Você está na página 1de 21

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK BUANG AIR

BESAR MASYARAKAT DI DESA GARUGA KECAMATAN MANTOH KABUPATEN


BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH
Halenita Saliani*, Odi R. Pinontoan**, Jimmy Posangi***

* Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado


** Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
*** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Praktek buang air besar ialah perilaku seseorang yang berkaitan dengan kegiatan pembuangan tinja
meliputi, tempat pembuangan tinja dan pengolahan tinja yang memenuhi syarat kesehatan dan bagaimana
cara buang air besar yang sehat sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan. Desa Garuga
merupakan salah satu Desa binaan Puskesmas Mantoh yang jaraknya 15 km 2 dari lokasi Puskesmas.
Beberapa masalah ditemui seperti masih banyak keluarga yang tidak memiliki sanitasi yang layak (jamban
sehat) sehingga mereka memanfaatkan lahan terbuka, kebun, bahkan sumur galian untuk membuang
kotoran atau tinja. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
praktek buang air besar masyarakat di Desa Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi
Sulawesi Tengah. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian survei analitik dengan metode
pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini ialah semua kepala kepala keluarga yang
tinggal menetap di Desa Garuga sejak tahun 2016 berjumlah 75 KK. Sampel yang diteliti diambil dari
total populasi. Instrumen penelitian yang digunakan ialah kuesioner. Data ditabulasi kemudian dilakukan
perhitungan uji Chi-Square untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik untuk analisis multivariat
dengan menggunakan program analisis statistik. Penelitian ini disimpulkan bahwa faktor pengetahuan,
faktor sikap, faktor pendidikan, faktor pendapatan, faktor peran petugas kesehatan, dan faktor peran tokoh
masyarkat mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktek buang air besar masyarakat di Desa
Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah serta faktor yang paling
dominan berhungan dengan praktek buang air besar masyarakat di Desa Garuga Kecamatan Mantoh
Keabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah ialah peran petugas kesehatan. Saran yang dapat
diberikan ialah upaya pengembangan program STBM dari puskesmas untuk wilayah Desa Garuga
Kecamatan Mantoh Keabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah kepada kepala keluarga yang belum
memiliki jamban dengan system pemicuan untuk meningkatkan kepemilikan jamban di Desa Garuga
Kecamatan Mantoh Keabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Pendidikan, Pendapatan, Peran Petugas Kesehatan, Peran Tokoh
Masyarakat, Praktek Buang Air Besar

ABSTRACT
The defecation practice is a person’s behavior in relatet to activities in culudes excreta disposal, the sludge
removal and sludge treament witch qualified health and how you can defecated healthty, so it did not cause
adverse in impacts. Garuga village is one of the village built Mantoh health centers that where locatet 15
KM2 from the location of health centers. Some problems towndedd are families did not have adeguate
sasitation (latrines healthy) so that they used garden and holedsoil. To the devecated the purpose of this
studi was to analyze factors related to public devecation practice in the Garuga village Mantoh district
central Sulawesi. The of this research used analytic survey witch cross sectional study. The population are
all heads of famillies hu in the Garuga village since 2016 as many 75 households. The sample total are
population total. The instruments used in this study was questionnaire. Researcher used chi square test
and logistic regression test for data analysis with the help of a computer program SPSS Statistics 22.0.
The concluded this study are knowledge, attitude, aducation, income, the role of helath wokers, and factor
leaders have a community related to practice of defecating community in the Garuga village Mantoh
District of Central Sulawesi and the most dominant factor related to public defecation pratice int the
Garuga Village is the role of health workers. Advice can be given is STBM program development efforts
of the heakth clinic to the Garuga Village District Mantoh of Central Sulawesi Province to the helath of
the family who do not have latrines with detonation system to improv latrine ownership in the Garuga
village District Banggai of Central Sulawesi Province.

Key words: Knowledge, Attitude, Aducation, Income, The Role of Helath Wokers, Factor Leaders, Practice
of Defecating

1
PENDAHULUAN 2010). Tantangan yang dihadapi Indonesia
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak terkait dengan masalah air minum, hygiene
faktor, yaitu di antaranya lingkungan, dan sanitasi sangat besar. Menurut data
perilaku, pelayanan kesehatan dan Bank Dunia tahun 2010 sekitar 22%
keturunan. Lingkungan merupakan faktor penduduk Indonesia belum mempunyai
yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan jamban. Adapun cakupan jamban secara
individu dan masyarakat. Keadaan nasional untuk daerah perkotaan yaitu 79 %
lingkungan yang tidak memenuhi dan untuk daerah pedesaan 49%, sedangkan
persyaratan kesehatan dan perilaku 47% masyarakat berperilaku buang air
masyarakat dapat merugikan kesehatan baik besar/tinja masih dilakukan ke sungai,
masyarakat di pedesaan maupun perkotaan sawah, kolam, kebun atau sumur galian yang
yang disebabkan kurangnya pengetahuan tidak memenuhi persyaratan yang dapat
dan kemampuan masyarakat di bidang mencemari air tanah. Mayoritas
kesehatan, ekonomi, maupun teknologi pelaku praktik buang air besar sembarangan
(Anonim, 2009). Praktek buang air besar tinggal di desa-desa (Anonim, 2012). Lebih
ialah perilaku seseorang yang berkaitan lanjut, UNICEF menyatakan bahwa diare
dengan kegiatan pembuangan tinja meliputi, masih merupakan penyebab utama kematian
tempat pembuangan tinja dan pengolahan anak berusia di bawah lima
tinja yang memenuhi syarat kesehatan dan tahun. Laporan Riskesdas 2007
bagaimana cara buang air besar yang sehat menunjukkan bahwa diare merupakan
sehingga tidak menimbulkan dampak yang penyebab 31% kematian anak usia antara
merugikan. (Notoatmodjo, 2010). satu bulan hingga satu tahun, dan 25%
Berdasarkan data WHO pada tahun kematian anak usia antara satu sampai empat
2010 diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang tahun. Angka diare pada anak-anak dari
(17%) penduduk dunia masih buang air besar rumah tangga yang menggunakan sumur
di area terbuka. Data tersebut, 81% penduduk terbuka untuk air minum tercatat 34% lebih
yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS) tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari
terdapat di 10 negara, dan indonesia rumah tangga yang menggunakan air
menempati urutan kedua terbanyak (12,9%) ledeng, Selain itu, angka diare lebih tinggi
masyarakat yang membuang air besar di area (66%) pada anak-anak dari keluarga yang
terbuka, setelah India (58%), kemudian melakukan buang air besar di sungai atau
disusul China (4,5%), Ethiopia (4,4%), selokan dibandingkan mereka pada rumah
Pakistan (4,3%), Nigeria (3%), Sudan (1,5%), tangga dengan fasilitas toilet pribadi dan
Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%) septik tank (Anonim, 2010).
(WHO,

