Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Khusus terkait dengan identifikasi, analisis, dan perekaman transaksi/kejadian bisnis, tahap-tahap
proses akuntansi dapat dirinci lebih lanjut sebagai berikut:
Dokumen sumber merupakan sumber data akuntansi yang bisa berbahan kertas (hard copy) atau
dari formulir elektronik. Contoh dokumen sumber adalah faktur, cek, dokumen order pembelian,
tagihan dari pemasok, kartu jam kerja karyawan, dan laporan bulanan bank. Ketika sebuah
barang dibeli secara kredit, pihak penjual biasanya menyiapkan faktur sekurang-kurangnya
rangkap dua. Satu salinan faktur tersebut diserahkan kepada pembeli. Salinan lainnya
ditransmisikan secara elektronis ke dalam sistem akuntansi pihak penjual yang mengakibatkan
terekamnya transaksi penjualan tersebut. Mesin register kas merekam informasi untuk tiap-tiap
penjualan pada pita atau file electronik yang terkunci. Rekaman tersebut juga dapat digunakan
sebagai dokumen sumber untuk mengakui terjadinya penjualan tunai.
Buku besar umum (general ledger) mencakup semua akun yang ada dalam suatu sistem
informasi. Jika akun-akun itu berupa file komputer yang tersimpan dalam hard drive komputer,
kumpulan file-file itulah yang kita maksud sebagai buku besar umum. Jika akun-akunnya
menempati halaman-halaman dalam sebuah file, maka file itulah buku besar. Ukuran dan
keragaman operasi perusahaan menentukan jumlah akun yang diperlukan. Sebuah perusahaan
kecil mungkin saja hanya memerlukan 20 hingga 30 akun, sedangkan perusahaan besar bisa
memiliki ribuan akun. Bagan akun (chart of accounts) adalah daftar semua akun yang
digunakan oleh sebuah perusahaan berikut kode/nomer identifikasi untuk tiap-tiap akun.
Sisi kiri akun T disebut sisi debit, biasanya disingkat “D” atau “Dr.” Sisi kanan disebut sisi
kredit, disingkat “K” atau “Cr.” Memasukan angka pada sisi kiri dikatakan mendebit dan
memasukan angka pada sisi kanan berarti mengkredit. Perhatikan, debit dan kredit bukan berarti
penambahan atau pengurangan. Debit atau kredit bisa berarti menambah atau mengurangi
tergantung pada jenis akunnya. Untuk akun yang debitnya berarti bertambah, sisi kreditnya
berarti berkurang. Sebaliknya untuk akun yang sisi debitnya berarti berkurang, maka kreditnya
adalah bertambah.
Selisih antara jumlah debit dan jumlah kredit suatu akun disebut saldo akun (account balance)
yang bersangkutan. Jika jumlah debit lebih besar dibandingkan jumlah kredit, suatu akun
memiliki saldo debit. Sebaliknya, saldo kredit terjadi jika jumlah kredit lebih besar dibandingkan
jumlah debit. Jika jumlah debit sama dengan jumlah kredit, akun memiliki saldo nol.
Dengan asumsi tidak ada tambahan investasi dari pemegang saham, ekuitas meningkat dengan
adanya penghasilan dan akan mengalami penurunan dengan terjadinya beban dan dividen.
Dengan diurainya unsur-unsur ekuitas, persamaan akuntansi di atas dapat diperluas sebagai
berikut:
Untuk menghilangkan tanda negatif (–) dari persamaan yang diperluas di atas, kedua sisi
persamaan ditambah dengan unsur beban dan dividen sebagai berikut:
Perhatikan, unsur beban dan dividen berpindah ke sisi kiri persamaan dan tandanya menjadi
positif (+). Rumusan persamaan akuntansi dengan meniadakan tanda negatif sebagaimana
dinyatakan di atas pada dasarnya memisahkan unsur-unsur akuntansi menjadi dua kategori, yaitu
unsur-unsur yang mencerminkan penggunaan dana (aset, biaya, dan dividen) dan unsur-unsur
yang mencerminkan sumber pendanaan [Soni Warsono, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha
(2009)].
Sebagaimana hubungan matematis sederhana lainnya, kenaikan atau penurunan neto pada satu
sisi persamaan memiliki pengaruh neto yang sama pada sisi lainnya. Sebagai contoh, kenaikan
neto aset harus diikuti dengan kenaikan neto dengan jumlah yang sama pada sisi liabilitas, saham
biasa, dan/atau penghasilan. Meskipun demikian, ada juga transaksi yang hanya mempengaruhi
satu sisi persamaan, yang berarti dua atau lebih akun pada satu sisi saja yang dipengaruhi, tetapi
pengaruh netonya pada satu sisi tersebut adalah nol.
