Você está na página 1de 20

Hasil pilot studi

Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Reliabilitas

menunjukkan apakah pengukuran menghasilkan data yang konsisten jika

instrumen digunakan kembali secara berulang. Reliabilitas juga dapat

didefinisikan sebagai derajat suatu pengukuran bebas dari random error sehingga

menghasilkan suatu pengukuran yang konsisten (Dharma, 2011).

Reliabilitas dipengaruhi oleh random error yang bersumber dari variasi

observer, variasi subjek dan variasi instrumen. Menurut Wood dan Haber (2006),

terdapat tiga metode untuk menentukan reliabilitas instrumen, yaitu penentuan

stabilitas (stability), homogenitas (homogenity) dan ekuivalensi.

Ekuivalensi (equivalency)

Ekuivalensi menunjukkan kesepakatan antar pengukur tentang hasil suatu

pengukuran. Uji reliabilitas dengan metode ini menghasilkan suatu tingkat

kesepakatan antar observer/penilai dalam pengukuran menggunakan suatu

instrumen. Instrumen yang baik akan menghasilkan nilai uji kesepakatan yang

baik pula. Uji reliabilitas dengan metode ini sering dilakukan pada jenis instrumen

pedoman observasi.

Penentuan ekuivalensi suatu alat ukur dilakukan dengan metode Inter-rater

reliability (reliabilitas antar pengukur). Inter-rater reliability adalah uji reliabilitas

suatu instrumen yang dilakukan dengan cara menilai apakah 2 orang atau lebih

observer setuju/sama pendapatnya tentang suatu pengukuran.

1
Penilaian ini dapat dilakukan dengan 3 metode, antara lain: Percent

Agreement, Cohen’s Kappa dan Pearson’s Product Moment Correlation. Percent

Agreement dan Cohen’s Kappa dilakukan untuk menilai reliabilitas dari suatu

instrumen yang mneghasilkan data nominal dari suatu hasil observasi. Sedangkan

untuk data berskala interval dan rasio dilakukan menggunakan uji Pearson’s

Product Moment Correlation yaitu dengan mengkorelasikan hasil pengukuran

antar observer.

Dari beberapa variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdapat variabel

yang berskala ordinal yaitu variabel refleks kornea, doll’s eye, facial grimacing

(wajah meringis), ukuran pupil, respon pupil terhadap cahaya, pola pernafasan

dan tekanan darah, sehingga untuk variabel ini uji reliabilitas dilakukan dengan

metode Cohen’s Kappa. Sedangkan untuk data yang berskala interval dan rasio

adalah variabel nilai GCS, frekuensi pernafasan, denyut nadi dan suhu tubuh di uji

dengan Pearson’s Product Moment Correlation.

Cohen’s Kappa

Cohen’s Kappa digunakan untuk menilai kesepakatan antara 2 orang atau

lebih observer terhadap suatu pengukuran. Dengan cara menentukan proportion

agreement yang aktual dan proportion agreement yang terjadi karena peluang.

1. Proporsi observed agreement, yaitu proporsi pengukuran yang menunjukkan

kesepakatan (sama) antara kedua observer dengan menghitung nilai: a + d

2. Proporsi agreement by chance, yaitu proporsi pengukuran yang menunjukkan

kesepakatan antara kedua observer yang terjadi karena peluang dengan

menghitung nilai: [(a + b) x (a + c) + (c + d) x (b + d)].

2
3. Agreement not by chance, yaitu proporsi pengukuran yang menunjukkan

kesepakatan antara kedua observer yang terjadi bukan karena peluang. Dapat

dihitung dengan mengurangi nilai observed agreement dengan nilai

agreement by chance.

