Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PERILAKU KEKERASAN
OLEH :
(KELAS
B11-A)
2018
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Resiko
Perilaku Kekerasan”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Jiwa II.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua
pihak yang telah member kami bantuan dukungan kjuga semangat, buku dan sumber
lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini
kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kelompok
miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
untuk menyempurnakan makalah ini.
Kelompok
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................51
B. Saran...............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA 52
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah definisi perilaku kekerasan?
b. Bagaimanakah penyebab perilaku kekerasan?
c. Bagaimanakah tanda dan gejala perilaku kekerasan?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku pada diri sendiri dapat
berupa melukai dir sendiri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam bentuk
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Maka perilaku kekerasan dapat dilakukan
secara verbal, diarahakan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan . (Deden
Dermawan, 2013)
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut,
pakaian kotor, bau badan, bau nafas, dan penampilan tidak rapi. (Yusuf, 2015)
perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri orang lain maupun orang
lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon
3
2.1.2 Etiologi
a. Faktor Predisposisi
berikut:
1) Faktor neorologi
dan pesan-pesan yang akan mempunyai sifat agresif sistem limbik sangat terlibat
2) Faktor genetik
Dalam gen manusia terdapat domant (potensi) agresif yang sedang tidur akan
bangun jika terstimulasi oleh faktor eksternal. Genetik pada umumnya dimiliki
oleh penghuni pelaku tindak kriminal serta orang-orang hukum akibat perilaku
agresif.
Menurut penelitian pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk kerja dan
menjelang berakhir pekerjaan sekitar jam 9 dan 13. Pada jam tertentu orang
4) Faktor biokimia
GABA (Gama Amino Batric Acid) yang bertugas sebagia pengontrol respon
4
(Keseimbangan).Pada cairan cerebrospinal vertebra dapat menjadi terjadinya
perilaku agresif.
Gangguan pada sistem limbik pada lobus temporal, sindrom otak organik, tumor
b. Faktor Presipitasi
Menurut Direja (2011), ada faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut :
merasa terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun
Menurut Yosep (2013), ada beberapa tanda dan gejala perlaku kekerasaan
diantarnya :
mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, postur tubuh kaku dan
jalan mondar-mandir.
5
3. Perilaku : melempar atau memukul benda/orang lain, menyerang orang lain,
4. Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
menuntut.
6. Spritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang
6
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang di terima sesuai norma-norma sosial budaya
Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme ego seperti seperti
Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan pada objek lain seperti meremas
adonan kue, meninju tembok dan sebagai nya, tujuan nya adalah untuk mengurangi
7
d. Displacement, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya
bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
psikomotornya.
2. Terapi okupasi
Terapi ini bukan pemberian pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk
itu dalam pemberian terapi ini tidak harus diberikan pekerjaan tetapi segala
bentuk kegiatan seperti membaca koran, main catur dapat di jadikan media
8
4. Terapi somatik
Bahwa terapi somatic terapi yang di berikan kepada pasien dengan gangguan
Terapi kejang listrik atau electric convulsive therapy (ECT) adalah bentuk
pasien.
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan masalah klien. Data
yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spritual. Data
presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki klien (Stuart &
Laria, 2001 dalam Direja 2011). Adapun komponen dari pengkajian adalah sebagai
berikut :
1. Identitas klien
Identitas klien di tulis lengkap seperti nama, usia, jenis kelamin, nomor
rekam medis, dan diagnosa medis. Data ini bisa didapatkan dengan melihat
9
2. Alasan masuk
3. Faktor predisposisi
a) Faktor psikologis
tidak menyenangkan.
c) Rasa frustasi.
kepuasaan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangan ego dan
membuat konsep diri rendah. Perlaku kekerasan sebagai pretise yang dapat
dari masa kecil, sebagai contoh orang tua yang mendidik anaknya dengan
h) Faktor biologis
kekerasan, yaitu:
10
1) Pengaruh neurofisiologik, sistem limbic sangat terlibat dalam menstimulasi
gangguan serebral, tumor otak (khusunya pada limbik dan lobus temporal),
4. Faktor presipitasi
Menurut Direja (2011) ada faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagi
berikut:
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun ekternal
dari lingkungan.
perilaku kekerasan.
