Você está na página 1de 16

PERCOBAAN V

GARAM MOHR ((NH4)2Fe(SO4)2.6H2O)


I. Tujuan
1.1. Membuat larutan FeSO4 dari bubuk logam Fe.
1.2. Membuat larutan (NH4)2SO4.
1.3. Mensintesis kristal garam Mohr, (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O.
1.4. Menentukan rendemen dan kadar Fe2+ dalam garam Mohr hasil sintesis.

II. Dasar Teori


Besi berasal dari bahasa Latin yaitu ferro (Fe). Besi adalah logam yang
menempati urutan kedua dari logam-logam yang pada umumnya terdapat pada
kerak bumi. Besi merupakan logam yang terletak pada golongan VIIB dan periode
4. Dalam senyawa, bilangan oksidasi dari besi yaitu +2 dan +3 namun yang lebih
stabil adalah senyawa besi (III). Hal ini dapat dilihat dari konfigurasi elektron
terluarnya. Besi (II) memiliki konfigurasi elektron terluar d64s0 sedangkan besi
(III) memiliki konfigurasi elektron terluar d54s0. Orbital d terdiri dari 5 orbital.
Untuk senyawa besi (III) masing-masing orbital ini terisi satu elektron (setengah
penuh). Sedangkan dalam senyawa besi (II) empat orbital d ini masing-masing
terisi satu elektron dan satu orbital lagi terisi oleh dua elektron.
Adapun sifat-sifat yang dimiliki dari unsur besi yaitu sifat fisika diantaranya
berkilau dengan warna keabuan, berwujud padat, mempunyai titik leleh 1811 K
dan titik didih 3134 K, merupakan logam feromagnetik dan sebagai penghantar
listrik yang baik. Sifat kimianya antara lain: merupakan logam peralihan,
oksidanya merupakan oksida amfoter, mudah teroksidasi dalam udara yang
lembab (terkorosi) dan terbentuknya karat (Fe2O3.nH2O). Besi dapat mengalami
perkaratan lebih lanjut, sehingga biasanya besi di tutup dengan lapisan logam zat
– zat lain seperti timah, nikel, seng dan lain - lain.
Logam besi cukup reaktif sehingga terdapat sebagai senyawa dengan unsur
lain pada bijinya. Bijih besi biasanya mengandung Fe2O3 yang dikotori oleh pasir
(SiO2) sekitar 10% serta sedikit senyawa sulfur, fosfor, aluminium dan mangan.
Besi dapat pula dimagnetkan. Bijih besi yang terpenting yang terdiri dari
oksidanya yaitu hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), yang terbentuk melalui
penurunan oleh karbon pada suhu sekitar 2000°C.

1
Ion besi (II) dapat mudah dioksidasi menjadi besi (III), maka merupakan zat
pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, sifat pereduksi semakin
kuat. Dalam suasana netral atau basa, oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi
ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk
waktu yang agak lama (Annisa, 2008).
Garam besi (II) yang terpenting adalah garam besi (II) sulfat. Garam ini
dapat diperoleh dengan cara melarutkan besi atau besi (II) sulfida dalam asam
sulfat encer. Setelah larutan disaring, diuapkan akan mengkristal FeSO 4.7H2O
yang berwarna hijau. Dalam skala besar, garam ini dibuat dengan cara
mengoksidasi perlahan-lahan FeS2 oleh udara yang mengandung air. Bentuk yang
umum adalah vitriol hijau FeSO4.7H2O, mengkristal dalam bentuk monoklir.
Garam ini isomorf dengan garam Epsom MgSO4.7H2O.
Besi (II) sulfat dengan garam sulfat dari logam alkali dapat membentuk
garam rangkap dengan rumus umum : M’2Fe(SO4)2.6H2O dengan M’ adalah K,
Rb, Cs, atau NH4. Jika jumlah mol yang sama masing-masing dari besi (II) sulfat
dan amonium sulfat dilarutkan sampai jenuh dalam air panas. Dalam pembuatan
larutan amonium sulfat, asam sulfat 10 % dinetralkan dengan amonia, sedangkan
ke dalam larutan besi (II) sulfat ditambahkan sedikit asam sulfat, dimana asam
digunakan untuk mengoksidasi logam besi (Fe) menjadi ion Fe 2+. Kemudian ion
Fe2+ akan bergabung dengan ion sulfat (SO42-) menjadi garam besi sulfat.
Kemudian kedua larutan di campur, pada pendinginan akan mengkristal garam
berbentuk monoklin berwarna hijau kebiru-biruan. Garam ini adalah besi (II)
amonium sulfat, (NH4)2 Fe(SO4).6H2O atau disebut garam Mohr (Achmad, 1990).
Garam Mohr (NH4)2 Fe(SO4).6H2O cukup stabil di udara dan terhadap
hilangnya air serta larutannya tidak mudah dioksidasi oleh oksigen di atmosfir.
Garam Mohr umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe 2+ bagi analisis
volumetri untuk menstandarkan kalium permanganat atau kalium dikromat dan
sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sedangkan FeSO4.7H2O
secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning coklat bila dibiarkan dalam
udara. Penambahan HCO3- atau SH- kepada larutan akua Fe2+ berturut-turut
mengendapkan FeCO3 dan FeS. Ion Fe2+ teroksidasi dalam larutan asam oleh
udara menjadi Fe3+. Dengan ligan-ligan selain air yang ada, perubahan nyata