4. Potential agreement not by chance, adalah proporsi potensial kesepakatan

yang terjadi bukan karena peluang yang dihitung dengan rumus:


100% - proporsi agreement by chance

5. Nilai Kappa ditentukan dengan rumus berikut:

𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑑 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 − 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑏𝑦 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑐𝑒


100% − 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑏𝑦 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑐𝑒

atau

𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑛𝑜𝑡 𝑏𝑦 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑐𝑒


𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑛𝑜𝑡 𝑏𝑦 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑐𝑒

Nilai Kappa untuk uji reliabilitas antar observer diinterpretasikan sebagai

berikut (Fleiss, 1981):

Rendah : 0,00 – 0,40

Sedang : 0,41 – 0,59

Baik : 0,60 – 0,74

Sangat baik : 0,75 - 1,00

Untuk menentukan nilai Cohen’s Kappa diperlukan tabel matriks yang

digunakan untuk mencatat dan menghitung proporsi agreement dan disagreement

selama pengukuran.

3
Observer 2

Ya Tidak

a b
Ya

Observer 1 c d
Tidak

Variabel refleks kornea

Responden Observer 1 Observer 2


1 Ya Ya
2 Ya Ya
3 Ya Ya
4 Ya Ya
5 Ya Tidak
6 Tidak Ya
7 Tidak Tidak
8 Tidak Tidak
9 Tidak Tidak
10 Ya Ya
11 Ya Ya
12 Ya Ya

Observer 2

Ya Tidak

7 1
Ya

Observer 1 1 3

Tidak

1. Proporsi observed agreement


7+3 10
= 12 = 83 %
12

2. Proporsi agreement by chance


7+1𝑥 7+1𝑥 1+3 𝑥1+3
12 12 12 12

4
= 0,6 x 0,6 x 0,3 x 0,3

= 45%

3. Agreement not by chance

= 83% - 45% = 38%

4. Potential agreement not by chance

= 100% - 45% = 55%

5. Nilai Kappa

83%−45% 38%
= 100%−45% = 55% = 0,6

Berdasarkan nilai ini disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel refleks

kornea memiliki nilai kesepakatan baik.

Variabel facial grimace

Responden Observer 1 Observer 2


1 Ya Ya
2 Ya Ya
3 Ya Ya
4 Ya Ya
5 Ya Ya
6 Ya Tidak
7 Tidak Ya
8 Tidak Tidak
9 Tidak Tidak
10 Tidak Tidak
11 Tidak Tidak
12 Ya Ya

Observer 2

Ya Tidak

6 1
Ya

Observer 1 1 4

Tidak
5
1. Proporsi observed agreement
6+4 10
= 12 = 83 %
12

2. Proporsi agreement by chance


6+1𝑥 6+1𝑥 1+4 𝑥1+4
12 12 12 12

= 0,58 x 0,58 x 0,41 x 0,41 = 49%

3. Agreement not by chance

= 83% - 49% = 34%

4. Potential agreement not by chance

= 100% - 49% = 51%

5. Nilai Kappa

83%−49% 34%
= 100%−49% = 51% = 0,6

Berdasarkan nilai ini disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel facial

grimace memiliki nilai kesepakatan baik.

Variabel Doll’s eye

Responden Observer 1 Observer 2


1 Tidak Tidak
2 Tidak Ya
3 Ya Tidak
4 Ya Ya
5 Ya Ya
6 Ya Ya
7 Ya Ya
8 Ya Ya
9 Ya Ya
10 Ya Ya
11 Tidak Tidak
12 Tidak Tidak

6
Observer 2

Ya Tidak
7 1

Ya
1 3
Observer 1

Tidak

1. Proporsi observed agreement


7+3 10
= 12 = 83 %
12

2. Proporsi agreement by chance


7+1𝑥 7+1𝑥 1+3 𝑥1+3
12 12 12 12

= 0,6 x 0,6 x 0,3 x 0,3

= 45%

3. Agreement not by chance

= 83% - 45% = 38%

4. Potential agreement not by chance

= 100% - 45% = 55%

5. Nilai Kappa

83%−45% 38%
= 100%−45% = 55% = 0,6

Berdasarkan nilai ini disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel doll’s

eye memiliki nilai kesepakatan baik.

