Você está na página 1de 34

ASESMEN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK

(Studi kasus di KB-TK Ceria Demangan)

Disusun oleh :

Ahmad Mushlih
Fildzah Imami

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini


Pacsa Sarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asesmen yang dilakukan dalam melihat tingkat perkembangan kemampuan fisik


motorik anak usia dini bukan dilihat pada sasaran prestasinya, melainkan pada
tingkat perkembangan dan kemampuannya yang biasanya berkaitan dengan
keserasian geraknya. Asesmen penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan anak dan bagaimana meningkatkan perkembangan anak tersebut.

Seorang guru hendaknya selalu mengamati dan melakukan proes assesmen


dengan prosedurnya dan aturannya. Dari keenam aspek perkembangan anak usia
dini, pada makalah ini penulis akan menuliskan assesmen terkait perkembangan
fisik motorik anak dan bagaimana melaksanakan pelaporan assesmen kepada
orang tua. Agar ada komunikasi yang dapat dibangun dan ada upaya peningkatan
perkembangan anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian assemen?

2. Bagaimana prinsip assemen?

3. Bagaimana Landasan Assesmen?

4. Bagaimana kajian teori fisik motorik?

5. Bagaimana Hasil observasi lapangan?


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Assesment
Asismen adalah suatu proses pengamatan, pencatatan, dan
pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses ia
menghasilkan karya.1 Asesmen adalah proses pengumpulan informasi
tentang seorang yang akan digunakan dengan anak tersebut. 2 Tujuan
utama dari suatu asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dan merencanakan program
pembelajaran. Menurut Hargrove dan Poteet, asesmen merupakan salah
satu dari tiga aktivitas evaluasi belajar.ketiga aktivitas tersebut adalah
asesmen, diagnotik, dan preskriptif.3 Menurut Salvia dan Ysseldyke seperti
dikutip oleh lerner, dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan
kesulitan belajar, asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu: 4
1) Penyaringan (screnning)
2) Pengalihtanganan (referral)
3) Klasifikasi (classification)
4) Perencanaan pembelajaran ( instruction planning)
5) Pemantauan kemajuan belajar ( monittoring pupil progress).
Asesmen tidak digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program,
tetapi untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar anak.
Harun rasyid dalam bukunya asesmen perkembangan anak usia dini
menjelaskan bahwa asesmen bagi anak usia dini dan taman kanak-kanak
bukan bertujuan untuk mengukur prestasi dan mencapai keberhasilan
skolastik, melainkan untuk melihat tingkat kemajuan perkembangan serta
kemampuan yang telah dilakukan anak dalam berbagai tindakan, sikap,
kinerja, dan tampilan mereka. Prinsip asesmen bagi anak usia dini dan

1
Slamet suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Hikayat Publishing,
yogyakarta, 2005, hlm. 188
2
Mulyono Abrurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,
Jakarta, 2003, hlm. 46
3
Ibid,.. hlm. 46
4
Ibid,.. hlm. 47
taman kanak-kanak adalah proses memahami tingkat perkembangan dan
pertumbuhan kemampuan anak secra terus menerus dengan cara
mengumpulkan data melalui amatan, pencatatan, rekaman, terhadap
perilaku yang ditampilkan.5 Asesmen tidak dilakukan dikelas pada akhir
program atau diakhir tahun TK, tetapi dilakukan secara bertahap dan
berksesinambungan sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui.
Seperti: ketika anak bermain, menggambar atau dari karya yang
dihasilkan. Asesment tidak mengkondisikan anak pada bentuk ujuan.
Dengan mengetahui bakat, minat, kelebihan dan kelemahan siswa, maka
guru bersama-sama dengan orang tua siswa dapat memberi bantuan belajar
yang tepat untuk anak sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal6.
Assesment kompetensi perlu dilakukan melalui berbagai penilaian agar
rumus yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut
Eko Yunianto, beberapa penilaian yang digunakan dalam menyusun
kompetensi anak usia dini yaitu: 7
1. Beriorentasi pada kebutuhan anak untuk mendapatkan layanan
pendidikan, dan gizi yang dilaksanakan secara integratif dan
holistik.
2. Belajar melalui bermain dengan menggunakann strategi, metode,
materi atau bahan, dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh
anak.
3. Kreatif dan inovatif, dapat dilakukan dengan kegiatan yang menarik,
memmbangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi , anak untuk berfikir
kritis, dan menemukan hal-hal baru.
4. Lingkungan yang kondusif, lingkungan harus diciptakan sedemikian
menarik dan menyenangka, dengan memperhatikan kenyamanan
anak dalam bermain.

5
Harun Rasyid, dkk, Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini, Gama Media,
Yogyakarta, 2012, hlm.142
6
Slamet suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak,... hlm. 189
7
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011,
hlm. 75
5. Menggunakan pembelajaran terpadu, menggunakan tema yang
menarik anak ( cenet of interest), dimaksudkan agar anak mampu
dan jelas sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
6. Mengembangkan ketrampilan hidup melalui pembiasaan-
pembiasaan agar mampu menolong diri sendiri, didiplin dan
memperoleh bekal ktrampilan dasar yang berguna untuk
kelangsungan hidup.
7. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang berasal dari
lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan.
8. Pembelajaran yang beroriantasi pada prinsip-prinsip perkembangan
anak, ciri-ciri pembelajaran ini adalah anak belajar dengan sebaik-
baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasa aman dan
tentram scara psikologis, siklus belajar anak selalu berulang, dimulai
dari membangun kesadaran, melakukan penjelajahan, memperoleh
penemuan, untuk selanjutnya anak dapat menggunakannya.
9. Stimuli terpadu, pada saat anak melakukan kegiatan, anak dapat
mengembangkan beberapa aspek pengembangan sekaligus.
Dengan diuraikannya penilaian-penilaian kompetensi diatas, pendidik dapat
mempergunakan dalam menyusun perencanaan maupun melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan baik.
B. Prinsip Assesment

Menurut puckett dan black dalam mansur asesmen autentik yang


diterapkan pada anak usia dini menggunakan beberapa prinsip sebagai
berikut.