2
Persentase penduduk dengan akses jauh tentang Faktor-faktor yang
terhadap fasilitas sanitasi yang layak berhubungan dengan praktek buang air
(jamban sehat) menurut 13 kabupaten dari 1 besar masyarakat di Desa Garuga
kota di Provinsi Sulawesi Tengah tahun Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
2014 ialah sebagai berikut Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
(89,06%), Kabupaten Sigi (83,94%), Untuk menganalisis faktor-faktor
Kabupaten Poso (83,55%), Kabupaten yang berhubugan dengan praktek buang air
Morowali (74,33%), Kabupaten Touna besar masyarakat di Desa Garuga
(70,55%), Kabupaten Donggala (69,95%), Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai (64,17%), Kabupaten Provinsi Sulawesi Tengah.
Buol (57,21%), Kabupaten Parigi Moutong
(51,25%), Morowali Utara (51,23%), METODE
Kabupaten Tolitoli (49,26%), Kabupaten Jenis penelitian yang digunakan ialah
Banggai Kepulauan (44,28%), Kabupaten penelitian survei analitik dengan
Banggai laut (31,77%). Data diatas menggunakan rancangan cross sectional
menunjukkan bahwa Kabupaten Banggai (potong lintang) dimana pengambilan data
berada pada urutan ketujuh dari tiga belas dilakukan pada waktu yang sama. Waktu
Kabupaten atau Kota yang memiliki tingkat penelitian pada bulan Agustus 2016 sampai
fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) dengan bulan Maret 2017. Teknik sampling
(Anonim, 2014). yang digunakan oleh peneliti ialah total
Berdasarkan data Dinas Kesehatan sampling yaitu seluruh kepala keluarga yang
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi tinggal menetap di desa Garuga. Variabel
Tengah tahun 2015 penduduk dengan akses yang digunakan ialah variable bebas yaitu
terhadap sanitasi layak dalam hal ini jamban pengetahuan, sikap, pendidikan dan
sehat ialah 65,3% (231.323 jiwa dari pendapatan, peran petugas kesehatan dan
354.402 jiwa). Data kasus diare yang tokoh masyarakat dan variabel terikat yaitu
ditangani berjumlah 92.5% (7.018 jiwa). praktek buang air besar masyarakat.
Data Puskesmas Mantoh tahun 2014 sampai
tahun 2015 jumlah penderita diare yang HASIL DAN PEMBAHASAN
berobat ke Puskesmas Mantoh yaitu 30 Analisis Univariat karakteristik
penderita, penderita cacingan dari tahun responden menurut jenis kelamin, umur,
2014 sampai 2015 berjumlah 56 penderita pekerjaan dan kepemilikan jamban
yang sebagian besar terkategori anak usia Kelompok umur yang paling banyak pada
sekolah (Anonim, 2015). penelitian ini ialah kelompok umur >50
Bertitik tolak dari masalah ini, maka sebanyak 25 orang (33,3%). Kelompok jenis
peneliti tertarik melakukan penelitian lebih kelamin yang paling banyak yaitu

3
laki-laki berjumlah 59 orang (78,75). orang (22,7%). Responden yang melakukan
Pekerjaan responden yang terbanyak yaitu praktek BAB bukan di jamban sehat
petani sebanyak 71 orang (94,7%). sebanyak 48 orang (64%), sedangkan
Kepemilikan jamban responden terbanyak responden yang melakukan praktek BAB di
yaitu tidak memiliki jamban sebanyak 57 jamban sehat sebanyak 27 orang (36%).
orang (76%).
Analisa Bivariat
Analisis Univariat Variabel Penelitian Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
Pada penelitian ini didapati bahwa variabel Praktek Buang Air Besar Di Desa
pengetahuan yang dikategorikan kurang Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
baik sebanyak 28 orang (37,3%), sedangkan Banggai Provinsi Sulawesi Tengah
memiliki pengetahuan yang dikategorikan Tabel 13. Hubungan Antara Pengetahuan
baik sebanyak 47 orang Dengan Peraktek Buang Air Besar Dengan
(62,7%). Sikap responden yang Praktek Buang Air Besar Di Desa Garuga
dikategorikan kurang baik sebanyak 35 Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
orang (46,7%) sedangkan responden yang Provinsi Sulawesi Tengah
memiliki sikap yang dikategoriakan Pengeta Praktek BAB Nilai p
huan Bukan di Di Total
baik/positif sebanyak 40 orang (53,3%). jamban jamban
sehat sehat
Pendidikan responden yang dikategorikan n % n % n %
Kurang 28 37,3 0 0,0 28 37,3 0,000
rendah sebanyak 60 orang (80,0%), baik
sedangkan responden yang memiliki Baik 20 26,7 27 36,0 47 62,7
Total 48 64,0 27 36,0 75 100
pendidikan yang dikategorika tinggi Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan
sebanyak 15 orang (20,0%). Pendapatan bahwa jumlah responden yang memiliki
keluarga yang dikategorikan rendah pengetahuan kurang baik sebanyak 28 orang
sebanyak 53 orang (70,7%), sedangkan (37,3%) dengan rincian responden yang
memiliki tingkat pendapatan keluarga yang melakukan praktek buang air besar bukan di
dikategorikan tinggi sebanyak 22 orang jamban sehat sebanyak 28 orang (37,3%)
(29,3%). Responden yang merasakan peran dan yang melakukan praktek buang air besar
petugas kesehatan kurang baik sebanyak 37 di jamban sehat sebanyak 0 atau tidak ada
orang (49,3%), sedangkan responden yang responden yang melakukan praktek buang
merasakan peran petugas kesehatan baik air besar di jamban sehat. Responden yang
sebanyak 38 orang (50,7%). Responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 47
yang merasakan peran tokoh masyarakat orang (62,7%) dengan rincian responden
kurang baik sebanyak 58 orang (77,3%), yang melakukan praktek buang air besar
sedangkan responden yang merasakan peran bukan di jamban sehat sebanyak 20 orang
tokoh masyarakat baik sebanyak 17 (26,7%) dan yang

4
melakukan praktek buang air besar di buang air besar di jamban sehat. Responden
jamban sehat sebanyak 27 orang (36,0%). yang memiliki sikap baik/positif sebanyak
Hasil analisis uji chi-square maka terdapat 40 orang (53,3%) dengan rincian responden
0 cell (0,0%) dan tidak ada nilai ekpected yang melakukan praktek buang air besar
countnya kurang dari 5 sehingga digunakan bukan di jamban sehat sebanyak 13 orang
continuity correction dengan nilai P= 0,000 (17,3%) dan yang melakukan praktek buang
lebih kecil dari α=0,05 sehingga hipotesis air besar di jamban sehat sebanyak
nol ditolak, dengan kata lain terdapat 27 orang (36,0%). Hasil analisis uji chi-
hubungan yang bermakna antara square maka terdapat 0 cell (0,0%) dan tidak
pengetahuan dengan praktek buang air besar ada nilai ekpected countnya kurang dari 5
masyarakat di Desa Garuga Kecamatan sehingga digunakan continuity correction
Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi dengan nilai P= 0,000 lebih
Sulawesi Tengah. kecil dari α=0,05 sehingga hipotesis nol
ditolak, dengan kata lain terdapat hubungan
Hubungan antara sikap dengan praktek yang bermakna antara sikap dengan praktek
buang air besar di Desa Garuga buang air besar masyarakat di Desa Garuga
Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Sulawesi Tengah.
Tabel 14. Hubungan Antara Sikap Dengan
Praktek Buang Air Besar Di Desa Garuga
Hubungan antara pendidikan dengan
Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
praktek buang air besar di Desa Garuga
Provinsi Sulawesi Tengah.
Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
Sikap Praktek BAB Nilai
Bukan Di Total p Provinsi Sulawesi Tengah
di jamban
jamban sehat Tabel 15. Hubungan Antara Pendidikan
sehat
n % n%n % Dengan Praktek Buang Air Besar Di Desa
Kurang/negatif 35 46,7 0 0,0 35 46,7 0,000
Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
Baik/positif 13 17,3 27 36,0 40 53,3
Total 48 64,0 27 36,0 75 100 Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan
Pendidikan Praktek BAB Nilai
bahwa jumlah responden yang memiliki Bukan di Di Total p
jamban jamban
sikap kurang/negatif sebanyak 35 orang sehat sehat
n % n % n %
(46,7%) dengan rincian responden yang Rendah 46 61,3 14 18,7 60 80,0 0,000
Tinggi 2 2,7 13 17,3 15 20,0
melakukan praktek buang air besar bukan di
Total 48 64,0 27 36,0 75 100
jamban sehat sebanyak 35 orang (46,7%) Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan
dan yang melakukan praktek buang air besar bahwa jumlah responden yang memiliki
di jamban sehat sebanyak 0 atau tidak ada tingkat pendidikan rendah sebanyak 60
responden yang melakukan praktek orang (80,0%) dengan rincian responden