5. Pemeriksaan fisik
11
Respon fisologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi
muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang
otot seperti rahang mengatup, tangan mengepal, tubuh kaku dan reflek
cepat. Hal ini di sebabakan oleh energi yang keluakan saat marah bertambah
6. Aspek psikososial
a. Genogram
dengan keluarganya, tinggal serumah dengan siapa saja, ada atau tidakna
faktor keturunan penyakit yang sama yang dialami pasien dengan anggota
keluarganya. Selaiin itu genogram dapt dikaji melalui 3 jenis kajin menurut
1. Kajian adopsi
2. Kajian kembar
kembar identik secara genetik dengan saudara kandung yang tidak kembar.
3. Kajian keluarga
kandung).
12
b. Konsep Diri
Konsep diri adalah semua jenis pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
bersama orang terdekat dan dengan dunia nyata (realitas). Konsep diri
terdiri atas:
1. Citra tubuh
masa lalu atau sekarang, perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan
potensi dirinya.
2. Identitas diri
3. Peran diri
4. Ideal diri
5. Harga diri
seberapa baik perilaku sesuai dengan ideal dirinya. Harga diri tinggi
13
meskipun telah melakukan kesalahan, kesalhsan dan kegagalan, ia tetap
c. Hubungan sosial
Kaji apakah pasien pernah atau tidak melakukan kegiatan kelompok atau
masyarakat
d. Spritual
7. Status mental
berikut:
14
a. Penampilan
klien yaitu penampilan usia, cara berpakian, kebersihan, sikap tubuh, cara
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
lain, menyerang orang lain, melukai diri sendiri atau orang lain, merusak
lingkungan, mengamuk(agresif).
yang menyertai suatu pikiran dan berlangsung relatif lama dan dengan
tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam dan jemgkel, berdaya,
15
kebenaran dirinya) atau curiga (menunjukkan sikap atau perasaan tidak
f. Persepsi sensorik
g. Proses pikir
dan sarkasme.
h. Tingkat kesadaran
orientasi yang baik dalam hal waktu, tempat, orang dan lingkungan
sekitarnya.
daya ingat.
sekitarnya pada saat klien pulang atau setelah klien pulang dari rumah sakit
16
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
c. Kemampuan klien
9. Mekanisme koping
kesalahan diri sendiri pada orang lain yang dianggap berkaitan. Respresi
h. Msalah lainnya
17
11. Pengetahuan
Bagaimana pengetahuan klien atau keluarga saat ini tentang penyakit atau
gangguan jiwa
Jelaskan aspek medis klien (dapat dilihat rekam media) tentang diagnosa
Menurut Direja (2011) data yang perlu dianalisa meliputi data subyektif dari
data obyektif.
A. Data subjektif
a. Klien mengancam
f. Klien meremehkan
B. Data objektif
b. mengepal
c. Rahang mengatup
d. Wajah memerah
f. Suara keras
18
Menurut damaiyanti (2012), masalah keperawatan yang mungkin muncul
a. Resiko Perilaku Kekerasan sendiri, orang lain dan lingkungan, dan verbal)
b. Perilaku kekrasan
Effect
Perilaku kekerasan
Core Problem
Causa
19
Gambar: 1.5 Pohon Masalah Perilaku Kekerasan
2.2.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik
3. Resiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri,orang lain, lingkungan, dan verbal)
2.2.3 Perencanaan
Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan
(P) dari diagnosa tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus
telah tercapai.
tertentu. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan yang perlu dicapai atau
dimiliki pasien. Kemampuan pasien pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga
aspek, yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari
teratasi dan kemampuan afektif yang perlu dimiliki agar pasien percaya pada
20
1) TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
kriteriahasil :
klien :
Intervensi :
klien
Kriteria hasil:
21
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama....x....pertemuan diharapkan
klien.
Intervensi :
klien
kriteriahasil :
ekspresi tegang.
Intervensi :
kekerasan terjadi.
22
4) TUK 4 : klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukanya.
kriteriahasil :
telah dilakukannya.
masalah.
Intervensi :
pernah dilakukannya.
terjadi
dialami teratasi.
kriteriahasil :
klien:
1. Klien dapat menjelasan akibat dari cara yang digunakan klien Diri sendiri:
23
Intervensi :
1. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan kepada:
a. Diri sendiri
b. Orang lain/lingkungan
c. Lingkungan
terhadap kemarahan
kriteriahasil :
klien :
a. Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkan marah yang sehat
masing.