1. Holistik
Asesmen meliputi seluruh aspek perkembangan anak, seperti aspek fisik
motorik, sosial, moral, emosional, intelektual, bahasa dan kreatifitas.
Perkembangan anak pada aspek dipantau untuk mengetahui kelebihan,
kelemahan, serta kebutuhan anak.
2. Autentik
Asesmen dilaksanakan melelui kegiatan yang nyata, fungsional, dan
alami dengan harapan hasil asesmen menggambarkan kemampuan anak
yang sesungguhya.
3. Kontinu
Asismen dilakukan secara kontinu, setiap saat ketika anak melakukan
secara harian atau mingguan, tergantung kapan guru memandang saat
yang tepat bagi seorang anak untuk dilihat kemampuannya pada aspek
tertentu.
4. Individual
Asesmen dilakukan untuk melihat perkembangan setiap siswa secara
individual meskipun mungki dilakukan saat anak melakukan kegiatan
kelompok. Asesmen tidak membandingkan prestasi siswa yang satu
dengan siswa lainnya. Tetapi asesmen berusaha untuk mengungkap
kelebihan, kelemahan, kebutuhan setiap siswa. Oleh karena itu tidak
layak jika di TK ada juara kelas. Hal itu didasarkan atas prinsip keilmuan
PAUD yang menyatakan bahwa setiap anak pada dasarnya unik,
memiiliki bakat, minat, dan kemampuan yang berbeda. Fungsi guru,
orang tua, dan profesional ialah memberikan bantuan kepada setiap anak
agar ia berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan masing-masing.
5. Multisumber dan Multikonteks
Aesmen dilakukan pada beragai konteks. Sebagai contoh, untuk melihat
perkembangan motorik halus seorang siswa, guru dapat melihat saat
kegiatan menggunting, mewarnai pola, menggambar bentuk, dan
menempel. Untuk melihat perkembangan moral dan sosial dapat
dilakukan bermain bersama, mantre mengambil makanan, sharing
pewarna saat menggambar, dan saat kerja kelompok. Selain observasi
dan hasil karya anak, guru juga perlu mendiskusikan hasil
pengamatannya kepada orang tua, anak, dan para profesional agar
informasi yang ia peroleh semakin lengkap.8

Prinsip penilaian hasil belajar: 9


1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan
gender.
4. terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan;
6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik

8
Slamet suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat
Publishing, , 2005), hlm. 189
9
Permendikbud no 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan
penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan
kemampuan peserta didik;
7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;
8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan
9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

C. Landasan Yuridis Dan Teori Perkembangan Motorik


Landasan yuridis perkembangan motorik 10
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
5. Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.173 Tahun 2014
tentang Implementasi Kurikulum PAUD 2013

Kajian teori
A. Perkembangan Fisik-Motorik

Motorik adalah semua gerakan yang meungkin dapatkan oleh


tubuh. Sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai

10
Pedoman Penilaian Pembelajaran Program Pendidikan Anak Usia Dini
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.11
Perkembangan motorik ini erat dengan perkembangan pusat motorik di
otak. Penelitianterbaru tentang otak semakin mendorong pentingnya
kebutuhan berolahraga fisik/bergerak pada anak-anak prasekolah. Seperti
yang ditunjukkan Leppo, Devis dab Crim yaitu usia dini merupakan
kesempatan ideal bagi anak-anak belajar mengembangkan kontrol atas otot
dan gerakan ereka. Selama masa penting ini, jalur saraf berkembang di
otak melalui proses millinisasi. Mielin, substansi bersalut lemak,
membungkus aksondan melancarkan penyebaran impuls-implus saraf
dalam pola yang baku. Proses ini paling pesat berlangsung mulai lahir
sampai umur 4 tahun, kemudian berlanjut lebih lambat hingga usia 20
tahun. Proses mielinisasi memungkinkan, mengembangkan kontrol atsa
fungsi motorik dan kemampuan indrawi mereka dan juga memfasilitassi
fungsi kognitif mereka.12

Menurut hurlock, perkembangan motorik berarti perkembangan


pengendalian gerakan jasmaniah mmelalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf dan otot yang terkoordinasi.13

Perkembangan fisik anak-anak dimulai dari masa bayi sampai


masa anak-anak akhir. Pertumbuhan fisik pada massa anak-anak relatif

11
Bambang Sujiono, Metode Penggembangan fisik, (ajakarta: Universitas Terbuka,
2009), hlm. 1.3
12
Janice J. Beaty, Observasi perkembangan anak usia dini Terjemahan, ( Jakarta:
Kencana, 2014), hlm. 201
13
Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan anak jilid 1 , (jakrata, erlangga), hlm. 150
seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang
badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ
tubuh lainnya.14

Prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan untuk mengembangkan


motorik anak usia dini antara lain:15

1. Berikan kebebasan ekspresi pada anak


2. Lakukan pengaturan waktu tempat media (alat dan bahan) agar dapat
merangsang anak untuk kreatif.
3. Berikan bimbingan kepada ankann untuk menemukan teknik/cara
yang baik dalam melakukan kegiatan denganberbagai media.
4. Pupuk keberanian anak dan hidnarkaan petunjuk yang dapat merusak
keberaniand an perkembangan anak.
5. Bimbing anak sesua dengan kemampuan dan taraf perkembangana
ana.
6. Berikan rasa gembira dan ciptakan suasan adan meneyenangkan pada
anak.
7. Lakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.