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah, sisi kiri (debit) adalah saldo normal untuk
aset, beban, dan dividen, sedangkan sisi kanan (kredit) adalah saldo normal untuk liabilitas,
saham biasa, dan penghasilan. Saldo normal ini sesuai dengan posisi setiap kelompok akun
dalam persamaan akuntansi, di mana aset, beban, dan dividen berada pada sisi kiri dan liabilitas,
saham biasa, dan penghasilan berada pada sisi kanan persamaan akuntansi.
Saldo normal masing-masing kelompok akun secara visual ditunjukkan pada gambar berikut.
Konsep saldo normal ini digunakan untuk menganalisis pengaruh debit atau kredit dari suatu
transaksi pada saat transaksi direkam ke dalam jurnal. Akun yang bersaldo normal debit berarti
peningkatannya akan mempengaruhi/direkam di sisi debit, sedangkan akun yang bersaldo normal
kredit berarti peningkatannya akan mempengaruhi/direkam di sisi kredit. Sebagai contoh,
investasi uang tunai yang dilakukan oleh pemegang saham akan meningkatkan jumlah kas yang
tersedia di perusahaan. Dengan sistem akuntansi berpasangan, aset berupa kas akan didebit dan
saham biasa (ekuitas) akan dikredit karena kedua akun tersebut sama-sama mengalami
peningkatan, tetapi saldo normalnya berkebalikan satu sama lain. Kas sebagai aset bersaldo
normal debit, dan saham biasa (ekuitas) bersaldo normal kredit.
Jurnal merupakan rekaman awal transaksi/kejadian bisnis dalam sistem akuntansi dan berisi
informasi mengenai tiap-tiap transaksi yang mencakup; (1) tanggal transaksi, (2) nama akun
yang dipengaruhi oleh suatu transaksi tertentu, (3) jumlah rupiah akun-akun yang didebit dan
dikredit, dan (4) keterangan mengenai transaksi yang bersangkutan. Gambar 3-3 menunjukkan
bagaimana dua transaksi pertama yang terjadi di Sabrina Consulting direkam dalam jurnal
umum. Proses ini hampir sama, baik untuk sistem manual maupun sistem yang menggunakan
komputer. Jurnal dalam sistem berbasis komputer biasanya dirancang mirip dengan halaman
jurnal dalam sistem manual.
Untuk merekam transaksi ke dalam jurnal umum, tahap-tahap yang harus dilakukan meliputi:
1. Masukkan angka tahun pada kolom pertama paling atas serta tanggal dan bulan pada
baris pertama untuk setiap transaksi.
2. Masukkan nama akun(-akun) yang didebit pada kolom Nama Akun dan Keterangan dan
masukkan jumlah(-jumlah)nya pada kolom Debit pada baris yang sama. Nama akun
mengacu pada bagan akun.
3. Masukkan nama akun(-akun) yang dikredit pada kolom Nama Akun dan Keterangan dan
masukkan jumlah(-jumlah)nya pada kolom Kredit pada baris yang sama. Nama akun
mengacu pada bagan akun.
4. Masukkan penjelasan singkat transaksi pada baris setelah nama akun yang dikredit.
Untuk membedakannya dengan nama akun, indentasinya bisa dibuat sedikit menjorok ke
kanan dan dimiringkan (italic).
Dalam sistem manual, ketika suatu transaksi mula-mula direkam dalam jurnal, kolom referensi
pemindahbukuan (Ref) dibiarkan kosong. Pada saat informasi transaksi di dalam jurnal
dipindahbukukan ke buku besar, kode akun dari masing-masing akun buku besar dimasukkan ke
kolom Ref tersebut.
Pemindahbukuan (posting) transaksi yang telah direkam di dalam jurnal ke akun-akun buku
besar umum dilakukan untuk memutakhirkan (updating) buku besar umum. Pemindahbukuan
mungkin dilakukan pada akhir jam kerja setiap hari, setiap minggu, atau pada saat waktunya
memungkinkan. Semua rekaman transaksi harus dipindahbukukan ke buku besar umum sebelum
laporan keuangan disusun untuk memastikan saldo-saldo semua akun mutakhir (up-to-date).
Ketika suatu transaksi dipindahbukukan, debit dalam jurnal dipindahkan ke akun buku besar
umum terkait pada sisi debit, dan kredit dalam jurnal dipindahkan ke akun buku besar umum
terkait pada sisi kredit.
