Você está na página 1de 6

1.

Organ reproduksi ayam betina


Ovarium dan Oviduct
Ovarium adalah organ primer reproduksi pada betina dan salurannya dinamakan
dengan Oviduct (Feradis,2010). Bagian dan fungsi dari Oviduct adalah sebagai
berikut :
1. Infundibulum
Fungsi dari infudibulum adalah untuk menangkap ovum yang sudah
matang. Bagian ini sangat tipis dan mempunyai panjang sekitar 9 cm,
Bentuknya seperti corong atau fimbria yang berfungsi untuk menangkap
ovum yang sudah matang. Disini telur kuning berdiam sekitar 15 sampai 30
menit
2. Magnum
Merupakan saluran terpanjang dari oviduct, panjangnya sekitar 33 cm. Ini
merupakan tempat terjadinya sekresi albumen telur. Proses perkembangan
telur dalam magnum sekitar 3jam
3. Isthmus
Panjang isthmus sekitar 10 cm, disini tempat terbentuknya membran sel
atau biasa kita sebut selaput kerabang lunak yang berfungsi untuk melindungi
masuknya mikroorganisme kedalam telur. Disini calon telur berdiam sekitar
1,5 jam
4. Uterus
Panjang uterus sekitar 10 cm sampai dengan 12 cm, disini tempat
terjadinya pembentukan dan penyempurnaan kerabang telur. Waktu proses ini
sekitar 20 jam sampai 21 jam
5. Vagina
Panjang vagina sekitar 12 cm, Telur dalam vagina hanya tinggal beberapa
menit saja. Disini telur dilapisi dengan mucus yang berfungsi menyumbat
pori pori pada kerabang telur untuk mencegah infeksi bakteri
6. Kloaka
Merupakan bagian paling ujung dari oviduct
Proses Pembentukan telur ayam
 Terbentuknya telur dimulai dengan terbentuknya kuning telur didalam
ovarium,
 Ovum yang telah matang akan dilepaskan oleh ovarium dan ditangkap
oleh Infundibulum, Kuning telur berada dibagian ini selama 15-30 menit
tanpa adanya penambahan unsur lain
 Dari infundibulum kemudian masuk ke bagian Magnum, disini albumen
telur disekresikan. Proses ini memakan waktu sekitar 3 jam
 Selanjutnya masuk ke bagian Isthmus, disini telur dibungkus oleh 2 buah
selaput tipis (membran sel). Proses ini memakan waktu sekitar 1,5 jam
 Setelah membran sel terbentuk, kemudian masuk kedalam Uterus, disini
kerabang telur terbentuk. Proses ini memakan waktu sekitar 20-21 jam
 Selanjutnya telur masuk kedalam vagina, disini hanya beberapa menit saja
dan kemudian dikeluarkan melalui kloaka.
Proses pembentukan telur ayam membutuhkan waktu sekitar 25 - 26 jam. Maka
dari itu ayam tidak akan mampu bertelur lebih dari 1 butir / hari.
2. Hormon pada Unggas
 Hormon
Hormon yang mempengaruhi proses reproduksi pada ayam betina terutama
dipengaruhi oleh hormon yang dihasilkan dari kelenjar pituitari dan
ovarium. Kelenjar pituitari dibagi dalam dua lobus yaitu pituitari anterior
(adenohipofisa) dan pituitari posterior (neurohipofisa). Pituitari anterior
menghasilkan hormon reproduksi dan hormon metabolisme.
Hormon Reproduksi meliputi :
 Follicle Stimulating Hormon (FSH),
 Luteinizing hormon (LH),
 Luteotropic hormon (prolaktin/LTH)
Sedangkan Hormon Metabolisme meliputi :
 Growth hormon (GH),
 Adrenocorticitropin (ACTH),
 Tyrotropin (TSH),
 Melatonin (MSH).
Hormon prolaktin pada ayam secara alami disekresi pada akhir periode
bertelur. Mekanisme terjadinya mengeram diawali dari hasil akhir aktivitas
hormon endokrin yang merupakan mediator untuk sekresi vasoactive
intestinal polypeptide (VIP) yang merupakan 28 asam amino neuropeptide.
VIP dihasilkan dari bagian utama hipotalamus yang mengaktifkan sekresi
prolaktin dari pituitari anterior. Hormon prolaktin mempertahankan
kebiasaan mengeram dengan adanya aksi gen reseptor prolaktin. Hormon
prolaktin pada merpati menyebabkan sekresi susu tembolok. Hormon
prolaktin terdiri dari 198 asam amino yang memilki berat molekul sekitar
23.300 Dalton dengan titik isoeletrik pada pH 5,7. Hormon oksitosin adalah
hormon yang disekresi dari pituitari posterior. Hormon oksitosin perperan
terhadap proses peneluran (ovoposition) yaitu menstimulasi kontraksi
oviduk untuk menggerakkan telur keluar dari oviduk. Injeksi hormon
oksitosin secara intravena mampu menpercepat proses peneluran dan
menstimulasi ayam untuk bertelur. Hormon estrogen adalah hormon steroid
yang dihasilkan ovarium, tersusun atas 18 atom karbon dengan inti steroid
cyclopentano perhydro phenanthren. Hormon estrogen berperan dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan folikel serta menstimulasi pelepasan
LH. Fungsi hormon estrogen yang lain meliputi: a) mempengaruhi
perkembangan karakter seksual sekunder betina, b) mempengaruhi
pigmentasi bulu spesifik bagi ayam betina, c) mempengaruhi perkembangan
oviduk untuk persiapan bertelur, d) mempengaruhi perkembangan tulang
pubis dan kloaka sehingga mempermudah proses bertelur, e) meningkatkan
metabolisme kalsium untuk pembentukan kerabang telur, f) meningkatkan
metabolisme lemak untuk pertumbuhan yolk, g) mempengaruhi tingkah laku
kawin dan mengeram. Hormon progesteron dihasilkan dari epiteliun
supervisial ovum. Hormon progesteron berfungsi menstimulasi hipotalamus
untuk mengaktifkan factor releasing hormone agar memacu sekresi LH dari
pituitari anterior. Fungi yang lain yaitu bersama androgen mengatur
perkembangan oviduk untuk sekresi albumen dari magnum. Pemberian
progesteron dengan dosis tinggi akan mengakibatkan folikel atresia, ovulasi
terhambat dan insting keibuan. Progesteron, yang bekerja terhadap hormon
releasing factor pada hipothalamus, menyebabkan terlepasnya Luteinizing
Hormone (LH) dari pituitari anterior yang selanjutnya menyebabkan
terlepasnya sebuah yolk yang telah masak dari ovarium. Progesteron juga
penting untuk menjalankan fungsi oviduk. Ketika yolk turun melalui
oviduk, bahan- bahan telur lainnya dibentuk di sini. Pengeluaran telur dari
oviduk kemungkinan juga dipengaruhi oleh kontrol hormonal. Injeksi
ekstrak pituitari posterior akan menyebabkan pengeluaran sebuah telur dari
juterus. Namun, penghilangan pituitari posterior tidak menghilangkan
kemampuan pengeluaran telur (oviposisi). Hormon androgen pada ayam
betina berperan dalam pertumbuhan jengger, sifat bertarung dan membantu
sekresi albumen dari magnum. Sekresi hormon-hormon pada ayam
dipengaruhi oleh cahaya. Cahaya berhubungan dengan waktu biologi
(circadian clock) yang diatur oleh kelenjar pineal dalam mensekresikan
melatonin yang mampu mengatur aktivitas harian ayam. Kelenjar pineal
menghasilkan hormon melatonin yang disekresikan pada malam hari
sehingga tidak ada aktivitas pada malam hari. Hormon melatonin berperan
dalam mengatur ritme harian dan fungsi fisiologis bagian-bagian lain.
Cahaya alami dan buatan menyebabkan proses peneluran terjadi lebih awal.
Hasil produksi optimal pada ayam dapat dicapai dengan pencahayaan secara
kontinyu selama 12-14 jam. Cahaya berwarna merah dan orange
mempunyai pengaruh stimulasi yang lebih kuat terhadap hipofisis dan
gonad. Gambaran mekanisme kerja hormon dan organ target pada ayam
betina disajikan pada gambar 20.