Sedangkan prinsip perkembangan motorik menurut hurlock


yaitu:16

1. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan


syaraf
Perkembangan bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan
dengan perkembangan daerah (areas) sistem syaraf yang berbeda.
Karena perkembangan pusat syaraf yang lebih rendah yang
bertempat dalam syaraf tulang belakang, pada waktu lahir

14
Masganti sit, Perkembangan peserta didik, (Medan, IKAPI), hlm.67
15
Nilawati tadjuddin, meneropong perkembangan anak usia dini, (Depok: Herya
media, 2014), hlm.278
16
Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan anak jilid 1 , (jakrata, erlangga), hlm 161
berkembangnya lebih baik ketimbang pusat syaraf yang lebih
tinggi yang berada dalam otak , maka gerak reflek pada waktu lahir
lebih abik dikembangkan dengan sengaja ketimbang dibiarkan
serkembang sendiri. Gerak reflek ini penting dalam hidup seperti
menghisap, menean, berkedip, merenggutkan lutut, bertambah kuat
dan terkoordinasi secara lebih bik. Kemudian pada akhir masa
tahun pertama reflek genggaman ibu jari, genggaman tangan, reflek
moro (gerak saat terkejut) dan reflek babinski (ketika seseorang
menggaruk telapak kaki bayi dan jempol bayi akan mengarah ke
atas dan jari-jari akan terbuka) hal ini secara bertahap berkurang
dan menghilang.
Cerebellum atau otak yang lebih bawah yang mengendalikan
keseimbangan, berkembang dengan cepat selama tahun
awalkehidupan dan praktis mencapai ukuran kematangan pada
waktu anak berusia 5 tahun. Demikian juga otak yang lebih atas
atau cerebrum khususnya ruang masuk depan yang mengendalikan
gerakan terampil berkembang dengan beberapa tahun oemulaan.
Gerakanterampil belum dapat dikuasai sebelum mekanisme otot
anak berkembang. Selama masa anak-anak , otot berkembang atau
yang mengendalikan gerakan suka rela berkembang dalam laju
yang agak lambat. Sebelum anak cukup matang tidak mungkin ada
tindakan sukarela yang terkoordinasi.
2. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang
Sebelum sistem syaraf dan otot berkembang dengan baik anak akan
sia-sia. Sama juga halnya apabila upaya tersebut diprakarsai oleh
anak sendiri. Pelatihan tersebut mungkin menghasilkan beberapa
keuntungan sementara, tetapi dalam jangka panjang oengaruhnya
tidak akan berarti.
3. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan
Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan.
Urutan perkembangan cephalocaudal (kepala ke kaki) ditunjukan
oleh kenyataan bahwa dalam awal masa bayi, terdapat gerakan
yang lebih besar dibagian kepala daripada bagian yang lain. Pada
waktu mekanisme urat syaraf bayi matang, terdapat gerakan yang
dikendalikan lebih banyk dan lebih baik didaerah batang tubuh dan
kemudian didaerah kaki. Erkebangan motorik yang diteruskan
secara proximodistal (dari sendi utama ke bagian terpencil) dalam
menjangkau sesuatu benda , bayi menggunakan bahu dan sikunya
sebelum menggunakan pergelangan dari jari tengah.
Perkembangan motorik dapat diramalkan dapat ditunjukkan dengan
bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju
perkembangan keseluruhannya. Misalnya anak yang duduknya
lebih awal akan berjalan lebih awal ketimbang anak yang duduk
nya terlambat. Berckenridge dan vincent telah menunjukkan cara
yang cukup teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak
akan mulai berjalan yaitu dengan mengalikan umur anak waktu
mulai merangkak dengan 1½ atau dengan mengalikan anak waktu
mulai duduk dengan 2.
4. Dimungkinkan norma perkembangan motorik
Berdasarkan umur rata-rata dimungkinkan untuk menentukan
norma untuk bentuk kegiatan motorik lainnya. Norma tersebut
dapat digunakan sebagai petunjuk yang memungkinkan orang tua
dan orng lain untuk engetahui apa yang diharapkan dan pada umur
berapa hal itu dapat diharapkan . petunjuk tersebut dapat digunakan
untuk menilai kenormalan perkembangan anak. contoh kenyataan
bahwa pada umur tertentu gerak reflek tertentu menurun sedangkan
gerak reflek yng lain betambah kauat dan terkordinasi lebih baik. .
norma kegiatan sukarela seperti duduk, berdiri, manjangkau dan
menggenggam.
5. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik
Dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik mengikuti
pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut
terjadi perbedaan individu. Hal ini mempengaruhi umur pada
waktu peerbedaan individu tersebut mencapai tahap yang berbeda.
Sebagian kondisi tersebut mempercepat laju perkembangan
motorik, sedangkan sebgian lagi memperlambatna. Kondisi yan
dilaporkan memiliki dampak paling besar terhadap laju
perkembangan motorik seperti usia 4 bulan anak melihat tapi tidak
dapat berhubungan, 5 bulan menyauk dengan telapak tangan, 8
bulan sebuah kubus di tangan kanan dn kiri dan usia 9 bulan
menjumput dengan sempurna.

Setiap perkembangan manusia terutama perkembangan fisik


motorik tentunya terdapat berbagai faktor dalam laju perkembangannya.
Adapun berbagai unsur yang mempengaruhi laju perkembangan fisik
motorik menurut Hurlock sebagai berikut:17
1. Sifat dasar genetik, termasuk berbentuk tubuh dan ekkcerdasan
mempunyai pengaruh yang menonjol teradap laju perkembangan
motorik.
2. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan
kondisi llingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif
janin semakin cepat perkembangan motorik anak
3. Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan
sasng ibu, lebih mendorong perkembangan yang lebih cepat pada
masa pascalahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak
menyenangkan.
4. Kelahiran yang sukar, khusunya apabila ada kerusakan pada otak
anak akan memerlambat perkembangan motorik.
5. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan
gizi yang baik selama awal kehidupan pasca lahir akanm
empercepat perkembangan motorik.

17
Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan anak jilid 1 , (jakrata, erlangga), hlm. 154
6. Anak yang IQ nya tinggi menunjukkan yang lebih cepat ketimbang
anak yang IQ nya normal atau dbawah normal.
7. Adanya rangsangan, dorongan dari dan kesemptan untuk
menggerakkan semua panggilan tubuh aan mempercepat
perkembangan motorik.
8. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan
berkembangnya kemampuan motorik.
9. Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua,
maka perkembangan motorrik anak yang pertama cenderunglebih
baik ketimbang perkembangan motorik anak yang lahir kemudian.
10. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambabt
perkembangan motorik karena tingkat perkembangan motorik pada
waktu lahir berada dibawah tingkat perkembangan bayi yang lahir
tepat waktu.
11. Cacat fisik. Seperti kebutaan akan memperlambat perkembanaggn
motorik.
12. Dalam perkembangann motorik, perbedaan jenis kelamin, warna
kulit, dan sosial ekonomi lebihi banyak disebabkan oleh
pernbedaan motivasi dan metode pelatihan anak ketimbang karena
perbedaan bawaan,

Masa anak-anak merupakan masa yang paling baik dalam


mengoptimalkan perkembangan anak, terutama perkembangan motorik.
Perkembangan motorik merupakan pondasi dari perkembangan-perkembangan
lainna. Ketika perkembangan motorik tercapai dengan baik, kematangan dan
perkembangan lainnya juga mengikuti.