5
yang melakukan praktek buang air besar Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan
bukan di jamban sehat sebanyak 46 orang bahwa jumlah responden yang memiliki
(61,3%) dan yang melakukan praktek buang tingkat pendapatan rendah sebanyak 53
air besar di jamban sehat sebanyak orang (70,7%) dengan rincian responden
14 orang (18,7%). Responden yang yang melakukan praktek buang air besar
memiliki tingkat pendidikan tinggi bukan di jamban sehat sebanyak 43 orang
sebanyak 15 orang (20,0%) dengan rincian (57,3%) dan yang melakukan praktek buang
responden yang melakukan praktek buang air besar di jamban sehat sebanyak 10 orang
air besar bukan di jamban sehat sebanyak 2 (13,3%). Responden yang memiliki tingkat
orang (2,7%) dan yang melakukan praktek pendapatan tinggi sebanyak 22 orang
buang air besar di jamban sehat sebanyak (29,3%) dengan rincian responden yang
13 orang (17,3%). Hasil analisis uji chi- melakukan praktek buang air besar bukan di
square maka terdapat 0 cell (0,0%) dan jamban sehat sebanyak 5 orang (6,7%) dan
tidak ada nilai ekpected countnya kurang yang melakukan praktek buang air besar di
dari 5 sehingga digunakan continuity jamban sehat sebanyak
correction dengan nilai P= 0,000 lebih 17 orang (22,7%). Hasil analisis uji chi-
kecil dari α=0,05 sehingga hipotesis nol square maka terdapat 0 cell (0,0%) dan tidak
ditolak, dengan kata lain terdapat hubungan ada nilai ekpected countnya kurang dari 5
yang bermakna antara pendidikan dengan sehingga digunakan continuity correction
praktek buang air besar masyarakat di Desa dengan nilai P= 0,000 lebih
Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten kecil dari α=0,05 sehingga hipotesis nol
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. ditolak, dengan kata lain terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat pendapatan
Hubungan Antara Pendapatan Dengan dengan praktek buang air besar masyarakat
Praktek Buang Air Besar Di Desa di Desa Garuga Kecamatan Mantoh
Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah Tengah.
Tabel 16. Hubungan Antara Pendapatan
Dengan Praktek Buang Air Besar Di Desa
Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah
Pendapatan Praktek BAB Nilai
Bukan di Di Total p
jamban jamban
sehat sehat
n % n % n %
Rendah 43 57,3 10 13,3 53 70,7 0,000
Tinggi 5 6,7 17 22,7 22 29,3
Total 48 64,0 27 36,0 75 100

6
Hubungan Antara Peran Petugas nol ditolak, dengan kata lain terdapat
Kesehatan Dengan Praktek Buang Air hubungan yang bermakna antara peran
Besar Di Desa Garuga Kecamatan petugas kesehatan dengan praktek buang air
Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi besar masyarakat di Desa Garuga
Sulawesi Tengah Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
Tabel 17. Hubungan Antara Peran Petugas Provinsi Sulawesi Tengah.
Kesehatan Dengan Praktek Buang Air
Besar Di Desa Garuga Kecamatan Mantoh Hubungan Antara Peran Tokoh
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Masyarakat Dengan Praktek Buang Air
Tengah Besar Di Desa Garuga Kecamatan
Peran Praktek BAB Nilai Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi
Petugas Bukan di Di Total p
Kesehatan jamban jamban Sulawesi Tengah
sehat sehat
n % n % n % Tabel 18. Hubungan Antara Peran Tokoh
Kurang 35 46,7 2 2,7 37 49,3 0,000
baik
Masyarakat dengan praktek buang air besar
Baik 13 17,3 25 33,3 38 50,7 di Desa Garuga Kecamatan Mantoh
Total 48 64,0 27 36,0 75 100
Berdasarkan Tabel 17 Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
menunjukkan bahwa jumlah responden Tengah
yang merasakan peran petugas kesehatan Peran Praktek BAB Nilai
tokoh Bukan di Di Total p
kurang baik sebanyak 37 orang (49,3%) masyarak jamban jamban
at sehat sehat
dengan rincian responden yang melakukan n % n % n %
Kurang 4 64, 1 13, 5 77, 0,00
praktek buang air besar bukan di jamban baik 8 0 0 3 8 3 0
Baik 0 0,0 1 22, 1 22,
sehat sebanyak 35 orang (46,7%) dan yang
7 7 7 7
melakukan praktek buang air besar Total 4 64, 2 36, 7 100
8 0 7 0 5
dijamban sehat sebanyak 2 orang (2,7%).
Responden yang merasakan peran petugas Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan
kesehatan baik sebanyak 38 orang (50,7%) bahwa jumlah responden yang merasakan
dengan rincian responden yang melakukan peran tokoh masyarakat kurang baik
praktek buang air besar bukan di jamban sebanyak 58 orang (77,3%) dengan rincian
sehat sebanyak 13 orang (17,3%) dan yang responden yang melakukan praktek buang
melakukan praktek buang air besar di air besar bukan di jamban sehat sebanyak 48
jamban sehat sebanyak 25 orang (33,3%). orang (64,0%) dan yang melakukan praktek
Hasil analisis uji chi-square maka terdapat buang air besar di jamban sehat sebanyak 10
0 cell (0,0%) dan tidak ada nilai ekpected orang (13,3%). Responden yang merasakan
countnya kurang dari 5 sehingga digunakan peran tokoh masyarakat baik sebanyak 17
continuity correction dengan nilai P= 0,000 orang
lebih kecil dari α=0,05 sehingga hipotesis

