Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit
dengan pendekatan proses keperawatan. Perapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan
keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model
keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek
keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan
masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian
masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan
keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan,
implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand
theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan
berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak,
hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut
(metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang
berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada
body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti
metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan ditujukan ke berbagai
respon individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki
berbagai peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan klinik,
advokat, peneliti dan pendidik. Perawat seringkali harus melakukan berbagai peran lebih dari
satu dalam waktu yang bersamaan, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut perawat harus
mempunyai kerangka berpikir yang sama.
Salah satu ahli dalam keperawatan adalah Rosemarie Rizzo parse yang termasuk ke
dalam teori keperawatan ( (Alligood, 2010) dengan teorinya human becoming. Asumsi yang
mendasari teori ini disintesis dari karya-karya filsuf Eropa. Teori ini disusun sekitar tiga tema:
makna, rhythmicity, dan transendensi. Tema ketiga, TRANSENDENSI, dinyatakan dalam
prinsip ketiga humanbecoming, yang menyatakan bahwa "Cotranscending dengan possibles
adalah powering dan berasal dari transformasi" (Parse, 2007, hal. 309). Prinsip ini berarti bahwa
bergerak di luar saat "sekarang" yang menempa jalur pribadi yang unik untuk diri sendiri di
tengah-tengah ambiguitas dan perubahan terus-menerus.
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi. Tindakan keperawatan secara
langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap
transendensi atau berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang mempengaruhi
hubungan antara transendensi diri dan vulnerable, hubungan antar transendensi diri dan keadaan
baik/sehat.
B. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan teori human
becoming.
Tujuan khusus penulisan makalah meliputi:
1. Menjelaskan Teori human becoming yang dikembangkan Rosemarie Rizzo Parse.
2. Menganalisa kelebihan Model konsep dan Teori becoming yang dikembangkan Rosemarie Rizzo
Parse
3. Menganalisa kekurangan Model konsep dan Teori human becoming yang dikembangkan
Rosemarie Rizzo Parse
4. Menganalisa alasan mengapa teori human becoming yang dikembangkan Rosemarie Rizzo
Parse
BAB II
PEMBAHASAN
Rosemarie Rizzo Parse menciptakan toeri ‘Menjadi Manusia”. Teori Keperawatan, yang
memandu perawat untuk fokus pada kualitas hidup dari sudut pandang setiap orang sebagai
tujuan keperawatan. Hal ini memberikan alternatif bagi sebagian besar teori-teori lain dari
keperawatan, yang mengambil pendekatan bio-medis atau bio-psiko-sosial-spiritual. Teori
Menjadi Manusia adalah kombinasi dari faktor biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual, dan
menyatakan bahwa seseorang adalah makhluk kesatuan dalam interaksi terus menerus dengan
lingkungannya itu.
Hal ini berpusat di sekitar tiga tema: makna, rhythmicity, dan transendensi. Dalam hal
keperawatan, Teori Menjadi Manusia menjelaskan bahwa seseorang lebih daripada jumlah
bagian-bagian, lingkungan dan orang tidak dapat dipisahkan, dan keperawatan yang merupakan
ilmu pengetahuan manusia dan seni yang menggunakan sebuah badan abstrak pengetahuan untuk
membantu orang. Teori ini memungkinkan perawat untuk menciptakan hubungan perawat-pasien
kuat karena perawat tidak terfokus pada "memperbaiki" masalah, tetapi melihat pasien sebagai
manusia seutuhnya yang hidup nya atau pengalaman melalui lingkungannya.
Teori Keperawatan Menjadi Manusia adalah model yang berfokus pada kualitas hidup pasien
dan melihat pasien bukan sebagai aspek yang berbeda dari keseluruhan, tetapi sebagai pribadi.
Hal ini berbeda daripada banyak teori-teori keperawatan lainnya, dan memungkinkan perawat
untuk melakukan apa yang begitu banyak dari mereka pergi ke bidang keperawatan untuk
membantu orang.
Model keperawatan mendefinisikan orang sebagai bersikap terbuka yang lebih baik dan berbeda
dari penjumlahan bagian-bagiannya. Lingkungan adalah segalanya dalam pribadi dan
pengalamannya. Lingkungan tidak terlepas dari orang tersebut, serta pelengkap dan berkembang
dengan orang tersebut. Kesehatan adalah proses yang terbuka dan menjadi, dan melibatkan
sintesis nilai-nilai. Keperawatan digambarkan sebagai ilmu pengetahuan manusia dan seni yang
menggunakan badan abstrak pengetahuan untuk membantu orang.