Menurut hurlock. Masa kecil sering disebut sebagai massa atau saat ideal
untuk mempelajari kematangan motorik. Adapun alasannya sebagai berikut.18

18
Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan anak jilid 1 , (jakrata, erlangga), hlm.156
1. Tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh remaja atau orang dewasa.
Sehingga anak lebih mudah menerima semua pelajaran.
2. Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan
denngan keterampilan yang baru dipelajarinya, maka bagi anak
mempelajari keterampilan baru lebih mudah.
3. Secara keseluruhan anak anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang
telah besar. Oleh karena itu mereka lebih berani mencoba sesuatu yang
baru. Hal ini yang menimbulkan motivasi yang dioerlukan untuk belajar
4. Apabila para remaja dan orang dewasa merasa bosan melakukan
pengulangan , anak menyenangi yang demikian. Oleh karena itu anak
bersedia mengulangi suatu tindakan hingga pola otot terlatih untuk
melakukannya secara efektif.
5. Anak memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang lebih kecil ketimbang
yang akanmereka miliki pada waktu mereka bertambah besar, aka mereka
memiliki waktu yang lebih banyak untuk belajar menguasai keterampilan
ketimbang ang dimiliki remaja atau orang dewasa.

Cara untuk mempelajari keterampilan motorik19

1. Belajar trial and error

Tidak adanya bimbingan dan model untuk ditiru,menyebabkan anak


mmelakukan tindakan yang berbeda secara acak, cara tersebut
biasanya menghasilakan keterampilan dibawah kemampuan anak.

2. Meniru

Belajar dengan meniri atau mengamati suatu model (ornag tua, orang
dewasa) lebih cepat ketimbang belajar dengan coba dan ralat, tetapi
dibatesi oleh kesalahan yang terdapat dalam model tersebut. Contoh
anak tidak dapat belajar berenag dengan baik, kalau yang ditiru

19
Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan anak jilid 1 , (jakrata, erlangga), hlm.158
perenang yang jelak. Bahkan anak tersebut tidak mungkin menjadi
pengamat yang efisien meskipun modelnya baik.

3. Pelatihan
Belajar dengan bimbingan atau suoervisi, pada waktu model
memprlihatkan keterampilan dan memperhatikan bahwa anak
menirunya dengan teoat sangat penting dalam tahap awal belajar.
Gerakan yang salah dan kebiasaan jelek yang sudah tertanam akan
sukar ditiadakan.

Dalam perkembangan fisik motori tidak terlepass dari motorik


kasar dan motorik halus. Perkembangan mootorik halus dan kasar perlu
dikembangkan sejak dini guna mengoptimalkan fisik motorik anak
dikemudian hari.

1. Motorik Kasar

Perkembangan fisik yang dikendalikan oleh otot-otot besar


atau kasar dan yang dikendalikan oleh otot-otot kecil atau halus.
Perkembangan motorik kasar melibatkangerakan seluruh tubuh, kaki,
dan lengan. Sebagaian besar anak secara alami mengembangkan
setidaknya tingkat minimal keemampuan fisik hanya dengan bergerak
di lingkungan rumah dan sekolah mereka setiap hari. Tetapi terlalu
banyak anak tidak tidak pernah mendapat kesempatan mengasah
kemampuan fisik ke tingkat di mana mereka merasa mamapu terlibat
dalam permainan populer dan kegiatan fisik. Anak-anak yang tidak
berpartisipasi dan tiadk aktif secara fisik adalah anak yang lebih
mungkin engalami kelebihan berat badan atau kegemukan.20

Istilah motorik (motor) merujuk pada faktor biologis dan


mekanis yang mempengaruhi gerak (movement). Istilah gerak merujuk

20
Janice J. Beaty, Observasi perkembangan anak usia dini Terjemahan, ( Jakarta:
Kencana, 2014), hlm. 200
pada perubahan aktual yang terjadi pada bagian tubuh yang dapat
diamati. Dengan demikian, motorik merupakan kemampuan yang
bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang untuk mengubah beragam
posisi tubuh. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan mengubah
beragam posisi tubuh dengan menggunakan otot-otot besar. Contoh
keterampilan motorik kasar yaitu keterampilan menggunakan otot
besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan.21

Perkembangan inti dari kecerdasan kinestetik atau motorik


adalah kemampuan keseimbangan fisik seperti koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan
maupun kemampuan menerima rangsangan dan hal yang berkaitan
dengan sentuhan. Kemampuan motorik kasar merupakan kemampuan
untuk menggunakan otot-otot besar pada tubuh yang digunakan antara
lain untuk berjalan, berlari, dan mendaki. Anak- anak prasekolah
membuat kemajuan yang besar dalam keterampilan motorik kasar
seperti berlari, melompat yang melibatkan penggunaan otot besar.22

Mansur mengatakan motorik kasar adalah segala keterampilan


anak dalam menggerakkan dan menyeimbangkan tubuhnya. Bisa
diartikan sebagai gerakan-gerakan seorang anak yang masih
sederhana, seperti melompat dan berlari.23

Pada usia 3 tahun anak-anak suka akan gerakan sederhana


seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, an berlari ke sana ke mari,
hanya demi kegiatan itu sendiri. Mereka bangga memperlihatkan
beberapa mereka dapat berlari melewati suatu rintangan dan melompat
sejauh 6 inci. Kegiatan lari dan lompat itu tidak akan memenangkan