2
dalam potensial bias terjadi, dan sistem FeII – FeIII merupakan contoh yang baik
sekali mengenai efek ligan kepada kestabilan relatif dari tingkat oksidasi.

III. Alat dan Bahan


3.1. Alat
Tabel 1. Alat Untuk Percobaan
No Nama Alat Jumlah No Nama Alat Jumlah
1. Kaca arloji 2 buah 10. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
2. Gelas kimia 100 mL 3 buah 11. Cawan penguapan 1 buah
3. Gelas ukur 25 mL 1 buah 12. Neraca analitik 1 buah
4. Pipet tetes 2 buah 13. Gelas kimia 500 mL 1 buah
5. Spatula 2 buah 14. Labu ukur 250 mL 1 buah
6. Pemanas/heater 1 buah 15. Kertas lakmus secukupnya
7. Corong 1 buah
8. Batang pengaduk 1 buah
9. Kertas saring Secukupnya

3.2. Bahan
Tabel 2. Bahan Untuk Percobaan
No. Nama Bahan Jumlah
1. Serbuk besi 7,0028 gram
2. Larutan H2SO4 pekat 26,04 mL
3. Aquades Secukupnya
4. Larutan amonia pekat 0,025 Liter

IV. Prosedur dan Hasil Pengamatan


Prosedur Persamaan Reaksi
No. Hasil Pengamatan
Kerja
a. Larutan A: FeSO4
1. Sebanyak 7 Serbuk besi berwarna abu Fe(s) + H2SO4(aq) → FeSO4(aq) + H2(g)
gram besi kehitaman dengan massa
dilarutkan ke 7,0001 gram
dalam 100 mL
H2SO4 10%

3
dan larutan H2SO4 10%
bening tak berwarna yang
dibuat dengan
melarutkanasam sulft pekat
dengan menggunakan
aquades 100mL

2. Larutan Larutan dipanaskan dalam


dipanaskan ruang asam sampai semua
sampai Fe larut dan terbentuk
hampir semua larutan yang berwarna
besi melarut. hijau dan terbentuk
gelembung-gelembung gas.
3. Larutan Dari hasil penyaringan

4
disaring diperoleh filtrat berwarna
ketika masih hijau muda dan residu
panas. berupa endapan hitam yang
merupakan besi yang tidak
larut.

4. Sedikit asam Setelah dilakukan


sulfat penambahan asam sulfat
ditambahkan pada filtrat tidak
ke dalam mengalami perubahan dan
filtrat. tetap berwarna hijau.

5. Menguapkan Setelah diuapkan selama


larutan beberapa saat pada filtrate
sampai terdapat sedikit endapan
terbentuk hitam dan kemudian
kristal di dilakkan penyaringan
permukaan sehingga mendapatkan
larutan. filtrate yang berwarna
hijau.