7
(22,7%) dengan rincian responden yang correction dengan nilai P= 0,000 lebih kecil
melakukan praktek buang air besar bukan di dari α=0,05 sehingga hipotesis nol ditolak,
jamban sehat sebanyak 0 orang (0,0%) atau dengan kata lain terdapat hubungan yang
tidak ada dan yang melakukan praktek bermakna antara peran tokoh masyarakat
buang air besar di jamban sehat sebanyak dengan praktek buang air besar masyarakat
17 orang (22,7%). Hasil analisis uji chi- di Desa Garuga Kecamatan Mantoh
square maka terdapat 0 cell (0,0%) dan Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
tidak ada nilai ekpected countnya kurang Tengah.
dari 5 sehingga digunakan continuity

Analisis Multivariat

Tabel 21. Hasil Model Akhir Analisis Regresi Logistik Variabel pendapatan dan Peran Petugas
Kesehatan dengan Praktek Buang Air Besar Masyarakat

95% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Pendapatan 1.710 .706 5.866 1 .015 5.530 1.386 22.068
Peran petugas 2.919 .837 12.147 1 .000 18.517 3.587 95.589
Kesehatan
Keterangan : Nilai p value < 0,05
Tabel 21 analisis regresi logistik dapat mendukung mempunyai peluang 18 kali
di lihat bahwa variabel yang berhubungan terhadap praktek buang air besar dan p value
dengan praktek buang air besar masyarakat di lebih signifikan (0,000 < 0,05).
Desa Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah ialah Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
variabel pendapatan dan peran petugas Praktek Buang Air Besar Di Desa
kesehatan selanjutnya untuk variabel yang Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
paling dominan berhubungan dengan praktek Banggai Provinsi Sulawesi Tengah
buang air besar dapat di lihat dari nilai OR Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(exp (B)) dan p value < 0,05. Tabel 21 jumlah responden yang memiliki
menunjukkan bahwa variabel peran petugas pengetahuan kurang baik sebanyak 28 orang
(0,0%) dengan rincian responden yang
kesehatan yang paling dominan melakukan praktek buang air besar bukan di
berhubungan dengan praktek buang air jamban sehat sebanyak 28 orang (37,3%) 0,0
besar. Hasil analisis didapatkan nilai OR dan yang melakukan praktek buang air besar
dari variabel peran petugas kesehatan di jamban sehat sebanyak 0 atau tidak ada
sebesar 18,517 (95%CI = 3,587-95,589), responden yang melakukan praktek buang
artinya peran petugas kesehatan yang air besar di jamban sehat.
8
Responden yang memiliki pengetahuan baik Kurniawati (2015), mengenai Faktor-Faktor
sebanyak 47 orang (62,7%) dengan rincian yang Berpengaruh terhadap Perilaku Kepala
responden yang melakukan praktek buang Keluarga dalam Pemanfaatan Jamban di
air besar bukan di jamban sehat sebanyak 20 Pemukiman Kampung Nelayan Tambak
orang (26,7%) dan yang melakukan praktek Lorok Semarang menggunakan uji Chi–
buang air besar di jamban sehat sebanyak 27 Squarediperoleh p-value 0,006< (0,05) (RP
orang (36,0%). Hasil analisis uji chi-square = 3,933 ; 95% CI= 1,496 – 10,350). Hasil
maka terdapat tersebut menunjukkan adanya hubungan
0 cell (0,0%) dan tidak ada nilai antara pengetahuan dengan
ekpectednya counnya kurang dari 5 perilaku kepala keluarga dalam pemanfaatan
sehingga digunakan continuity correction jamban. Nilai Risk Prevalens (RP) sebesar
dengan nilai P= 0,000 lebih kecil dari 3,933 artinya responden yang memiliki
α=0,05 sehingga hipotesis nol ditolak, pengetahuan baik akan memiliki perilaku
dengan kata lain terdapat hubungan yang memanfaatkan jamban 3,9 kali lebih besar
bermakna antara pengetahuan dengan daripada responden yang memiliki
praktek buang air besar di Desa Garuga pengetahuan buruk.
Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai Sesuai dengan hasil penelitian
Provinsi Sulawesi Tengah. Ibrahim, dkk (2012) tentang faktor-faktor
Menurut Notoatmodjo (2012) yang berhubungan dengan pemanfaatan
pengetahuan merupakan hasil dari tahu jamban di Desa Pintu Langit Jae Kecamatan
setelah terjadi pengindraan terhadap suatu Padangsidimpuan Angkoloa Julu yang
objek tertentu. Pengetahuan merupakan menyebutkan terdapat hubungan antara
domain yang sangat penting dalam pengetahuan dengan pemanfaatan jamban
membentuk suatu tindakan (p=0,000) di Padangsidimpuan Angkola
seseorang.Apabila pengetahuan yang Jalu. Peneliti meenganggap promosi untuk
terbentuk adalah pengetahuan yang cukup memanfaatkan jamban seharusnya
untuk kesehatan maka hal tersebut akan dilakukan secara optimal sebagai upaya
tercermin pada pola perilaku dalam rangka menggerakan dan
masyarakatnya. memberdayakan masyarakat yaitu melalui
Pengetahuan yang rendah pemberian informasi secara terus menerus
memungkinkan tidak adanya tindakan yang dan berkesinambungan mengikuti
positif tentang perilaku pemanfaatan perkembangan sasaran, yang diharapkan
jamban. Menurut Arito (2011) semakin sasaran (responden) tersebut berubah dari
tinggi pengetahuan seseorang mengenai tidak tahu menjadi tahu, sadar dari tahu
jamban, maka semakin baik pula menjadi mau dan dari mau menjadi mampu
pemanfaatan jamban. Menurut penelitian melaksanakan perilaku yang diperkenalkan.

9
Menurut Kamria dkk (2013), yang bermakna antara sikap dengan praktek
menyatakan bahwa tingkat pengetahuan buang air besar di Desa Garuga Kecamatan
masyarakat tentang kesehatan lingkungan Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi
sangat penting, karena akan mempengaruhi Sulawesi Tengah.
perilaku masyarakat selanjutnya dalam hal Berdasarkan hasil penelitian Darsana,
pengadaan jamban keluarga atau sarana Mahayana, dan Patra (2012), mengenai
maupun dalam hal pemanfaatan hingga faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemeliharaan jamban keluarga. kepemilikan jamban keluarga di Desa Jehem
Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli
Hubungan Antara Sikap Dengan diperoleh analisis tabulasi silang diperoleh
Praktek Buang Air Besar Di Desa hasil odds ratio sebesar 37,211 (OR=37,211)
Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten artinya respoden dengan sikap setuju
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah memiliki tiga puluh tuhuh kali lebih besar
Hasil penelitian menunjukkan jumlah untuk memiliki jamban keluarga
responden yang memiliki sikap dibandingankan dengan responden dengan
kurang/negatif sebanyak 35 orang (46,7%) sikap yang tidak setuju dan bermakna secara
dengan rincian responden yang melakukan statistic (p=0,000). Ini berarti nilai p <0,05
praktek buang air besar bukan dijamban maka hipotesis alternative diterima dan
sehat sebanyak 35 orang (46,7%) dan yang hipotesis nol ditolak. Dengan demikian
melakukan praktek buang air besar faktor sikap berhubungan dengan
dijamban sehat sebanyak 0 atau tidak ada kepemilikan jamban.
responden yang melakukan praktek buang Penelitian ini didukung oleh
air besar di jamban sehat. Responden yang Kurniawati (2015), tentang faktor-faktor
memiliki sikap baik/positif sebanyak 40 yang berpengaruh terhadap perilaku kepala
orang (53,3%) dengan rincian responden keluarga dalam pemanfaatan jamban di
yang melakukan praktek buang air besar pemukiman Kampung Nelayan Tambak
bukan dijamban sehat sebanyak 13 orang Lorong Semarang menggunakan uji Chi–
(17,3%) dan yang melakukan praktek buang Square diperoleh p – value 0,008 < 0,05 (RP
air besar dijamban sehat sebanyak = 3,621 ; 95% CI = 1,455 – 9,009), hasil
27 orang (36,0%). Hasil analisis uji chi- tersebut menunjukkan adanya hubungan
square maka terdapat 0 cell (0,0%) dan tidak yang signifikan antara sikap dengan perilaku
ada nilai ekpectednya counnya kurang dari 5 kepala keluarga dalam pemanfaatan jamban.
sehingga digunakan continuity correction Nilai Risk Prevalens (RP) sebesar 3,621
dengan nilai P= 0,000 lebih artinya responden yang
kecil dari α=0,05 sehingga hipotesis nol memiliki sikap baik berpeluang
ditolak, dengan kata lain terdapat hubungan untukmemiliki perilaku memanfaatkan