21
Masganti (2015) Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Medan: Perdana
Publishing, h. 91.
22
Khadijah (2016) Pendidikan Prasekolah. Medan: Perdana
Publishing, h. 103.
23
Fadillah (2012) Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: AR-ruz
Media, h. 28
medali emas ollimpiade, tetapi bagi anak uasia 3 tahun kegiatan
merupakan suatu sembebr kebanggaann dan prestasi.24

Pada usai 4 tahun, anak-anak masih suka jenis gerakan yang ama,
tetapi mereka lebih berani mengambil resiko. (mereka ingin
memperlihatkan kehebatan atlantiknya). Walaupun mereka sudah
dapat memanjat tangga dengn satu kaki padaa setiap taing anak tangga
untuk beberapa lama, mereka seringkali masi kembali memperhatikan
waktu pada setiap langkah.25

Pada usia 5 tahun anak-anak bahkan lebiih berani


menganmbil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun bukan
hal biasa bagi anak usia 5 tahun yang percaya diri melakukan
ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu objek. Aak usia
5 tahun berlari kencang dan suka berlomba teman sebaya nya lain dan
orang taunya.26

Jadi kesimpulannya tentang motorik halus anak pra


sekolah, mereka sangat aktif. Para peneliti telah menemukan bahwa
anak-anak usia 3 tahun memiliki tingkat aktifitas tertinggi dari
seluruh masaa hidup manusia. Mereka gelisah saat nonton televisi,
duduk dimeja makan, bahkan ketika tidur mereka bergerak-gerak
karena tingkat aktivitas dan perkembangan otot besar mereka,
khususnya dilengan dan kaki, anak-anak pra sekolah perlu olahraga
sehari-hari.27

Sekali anak dapat berjalan, iya mengalihkan perhatian


untuk mempelajari gerakan-gerakan yang menggunakan kaki. Pada
usia 5 atau 6 tahun, ia belajar melompat dan berlari cepat. Mereka

24
Jhon W. Santrok , Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,
2002),hlm. 225
25
Jhon W. Santrok , Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,
2002),hlm. 225
26
Ibid, hlm. 225
27
Ibid, 225
juga sudah dapat memanjat. Antara usia 3 dan 4 tahun, naik sepeda
roda tiga dan berenang dapat dipelajari. Keterampilan kaki lain yang
dikuasai anak-anak adalah lompat tali, keseimbangan tubuh dalam
berjalan diatas dinding atau pagar, sepatu roda, bermain sepatu es dan
menari.28

2. Motorik halus
Gerakan motorik halus hanya melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang
tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi antara mata dan tangan
yang cermat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara
lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, membuka
dan menutup resleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan
pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan
garpu.29
Semakin baik gerakan motorik halus anak membuat anak dapat
berkreasi seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang
lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan
klip untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam
kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil.
Motorik halus sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3
tahun. Di usaia ini, anak dapat meniru cara ayahnya memegang pensil.
Selaim itu, anak masi kaku dalam melakukan gerakan tangan untuk
menulis. Namun saat anak berusia 4 tahun, ia akan dapat memegang
pensil warna untu menggambar. 30

28
Elizabet B. Hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan, ( Jakarta: Erlangga), hlm. 112
29
Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik, (Jakarta: Universitas terbuka,
2009), hlm. 1.14
30
Ibid., hlm. 1.14
Pada usia 3 tahun kemampuan anak-anak masih timbul dari
emampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda-benda.
Walapun meeka telah mampu untuk memegang benda-benda
berkkuran kecil diantara ibu jari dan jari telunjuk, tetapi mereka masih
agak kikuk. Anak usia 3 tahun dapat secara mengejutkan membangun
menara tinggi yang terbuat dari balok, setaiap balok disusun dengan
hati-hati sekali meski seringkali tidak pada suatu garis yang benar—
benar lurus. Ketika anak usia 3 tahun bermain dengan sehelai papan
atau suatu teka teki menyusun pootongan gambar, mereka agak kasar
dalam menempatkan potongan-potongan itu. Bahkan, bila mereka
melihat lubang yang cocok dengan potongan-potongan itu mereka
tidak dapat dengan tepat menempatkan potongan-potongan tersebut.
Mereka seringkali mencoba memaksakan potongan-potongan itu
untuk ditempatkan kedalam lubang secara kasar.31
Pada usia 4 tahun koordinassi motorik halus anak-anak telah
semakin meningkat dan menjadi lebih tepat. Kadang-kadang anak-
anak usia 4 tahun sulit membangun menara tinggi dengan balok
karena mereka ingin menempatkan setiap balok secara sempurna,
mereka mungkin tidak puas atas balok-balok yang telah disusun. Pada
usai 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak semakin meningkat.
Tangan, lengaan, dan tubuh bergerak bersama dibawah komando yang
lebih baik dari mata. Sebuah menara saja tidak lagi menarik perhatian
anak-anak usia 5 tahun. Saat itu mereka ingin membangun rumah atau
gereja lengkap dengan menara, walupun orang dewasa mungkin masih
perlu penjelasan dari apa makna dari setiap proyek yang telah
diselesaikan itu.32
Keterampilan dalam makan dan berpakaian sendiri yang dimulai
pada masa bayi disempurnakan dalam awal masa kanak-kanak.