Larutan B: (NH4)2SO4
1. Sebanyak 100 Kedua larutan pada 2 NH4OH + H2SO4 → (NH4)2SO4 + 2
mL H2SO4 awalnya bening tak H2O
10% berwarna. H2SO4 yang
dinetralkan bersifat asam ditambahkan

5
dengan dengan ammonia sampai
ammonia. larutan memiliki pH netral.
Larutan diuji dengan
menggunaan kertas
lakmus, didapat hasil
kertas lakmus merah tetap
merah

dan kertas lakmus biru


tetap berwarna biru.

2. Larutan Untuk menguji kejenuhan


(NH4)2SO4 larutan, batang pengaduk
diuapkan dicelupkan ke dalam
sampai jenuh. larutan dan viskositas
larutan diamati. Karena
larutan sudah kental maka
disimpulkan bahwa larutan

6
telah jenuh.

c. Garam Mohr (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O


1. Larutan A Setelah kedua larutan FeSO4 + (NH4)2SO4 + 6H2O →
(FeSO4) dan dicampurkan dalam (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
larutan B keadaan panas terbentuk
yaitu larutan yang berwarna
(NH4)2SO4 hijaumuda, kemudian
dicampurkan dilakukan pemanasan
selagi panas. sampai jenuh.

2. Larutan yang Setelah didinginkan,


diperoleh Larutan berwarna hijau dan
didinginkan terbentuk kristal berwarna
hingga hijau muda. Kemudian
terbentuk didekantasi sehingga
kristal Kristal terpisah dari
berwarna larutannya.
hijau muda.

7
3. Kristal yang Setelah kristal dilarutkan
didapat ke dalam sedikit air panas
dilarutkan kemudian diuapkan dan
kembali didinginkan kembali.
dengan Terbentuk kristal yang
menggunakan berwarna hijau muda.
air panas, lalu
dibiarkan
mengkristal.

4. Garam Mohr Setelah ditimbang


yang didapatkan massa kristal
diperoleh garam Mohr sebanyak
ditimbang. 15,5070 gram

5. Menentukan Kadar Fe2+ dalam larutan


kemurnian garam Mohr adalah 2,05%
kristal dengan
menentukan
kadar Fe2+
dalam larutan
garam Mohr.

V. Pembahasan
Pembuatan Larutan FeSO4
Dalam pratikum pembuatan garam Mohr yaitu dibuat dengan mereaksikan
FeSO4 dengan (NH4)2SO4. Tahap yang pertama yang dilakukaun yaitu pembuatan
larutan FeSO4, yaitu sebanyak 7,0001 gram besi yang berwarna abu kehitaman
dilarutkan dengan 100 mL asam sulfat 10% yang dibuat dengan mengencerkan
larutan asam sulfat pekat dengan menggunakan 100 mL aquades dan larutannya