Tabel 6. Kelenjar endokrin ayam beserta hormone yang dihasilkan


dan fungsinya

Kelenjar Hormon Fungsi


Progesteron Pengaturan oviduk bersama
estrogen pada gerak peristaltik
dan sekresi
Androgen Pertumbuhan comb

FSH(Follicle Stimulasi perkembangan


Stimulating Hormone) folikel (calon telur)

LH Proses ovulasi
(Luteinizing Hormone) dalam ovarium

LTH(Luteotropic Proses mengeram


Hormone)/Prolaktin
PPA
TH Stimulasi glandula tiroid
(Thyrotropic Hormone)

ATH(Adrenotropic Stimulasi glandula adrenal


Hormone)

GPH(Growth Stimulasi proses pertumbuhan


Promoting Hormone) bulu
PPP
Oksitosin/Pitosin Pengaturan proses peneluran

Vasopresin/Pitesin Kontraksi saluran darah


Kelenjar Hormon Fungsi

Metabolisme sel Proses


Tiroid Tiroksin
pertumbuhan bulu

Peningkatan Ca darah
Paratiroid Parathormon
(untuk kerabang)

Vasokontraktor (menaikkan
Adrenal Adrenalin tekanan darah dan stimulir
kegiatan jantung)
Fasilator konversi protein
menjadi KH Metabolisme
Langerhans Cortin Insulin
KH (pengeluaran energi dan
cadangan energi)

Você também pode gostar