7
Variabel ukuran pupil

Responden Observer 1 Observer 2


1 1 1
2 1 1
3 1 1
4 1 2
5 1 1
6 2 2
7 2 2
8 1 2
9 2 2
10 1 1
11 1 1
12 1 1

Observer 2

Normal Anisokor
7 2
Normal

Observer 1
0 3
Anisokor

1. Proporsi observed agreement


7+3 10
= 12 = 83 %
12

2. Proporsi agreement by chance


7+2𝑥 7+0𝑥 0+3 𝑥2+3
12 12 12 12

= 0,7 x 0,5 x 0,2 x 0,4

= 2,8%

8
3. Agreement not by chance

= 83% - 2,8% = 80%

4. Potential agreement not by chance

= 100% - 2,8% = 97,2%

5. Nilai Kappa

83%−2,8% 80,2%
= 100%−2,8% = 97,2% = 0,8

Berdasarkan nilai ini disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel ukuran

pupil memiliki nilai kesepakatan baik.

Variabel respon pupil terhadap cahaya

Responden Observer 1 Observer 2


1 1 1
2 1 1
3 2 2
4 1 1
5 2 1
6 2 2
7 1 2
8 2 2
9 1 1
10 1 1
11 1 1
12 1 1

Observer 2

Normal lambat

7 1
Normal

Observer 1
1 3
Lambat

9
1. Proporsi observed agreement
7+3 10
= 12 = 83 %
12

2. Proporsi agreement by chance


7+1𝑥 7+1𝑥 1+3 𝑥1+3
12 12 12 12

= 0,6 x 0,6 x 0,3 x 0,3

= 45%

3. Agreement not by chance

= 83% - 45% = 38%

4. Potential agreement not by chance

= 100% - 45% = 55%

5. Nilai Kappa

83%−45% 38%
= 100%−45% = 55% = 0,6

Berdasarkan nilai ini disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel respon

pupil terhadap cahaya memiliki nilai kesepakatan baik.

Variabel pola pernafasan

Responden Observer 1 Observer 2


1 1 1
2 2 2
3 1 1
4 1 1
5 2 1
6 1 1
7 1 1
8 1 1
9 1 1
10 1 1
11 1 1
12 2 2

10
Observer 2
Normal Tidak

9 0
Normal

Observer 1
1 2
Tidak

1. Proporsi observed agreement


9+2 11
= 12 = 91 %
12

2. Proporsi agreement by chance


9+0𝑥 9+1𝑥 1+2 𝑥0+2
12 12 12 12

= 0,75 x 0,83 x 0,25 x 0,16

= 66 %

3. Agreement not by chance

= 91% - 66% = 25 %

4. Potential agreement not by chance

= 100% - 66% = 34 %

5. Nilai Kappa

91%−66% 25%
= 100%−66% = 34% = 0,73

Berdasarkan nilai ini disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel pola

pernafasan memiliki nilai kesepakatan baik.

11
Variabel tekanan darah

Responden Observer 1 Observer 2


1 4 4
2 3 4
3 3 3
4 4 4
5 3 3
6 3 3
7 4 3
8 4 4
9 3 3
10 3 3
11 4 4
12 4 4

Observer 2

Hipertensi derajat 1 hipertensi derajat 2


5 1

Hipertensi derajat 1

Observer 1 1 5

Hipertensi derajat 2

1. Proporsi observed agreement

5+5 10
= 12 = 83 %
12

2. Proporsi agreement by chance

5+1𝑥 5+1𝑥 1+5 𝑥1+5


12 12 12 12

= 0,5 x 0,5 x 0,5 x 0,5

= 6,2 %

12
3. Agreement not by chance

= 83% - 6,2% = 76,8 %

4. Potential agreement not by chance

= 100% - 6,2% = 93,8 %

5. Nilai Kappa

83%−6,2% 76,8%
= 100%−6,2% = 93,8% = 0,8

Berdasarkan nilai ini disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel tekanan

darah memiliki nilai kesepakatan baik.