8
yaitu bening tak berwarna dan dihasilkan larutan berwarna abu-abu. Ketika serbuk
besi dilarutkan ke dalam asam sulfat terbentuk gelembung gas serta timbul panas
pada gelas kimia yang menandakan reaksi merupakan reaksi eksoterm. Secara
teoritis, gelembung gas yang timbul ini merupakan gas H 2 yang terbentuk sesuai
dengan reaksi di bawah.
Fe (s) + H2SO4 (aq) → FeSO4 (aq) + H2 (g)
Selain terbentuknya gas H2, terbentuk pula larutan yang berwarna abu-abu.
Selanjutnya dilakukan pemansan pada campuran dan lama-kelamaan larutan
berubah menjadi berwarna hijau. Dilakukan pemenasan bertujuan
untukmempercepat terjadinya reaksi dam melarutkan seluruh serbuk besi. Namun
berdasarkan hasil pengamatan tidak semua besi terlarut walaupun dilakukan
pemanasan. Secara teoritis, berubahnya larutan yang semula abu-abu menjadi
hijau menandakan telah terbentuknya Fe2+ yang mana dalam hal ini berupa FeSO4.
Terbentuknya Fe2+ dikarenakan H2SO4 mengoksidasi logam Fe menjadi ion logam
Fe2+. Dilakukan pemansan pada suhu yang tinggi bertujuan utuk mencegah Fe 2+
teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna coklat. Jika pemanasan dilakukan pada
suhu yang terlalu tinggi maka yang terbentuk adalah Fe 3+ yang ditandai dengan
berubahnya larutan menjadi coklat.
Setelah dilaakukan pemansan kemudian dilakukan penyaringan dan
dilakukan dalam keadaan panas. Dilakukan penyaringan betujuan untuk
memisahkan larutan dari besi yang belum larut ataupun endapan dalam system.
Proses penyaringan dilakukan dalam keadaan panas bertujuanuntuk mencegah
terbentuknya kristal dari FeSO4, dimana secara teoritis FeSO4 akan mengkristal
pada suhu rendah. Jika penyaringan dilakukan selagi panas maka FeSO4 tidak
akan bergabung dengan kontaminan. Namun jika disaring dalam keadaan dingin
maka kontaminan akan terjebak dalam kristal FeSO4 dan nantinya akan
berpengaruh pada perhitungan. Berdasarkan hasil pengamatan, filtrat yang
diperoleh berupa larutan yang berwarna hijau dan residu berupa endapan yang
berwarna hitam.
Pada prosedur selanjutnya, larutan FeSO4 diasamkan dengan penambahan 3
tetes H2SO4 10%. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
teroksidasinya Fe2+ karena dalam kondisi yang kurang asam Fe 2+ dapat teroksidasi
menjadi Fe3+. Disamping itu ion Fe2+ juga dapat teroksidasi dalam suasana netral

9
dan kontak dengan udara sehingga larutan harus sedikit asam jika ingin disimpan
dalam waktu yang relatif lama. Setelah ditambahkan sedikit asam sulfat pada
larutan, larutan tidak mengalami perubahan warna. Larutan ini kemudian
diuapkan, hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam larutan FeSO4.
Penguapan dihentikan ketika sudah mulai terbentuk kristal pada dinding gelas
kimia. Hal ini menandakan larutan sudah jenuh, atau dengan kata lain kandungan
airnya sudah berkurang. Berdasarkan hasil pengamatan, kristal yang terbentuk
berwarna hijau.

Pembuatan Larutan B (Larutan (NH4)2SO4)


Tahapan berikutnya dari pembuatan garam Mohr ini adalah pembuatan
larutan B yaitu pembuatan larutan (NH4)2SO4). Pada pembuatan larutan amonium
sulfat, 100 mL H2SO4 10% dinetralkan dengan amonia (NH3). Larutan H2SO4
bening tak berwarna dan larutan amonia bening tak berwarna. Berdasarkan hasil
pengamatan, larutan asam sulfat ketika direaksikan dengan amonia terbentuk
larutan yang bening tak berwarna. Larutan bening tak berwarna yang terbentuk
merupakan amonium sulfat sesuai dengan persamaan reaksi berikut.
2NH4OH(aq) + H2SO4(aq) → (NH4)2SO4(aq) + 2H2O(l)
Dalam proses penetralan, indikator yang digunakan yaitu kertas lakmus
biru, kertas lakmus merah dan kertas indikator, dimana penambahan amonia
dihentikan ketika kertas lakmus biru yang ditetesi larutan yang telah dicampurkan
tidak berubah warna menjadi merah atau tetap berwarna biru dan kertas lakumus
merah tetap berwarna merah. Selanjutnya larutan diuji dengan kertas indikator
dimana pH netral ditunjukkan dengan pH 7. Keadaan netral menunjukkan H2SO4
telah habis bereaksi.
Selanjutnya larutan amonium sulfat ini diuapkan sampai jenuh. Proses
penguapan bertujuan untuk menghilangkan gas amonia yang mungkin masih
tersisa dalam larutan yang tidak bereaksi dengan larutan H2SO4. Untuk
mengetahui larutan telah jenuh, larutan diuji viskositas larutan dengan
menggunakan batang pengaduk. Batang pengaduk dimasukkan ke dalam larutan
kemudian diangkat, apabila larutan yang terdapat pada batang pengaduk

10
mengental maka larutan tersebut jenuh. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan
menjadi jenuh ketika volume larutan telah berkurang seperempatnya.

