksi dam melarutkan seluruh serbuk besi. Namun
berdasarkan hasil pengamatan tidak semua besi terlarut walaupun dilakukan
pemanasan. Secara teoritis, berubahnya larutan yang semula abu-abu menjadi
hijau menandakan telah terbentuknya Fe2+ yang mana dalam hal ini berupa FeSO4.
Terbentuknya Fe2+ dikarenakan H2SO4 mengoksidasi logam Fe menjadi ion logam
Fe2+. Dilakukan pemansan pada suhu yang tinggi bertujuan utuk mencegah Fe 2+
teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna coklat. Jika pemanasan dilakukan pada
suhu yang terlalu tinggi maka yang terbentuk adalah Fe 3+ yang ditandai dengan
berubahnya larutan menjadi coklat.
Setelah dilaakukan pemansan kemudian dilakukan penyaringan dan
dilakukan dalam keadaan panas. Dilakukan penyaringan betujuan untuk
memisahkan larutan dari besi yang belum larut ataupun endapan dalam system.
Proses penyaringan dilakukan dalam keadaan panas bertujuanuntuk mencegah
terbentuknya kristal dari FeSO4, dimana secara teoritis FeSO4 akan mengkristal
pada suhu rendah. Jika penyaringan dilakukan selagi panas maka FeSO4 tidak
akan bergabung dengan kontaminan. Namun jika disaring dalam keadaan dingin
maka kontaminan akan terjebak dalam kristal FeSO4 dan nantinya akan
berpengaruh pada perhitungan. Berdasarkan hasil pengamatan, filtrat yang
diperoleh berupa larutan yang berwarna hijau dan residu berupa endapan yang
berwarna hitam.
Pada prosedur selanjutnya, larutan FeSO4 diasamkan dengan penambahan 3
tetes H2SO4 10%. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
teroksidasinya Fe2+ karena dalam kondisi yang kurang asam Fe 2+ dapat teroksidasi
menjadi Fe3+. Disamping itu ion Fe2+ juga dapat teroksidasi dalam suasana netral
9
dan kontak dengan udara sehingga larutan harus sedikit asam jika ingin disimpan
dalam waktu yang relatif lama. Setelah ditambahkan sedikit asam sulfat pada
larutan, larutan tidak mengalami perubahan warna. Larutan ini kemudian
diuapkan, hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam larutan FeSO4.
Penguapan dihentikan ketika sudah mulai terbentuk kristal pada dinding gelas
kimia. Hal ini menandakan larutan sudah jenuh, atau dengan kata lain kandungan
airnya sudah berkurang. Berdasarkan hasil pengamatan, kristal yang terbentuk
berwarna hijau.
10
mengental maka larutan tersebut jenuh. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan
menjadi jenuh ketika volume larutan telah berkurang seperempatnya.
11
dijadikan satu. Setelah kering, kristal garam Mohr ((NH 4)2Fe(SO4)2.6H2O)
ditimbang dan diperoleh massa kristal sebanyak 15,5070 gram. Untuk mengetahui
rendemen dan kemurnian kristal ditentukan dengan cara menentukan kadar Fe2+
dalam larutan garam Mohr yang dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut.
Perhitungan Teoritis
1) Menghitung Mol Fe
massa 7,0001 gran
Mol Fe 0,125 mol
massa molar 55,85 gram/mol
x % x 10
M
massa molar zat
1,84 gram/mL x 10 x 10
98,08 gram/mol
184 gram/mL
1,876 M
98,08 gram/mol
12
Jadi mol larutan FeSO4 = 0,125 mol
227,5 gram/mL
13,38 M
17 gram/mol
13
7) Menghitung Rendemen
Massa garam Mohr hasil penimbangan = 15,5070 gram
massa hasil penimbangan
% rendemen 100%
massa teoritis
15,5070 gram
100%
49 gram
= 31,64%
Adanya perbedaan massa kristal garam Mohr hasil eksperimen dengan massa
kristal secara teoritis mungkin dikarenakan dalam praktikum yang dilakukan
masih ada garam Mohr yang belum terkristal.
55,85 15,5070
= x
392 392
= 0,142 x 0,04
= 0,0057 mol
0,318345 gram
= 15,5070 gram x100%
= 2,05%
VI. KESIMPULAN
14
3. Kristal garam Mohr, (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O dapat dibuat dengan
mereaksikan larutan FeSO4 jenuh dengan (NH4)2SO4 jenuh dalam keadaan
panas dimana garam mohr yang didapat sebanyak 15,5070 gram.
4. Rendemen hasil praktikum yang diperoleh sebesar 31,64% dan kadar Fe2+
dalam garam Mohr hasil sintesis sebesar 2,05%.
Lembar kerja
1) Berat sebuk besi = 7,0001 gram
Jumlah mol FeSO4 = 0,125 mol
15
Daftar Pustaka
16