Kriteria hasil:
24
Seleah diberikan asuhan keperawatan selama ....x.... pertemuan diharapan
klien:
masing
Intervensi:
1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memeilih cara yang
d. Beri pujian pada klien perbaiki cara yang masih belum sempurna
kekerasan
Kreteria hasil:
klien:
25
b. Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien
Intervensi:
kekerasan
Kriteria hasil
c. Nama obat
f. Waktu pemakian
g. Cara pemakian
26
h. Efek yang dirahasakan
Intervensi:
1. Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak
minum obat
d. cara pemakian
3. Anjurkan klien:
b. Lapor ke perawat atau dokter jika mengalami efek yang tidak biasa
2.2.4 Implementasi
rencana tindakan keperawtan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi saat ini.
Menurut Damaiyanti (2012), tindakan keperawtan pada klien dengan perilaku kekerasan
a. Untuk pasien
27
1) SP1 Pasien
a. Mengidentifikasi penyebab Pk
d. Mengidentifikasi akibat PK
2) SP2 Pasien
b. Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik 2: pukul kasur dan bantal
3) SP3 Pasien
4) SP4 Pasien
5) SP5 Pasien
28
d. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam kegiatan harian.
a. Untuk keluarga
1) SP1 Keluarga
proses terjadinya PK
2) SP2 Keluarga
3) SP3 Keluarga
29
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
- Pasien mengatakan “Selamat pagi juga pak, baik pak salam kenal, nama
saya Tn. G panggil Tn. G saja. Saya tinggal di singaraja ”
- Pasien mengatakan diantar oleh keluarga ke RSJ dan sudah1 bulan di
rawat
- Pasien mengatakan di bawa ke RSJ karena pasien mengamuk, dan
merusak sanggah yang merupakan tempat sembhyang dia di rumah
Data Objektif
- Pasien mau menjawab salam, berkenala dengan perawat dan kontak mata
terjaga dengan tatapan tajam dan rahang mengantup
- Tangan pasien tampak mengepal
- Pasien menyebutkan nama kesukaannya
- Pasien mau berjabat tangan dengan perawat
- Pasien mau duduk berhadapan dengan perawat
- Pasien mau menjawab pertanyaan perawat tetapi dengan singkat, nada
tinggi saat ditanyai mengenai masalahnya
- Pasien tampak rapi
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
30
4. Tindakan
a. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan pasien
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disuka pasien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima pasien dengan apa adanya
g. Beri perhatian pada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
Waktu
Bapak mau berapa lama untuk mengobrol, bagaimana kalau kita
bercakap – cakap selama 20 menit ?
Tempat
Untuk tempatnya bagaimana kalau di meja tempat didekat televisi ?
2. Fase Kerja
a. Pasien 1, apakah bapak masih ingat nama saya siapa ?
b. Baiklah pak, seperti pembicaraan kita tadi sekarang kita berbincang-
bincang tentang diri bapak
c. Biasanya kalau bapak dirumah kegiatannya apa ?
d. Kalau boleh tahu rumahnya dimana ?
e. Apakah bapak tahu sekarang dimana ?
f. Kenapa bapak dibawa kesini dan apakah ibu masih ingat siapa yang
membawa bapak kemarin ? sudah berapa lama bapak dirawat disini ?
g. Kegiatan apa saja yang biasa bapak lakukan selama disini ?
h. Pak, coba bapak ungkapkan masalah yang bapak alami dirumah
maupun di rumah sakit, gimana bapak bersedia ?
i. Pak, saya rasa waktu kita sudah cukup untuk bercakap – cakap nanti
kita lanjutkan lagi
31
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Pak, bagaimana perasaanya setelah berbincang – bincang dengan
saya ?
b. Evaluasi Objektif
Sekarang bapak sebutkan nama saya, bapak masih ingat ?
4. Rencana tindak lanjut
Pak, bagaimana kalau kegiatan ini kita masukan dalam kegiatan
hariannya bapak ?
5. Kontrak yang akan datang
Topik
Bapak, nanti siang kita bercakap – cakap tentang penyebab, tanda
dan gejala dan kita juga akan latihan cara mengontrol perilaku
kekerasan. Bagaimana bapak setuju ?
Waktu
Nanti kita ketemu lagi pukul 09.20 Wita, bapak mau berapa lama,
bagaimana kalau 20 menit ?
Tempat
Bagaimana kalau kita berbincang – bincang ditempat ini lagi ?