10
jamban 3,6 kali lebih besar daripada (18,7%). Responden yang memiliki tingkat
responden yang memiliki sikap buruk. pendidikan tinggi sebanyak 15 orang
Terwujudnya sikap menjadi suatu (20,0%) dengan rincian responden yang
tindakan, menurut Notoatmodjo (2010) melakukan praktek buang air besar bukan
diperlukan suatu kondisi yang dijamban sehat sebanyak 2 orang (2,7%) dan
memungkinkan seseorang dapat yang melakukan praktek buang air besar
menerapkan apa yang sudah ia ketahui. dijamban sehat sebanyak 13 orang (17,3%).
Artinya pengetahuan atau sikap yang baik Hasil analisis uji chi-square maka terdapat 0
belum tentu mewujudkan suatu tindakan cell (0,0%) dan tidak ada nilai ekpected
yang baik. Karena perubahan sikap ke arah counnya kurang dari 5 sehingga digunakan
yang lebih baik akan mempengaruhi continuity correction dengan nilai P= 0,000
terjadinya peran serta masyarakat yang lebih kecil dari α=0,05 sehingga hipotesis
merupakan modal utama keberhasilan nol ditolak, dengan kata lain terdapat
program kesehatan. hubungan yang bermakna antara pendidikan
Menurut Triyono (2014), sikap dengan praktek buang air besar di Desa
merupakan reaksi atau respon yang masih Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
tertutup dari seseorang terhadap suatu Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
stimulus atau objek. Ketidaksesuaian Menurut penelitian sigalingging
perilaku seseorang dengan sikapnya akan (2016), tentang hubungan karakteristik
menimbulkan masalah psikologis bagi individu dan kepemilikan jamban keluarga
individu – individu yang bersangkutan, dengan tindakan buang air besar
sehingga mereka akan berusaha merubah sembarangan di Desa Sosor Tolong
sikap atau perilakunya. Kecamatan Doloksanggul Kabupaten
Humbang Hasundutan menggunakan uji
Hubungan Antara Pendidikan Dengan chi-square diperoleh sikap (p=0,010) hasil
Praktek Buang Air Besar Di Desa tersebut menunjukkan adanya hubungan
Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten antara sikap dengan tindakan buang air besar
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah sembarangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sejalan dengan penelitian Erlina
jumlah responden yang memiliki tingkat (2015) tentang faktor-faktor yang
pendidikan rendah sebanyak 60 orang berhubungan dengan perilaku hidup bersih
(80,0%) dengan rincian responden yang dan sehat pada tatanan rumah tangga dengan
melakukan praktek buang air besar bukan menggunakan jamban sehat di Dusun II
dijamban sehat sebanyak 46 orang (61,3%) RW. 04 Desa sukakarya Kecamatan
dan yang melakukan praktek buang air besar Sukakarya Kabupaten Bekasi
dijamban sehat sebanyak 14 orang

11
dengan uji chi-square diperoleh sikap ekonomi/pendapatan rendah sebanyak 53
(p=0,009) dan (OR=2,919). Hasil tersebut orang (70,7%) dengan rincian responden
menunjukkan sikap kepala keluarga yang melakukan praktek buang air besar
memiliki hubungan dengan perilaku hidup bukan di jamban sehat sebanyak 43 orang
bersi dan sehat. (57,3%) dan yang melakukan praktek buang
Pendidikan yang rendah air besar di jamban sehat sebanyak
menyebabkan banyak masyarakat yang 10 orang (13,3%). Responden yang
tidak mengetahui fungsi dari memanfaatkan memiliki tingkat ekonomi/pendapatan tinggi
jamban. Sehingga menurut penelitian sebanyak 22 orang (29,3%) dengan rincian
Widowati (2015), menyebutkan masyarakat responden yang melakukan praktek buang
yang berpendidikan dasar / rendah yang air besar bukan dijamban sehat sebanyak 5
tidak memiliki jamban dan yang sudah orang (6,7%) dan yang melakukan praktek
memiliki jamban perlu dilakukan suatu buang air besar di jamban sehat sebanyak 17
pendekatan dan penerapan pola hidup bersih orang (22,7%). Hasil analisis uji chi-square
dan sehat dengan cara door to door dari maka terdapat
petugas kesehatan untuk memberikan 0 cell (0,0%) dan tidak ada nilai ekpected
pengertian terkait perilaku BABS, counnya kurang dari 5 sehingga digunakan
pemanfaatan jamban serta menjaga kondisi continuity correction dengan nilai P= 0,000
rumah untuk tetap bersih dan sehat. lebih kecil dari α=0,05 sehingga hipotesis
Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo nol ditolak, dengan kata lain terdapat
(2012) pendidikan merupakan faktor yang hubungan yang bermakna antara tingkat
berpengaruh dalam membentuk ekonomi/pendapatan dengan praktek buang
pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan air besar di Desa Garuga Kecamatan Mantoh
dan penialaian seseorang terhadap Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
kesehatan, sehingga dapat disimpulkan Tengah.
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang Sari (2016) yang meneliti tentang
makan semakin tinggi pula kesadarannya hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan
untuk tetap menjaga kebersihan dan tingkat pendapatan dengan perilaku buang
lingkungannya. air besar keluarga di Desa Kerjokidul
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri
Hubungan Antara Pendapatan Dengan menggunakan uji chi-square diperoleh
Praktek Buang Air Besar Di Desa tingkat pendapatan (p=0,007). Hasil tersebut
Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten menunjukkan ada hubungan tingkat
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah pendapatan dengan perilaku buang air besar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga di Desa Kerjokidul
jumlah responden yang memiliki tingkat Kecamatan Ngadirojo Kabupaten

