Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Di Susun Oleh
Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“siklus peemriksaa belaa operasi” dengan lancar. Penyusunan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Audit Sektor Publik.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya.
PENYUSUN
BAB I
PEMBAHASAN
C. Belanja Operasional
Belanja pemerintah daerah pada APBD berdasarkan jenis belanjanya dapat
dikategorikan menjadi belanja langsung dan tidak langsung. Belanja tidak
langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan sedangkan belanja langsung
adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Belanja operasional adalah belanja yang dilakukan
pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar suatu satuan kerja.
Dalam kaitannya dengan definisi tersebut, maka belanja operasional dapat
diklasifikasikan sebagai belanja langsung. Belanja operasional yang menjadi
fokus bahasan ini terdiri dari :
1) Belanja perjalanan dinas
2) Belanja sewa
3) Belanja bahan
4) Belanja persediaan dan aktiva lancar lainnya
3. biaya penginapan;
4. uang representatif;
G. Belanja Bahan
Pengeluaran yang digunakan untuk pembayaran biaya bahan pendukung
kegiatan (yang habis dipakai) seperti :
• Alat Tulis Kantor (ATK)
• Konsumsi/bahan makanan
• Bahan cetakan
• Dokumentasi
• Spanduk
• Biaya Fotokopi.
yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan non operasional seperti
dies natalis, pameran, seminar, pejabat, sosialisasi,rapat dan lain lain. Proses
pengadaan belanja bahan dilakukan sesuai dengan nilai belanja bahan
tersebut. Apabila melebihi batasan nilai yang dimungkinkan untuk dilakukan
pengadaan langsung, maka pengadaan harus dilakukan dengan mekanisme
lelang atau penunjukan langsung.
Pembayaran belanja bahan dapat dilakukan dengan mekanisme LS ataupun
dengan mekanisme Uang Persediaan (UP).
Dokumen sumber yang dibutuhkan dalam pemeriksaan belanja bahan:
1. Bukti pembelian (Nota pembelian/kuitansi)
2. Kontrak / SPK, serta dokumen terkait (BA Serah Terima Barang, BA
Pembayaran) jika pengadaan dilakukan dengan lelang atau pembelian
langsung dengan nilai >20 juta rupiah.
3. SPP, SPM, SP2D LS/UP belanja bahan
4. Surat setoran pajak (SSP) dan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Perhitungan pajak untuk belanja bahan :
1. Belanja bahan merupakan objek pemotongan PPh pasal 22. Atas
pembelian yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah dikenakan pajak
sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN.
2. Belanja bahan merupakan objek pemotongan PPN dengan tarif sebesar
10%.
Penyimpangan belanja bahan:
1. Proses pengadaan tidak sesuai ketentuan
2. Mark up nilai belanja bahan
3. Kesalahan pencatatan/pembebanan belanja
http://www.wikiapbn.org/honorarium/