Transaksi/kejadian bisnis yang terjadi di Sabrina Consulting akan digunakan kembali untuk
melihat bagaimana sistem akuntansi berpasangan bermanfaat untuk menganalisis dan memroses
transaksi. Sebelas transaksi pertama sama dengan yang dibahas pada topik tentang persamaan
akuntansi. Untuk melengkapi pembahasan saat ini, lima transaksi ditambahkan (transaksi 12 –
16). Analisis pengaruh debit dan kredit transaksi akan mengacu kepada saldo normal
sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas.
Analisis
Aset berupa kas bertambah dan ekuitas saham biasa juga bertambah sebesar Rp150.000.000.
Aset bersaldo normal debit, sehingga penambahan kas sebesar Rp150.000.000 didebit ke akun
kas. Ekuitas aham biasa bersaldo normal kredit sehingga penambahannya dikredit ke akun saham
biasa.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset berupa persediaan barang habis pakai bertambah sebesar Rp12.500.000, sedangkan aset
berupa kas berkurang sebesar Rp12.500.000. Aset bersaldo normal debit. Bertambahnya aset
berupa persediaan barang habis pakai didebit ke akun barang habis pakai, sedangkan
berkurangnya aset berupa kas dikredit ke akun kas.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset berupa aset tetap peralatan bertambah sebesar Rp130.000.000. Di sisi lain, aset berupa kas
berkurnag sebesar Rp130.000.000. Aset bersaldo normal debit. Bertambahnya aset tetap berupa
peralatan didebit ke akun peralatan, sedangkan berkurangnya aset berupa kas dikredit ke akun
kas.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset berupa persediaan barang habis pakai dan liabilitas berupa utang usaha sama-sama
bertambah sebesar Rp35.500.000. Aset bersaldo normal debit, sehingga bertambahnya aset
berupa persediaan barang habis pakai didebit ke akun barang habis pakai. Di sisi lain, liabilitas
bersaldo normal kredit, sehingga bertambahnya liabilitas berupa utang usaha dikredit ke akun
utang usaha.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (kas) dan penghasilan (pendapatan jasa konsultasi) sama-sama bertambah sebesar
Rp21.000.000. Aset bersaldo normal debit, sehingga bertambahnya aset (kas) didebit ke akun
kas. Di sisi lain, penghasilan bersaldo normal kredit, sehingga bertambahnya penghasilan
(pendapatan jasa konsultasi) dikredit ke akun pendapatan jasa konsultasi.
Jurnal transaksi
Pemindahbukuan ke buku besar umum
Analisis
Aset (kas) berkurang sebesar Rp5.000.000, sedangkan beban (beban sewa) bertambah sebesar
Rp5.000.000. Beban bersaldo normal debit, sehingga timbulnya beban sewa didebit ke akun
beban sewa. Aset bersaldo normal debit, sehingga berkurngnya aset (kas) dikredit ke akun kas.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (kas) berkurang sebesar Rp3.500.000, sedangkan beban (beban gaji) bertambah sebesar
Rp3.500.000. Beban bersaldo normal debit, sehingga timbulnya beban (gaji) didebit ke akun
beban gaji. Aset bersaldo normal debit, sehingga berkurngnya aset (kas) dikredit ke akun kas.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (piutang usaha), penghasilan (pendapatan jasa konsultasi), dan penghasilan (pendapatan
jasa pelatihan) sama-sama bertambah. Aset bersaldo normal debit, sehingga bertambahnya aset
(piutang usaha) sebesar Rp9.500.000 didebit ke akun piutang usaha. Di sisi lain, penghasilan
bersaldo normal kredit, sehingga bertambahnya penghasilan dari pendapatan jasa konsultasi
dikredit sebesar Rp8.000.000 dan bertambahnya penghasilan dari pendapatan jasa pelatihan
dikredit sebesar Rp1.500.000 ke akun masing-masing.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (kas) bertambah sebesar Rp9.500.000, sedangkan aset (piutang usaha) berkurang sebesar
Rp9.500.000. Aset bersaldo normal debit. Bertambahnya aset (kas) didebit ke akun kas.