12
Wonogiri. Hasil penelitian ini sejalan ekonomi) sehingga berpengaruh pada
dengan penelitian Widowati (2015) tentang penggunaan maupun pemanfaatan jamban.
hubungan karakteristik pemilik rumah Berdasarkan dari penelitian yang telah
dengan perilaku buang air besar dilakukan mengenai perilaku BABS dari
sembarangan di wilayah kerja Puskesmas aspek pendapatan rendah dengan
Sambungmacan II Kabupaten Sragen memaksimalkan kerja sama kepada para
dengan menggunakan uji chi-square stakeholder dengan melakukan arisan
diperoleh pendapatan (p=0,000; jamban, gotong royong dalam pembuatan
OR=9,500). Hasil tersebut menunjukkan jamban komunal serta menambah home
bahwa pendapatan berhubungan dengan industry dilingkungan wilayah kerja
perilaku Buang Air Besar Sembarangan puskesmas sebagai upaya untuk mengurangi
(BABS). tingkat BABS masyarakat selain itu dapat
Penelitian ini sama dengan yang menambah pemasukan sehingga masyarakat
dilakukan Sigalingging (2016), tentang dapat menyisihkan sebagian uang untuk
hubungan karakteristik individu dan membuat jamban keluarga.
kepemilikan jamban keluarga dengan Sedangkan pada aspek pendapatan
tindakan Buang Air Besar Sembarangan tinggi masyarakat sudah banyak yang
(BABS) di DESA Sosor Tolong Kecamatan memiliki jamban kelurga dan sudah
Doloksanggul Kabupaten Humbang berperilaku BAB di jamban. Selain itu
Hasundutan yang hasilnya terdapat diteliti pula faktor sosial yang serupa seperti
hubungan yang bermakna antara sosial demografi, faktor sosial budaya agar
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dapat dijadikan sebagai pembanding dalam
pengetahuan, sikap dan kepemilikan jamban memiliki jamban
keluarga dengan tindakan BAB keluarga pada masyarakat untuk
sembarangan di Desa Sosor Tolong memperbaiki perilaku masyarakat dalam
Kecamatan Doloksanggul Kabupaten kesehatan baik keluarga maupun
Humbang Hasundutan. lingkungannya.
Berdasarkan hasil diatas, peneliti
berasumsi bahwa variabel pendapatan Hubungan Antara Peran Petugas
ditunjukkan dengan masyarakat yang pada Kesehatan Dengan Praktek Buang Air
umumnya berada pada tingkat ekonomi Besar Di Desa Garuga Kecamatan
rendah sehingga sulit untuk membangun Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi
fasilitas jamban. Masyarakat juga Sulawesi Tengah
mengemukakan bahwa ketiadaan uang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk ditabung sehubungan dengan bahwa jumlah responden yang merasakan
menurunnya pendapatan (karena krisis

13
peran petugas kesehatan kurang baik jamban. Nilai Risk Prevalens (RP) sebesar
sebanyak 37 orang (49,3%) dengan rincian 2,407 yang berarti jika responden yang
responden yang melakukan praktek buang mendapat dukungan dari petugas kesehatan
air besar bukan dijamban sehat sebanyak 35 akan berpeluang memiliki perilaku
orang (46,7%) dan yang melakukan praktek memanfaatkan jamban sebesar 2 kali
buang air besar dijamban sehat sebanyak 2 dibanding dengan responden yang tidak
orang (2,7%). Responden yang merasakan memiliki jamban.
peran petugas kesehatan baik sebanyak 38 Peran petugas kesehatan yang
orang (50,7%) dengan rincian responden dibutuhkan menurut Darsana, dkk (2012)
yang melakukan praktek buang air besar adalah pemberian motivasi, bimbingan
bukan dijamban sehat sebanyak 13 orang teknis, penggerakan, pemberdayaan serta
(17,3%) dan yang melakukan praktek buang penyuluhan dari petugas puskesmas dibantu
air besar dijamban sehat sebanyak 25 orang oleh kader kesehatan yang diharapkan
(33,3%). Hasil analisis uji chi-square maka petugas kesehatan dapat memberdayakan
terdapat 0 cell (0,0%) dan tidak ada nilai masyarakat dengan cara
ekpectednya kurang dari 5 sehingga menumbuhkan serta meningkatkan
digunakan continuity correction dengan pengetahuan, kemauan dan kemampuan
nilai P= 0,000 lebih kecil dari α=0,05 individu, keluarga dan masyarakat untuk
sehingga hipotesis nol ditolak, dengan kata mencegah penyakit yang diharapkan dapat
lain terdapat hubungan yang bermakna meningkatkan kesehatan masyarakat
antara peran petugas kesehatan dengan sehingga terciptanya lingkungan sehat serta
praktek buang air besar di Desa Garuga aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai kesehatan.
Provinsi Sulawesi Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Antara Peran Tokoh
Kurniawati (2015), mengenai Faktor-Faktor Masyarakat Dengan Praktek Buang Air
yang Berpengaruh terhadap Perilaku Kepala Besar Di Desa Garuga Kecamatan
Keluarga dalam Pemanfaatan Jamban di Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi
Pemukiman Kampung Nelayan Tambak Sulawesi Tengah.
Lorok Semarang menggunakan uji Chi– Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
Square didapatkan hasil p- – value 0,068 responden yang merasakan peran tokoh
(RP = 2,407 ; 95% CI= 1,007 – 5,753). Hasil masyarakat kurang baik sebanyak 58 orang
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada (77,3%) dengan rincian responden yang
hubungan (0,068 > 0,05) antara peran melakukan praktek buang air besar bukan
petugas kesehatan dengan perilaku kepala dijamban sehat sebanyak 48 orang (64,0%)
keluarga dalam memanfaatkan dan yang melakukan praktek

14
buang air besar di jamban sehat sebanyak tokoh agama akan terlindungi 0,654 kali
10 orang (13,3%). Responden yang untuk tidak memanfaatkan jamban.
merasakan peran tokoh masyarakat baik Namun menurut teori L.Green (2000)
sebanyak 17 orang (22,7%) dengan rincian dalam Notoatmodjo (2010), tokoh
responden yang melakukan praktek buang masyarakat merupakan factor reinforcing
air besar bukan dijamban sehat sebanyak 0 atau faktor pendorong terjadinya perubahan
orang (0,0%) atau tidak ada dan yang perilaku di masyarakat. Tokoh masyarakat
melakukan praktek buang air besar merupakan panutan bagi masyarakat di
dijamban sehatr sebanyak 17 orang (22,7%). sekitarnya, sehingga peran tokoh
Hasil analisis uji chi-square maka terdapat 0 masyarakat sangat diharapkan dalam upaya
cell (0,0%) dan tidak ada nilai ekpectednya meningkatkan derajat kesehatan.
kurang dari 5 sehingga digunakan continuity
correction dengan Variabel Yang Paling Dominan
nilai P= 0,000 lebih kecil dari α=0,05 Berhubungan Dengan Praktek Buang
sehingga hipotesis nol ditolak, dengan kata Air Besar Masyarakat Di Desa Garuga
lain terdapat hubungan yang bermakna Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
antara peran tokoh masyarakat dengan Provinsi Sulawesi Tengah.
praktek buang air besar di Desa Garuga Hasil analisis uji regresi logistik yang
Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai dimana variabel-variabel yang melalui
Provinsi Sulawesi Tengah. seleksi bivariat memiliki nilai p<0,25
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel bebas yaitu
Kurniawati (2015), mengenai Faktor-Faktor pendidikan, pendapatan dan peran petugas
yang Berpengaruh terhadap Perilaku Kepala kesehatan memiliki hubungan yang
Keluarga dalam Pemanfaatan Jamban di signifikan terhadap praktek buang air besar
Pemukiman Kampung Nelayan Tambak sedangkan variabel yang paling dominan
Lorok Semarang menggunakan uji Chi– berpengaruh terhadap praktek buang air
Square diperoleh hasil p- value 0,548 (RP = besar masyarakat di Desa Garuga
0,654 ; 95% CI= 0,204 – 2,098). Hasil Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada Provinsi Sulawesi Tengah dalam penelitian
hubungan (0,654 > 0,05) antara dukungan ini ialah variabel peran petugas kesehatan
aparat desa, tokoh masyarakat, dan tokoh dengan nilai Odds Ratio (OR=18,57 dan
agama dengan perilaku kepala keluarga 95% CI=3,587-95,589). Hasil analisis
dalam pemanfaatan jamban. Nilai Risk menunjukkan peran petugas kesehatan yang
Prevalens (RP) sebesar 0,654 yang berarti mendukung mempunyai peluang 18,57 kali
responden yang mendapat dukungan dari lebih terhadap praktek buang air besar.
aparat desa, tokoh masyarakat, dan