31
Jhon W. Santrok , Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,
2002),hlm, 225
32
Jhon W. Santrok , Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,
2002),hlm. 225
Kemajuan terbesar dalam keterampilan berpakaian umumnya antara
usia 1,5 dan 3,5 tahun menyisir rambut dan mandi merupakan
keterampilan yang mudah dilakukan dalam periode ini. pada saat
anak-anak mencapai usia taman kanak-kanan mereka sudah harus
dapat mandi dan berpakaian sendiri, mengikat talli sepatu dan
menyisir rambut dengan sedikit bantuan atau tanpa bantuan sama
sekali. Antara usia 5 dan 6tahun sebagian besar anak-anak sudah
pandai melempar dan menangkap bola. Mereka dapat menggunakan
gunting, dapat membentuk tanah lilat, membuat kue-kue dan menjahit.
Dengan krayon, pensil, dan cat anak-anak dapat mewarnai gambar,
menggambar dan mengecat gambarnya sendiri dan dapat menggambar
orang.33

Pemakaian tangan kiri (kidal)

Pemakaian tangan kiri (kidal) merupakan bahaya potensial bagi penyesuaian


sosial dan pribadi yang baik. Hal ini jelas berbahaya dalam dua kondisi berikut:34

1. Jika sebagai pemakai tangan kiri anak menyadari bahwa mereka


berbeda dab jika mereka merasa lebih rendah, hal ini akan
mempengaruhi sikap mereka terhadap diri sendiri dan pada
gilirannya mempengaruhi sikap terhadap perilaku mereka.
Pengaruh terhadap konsep diri diri mungkin sangat tidak
menyenangkan. Bahaya ini cenderung meningkat pada waktu masa
kanak-kanan berangsur-angsur dilampaui anank dan pada waktu
anak semakin lama semakin ingin seperti teman sebayanya.
2. Penggunaan tangan kiri menjadi bahaya yang nyata bagi
penyesuaian sosial dan pribadi yang baik. Jika hal ini menghambat
anak untuk mempelajari keterampilan yang menurut keyakinannya
berada di bawah kemampuannya. Sebagai contoh pada waktu anak

33
Elizabet B. Hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan, ( Jakarta: Erlangga), hlm. 111
34
Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan anak jilid 1 , (jakrata, erlangga), hlm.169
mencoba meniru model penggunaan tangan kanan atau mengikuti
petunjuk yang diberikan kepada pemakai tangan kanan, mungkin
anak pemaka tangan kiri akan merasa bingung dan akan
menghasilkan keterampilan yang berbeda dibawah kemampuan
mereka.

Ketika perkebangan motorik anak semua sudah tercapai secara optimal,


berbagai manfaat atau sumbangan dalam aktivitas sehari-hari anak dapat
berdampak baik bagi dirinya. Hurlock menyebutkan berbagai sumbangan atau
dampak perkembangan motorik, adapun sumbangan itu yaitu:35

1. Kesehatan yang baik


Kesehattan yang baik yang sebagian bergantung pada latihan penting bagi
perkembangan dan kebahagiaan anak. apabila koordinasi motorik sangat jelek
sehingga prestasi anak berada di bawah standar kelompok sebaya, maka anak
hanya emeroleh kepuasan yang sedikit demi kegiatan fisik dan kurang
termotivasi untuk mengambil bagian.
2. Katarsis emosional
Melalui latihan yang berat, anak dapat melepaskan tenaga yang bertahan dan
membebaskan tubuh dan ketegangan, kegelisahan, keputusasaan, kemudian
mereka dapat mengndurkan diri, baik secara fisik maupun psikologis.
3. Kemandirian
Smakin banyak anak melakukan sendiri, semakin besar kebahagiaan dan rasa
percaya dirinya. Kebergantungan menimbulkan kekecewaan dan ketidak
mampuan diri.
4. Hiburan diri
Pengendalian motorik memungkinkan anak berkecimpung dalam kegiatan
yang akan menimbulkan kesenangan baginya meskipun tidak ada teman
sebaya.
5. Sosialisasi

35
Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan anak jilid 1 , (jakrata, erlangga), hlm.150
Perkembangan motorik yang baik turut menyumbang bagi penerimaan anak
dan menyediakan kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial.
Keunggulan perkembangan motorik memungkinkan anak memainkan peran
kepemimpinan.
6. Konsep diri
Pengendalian motorik menimbulkan rasa aman secara fisik, yang akan
melahirkan perasaan aman secara psikologis. Rasa aman psikologis pada
gilirannya menimbulan rasa percaya diri yang umumnya akan mempengaruhi
perilaku.

D. Teknik penilaian 36

1. Observasi/Pengamatan

Hal yang paling penting dalam melakukan penilaian terhadap anak adalah
melakukan pengamatan (observasi). Observasi adalah cara pengumpulan
data/informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap, pengetahuan
dan keterampilan anak.

Observasi dilakukan guru saat anak bermain atau melakukan suatu


kegiatan sekalipun tidak sedang bermanin di dalam ruangan.

1. Pencatatan

Teknik yang dapat dilakukan pendidik dalam pencatatan atau


mendokumentasikan perkembangan dan hasil belajar anak dengan
menggunakan:
1. Catatan harian
Catatan harian dilakukan guru selama melakukan observasi disaat
anak bermain. Jika anak cukup banyak sebaiknya guru
memfokuskan pada beberapa anak di setiap harinya secara bergilir,
sehingga dalam satu minggu (sub tema) semua anak sudah teramati
dan tercatat perkembangannya dalam catatan harian.

36
Pedoman Penilaian Pembelajaran Program Pendidikan Anak Usia Dini
Catatan harian dibuat dengan memperhatikan:
a) Catatan tidak berdasarkan asumsi (menurut sudut pandang
pengamat), misalnya menuliskan: Yasmin agresif, bosan,
marah, dll.
b) Tidak menggunakan kata-kata yang subjektif dan ambigu
(memiliki lebih dari satu makna), misalnya: Yasmin bermain
berantakan. Ia terlalu banyak menggunakan mainan.
c) Catat kejadian segera pada saat peristiwa berlangsung, oleh
karena itu sebaiknya guru selalu membawa buku kecil di dalam
saku dan mencatat kata-kata kunci terkait dengan hal yang
diamati. Bila tidak memungkinkan segera lakukan pencatatan
saat anak pulang.
d) Tulis nama dan usia anak, tanggal/waktu, tempat kejadian,
serta peristiwa yang diamati.
e) Telaah KD dan indikator perkembangan, tentukan KD dan
indikator perkembangan mana yang relevan dengan peristiwa
pada catatan.