Hasil uji reliabilitas (Cohen’s Kappa) dengan menggunakan program SPSS:

Variabel Kappa Batasan Reliabilitas


Ukuran pupil 0,82 0,6 Reliabel
Respon pupil terhadap cahaya 0,62 0,6 Reliabel
Refleks kornea 0,62 0,6 Reliabel
Facial grimacing (wajah meringis) 0,65 0,6 Reliabel
Tekanan darah 0,81 0,6 Reliabel
Tabel 4.1 : hasil uji reliabilitas
Bila nilai koefisien Kappa > 0,6 atau p value & alpha (0,05), maka persepsi

antara peliti dengan numerator sama. Bila nilai koefisien Kappa > 0,6 atau p value

& alpha (0,05), maka persepsi antara peneliti dengan numerator terdapat

perbedaan dan perlu dilakukan perbaikan instrumen.

Pearson’s product moment

Untuk data berskala interval atau rasio, uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan uji Pearson’s Product Moment Correlation yaitu mengkorelasikan

hasil pengukuran antar observer. Rumus korelasi Pearson’s Product Moment

adalah:

13
Untuk mendapatkan nilai r, terlebih dahulu menghitung ∑X, ∑Y, X², Y²,

∑XY, ∑X², ∑Y². Kemudian bandingkan r hitung dengan r tabel dengan

memertimbangkan tingkat signifikansi yang ditetapkan. Untuk itu harus diketahui

df/db nya. Jika r hitung > r tabel artinya signifikan.

Variabel tingkat kesadaran

Responden Observer 1 Observer 2


1 12 12
2 12 12
3 10 10
4 11 11
5 12 11
6 11 12
7 11 11
8 12 12
9 11 11
10 10 10
11 12 12
12 12 12
𝑁∑XY − (∑X)(∑Y)
r𝑥𝑦 =
√[N∑X 2 − (∑X)2 ][N∑Y 2 − (∑Y)²]

12𝑥1523−(136𝑥134)
r=
√(12x1548−136)2 (12x1504−134)²

18276−18224
r=
√(18576−18496)(18048−17956)

52
r = √7360 = 0,8

df = 12 – 2 = 10.

14
Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson’s r, didapatkan r tabel = 0,576. Jadi

dapat disimpulkan bahwa r hitung (0,8) > r tabel (0,576), artinya terdapat korelasi

positif hasil pengukuran antara observer.

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS didapatkan nilai

korelasi Pearson 0,93 dengan nilai P-value/sig 0,00 (<0,05) artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara hasil pengukuran peneliti dengan observer.

Variabel tekanan darah (MAP)

Responden Observer 1 Observer 2


1 100 100
2 98 98
3 110 110
4 90 90
5 105 105
6 110 110
7 80 80
8 95 90
9 100 100
10 89 89
11 80 90
12 100 100

𝑁∑XY − (∑X)(∑Y)
r𝑥𝑦 =
√[N∑X 2 − (∑X)2 ][N∑Y 2 − (∑Y)²]

15
12𝑥113900−(1167𝑥1162)
r=
√(12x114375−1167)2 (12x113450−1162)²

1366800−1356054
r=
√(1372500−1361889)(1361400−1350244)

10746
r = √118376316

10746
r = 10880 = 0,98

df = 12 – 2 = 10.

Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson’s r, didapatkan r tabel = 0,576. Jadi

dapat disimpulkan bahwa r hitung (0,98) > r tabel (0,576), artinya terdapat

korelasi positif hasil pengukuran antara observer.

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS didapatkan nilai

korelasi Pearson 0,98 dengan nilai P-value/sig 0,00 (<0,05) artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara hasil pengukuran peneliti dengan observer.