15
Hasil penelitian Murwati (2012), 2. Sikap memiliki hubungan yang
tentang faktor host dan lingkungan yang bermakna/signifikan dengan praktek
mempengaruhi perilaku buang air besar buang air besar masyarakat di Desa
sembarangan (open defecation). Analis Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
multivariat menunjukkan bahwa variabel Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
yang terbukti sebagai faktor resiko atau 3. Pendidikan memiliki hubungan yang
faktor dominan yang mempengaruhi bermakna/signifika dengan praktek
perilaku buang air besar sembarangan ialah buang air besar masyarakat di Desa
pembinaan kesehatan yang kurang Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
(OR=8,2) dengan nilai probabilitas 76%. Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
Penelitian ini berbeda dengan 4. Pendapatan memiliki hubungan yang
penelitian Suryaningtias (2016), tentang bermakna/signifikan dengan praktek
analisi hubungan karakteristik individu dan buang air besar masyarakat di Desa
lingkungan sosial terhadap perilaku buang Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
air besar (BAB) sembarangan (studi di Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
wilayah kerja Puskesmas Jambon 5. Peran petugas kesehatan memiliki
Kabupaten Ponorogo) menunjukkan dari hubungan yang bermakna/signifikan
hasil uji regresi logistic diketahui faktor dengan praktek buang air besar
yang berhubungan paling dominan terhadap masyarakat di Desa Garuga Kecamatan
perilaku buang air besar Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi
sembarangan yaitu status Sulawesi Tengah.
ekonomi/pendapatan (p=0,001). 6. Peran tokoh masyarakat memiliki
Peran petugas kesehatan merupakan hubungan yang bermakna/signifikan
suatu kegiatan yang diharapkan dari dengan praktek buang air besar
seorang petugas kesehatan yang masyarakat di Desa Garuga Kecamatan
memberikan pelayanan kesehatan kepada Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi
masyarakat untuk meningkatkan derajat Sulawesi Tengah.
kesehatan masyarakat (Setiadi, 2008). 7. Peran petugas kesehatan merupakan
faktor yang paling dominan
KESIMPULAN berhubungan dengan praktek buang air
1. Pengetahuan memiliki hubungan yang besar masyarakat di Desa Garuga
bermakna/signifikan dengan praktek Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai
buang air besar masyarakat di Desa Provinsi Sulawesi Tengah dengan nilai
Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten OR sebesar 18,57.
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

16
SARAN 4. Pendapatan masyarakat desa Garuga
1. Untuk meningkatkan pengetahuan pada umumnya berada pada tingkat
tentang praktek buang air besar maka ekenomi rendah sehingga sulit untuk
dilakukan penyuluhan kesehatan membangun jamban sehat. Dengan
lingkungan serta sosialisasi lewat media kurangnya pendapatan masyarakat desa
masa baik secara individu maupun Garuga perlu adanya iuran wajib
kelompok untuk meningkatkan keluarga untuk kemudahan dalam
pengetahuan kesehatan terutama pembuatan jamban, melakukan gotong
pemanfaatan jamban yang bertujuan royong secara bersama-sama dalam
tercapainya perubahan perilaku pembuatan jamban keluarga serta
individu,keluarga dan masyarakat dalam menyisihkan uang dari hasil pendapatan
upaya mewujudkan derajat kesehatan keluarga setiap bulan untuk pembuatan
yang optimal. jamban.
2. Sikap hidup sehari-hari keluarga atau 5. Bagi petugas kesehatan hendaknya lebih
masyarakat di desa Garuga tidak meningkatkanbimbingandan
mencerminkan perilaku hidup sehat memberikanpenyuluhansecara
terutama praktek buang air besar masih berkesinambunganmengenai
dilakukan disembarang tempat. pentingnya cakupan kepemilikan jamban
Sebaiknya keluarga atau masyarakat dan pentingnya sanitasi lingkungan
desa Garuga lebih memperhatikan untuk terutama tidak BAB disembarang tempat
membangunjambansehatdan guna mencegah penularan penyakit
memanfaatkannya dalam upaya menular.
pemutusan mata rantai penularan 6. Bagi tokoh masyarakat hendaknya lebih
penyakit menular. meningkatkan dukungan dari aparat
3. Kurangnya pengetahuan, pemahaman desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama
masyarakat desa garuga tentang praktek lewat lewat forum arisan PKK, dengan
buang air besar diakibatkan karena metode ceramah dan diskusi yang
tingkat pendidikan yang masih rendah. dilakukan secara menyeluruh di Desa
Untuk meningkatkan pendidikan Garuga Kecamatan Mantoh Kabupaten
masyarakat desa Garuga perlu dilakukan Banggai Provinsi Sulawesi Tengah
suatu pendekatan penerapan perilaku dalam hal pemanfaatan jamban agar
hidup sehat dengan cara door to door tidak melakukan buang air besar di
dari petugas kesehatan untuk membeikan sembarang tempat .
pengertian terkait perilaku buang air 7. Bagi Warga Desa Garuga Kecamatan
besar sembarangan dan pemanfaatan Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi
jamban. Sulawesi Tengah