2. Catatan anekdot
Merupakan catatan sikap dan perilaku anak secara khusus terhadap suatu
peristiwa yang terjadi pada saat tertentu dan dalam situasi tertentu.
Karakteristik catatan anekdot adalah:
1) Catatan simpel (tidak bertele-tele); hanya mencatat apa yang diucapkan
anak, sikap yang dieskpresikan anak baik melalui kata maupun bahasa
tubuh, serta perilaku yang ditampilkan anak.
2) Mencatat perilaku yang tidak biasa pada anak baik positif (kemajuan yang
diperoleh) maupun negatif (misalnya Ahmad yang biasanya tenang,
namun hari ini menangis terus).
3) Akurat (tepat), objektif (apa adanya) dan spesifik (khusus/tertentu).
Tujuan catatan Anekdot:
1) Memperkuat pemahaman guru terhadap setiap anak sebagai suatu pola
atau munculnya profil anak.
2) Memunculkan situasi belajar yang lebih tepat untuk memunculkan
kembali perilaku yang diharapkan dan mencegah munculnya kembali
perilaku yang kurang tepat.

Rambu-rambu mencatat catatan anekdot sama dengan rambu-rambu


membuat catatan anekdot, yakni:
1) Catatan sederhana tentang perilaku tertentu atau tidak biasa
2) Sebagai hasil dari pengamatan secara langsung
3) Akurat dan spesifik
4) Dalam banyak kasus, menggambarkan interaksi antar anak, anak dengan
orang dewasa, dan anak dengan material
5) Memberikan konteks dari munculnya perilaku tersebut

Catatan anekdot dapat ditulis dalam format tabel seperti contoh di bawah,
namun dapat juga berupa narasi (tidak menggunakan tabel). Pendidik dapat
memilih teknik pencatatan yang paling mudah dan sederhana untuk
dilakukan.
Contoh:
Hari Senin tanggal 21 Juli 2014, Yasmin bermain di area membaca, dia
memegang buku dan hanya menatapnya. Yasmin bahkan tidak menjawab
ketika Alisha menanyakan tentang buku yang dipegangnya.

Melihat catatan di atas sepertinya Yasmin sedang tidak berminat untuk


melakukan kegiatan bermain. Guru harus mengetahui lebih lanjut apa yang
menyebabkan perilaku Yasmin berubah untuk hari ini sebelum memberikan
kesimpulan, apalagi mencap anak sebagai anak”pemalas”. Informasi yang
dikumpulkan dapat bersumber dari anak dan orang tua. Kesimpulan pendidik
disampaikan kepada orang tua dan dijadikan sebagai catatan untuk dijadikan
bahan dalam memberi dukungan pembelajaran selanjutnya untuk Yasmin.

3. Hasil Karya
Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan
dapat berupa pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak. Misalnya:
gambar, lukisan, melipat, kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan,
hasil roncean, bangunan balok, tari, dll.

Rambu-rambu membuat Catatan Hasil Karya Anak.


1) Tuliskan nama, tanggal hasil karya tersebut dibuat. Data ini diperlukan
untuk melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu
sebelumnya.
2) Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak (looking) dengan teliti.
Semakin guru melihat dengan rinci maka akan lebih banyak informasi
yang didapatkan guru dari hasil karya anak tersebut.
3) Tanyakan kepada anak apa yang terlihat oleh guru, tidak menggunakan
pikiran atau kesimpulan guru (naming). Misalnya Yasmin membuat
gambar banyak kepala dengan berbagai warna. Maka yang dikatakan
guru adalah: ”ada banyak gambar yang sudah kamu buat, bisa
diceritakan gambar apa saja?, warna apa saja yang kamu pakai?” dst.
4) Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak untuk mengkonfirmasi hasil
karya yang dibuatnya agar tidak salah saat guru membuat interpretasi
karya tersebut.
5) Dari hasil catatan guru akan nampak Kompetensi Dasar apa saja yang
muncul dari hasil karya anak tersebut.
E. Pelaporan

ASESMEN
Pengumpulan data
Pengumpulan sampel
Pencatatan observasi

EVALUASI
Meringkas
Menilai
Membuat keputusan
termasuk evaluasi diri

PELAPORAN
Sintesis
menafsirkan

Gambar 1.1 hubungan antara penilaian, evaluasi dan pelaporan37


Pelaporan merupakan kegiatan akhir dari penilaian dan evaluasi
pembelajaran terutama aspek ketercapaian anak. pelaporan di ranah
pendidikan anak usia dini meliputi pencapaian perkembangan kognisi,
fisik motorik, sosial emosional, nilai agama dan moral, seni dan bahasa.
Laporan hasil belajar anak pada hakikatnya memberikan informasi
hasil penilaian, dimanfaatkan anak dan orangtua untuk:38
1. Mengetahui kemajuan hasil belajar
2. Mengetahui apa saja yang belum dikuasai
3. Memotivasi diri untuk belajar
4. Memperbaiki strategi pembelajaran

37
Ismet basuki dan Hariyanto, Asesmen pembelajaran, ( Bandung: rosda karya, 2014),
hlm. 224
38
Ibid., hlm. 226
BAB III

HASIL OBSERVASI

A. Profil Sekolah
Nama Sekolah : KB Taman Balita & TK Ceria
Tanggal Berdiri : 16 April 1999
Alamat Sekolah : Jl. Demangan Baru. No. 28 Catur Tunggal, Kab.
Sleman
Kepala Sekolah : Dyah Kusumaning Harini, S. Psi
No Ijin Operasional :307/Kpts/2015
SK Menkumham : AHU-00047.50.10.2014

B. Instrimen penilaian di sekolah


Instrumen penilaian di sekolah TK Ceria Demangan menggunakan
berbagai instrumen penilaian perkembangan anak yang meliputi:
1. Daily Observastion Checklist
Penggunaan cheklist ini dilakukan oleh pendidik dengan media
pengamatan kegiatan anak. dalam kegiatan penilaian dengan
menggunakan cheklist tentunya memiliki skor dalam menilai. TK
Ceria Demangan memiliki capaian dan skor tersendiri guna
mengetahui ketercapaian perkembangan anak yaitu seperti berikut:

a. Skor sd (still develop)


Skor sd menunjukkan anak baru mulai berkembang, hal ini
ditandai anak masih berproses dan hasil yang dikerjakan anak
masih melalui bantuan guru sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan. Misalnya: saat kegiatan motorik halus, kegiatan
menggunting. Pada tahap SD (Still Develop) atau mulai
berkembang anak mau memegang gunting namun guru
membantu mengguntingkan kertasnya.
b. Skor d (develop)
Sekor develop atau berkembang disini anak dalam proses
mampu melakukan suatu kegiatan dengan baik.
c. Sekor wd (well develop)
Sekor wd atau well develop merupakan penilaian
perkembangan yang sudah tercapai, dengan indikator anak
mampu melakukannya sendiri dan hasil nya sesuai dengan apa
yang diinginkan pada aspek perkembangan juga anak turut
serta dalam membantu teman.

