Você está na página 1de 3

NAMA : JHONSON FRAYDI SIANTURI

KELAS : B3
SEMESTER :2
FAKULTAS : HUKUM
MATA KULIAH : HUKUM PERDATA

BADAN HUKUM TEORI ORGAN

Teori organ ialah peraturan peraturan hukum yang tidak berlaku dalam
pandangan teori fiksi menjadi teori yang berlaku, karena badan hukum badan hukum
memiliki organ yang dipandang sebagai jiwa dari badan hukum tersebut.

Seorang sarjana jerman yaitu otto von gierke telah mengemukakan suatu
teori organ badan hukum, teori tersebut ialah suatu badan hukum merupakan suatu
organ seperti halnya manusia yang menjelma dalam pergaulan hukum dan dapat
menyatakan kehendak melalui alat-alat yang ada pada seorang pengurus atau
anggota dalam badan hukum tersebut.

Teori ini sangat sungguh-sungguh ada dalam pergaulan hukum. Badan hukum
itu membentuk kehendak sendiri dengan perantara alat-alat (organ) yang ada
padanya (pengurus) seperti manusia. Menurutnya, badan hukum bukanlah suatu fiksi
tapi merupakan makhluk yang sungguh-sungguh ada secara abstrak dari konstruksi
yuridis. Fungsi badan hukum dipersamakan dengan fungsi manusia.

Badan hukum dalam hal teori organ merupakan organ – organ badan hukum
yang membentuk kehendaknya dengan perantaraan alat – alat atau organ badan
tersebut misalnya anggota – anggotanya atau pengurusnya seperti manusia yang
mengucapkan kehendaknya dengan perantaraan maklumat atau perantaraan
tanganya jika kehendak itu ditulis diatas kertas.
Keputusan yang telah dibuat dalam teori organ merupakan keputusan badan
hukum itu sendiri, dengan demikian badan hukum bukanlah suatu hal yang abstrak
tetapi benar benar ada. Badan hukum bukanlah suatu kekayaan atau hak yang tidak
bersubjek, tetapi badan hukum merupakan suatu organisme yang rill, yang hidup
dan bekerja seperti halnya manusia.

Pada tiap – tiap perkumpulan atau perhimpunan anggota adalah suatu badan
hukum itu sendiri, karena setiap perkumpulan anggota dalam kualitasnya sebagai
subjek hukum. Sebab kualitas subjek hukum pada manusia juga tidak dapat
ditangkap dengan panca indera, dan bertindaknya tidak dengan kesatuan wujud
orang, tetapi organ dari orang itu yang bertindak dalam badan hukum tersebut,
Begitu pula badan hukum sebagai wujud kesatuan tidak bertindak sendiri melainkan
organya atau bestur, komisaris, dan yang lainnya. Dan tidak sebagai wakil, tetapi
bertindak sendiri organnya yang berjual beli dan sebagainya adalah badan hukum,
bukan wakil tersebut.

Namun orang ini bertindak bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dan atas
nama badan hukum, dalam hal ini yang dimaksud dengan teori organ atau alat
perlengkapan seperti pengurus, direksi, dan yang lainnya dari badan hukum yang
merupakan unsur penting dari organisasi badan hukum itu. Bagaimana organ badan
hukum itu berbuat dan apa saja yang harus diperbuatnya serta apa saja yang tidak
boleh diperbuatnya, lazimnya semua ini di tentukan dalam anggaran dasar badan
hukum yang bersangkutan maupun dalam peraturanya.

Badan hukum dalam bahasa indonesia diartikan sebagai organisasi atau


perkumpulan yang didirikan dengan fakta yang otentik dan dalam hukum
diperlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan kewwajiban atau disebut juga
dengan subyek hukum. Subyek hukum dalam ilmu hukum ada 2 yaitu, orang dan
badan hukum.

Disebut dengan subyek hukum oleh karena orang badan hukum menyandang
hak dan kewajiban hukum. Sebagai subyek hukum, badan hukum juga memiliki
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum sebagaimana subyek hukum orang
dan individu. Namun oleh karena bentuk badan hukum yang merupakan himpunan
dari orang – orang, maka dalam pelaksanaan perbuatan hukum tersebut, suatu
badan hukum diwakili oleh pengurusnya.
Sebagai konsekuensinya, maka subyek hukum juga dapat dianggap bersalah
melakukan perbuatan melawan hukum. Dalam hukum perdata, perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh badan hukum menjadi tanggung jawab badan hukum
tersebut yang dalam pelaksanaanya juga diwakili oleh pengurusnya

Kesimpulannnya ialah Dengan demikian, Teori organ badan hukum tersebut


tidak dapat berbuat sewenang – wenangnya, tetapi dibatasi sedemikian rupa oleh
ketentuan – ketentuan intern yang berlaku dalam badan hukum itu, baik yang
termuat dalam anggaran dasar maupun peraturanya lainnya. Tindakan organ badan
hukum yang melampaui batas – batas yang telah ditentukan, tidak menjadi tanggung
jawab badan hukum, tetapi menjadi tanggung jawab pribadi organ yang bertindak
melampaui batas itu, terkecuali tindakan itu menguntungkan badan hukum, atau
organ yang lebih tinggi kedudukanya kemudian menyetujui tindakan itu.

UNIVERSITAS BATANGHARI
FAKULTAS HUKUM
TA 2016/2017

Você também pode gostar