Correlations
no_responde
n peneliti numerator
no_responden Pearson Correlation 1 -,322 -,335
Sig. (2-tailed) ,307 ,288
N 12 12 12
peneliti Pearson Correlation -,322 1 ,988(**)
Sig. (2-tailed) ,307 ,000
N 12 12 12
numerator Pearson Correlation -,335 ,988(**) 1
Sig. (2-tailed) ,288 ,000
N 12 12 12
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

16
Variabel denyut nadi

Responden Observer 1 Observer 2


1 80 80
2 90 90
3 75 70
4 82 82
5 95 95
6 70 70
7 75 75
8 88 88
9 91 91
10 78 77
11 80 80
12 85 85

𝑁∑XY − (∑X)(∑Y)
r𝑥𝑦 =
√[N∑X 2 − (∑X)2 ][N∑Y 2 − (∑Y)²]

12𝑥81680−(989𝑥983)
r=
√(12x82133−989)2 (12x81253−983)²

980160−972187
r=
√(985596−978121)(975036−966289)

7973
r = √65383825

7973
r = 8086 = 0,98

df = 12 – 2 = 10.

Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson’s r, didapatkan r tabel = 0,576. Jadi

dapat disimpulkan bahwa r hitung (0,98) > r tabel (0,576), artinya terdapat

korelasi positif hasil pengukuran antara observer.

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS didapatkan nilai

korelasi Pearson 0,98 dengan nilai P-value/sig 0,00 (<0,05) artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara hasil pengukuran peneliti dengan observer.

17
Variabel suhu tubuh

Responden Observer 1 Observer 2


1 37 37
2 36,8 36,8
3 37,5 37,5
4 37,5 38
5 36 37
6 37 37
7 36,9 36,9
8 36,9 36,9
9 37,2 37,2
10 37,5 37,5
11 37,7 37,7
12 36 36

𝑁∑XY − (∑X)(∑Y)
r𝑥𝑦 =
√[N∑X 2 − (∑X)2 ][N∑Y 2 − (∑Y)²]

12𝑥16485,8−(444𝑥445,5)
r=
√(12x16431−444)2 (12x16541,8−445,5)²

197829,6−197802
r=
√(197172−197136)(198501,6−198470,2)

27,6
r = √1130,4

27,6
r = 33,6 = 0,82

df = 12 – 2 = 10.

18
Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson’s r, didapatkan r tabel = 0,576. Jadi

dapat disimpulkan bahwa r hitung (0,82) > r tabel (0,576), artinya terdapat

korelasi positif hasil pengukuran antara observer.

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS didapatkan nilai

korelasi Pearson 0,82 dengan nilai P-value/sig 0,00 (<0,05) artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara hasil pengukuran peneliti dengan observer.

Variabel frekuensi pernafasan

Responden Observer 1 Observer 2


1 20 20
2 25 25
3 19 19
4 22 22
5 24 21
6 18 18
7 16 16
8 21 21
9 20 22
10 18 18
11 20 20
12 25 25
𝑁∑XY − (∑X)(∑Y)
r𝑥𝑦 =
√[N∑X 2 − (∑X)2 ][N∑Y 2 − (∑Y)²]

12𝑥5184−(248𝑥247)
r=
√(12x5216−248)2 (12x5165−247)²

19
62208−61256
r=
√(62592−61504)(61980−61009)

952
r = √1056448

952
r = 1027,8 = 0,92

df = 12 – 2 = 10.

Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson’s r, didapatkan r tabel = 0,576. Jadi

dapat disimpulkan bahwa r hitung (0,92) > r tabel (0,576), artinya terdapat

korelasi positif hasil pengukuran antara observer.

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS didapatkan nilai

korelasi Pearson 0,92 dengan nilai P-value/sig 0,00 (<0,05) artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara hasil pengukuran peneliti dengan observer.

20

Você também pode gostar