17
a. Diharapkan setiap kepala keluarga di Arito. 2011. Faktor–faktor yang
Desa Garuga Kecamatan Mantoh Mempengaruhi Pemanfaatan
Kabupaten Banggai Provinsi Jamban Umum bagi Rumah Tanga
Sulawesi Tengah ikut berperan serta yang Belum Mempunyai Jamban
dalam perilaku hidup dan sehat, Pribadi. Skripsi. Universitas
salah satunya dengan tidak Sumatera Utara.
membiarkan salah satu anggota Darsana, N. I., I. B, Mahayana dan I, Patra.
keluarganya buang air besar (BAB) di 2012. Faktor-faktor yang
sembarang tempat. Berhubungan dengan Kepemilikan
b. Bagi Kepala Keluarga serta warga Jamban Keluarga di Desa Jehem,
Desa Garuga Kecamatan Mantoh Kecamatan Tembuku, Kabupaten
Kabupaten Banggai Provinsi BangliTahun2012. Jurnal
Sulawesi Tengah, diharapkan untuk Kesehatan Lingkungan Vol.4 No.2
berpartisipasi melengkapi sarana dan november 2014: 124-143.
prasarana penunjang jamban Anonimous. 2015. Kegiatan PAMSIMAS
keluarga, baik yang sudah dibantu II Kesehatan Kabupaten Banggai
oleh pemerintah ataupun pihak lain, Official Website diakses pada
sehingga jamban tersebut menjadi laman
jamban yang layak untuk digunakan. http://banggaikab.go.id/home/kegia
c. Mengadakan kerja sama dengan tan-pamsimas-ii-kesehatan-
aparat desa, untuk mengadakan kabupaten-banggai-2015-5/ tanggal
pelatihan membangun jamban sehat 20 Maret 2016 pukul 21.00 WITA.
yang hemat dana, dan hemat bahan __________. 2014. Profil Kesehatan
material. Provinsi Sulawesi tengah. Dinas
8. Bagi Peneliti Selanjutnya Kesehatan Provinsi Official Website
a. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat diakses pada laman
menggali faktor – faktor lain yang http://www.depkes.go.id/resources/
belum ada di penelitian ini yang download/profil/PROFIL_KES_PR
mungkin dapat memengaruhi OVINSI_2014/26_Sulawesi_Tenga
perilaku kepala keluarga dalam h_2014.pdf tanggal 20 Maret 2016
pemanfaatan jamban. pukul 19.40 WITA.
b. Melakukan uji kualitatif, sehingga __________. 2012a. Pembinaan Kesehatan
didapatkan informasi yang lebih Masyarakat Wanita Dan Air.
mendalam dari responden penelitian. __________. 2012b. Pedoman Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

18
(Pedoman STBM). Jakarta: Bakti pedoman_stbm. pdf tanggal 19
Husada. Februari 2016 pukul 18.20 WITA.
c Erlina, Y. 2015. Faktor-Faktor Yang
__________. 2012 . Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2012. Profil Berhubungan Dengan Perilaku
Kesehatan Indonesia. Jakarta. Hidup Bersih Dan Sehat Pada
__________. 2011. Promosi Kesehatan Di Tatanan Rumah Tangga Dengan
Daerah Bermasalah Kesehatan Menggunakan Jamban Sehat Di
Paduan Promosi Kesehatan. Dususn II RW.04 Desa Sujakarya
Kemenkes RI. Jakarta. Official Kec. Sukakarya Kab. Bekasi.
Website diakses pada laman Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes
http://www.depkes,go.id/resorces/p Medika Cikarang 2015 – Vol. 5,
romosi-kesehatan/panduan No.
promkes.dbk.pdf, tanggal 10 April Google Earth. 2017. Source: Desa Garuga
2017 pukul 18.00 WITA. Kecamatan Mantoh Kabupaten
__________. 2010. Ringkasan Kajian Air Banggai, Sulawesi Tengah,
Bersih, Sanitasi Dan Kebersihan Indonesia. Goole Imagery Date on
Official Website diakses pada August 10th 2016, diakses pada
laman (online) laman
http://www.unicef.org/indonesia/id/ http”//www.google.com/earth/dow
A8_B_Ringkasan_Kajian_Air_Ber nload/ge. tanggal 5 Maret 2017
sih.pdf, tanggal 20 Februari 2016 pukul 18.50 WITA.
pukul 20.00 WITA. Ibrahim, I., D. Nuraeni, dan T.Ashar. 2012.
__________. 2009. Seri Perilaku Hidup Faktor Nfaktor Yang Berhubungan
Bersih Dan Sehat Di Rumah Dengan Pemanfaatan Jamban Di
Tangga. Jakarta. Diakses melalui Desa Pintu Langit Jae Kecamatan
laman http:// perpustakaan. depkes. Padangsidimpuan Angkoloa Julu
go. id: 8180/ bitstream// Tahun 2012. 21 januari 2015
123456789/ 1444/ 2/ BK2009- (15:52).
A.pdf, tanggal 19 Februari 2016 Kamria, Chaeruddin, dan S, Darmawan.
pukul 18.00 WITA. 2013. Faktor Faktor yang
__________. 2008. Strategi Nasional Mempengaruhi Masyarakat
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Terhadap Pemanfaatan Jamban
Jakarta: Bakti Husada. Diakses Keluarga di Desa Bontotallasa
melalui laman http:// www. depkes. Dusun Makuring Kabupaten Maros.
go. id/ downloads/ Volume 3 Nomor 1 Tahun 2013.hlm
99-102.

19
Kurniawati, L.D. 2015. Faktor-Faktor yang Humbang Hasundutan. Tesis.
Berpengaruh terhadap Perilaku Sumatra Utara. Medan.
Kepala Keluarga dalam Suryaningtias, E. 2016. Analisis Hubungan
Pemanfaatan Jamban di Pemukiman Karakteristik Individu Dan
Kampung Nelayan Tambak Lorok Lingkungan Sosial Terhadap
Semarang. Jurusan Perilaku Buang Air Besar (BAB)
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Sembarangan (Studi Di Wilayah
Fakultas Ilmu Keolahragaan Kerja Puskesmas Jambon
Universitas Negeri Semarang. Kabupaten Ponorogo). Tesis.
Murwati, M. 2012. Faktor Host Dan Universitas Airlangga. Surabaya.
Lingkungan Yang Mempengaruhi Triyono, A. 2014. Faktor-Faktor Yang
Perilaku Buang Air Besar Berhubungan Dengan Perilaku Buang
Sembarangan (Open Defecation). Air Besar Masyarakat Nelayan
Tesis Universitas Diponegoro. Dikampung Garapan Desa
Semarang. Tanjung Pasir Kabupaten
Sari, M. V. 2016. Hubungan Tingkat Tangerang Provinsi Banten. Forum
Pengetahuan, Sikap Dan Tingkat Ilmiah Volume 11 Nomor 3,
Pendapatan Dengan Perilaku September 2014.
Buang Air Besar Keluarga Di Desa WHO/UNICEF. 2010. Progress on
Kerjokidul Kecamatan Ngadirojo Sanitation and Drinking-water:
Kabupaten Wonogiri. Tesis. 2010 Update. Geneva:WHO 2010.
Universitas Muhammadiyah. Official Websita diakses pada
Surakarta. laman
Setiadi. 2013. Konsep Dan Penulisan Riset http:www.unicef.org/Indonesia/id/
Keperawatan. Yogyakarta: Graha A8-B.Ringkasan-Kajian-Air-
Ilmu. Bersih.pdf tanggal 10 November
_____. 2008. Konsep Proses Keperawatan 2016 pukul 12.00 WITA.
Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Widowati, N. N. 2015. Hubungan
Sigalingging, L. 2016. Hubungan Karakteristik Pemilik Rumah
Karakteristik Individu Dan dengan Perilaku BAB Sembarangan
Kepemilikan Jamban Keluarga (BABS) di Wilayah Kerja
Dengan Tindakan Buang Air Besar Puskesmas Sambungan
Sembarangan (BABS) Di Desa Kabupaten Sragen. Tesis.
Sosor Tolong Kecamatan Universitas Muhammadiyah
Doloksanggul Kabupaten Surakarta.

20

Você também pode gostar