Contoh Format Jenis-Jenis Penilaian KB TK Ceria Demangan

1. Daily Observation Checklist gross and fine motoric.


Tabel instrumen ceklis pengamatan harian dilakukan setiap hari,
sesuai aspek apa saja yang terlibat di dalam kegiatan yang
dilakukan anak pada hari tersebut. Adapun contoh daily
observation checklist bagai berikut:
Periode :
Class/Age :
Day, date :
Session :

Aspect Indicator name

Gross and fine Applies the glue (f11)


motoric Holdsciessirs
correctly
Cut with scissors

2. Anekdotal record
Catatan anekdot merupakana catatan yang berisi sikap anak pada
momen-momen tertentu. Adapun instrumen penilaian di TK Ceria
Demangan sebagai berikut:
Anekdotal record
Period :
Class/ade :
Day, date :
Session :
Name Time Location Record Indicator result

3. Task observation
Task observation atau pengamatan tugas untuk menilai tugas-tugas
yang diberikan guru kepada anak. Misalnya: menyusun balok
membentuk menara, menggeser kuror mouse menuju arah tertentu,
berlari, melompat dll. Adapun contoh task observation sebagai
berikut:
Period :
Class/ade :
Day, date :
Session :
Name Task Observation Indicator Result
4. Project observation
Project observation atau pengamatan tugas proyek, adalah pengmatan
terhadap tugak proyek yang diberikan kepada guru kepada anak.
Misalnya: tugas kolase, menempel, mencocok bentuk. Dll. Adapun
contoh project observation adalah sebagai berikut:
Period :
Class/ade :
Day, date :
Session :
Name Project Observation Indicator result

*Contoh- contoh Penilaian KB TK Ceria terlampir


C. Assesment Di Sekolah
Dari hasil observasi penulis di sekolah, pihak sekolah melakukan asesment
dengan beberapa jenis penilaian yang telah dituliskan pada halaman
sebelumnya. Di sekolah ini dilakukan penilaian setiap hari menulis task
observasi, ceklis perkembangan aspek keseluruhan dilakukan per bulan,
catatan anekdot dituliskan ketika ada kejadian-kejadian tertentu, project
observation dinilai setiap hari.
D. Pelaporan
Berkaitan dengan pelaporan di TK Ceria Demangan ini, sekolah
melaporkan pelaporan hasil belajar anak selama empat bulan sekali dalam
satu tahun, pelaporan dilakukan pada bulan Oktober, Februari, dan Juni.
Pelaporan ini mencakup sebelas pencapaian anak, yaitu sensory, gross
motoric skill, fine motoric skill, self help skill, cognitive and creativity, pre
reading/writing, math, socialization, language, emotion, culture and
technology. Pelaporan ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan
pencapaian anak selama empat bulan dan dengan memberikan keterangan
kemampuan anak dalam tahapan bisa berkembang, baik, sangat baik atau
amat sangat baik.
Pada saat pelaporan, orang tua diminta untuk datang dan guru
menceritakan perkembangan anak selama empat bulan di sekolah, apa
sajaa kemajuan dan perubahan yang didapat oleh anak dan dilakukan
langsung face to face.
Selanjutnya, anak juga diberikan buku kecil (daily activity), buku ini
berjenis buku penghubung atau pelaporan ingkat tentang kegiatan apa aja
yang dilakukan anak setiap harinya. Snack atau lunch yang dimakan oleh
anak, porsi makan anak, dan anak bermain apa saja pada hari itu.
BAB IV
KESIMPULAN

Asesmen adalah suatu proses pengamatan, pencatatan, dan


pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses ia
menghasilkan karya. Assesmen dilakukan untuk lima keperluan yaitu:
• Penyaringan (screnning)
• Pengalihtanganan (referral)
• Klasifikasi (classification)
• Perencanaan pembelajaran ( instruction planning)
• Pemantauan kemajuan belajar ( monittoring pupil progress)

Menurut Hurlock, perkembangan motorik berarti perkembangan


pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf
dan otot yang terkoordinasi.
Assesmen tarkait fisik motorik yang diobservasi memiliki tiga instrumen
yaitu still development, development, dan well developmen. Dengan
beberapa teknik penilaian yaitu: daily checklist, anecdotal repor, task
observation, dan project observation. Pelaporan dari penilaian tersebut
dilaporkan dalam bentuk rapot dan buku dily activity
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sujiono, Metode Penggembangan fisik, jakarta: Universitas


Terbuka, 2009
Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan anak jilid 1 , jakrata, erlangga
Fadillah (2012) Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: AR-ruz Media
Harun Rasyid, dkk, Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini, Gama
Media, Yogyakarta, 2012

Ismet basuki dan Hariyanto, Asesmen pembelajaran, Bandung: rosda


karya, 2014

Janice J. Beaty, Observasi perkembangan anak usia dini Terjemahan,


Jakarta: Kencana, 2014
Jhon W. Santrok , Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1, Jakarta: Erlangga,
2002

Khadijah (2016) Pendidikan Prasekolah. Medan: Perdana Publishing


Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2011

Mulyono Abrurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,


Rineka Cipta, Jakarta, 2003
Masganti (2015) Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Medan:
Perdana Publishing,
Permendikbud no 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan

Pedoman Penilaian Pembelajaran Program Pendidikan Anak Usia Dini


Masganti sit, Perkembangan peserta didik, (Medan, IKAPI)
Nilawati tadjuddin, meneropong perkembangan anak usia dini, (Depok:
Herya media,

Slamet suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Hikayat


Publishing, yogyakarta, 2005

Você também pode gostar