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
32
- Pasien mengatakan mau belajar cara mengontrol marah
Data Objektif
33
h. Menganjurkan pasien untuk memasukkan latihan ke dalam kegiatan
harian
Baiklah pak, apa berapakah cara mengontrol marah ? ada 5 ya pak, salah
satunya dengan teknik nafas dalam. Kalau bapak sudah tahu tanda dan
gejala marah tadi sudah bapak rasakan, bapaka langsung duduk atau
berdiri lalu tarik nafas hidung, tahan sebentasr, lalu keluarkan perlahan -
lahan dari mulut. Ayo pak, sekarang bapak praktekkan apa yang sudah
saya ajarkan tadi ! ulangi sekali lagi pak. Bagus sekali.
34
Nah sekarang bapak sudah bisa melakukan teknik relaksasi nafas dalam,
sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga sewaktu-
waktu bila rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak, setelah berbincang – bincang dengan
saya ? Apakah bapak merasa lega ?
2) Evalusi objektif
Sekarang coba bapak sebutkan tanda dan gejala marah dan
bagaimana cara mengontrol ?
b. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian ? bapak mau berapa kali melakukannya ?
35
Pertemuan ke : III Asal : Singaraja
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
3. Tujuan Khusus
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan fisik II (Memukul
bantal/kasur)
4. Tindakan
a. Mengevaluasi masalah yang dialami pasien dan mengevaluasi pasien
dalam melakukan latihan nafas dalam
b. Mengajarkan pasien latihan fisik II yaitu : memukul bantal/kasur
c. Membantu pasien mengungkapkan perasaan marahnya.
II. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang bapak, apakah bapak masih ingat nama saya ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang ? Adakah hal – hal yang
membuat bapak marah sekarang ?
c. Kontrak
Topik
36
Pak, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan cara yang kedua yaitu : memukul bantal / kasur ?
Waktu
Sesuai persetujuan pagi tadi, bagaimana kalau kita berbincang –
bincangnya 20 menit ?
Tempat
Untuk tempatnya bagaimana kalau di tempat yang tadi pak ?
2. Fase Kerja
Pak, sekarang coba bapak ceritakan barang kali ada hal – hal yang
membuat bapak marah dan muncul perasaan kesal, tangan mengepal,
mata melotot dan rahang mengantup. Selain nafas dalam, bapak juga
bisa memukul bantal/kasur. Sekarang saya akan melatihkan cara
mengontrol marah dengan cara yang kedua, yaitu dengan memukul
bantal/kasur. Kalau misalnya nanti bapak merasa kesal atau ingin
marah – marah, bapak langsung saja masuk ke ruangan bapak,
kemudian bapak lampiaskan kemarahan bapak dengan memukul
bantal atau kasur. Sekarang coba bapak lakukan, pukul bantal ini, nah
bagus pak, coba ulang sekali lagi. Sekarang kalau bapak merasa kesal
atau marah bapak bisa lakukan cara ini dan cara yang pertama yaitu
nafas dalam, kemudian setelah itu, bapak jangan lupa merapikan lagi
tempat tidurnya.
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak, setelah latihan cara menyalurkan marah
dengan saya ?
b) Evalusi objektif
Sekarang coba bapak sebutkan ada berapa cara yang sudah kita
latihkan dari kemarinn sampai sekarang ?
2. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian ? bapak mau berapa kali melakukannya ?
3. Kontrak yang akan datang
Topik
Pak, nanti kita belajar lagi cara yang ketiga cara mengontrol
marah dengan cara bicara yang baik
Waktu
Kita ketemu lagi besok pukul 09.30 Wita, lamanya kurang lebih
20 menit, apakah bapak setuju ?
37
Tempat
Tempatnya disini lagi ya pak ?
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
38
- Pasien tampak mengerti
- Pasien tampak mengingat teknik yang sudah diajarkan oleh perawat
- Pasien tampak senang setelah diberikan saran oleh perawat
- Pasien tampak mampu untuk mempraktekkan cara mengungkapkan
rasa kesal, meminta dengan baik, dan mengungkapkan rasa kesal
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal :
menolak, meminta dan mengungkapkan perasaan dengan baik
4. Tindakan
1. Mengevaluasi pasien dalam melakukan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara mengontrol perilaku kekesaran secara verbal :
a. Menolak dengan baik
b. Meminta dengan baik
c. Mengungkapkan perasaan dengan baik
d. Membantu pasien menyusun jadwal kegiatan harian
II. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
Salam terapeutik
Selamat siang bapak, apakah bapak masih ingat sama saya ?
Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang ? Adakah hal – hal yang
membuat bapak marah sekarang ?
Kontrak
Topik
Pak, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan cara yang kedua yaitu : memukul bantal/kasur ?
Waktu
Sesuai persetujuan pagi tadi, bagaimana kalau kita berbincang –
bincangnya 20 menit ?
Tempat
Untuk tempatnya bagaimana kalau di tempat yang tadi pak ?
2. Fase Kerja
Sekarang kita melakukan latihan yang ketiga, bagaimana kalau bapak
peragakan cara yang pertama dan kedua, apakah bapak masih ingat ?
Bagus sekali, berarti bapak sudah menguasai apa yang sudah kita
pelajari kemarin. Sekrang kita akan melakukan latihan cara bicara yang
baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah tersalurkan dengan
39
cara nafas dalam dan memukul – mukul bantal atau kasur, maka perlu
kita bicara dengan orang yang membuat kita marah ada tiga cara :
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada rendah dan tidak
kasar, contoh : “ pak saya perlu uang, saya boleh gak minta uang
atau saya minum nanti kalau saya sudah punya uang saya ganti”
b. Menolak dengan baik, contoh : “mohon maaf pak, saya tidak punya
uang. Jadi, saya tidak bisa ngasih bapak”
c. Mengungkapkan rasa kesal, jika ada perlakuan teman bapak yang
membuat bapak kesal, jengkel maka bapak bilang “saya tidak suka
dengan kelakuaan bapak, karena disini kita sama – sama jadi
pasien.
d. Nah, sekarang coba bapak ulangi apa yang saya ajarkan. Bagus
sekali, bagaimana kalau latihan ini kita masukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian ?
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak, setelah latihan cara menyalurkan
marah dengan cara bicara yang baik ?
b. Evalusi objektif
Sekarang coba bapak sebutkan ada berapa cara yang sudah kita
latihkan dari kemarinn sampai sekarang dan cara bicara yang baik
?
2. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian ? bapak mau berapa kali melakukannya ? nanti siang kita akan
belajar cara yang keempat, bagaimana bapak bersedia ?
3. Kontrak yang akan datang
Topik
Pak, nanti kita belajar lagi cara yang keempat cara mengontrol
marah dengan cara berdoa atau beribadah
Waktu
Kita ketemu lagi nanti pukul 12.50 Wita, lamanya kurang lebih
20 menit, apakah bapak setuju ?
Tempat
Tempatnya disini lagi ya pak ?
40
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Mengontrol PK
Secara Spiritual
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
41
- Pasien mengatakan tidak bisa mempraktekkan cara sembahyang
kalau sendiri dia ingin sembahyang berdua atau bersama dengan
teman - teman”
- Pasien mengatakan “Saya akan rajin sembhyang pak biar cepat
sembuh dan pikiran saya menjadi rileks tidak marah – marah lagi “
- Pasien mengatakan mau memasukkan cara mengontrol marahnya
dengan cara sembahyang ke dalam jadwal kegiatan hariannya.
Data Objektif
42
Sekarang kita akan melanjutkan berbincang – bincang tentang
cara mengontrol perilaku kekerasan
Waktu
Waktu yang diperlukan 20 menit ya pak ? Apa bapak setuju ?
Tempat
Untuk tempat kita pakai tempat yang kemarin saja yang tadi
ya pak ?
2. Fase Kerja
a. Baiklah pak, coba bapak ceritakan pada saya ibadah yang biasa
bapak lakukan di rumah ?
b. Dari berbagai macam cara ibadah, menurut bapak kira-kira yang
efektif yang bapak bisa lakukan di rumah sakit apa ?
c. Baik bapak, bapak memilih untuk berdoa di tempat tidur ?
d. Kalau bapak sedang marah, bapak langsung duduk di tempat
tidur atau kursi, lalu bapak tarik nafas dalam, kemudian bapak
berdoa dengan cara bapak atau keyakinan bapak
e. Mari kita coba pak, bagus sekali bapak bisa lakukan kegiatan ini
secara teratur untuk meredakan kemarahan bapak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak, setelah kita bercakap – cakap
tentang cara mengendalikan marah dengan cara melakukan
ibadah ?