Pembuatan Kristal Garam Mohr


Pembuatan garam Mohr dilakukan dengan memasukkan larutan
(NH4)2SO4 (tak berwarna) yang telah jenuh ke dalam larutan FeSO 4 jenuh
(berwarna hijau) dalam keadaan panas karena jika dimasukkan dalam keadaan
dingin kemungkinan akan terjadi pengkristalan (NH4)2SO4 sehingga tidak terjadi
pencampuran yang sempurna. Dari hasil pencampuran, terbentuk larutan berwarna
hijau muda yang merupakan larutan dari (NH 4)2Fe(SO4)2.6H2O. Reaksi yang
terjadi dari pencampuran ini adalah sebagai berikut.
FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) + 6H2O(l) → (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O(s)
Larutan yang diperoleh dari pencampuran tersebut dipanaskan kembali
sampai jenuh. Setelah jenuh, larutan kemudian didinginkan dalam penangas es.
Setelah didinginkan terbentuk kristal berwarna hijau kebiruan yang merupakan
kristal (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O dan larutan berwarna hijau. Selanjutnya dilakukan
dekantasi dan diperoleh kristal berwarna hijau kebiruan (melekat keras di dasar
tabung) dan filtrat berwarna hijau dimana filtrat yang diperoleh ini dipanaskan
kembali. Filtrat yang telah dipanaskan kemudian didinginkan sehingga
menghasilkan kristal berwarna hijau kebiruan kembali. Filtrat yang diperoleh dari
hasil dekantasi kedua ini disimpan selama satu minggu sedangkan kristalnya
dijadikan satu dengan hasil dekantasi pertama.
Setelah didapatkan kristal garam Mohr, kristal dilarutkan kembali dengan
sedikit air panas. Tujuannya adalah untuk memurnikan kristal garam Mohr atau
menghilangkan kontaminan (pengotor) yang ada dalam garam Mohr. Ketika
kristal garam Mohr dilarutkan dalam sedikit air hangat sambil dipanaskan, kristal
yang melekat keras pada dasar tabung mulai terlepas. Selanjutnya, kristal dalam
air hangat tersebut direkristalisasi/diuapkan sehingga terbentuk kristal garam
Mohr berwarna hijau kebiruan. Kristal yang diperoleh dikeringkan dengan
menggunakan kertas saring dan dibiarkan selama satu minggu.
Setelah satu minggu, dalam filtrat kembali terbentuk kristal berwarna hijau
kebiruan. Kristal tersebut diperlakukan sama seperti kristal sebelumnya, kemudian

11
dijadikan satu. Setelah kering, kristal garam Mohr ((NH 4)2Fe(SO4)2.6H2O)
ditimbang dan diperoleh massa kristal sebanyak 15,5070 gram. Untuk mengetahui
rendemen dan kemurnian kristal ditentukan dengan cara menentukan kadar Fe2+
dalam larutan garam Mohr yang dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut.

Perhitungan Teoritis
1) Menghitung Mol Fe
massa 7,0001 gran
Mol Fe    0,125 mol
massa molar 55,85 gram/mol

2) Menghitung Mol Larutan H2SO4 10%


Larutan H2SO4 yang digunakan adalah larutan H2SO4 96%, maka untuk
memperoleh H2SO4 10%, dilakukan pengenceran dengan cara mengambil
sebanyak 26,04 mL H2SO4 96%, kemudian dilarutkan dalam aquades pada labu
ukur 250 mL.

 x % x 10
M
massa molar zat
1,84 gram/mL x 10 x 10

98,08 gram/mol

184 gram/mL
  1,876 M
98,08 gram/mol

Mol H2SO4 10% = M x volume


= 1,876 M x 0,1 Liter
= 0,1876 mol

3) Menghitung Mol Larutan FeSO4


Pada 100 mL larutan H2SO4 10% terdapat 0,1876 mol H2SO4 dan bereaksi
dengan 0,125 mol Fe.
Fe(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g)
M 0,125 mol 0,1876 mol
R 0,125 mol 0,125 mol 0,125 mol 0,125 mol
S - 0,0626 mol 0,125 mol 0,125 mol