Sebaliknya, berkurangnya aset (piutang usaha) dikredit ke akun piutang usaha.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (kas) dan liabilitas (utang usaha) sama-sama berkurang sebesar Rp4.500.000. Aset bersaldo
normal debit, sehingga berkurangnya aset (kas) dikredit ke akun kas. Liabilitas bersaldo normal
kredit, sehingga berkurangnya liabilitas (utang usaha) didebit ke akun utang usaha.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (kas) berkurang Rp1.000.000, sedangkan dividen bertambah sebesar Rp1.000.000. Dividen
bersaldo normal debit, sehingga bertambahnya dividen didebit ke akun dividen. Aset juga
bersaldo normal kredit, sehingga berkurangnya aset (kas) dikredit ke akun kas.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (kas) bertambah sebesar Rp15.000.000, dan liabilitas (penerimaan di muka untuk jasa
konsultasi) juga bertambah sebesar Rp15.000.000. Aset bersaldo normal debit, sehingga
bertambahnya aset (kas) didebit ke akun kas. Di sisi lain, liabilitas bersaldo normal kredit,
sehingga bertambahnya liabilitas (penerimaan di muka jasa konsultasi) dikredit ke akun
penerimaan jasa konsultasi.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (kas) berkurang sebesar Rp12.000.000, sedangkan aset (pembayaran di muka asuransi)
bertambah sebesar Rp12.000.000. Aset bersaldo normal debit, sehingga bertambahnya aset
(pembayaran di muka asuransi) didebit ke akun pembayaran di muka asuransi. Sebaliknya,
berkurangnya aset (kas) dikredit ke akun kas.
Jurnal transaksi
Pemindahbukuan ke buku besar umum
Analisis
Aset (kas) berkurang sebesar Rp600.000, sedangkan aset (persediaan barang habis pakai)
bertambah sebesar Rp600.000. Aset bersaldo normal debit, sehingga bertambahnya aset
(persediaan barang habis pakai) didebit ke akun barang habis pakai. Sebaliknya, berkurangnya
aset (kas) dikredit ke akun kas.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (kas) berkurang sebesar Rp1.150.000 dan beban (listrik) bertambah sebesar Rp1.150.000.
Beban bersaldo normal debit, sehingga bertambahnya beban listrik didebit ke akun beban listrik.
Aset juga bersaldo normal debit, sehingga berkurangnya aset (kas) dikredit ke akun kas.
Jurnal transaksi
Analisis
Aset (kas) berkurang sebesar Rp3.500.000 dan beban (gaji) bertambah sebesar Rp3.500.000.
Beban bersaldo normal debit, sehingga bertambahnya beban (gaji) didebit ke akun beban gaji.
Aset juga bersaldo normal debit, sehingga berkurangnya aset (kas) dikredit ke akun kas.
Jurnal transaksi
Sisi kiri (debit) dijumlah ke bawah dan menghasilkan angka Rp195.500.000. Sisi kanan (kredit)
juga dijumlahkan dan menghasilkan angka Rp173.750.000. Jumlah sisi debit lebih besar
dibandingkan jumlah sisi kredit, sehingga kas bersaldo debit sebesar Rp21.750.000
(Rp195.500.000 – Rp173.750.000).
Prosedur yang sama dilakukan untuk akun-akun lainnya. Hasil penghitungan saldo semua akun
akan digunakan untuk menyiapkan neraca saldo.
Format akun T yang telah digunakan sejauh ini sebenarnya hanya dimaksudkan sebagai alat
bantu untuk memahami pengaruh satu atau beberapa transaksi terhadap akun tertentu. Dalam
praktiknya, format akun tidak sesederhana itu. Sebagai contoh, akun kas pada gambar di atas
bisa disajikan dalam format akun berkolom saldo sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut.
Karena transaksi-transaksinya tidak diasosiasikan dengan tanggal, kolom dalam contoh pada
Gambar 3-5 diisi dengan label transaksi. Perhatikan, penghitungan saldo dilakukan setiap kali
transaksi dipindahbukukan ke akun. Kas bersaldo normal debit, sehingga setiap pemindahbukuan
ke kolom debit ditambahkan ke saldo sebelumnya. Sebaliknya, pemindahbukuan ke kolom kredit
dikurangkan dari saldo sebelumnya.
Format akun berkolom saldo disebut juga format akun standar atau format akun tiga kolom.
Neraca saldo
Sistem akuntansi berpasangan mengharuskan jumlah semua saldo debit sama dengan jumlah
semua saldo kredit. Neraca saldo digunakan untuk memeriksa kesamaan tersebut. Neraca saldo
(trial balance) adalah daftar semua akun beserta saldo-saldonya pada saat tertentu. Saldo-saldo
semua akun dimasukkan ke kolom debit atau kredit. Gambar berikut menyajikan neraca saldo
Sabrina Consulting setelah 16 transaksi bulan Desember dipindahbukukan ke buku besar umum.
Penting untuk diketahui, neraca saldo di atas merupakan neraca saldo sebelum penyesuaian.
1. Masukkan tiap-tiap nama akun berikut saldonya (dari buku besar umum) di neraca saldo.
2. Hitung total saldo debit dan total saldo kredit.
3. Periksa apakah total saldo debit sama dengan total saldo kredit.
Share