Você está na página 1de 5

KIMIA ORGANIK I

ALKUNA

Disusun Oleh:

1. Evi L. Sihombing (20160111054022)


2. Jein Parapa (20160111054005)
3. Henny N. Rumbarak (20160111054017)
4. Novianti P. Ratna (20160111054010)
5. Ratna A. Andry (20160111054016)
6. Rita M. Rematobi (20160111054025)
7. Yonathan Kawer (20160111054006)

Dosen Pembimbing:
Dolfina C. Koirewoa, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2017
BAB I

PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN ALKUNA
Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap tiga (–C≡C–) di antara dua
atom karbon. Akhir nama hidrokarbon ikatan rangkap tiga adalah -una. Akhiran ini menunjukkan
adanya rangkap tiga di dalam molekul. Seperti halnya ikatan rangkap dalam alkena, ikatan rangkap
tiga dalam alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh. Ketidakjenuhan ikatan rangkap tiga karbon lebih
besar daripada ikatan rangkap dua. Oleh karena itu kemampuannya bereaksi dengan pereaksi-
peraksi yang dapat bereaksi dengan alkena jauh lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan
golongan alkuna memiliki peranan khusus dalam sintesis senyawa organik.
Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap tiga disebut alkadiuna, yang mempuntai 1 ikatan
rangkap dua dan 1 ikatan rangkap tiga disebut alkenuna. Alkuna yang paling sederhana adalah
etena dengan rumus molekul C2H2.
Rumus umum alkuna ialah CnH2n-2, dimana n = jumlah atom C.

II. CIRI-CIRI ALKUNA


Alkuna memiliki ciri khas, yaitu:
1. Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga.
2. Memiliki kemiripan sifat dengan alkena, tetapi lebih reaktif.
3. Pembuatan : CaC2 + H2O → C2H2 + Ca(OH)2
III. SIFAT-SIFAT ALKUNA
Alkuna memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat alkuna dapat dibagi menjadi sifat fisika dan sifat
kimia. Sifat senyawa alkuna ialah endoterm, sehingga mudah meledak.
Wujud dari tiga alkuna dengan rantai anggota terpendek, yaitu etuna, propuna, dan butuna
merupakan gas tak berwarna dan tak berbau. Adanya pengotor berupa gas fosgen (ClCOCl), etuna
(asetilena) berbau seperti bawang putih. Delapan anggota selanjutnya berwujud cair, dan jika
rantai semakin panjang maka wujud alkuna adalah padatan pada tekanan dan temperatur standar.
Semua alkuna mempunyai massa jenis lebih kecil daripada air.
Alkuna tidak larut dalam air, namun cukup larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter,
dan karbon tetraklorida.
Titik leleh dan titik didih alkuna semakin meningkat seiring dengan kenaikan massa molekul.
Titik leleh dan titik didih alkuna dipengaruhi oleh percabangan, seperti halnya alkana dan alkena.
Contoh titik leleh alkuna adalah:

Senyawa Titik Leleh (℃)


Etuna -83
Propuna -27
1-butuna 8
2-butuna 29
1-pentuna 48
2-pentuna 55

IV.TATA NAMA ALKUNA


Aturan pemberian nama pada alkuna adalah sebagai berikut.
Nama Umum
Nama umum digunakan untuk alkuna-alkuna sederhana. Dalam pemberian nama umum
alkuna dianggap sebagai turunan asetilena (C2H2) yang satu atom hidrogennya diganti oleh
gugus akil.
Sistem IUPAC
1. Pemberian nama pada alkuna menyerupai tata nama alkana yakni mengganti akhiran –
ana pada alkana terkait dengan akhiran –una.
2. Rantai atom karbon terpanjang adalah rantai atom karbon yang mengandung ikatan
ganda tiga.
3. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai yang memungkinkan ikatan ganda tiga
mempunyai nomor serendah mungkin. Contoh: 1CH≡2C─3CH2─4CH3
4. Pada penulisan nama, atom C yang mengandung atom ikatan ganda tiga ditunjukan
dengan nomor.
5. Jika suku alkuna mempunyai dua ikatan rangkap atau lebih, maka namanya diberi
awalan sesuai jumlahnya (2=diuna, 3 = triuna, dan seterusnya).
Contoh 1: tentukan nama senyawa hidrokarbon berikut CH3 ─ CH ≡ CH.
Jawab: CH3 ─ CH ≡ CH memiliki atom C sebanyak 3 buah (propa-). Dengan demikian,
senyawa ini memiliki nama propuna.
Contoh 2: tentukan nama senyawa dari CH3 ─ C ≡ C ─ CH3.
Jawab: CH3 ─ C ≡ C ─ CH3 memiliki atom C sebanyak 4 buah (buta-). Posisi ikatan
rangkap 3 terletak pada atom C nomor 2 sehingga senyawa ini memiliki nama 2-
butuna.

V. REAKSI DALAM ALKUNA


Alkuna dapat mengalami reaksi adisi sama seperti alkena. Reaksi adisi dapat berlangsung
dengan hidrogen, halogen, halogen asam (HOCl), H2SO4, HCN, air, boron hidrida, dan lainnya.
Reaksi adisi ini mengikuti aturan Markovnikov. Selain itu, alkuna dapat mengalami reaksi
oksidasi. Alkuna dapat mengalami reaksi ozonolisis dengan menghasilkan diketon yang akan
segera dioksidasi lebih lanjut membentuk asam. Serta alkuna dapat mengalami reaksi
pembentukan asetilida.

Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah
pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali
kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama. Misalnya reaksi
penjenuhan etena oleh gas hidrogen.: H2 = CH2 + H2 ⎯⎯→ CH3 –CH3

Reaksi yang terjadi dalam alkuna yaitu:

1. Reaksi adisi dengan hidrogen

etena
CH ≡ CH + H → CH ═ CH → CH — CH
2 2 2 3 3

Etuna etuna

2. reaksi adisi dengan halogen

CH ≡ CH + Br → CH ═ CH
2

Br2 Br2
3. Polimerisasi
Polimerisasi alkuna terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya mula-mula ikatan
rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua elektron tak berpasangan.
Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antargugus,
sehingga membentuk rantai.

CH ≡ CH + HCl → CH2 ═ CHCl


Etuna vinil klorida
polimerasi
CH2 ═ CHCl —CH2—CH—

Cl

4. Reaksi substitusi

CH ≡ CH + CH ≡ CH → CH≡C —C≡CH
Etuna etuna vinil etuna

VI.MANFAAT ALKUNA

1. Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar dengan
oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi tersebut mampu digunakan
untuk melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.
2. Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit
yang dengan air: CaC2 +2H2O→Ca(OH)2 +C2H2
3. Etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
4. Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga digunakan untuk
bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
5. Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan untuk
menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi adisi. Dengan
demikian sangat penting untuk menambah panjang rantai senyawa organik.
6. Untuk penerangan
7. Sintesis senyawa lain.

Você também pode gostar