12
Jadi mol larutan FeSO4 = 0,125 mol

4) Menghitung Mol Larutan NH4OH


 x % x 10
M NH 3 
massa molar zat
0,91 gram/mL x 25 x 10

17 gram/mol

227,5 gram/mL
  13,38 M
17 gram/mol

Mol NH3 = M x volume


= 13,38 M x 0,025 liter
= 0,3345 mol
NH4OH(aq)  NH3(aq) + H2O(l)
mol NH4OH = mol NH3 = 0,3345 mol

5) Menghitung Mol Larutan (NH4)2SO4


2NH4OH(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4(aq) + 2H2O(l)
M 0,3345 mol 0,1876 mol
R 0,3345 mol 0,16725 mol 0,16725 mol 0,3345 mol
S - 0,02035 mol 0,16725 mol 0,3345 mol
Jadi mol (NH4)2SO4 = 0,16725 mol
Massa (NH4)2SO4 = mol x Mr
= 0,16725 mol x 132 gram/mol
= 22,077 gram
6) Menghitung Mol (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O dan Massa (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) + 6H2O (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O(s)
M 0,125 mol 0,16725 mol
R 0,125 mol 0,125 mol 0,125 mol
S - 0,04225 mol 0,125 mol
Mol (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O = 0,125 mol

Massa (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O = mol (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O x Massa molar


= 0,125 mol x 392 gram/mol
= 49 gram

13
7) Menghitung Rendemen
Massa garam Mohr hasil penimbangan = 15,5070 gram
massa hasil penimbangan
% rendemen   100%
massa teoritis
15,5070 gram
  100%
49 gram

= 31,64%
Adanya perbedaan massa kristal garam Mohr hasil eksperimen dengan massa
kristal secara teoritis mungkin dikarenakan dalam praktikum yang dilakukan
masih ada garam Mohr yang belum terkristal.

8) Menghitung Kadar Fe dalam Garam Mohr


Ar Fe
Mol Fe = x mol (NH 4 ) 2 Fe(SO 4 ) 2 .6 H 2 O
Mr (NH 4 ) 2 Fe(SO 4 ) 2 .6 H 2 O

55,85 15,5070
= x
392 392
= 0,142 x 0,04
= 0,0057 mol

Massa Fe = mol Fe x massa molar Fe


= 0,0057 mol x 55,85 gram/mol
= 0,318345 gram
massa Fe
% Fe dalam garam Mohr = massa garam mohr x 100%

0,318345 gram
= 15,5070 gram x100%

= 2,05%
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat dibuat kesimpulan sebagai


berikut.
1. Larutan FeSO4 dapat dibuat dengan mereaksikan serbuk besi (berwarna
hitam) dengan larutan H2SO4 10% (tak berwarna) pada keadaan panas.
2. Larutan (NH4)2SO4 dapat dibuat dengan mereaksikan larutan ammonia
dengan larutan H2SO4 10% (tak berwarna).

14
3. Kristal garam Mohr, (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O dapat dibuat dengan
mereaksikan larutan FeSO4 jenuh dengan (NH4)2SO4 jenuh dalam keadaan
panas dimana garam mohr yang didapat sebanyak 15,5070 gram.
4. Rendemen hasil praktikum yang diperoleh sebesar 31,64% dan kadar Fe2+
dalam garam Mohr hasil sintesis sebesar 2,05%.
Lembar kerja
1) Berat sebuk besi = 7,0001 gram
Jumlah mol FeSO4 = 0,125 mol

2) Berat Ammonium sulfat = 22077 gram


Jumlah mol Ammonium sulfat = 0,16725 mol

3) Berat Kristal = 15,5070 gram


Kemurnian Kristal = 0,318345 gram

15
Daftar Pustaka

Achmad, Hiskia. 1990. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Bandung :


Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung.
Sudria, IB dan Manimpan Siregar. 2002. Kimia Anorganik II. Singaraja : IKIP
Negeri Singaraja.
Sugiyanto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Svehla. 1990. Buku teks Analisis Anorganik Makro dan Semimakro. Jakarta : PT
Kalman Media Pustaka.

16

Você também pode gostar