2) Evalausi objektif
Coba bapak ceritakan lagi atau sebutkan lagi beberapa cara
mengendalikan marah yang suda kita pelajari
b. Rencana tindak lanjut
Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Berapa kali bapak mau melakukan ibadah
c. Kontrak yang akan datang
Topik
Nanti saya akan datang lagi untuk membicarakan tentang
latihan yang selama ini kita pelajari dan cara mengontrol.
PK dengan cara yang kelima yakni dengan minum obat.
Waktu
Kita ketemu besok siang ya pak setelah makan siang ya
pak, waktunya hanya 20 menit saja ?
Tempat
Tempatnya dsini lagi ya pak ?
43
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Mengontrol PK
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
44
a. Evaluasi jadwal Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar
(benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar
cara minum obat, benar waktu minum obat dan benar dosis)
c. Susun jadwal minum obat secara teratur
4. Tindakan
a. Mengevaluasi pasien dalam melakukan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien minum obat secara teratur, dengan prinsip 5 benar
c. Menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
II. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang bapak, apakah bapak masih ingat sama saya ? sesuai
dengan janji saya kemarinn, kita akan berbincang – bincang lagi
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang ? apakah bapak sudah
melakukan kegiatan yang saya ajarkan kemarinn ?
c. Kontrak
Topik
Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang cara minum obat
dengan prinsip 5 benar
Waktu
Waktu yang kita gunakan kurang lebih 20 menit ya pak ?
Tempat
Tempatnya di tempat tadi saja ya pak ?
2. Fase Kerja
a. Berapa macam obat yang bapak minum ?
b. Warna obatnya apa saja pak ?
c. Jam berapa bapak minum obat ?
d. Bagaimana cara pemberiannya pak ?
e. Bila nanti bapak setelah minum obat terus mulut bapak terasa
kering bapak bisa minum air putih yang banyak untuk
mengatasinya ya pak
f. Bila terasa mata bapak berkunang – kunang, bapak sebaiknya
istirahat dan jangan banyak melakukan aktivitas
g. Nanti kalau bapak sudah di rumah, sebelum bapak minum obat,
bapak harus lihat terlebih dahulu labelnya, benar nama bapak
tertulis di wadah obatnya atau tidak. Berapakah dosis yang harus
bapak minum, dan baca juga ya pak apakah obatnya sudah benar ?
h. Sekarang kita masukan ya waktu minum obat ke dalam jadwal
kegiatan harian.
3. Fase Terminasi
45
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak, setelah kita berbincang – bincang
dengan saya mengenai cara minum obat yang benar ?
2) Evalausi objektif
Coba bapak sebutkan lagi warna obat yang bapak minum ? dan
bagaimana cara minum obat yang benar ? Nah, sudah berapa cara
yang saya ajarkan untuk mengontrol perasaan marah yang sudah
kita pelajari ?
3) Rencana tindak lanjut
Sekarang kita tambahkan lagi, jadwal kegiatan hariannya dengan
minum obat ya pak
b. Kontrak yang akan datang
Topik
Besok kita ketemu lagi, kita evaluasi mengenai sejauh mana
bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana mencega rasa
marah tersebut ya pak ?
Waktu
Besok kita berbincang – bincang pukul 09.00 Wita. Kita
ngobrolnya 20 menit, bagaimana apakah bapak setuju ?
Tempat
Kita berbincang – bincang disini lagi atau dimana ?
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi menurut Keliat (2010) adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu evaluasi proses atauformatif dan evaluasi hasil atausumatif yang dilakukan
dengan membandingkan respon pasien dengan tujuan yang telah ditentukan, sedangkan
menurut Direja (2011) evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon
berikut :
46
S: Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
dalam?”
O: Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku pasien pada saat tindakan dilakukan
atau menanyakan kembali apa yang telah diajarkan atau member umpan balik sesuai
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan
P: perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analis pada respon klien yang
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
47
suara tinggi, membentak atau berteriak, melempar atau memukul benda/orang lain,
menyerang orang lain. Pentalaksanaan medis pada klien dengan perilaku kekerasan
terdiri dari farmakoterapi, terapi okupasi, peran serta keluarga, terapi somatik, terapi
kejang listrik.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A,. 2009. Model Praktek Keperawatan Jiwa Profesional. Jakarta : EGC
Kusumawati, farida. 2010.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta :salemba medika
Maramis. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press
48
Dermawan, Deden. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Keliat, B. A. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. (Edisi 2). Jakarta: EGC.
49