Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan air dan derajat air ?
2. Bagaimana syarat zat pembawa dalam sedian steril ?
3. Bagaimana pengelolahan air produksi?
4. Apa yang dimaksud dengan pirogen ?
5. Apa saja sumber-sumber pirogen ?
6. Bagaimana cara untuk pencegahan pirogen ?
7. Bagaimana cara untuk menghilangkan pirogen ?
8. Bagaimana uji pirogen ?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi air dan derajat air
2. Untuk mengetahui syarat zat pembawa dalam sedian steril.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengelolahan air produksi?
4. Untuk mengetahui definisi pirogen
5. Untuk mengetahui sumber-sumber pirogen
6. Untuk mengetahui cara pencegahan pirogen
7. Untuk mengetahui cara menghilangkan pirogen
8. Untuk mengetahui uji pirogen
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
Berikut adalah tetapan fisik air pada temperatur tertentu.
II.2 Pembawa
Bahan pembawa injeksi dapat berupa air maupun non air. Sebagian
besar produk parenteral menggunakan pembawa air. Hal tersebut dikarenakan
kompatibilitas air dengan jaringan tubuh, dapat digunakan untuk berbagai
rute pemberian, air mempunyai konstanta dielektrik tinggi sehingga lebih
mudah untuk melarutkan elektrolit yang terionisasi dan ikatan hydrogen yang
terjadi akan memfasilitasi pelarutan dari alkohol, aldehid, keton, dan amin.
Syarat air untuk injeksi menurut USP :
a. Harus dibuat segar dan bebas pirogen.
b. Tidak mengndung lebih dari 10 ppm dari total zat padat.
c. pH antara 5-7
d. Tidak mengandung ion-ion klorida, sulfat, kalsium dan amonium,
karbondioksida, dan kandungan logam berat serta material organik (tanin,
lignin), partikel berada pada batas yang diperbolehkan.
1. Pembawa Air:
4
a. Air Pro Injeksi
Aqua bidest dengan pH tertentu, tidak mengandung logam berat
(timbal, Besi, Tembaga), juga tidak boleh mengandung ion Ca, Cl,
NO3, SO4, amonium, NO2, CO3. Harus steril dan penggunaan diatas
10 ml harus bebas pirogen. Aqua steril Pro Injeksi adalah air untuk
injeksi yang disterilisasi dan dikemas dengan cara yang sesuai, tidak
mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya.
Cara pembuatan : didihkan air selama 30 menit dihitung dari
setelah air mendidih di atas api lalu didinginkan. Cara : Aqua p.i +
karbon aktif 0,1% dari volume, dipanaskan 60-70oC selama 15
menit.Tidak boleh menggunakan Aqua DM karena ada zat-zat organik
yang tidak bermuatan dapat lolos, ditanggulangi dengan filtrasi karbon
adsorben dan filtrasi bakteri.
b. Air Pro Injeksi Bebas CO2
CO2 mampu menguraikan garam natrium dari senyawa organic
seperti barbiturate dan sulfonamide kembali membentuk asam
lemahnya yang mengendap.
Cara pembuatan : Mendidihkan air p.i selama 20-30 menit lalu
dialiri gas nitrogen sambil didinginkan.
c. Air Pro Injeksi bebas O2
Dibuat dengan mendidihkan air p.i selama 20-30 menit dan pada
saat pendinginannya dialiri gas nitrogen. Dipakai untuk melarutkan zat
aktif yang mudah teroksidasi, seperti apomorfin, klorfeniramin,
klorpromazin, ergometrin, ergotamine, metilergotamin, proklorperazin,
promazin, promesatin HCl, sulfamidin, turbokurarin.
2. Pembawa Non Air
Pembawa non air digunakan jika:
a. Zat aktif tidak larut dalam air
b. Zat aktif terurai dalam air
c. Diinginkan kerja depo dalam sediaan
5
Syarat umum pembawa non air :
a. Tidak toksik, tidak mengiritasi dan menyebabkan sensitisasi
b. Dapat tersatukan dengan zat aktif
c. Inert secara farmakologi
d. Stabil dalam kondisi di mana sediaan tersebut biasa digunakan
e. Viskositasnya harus sedemikian rupa sehingga dapat disuntikan dengan
muda
f. Harus tetap cair pada rentang suhu yang cukup lebar
g. Mempunyai titik didih yang tinggi sehingga dapat dilakukan sterilisasi
dengan panas
h. Dapat bercampur dengan air atau cairan tubuh.
6
Multimedia filter
Multimedia filter berfungsi untuk menghilangkan lumpur, endapan dan
partikel-partikel yang terdapat pada raw water. Multimedia filter terdiri dari
beberapa filter dengan porositas 6-12 mm; 2,4 – 4,8 mm; 1,2-2,4 mm; dan 0,6-
1,2 mm. Filter-filter ini tersusun dalam satu vessel (tabung) dengan bagian
bawah tabung diberikan gravel atau pasir sebagai alas vessel (sehingga sering
juga disebut dengan sand filter).
Active Carbon filter
Carbon aktif adalah karbon yang telah diaktifkan dengan menggunakan uap
bertekanan tinggi atau karbon dioksida (CO2) yang berasal dari bahan yang
memiliki daya adsorbsi yang sangat tinggi. Biasanya digunakan dalam bentuk
granular (butiran). Active carbon berfungsi sebagai pre-treatment sebelum
proses de-ionisasi untuk menghilangkan chlorine, chloramine, benzene,
pestisida, bahan-bahan organik, warna, bau dan rasa dalam air.
Water Softener Filter
Water softener filter berisi resin anionik yang berfungsi untuk menghilangkan
dan/atau menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion Ca++ dan Mg++
yang menyebabkan tingginya tingkat kesadahan air.
Reverse Osmosis
Reverse osmosis merupakan teknik pembuatan air murni (purified water) yang
dapat menurunkn hingga 95% Total Dissolve Solids (TDS) di dalam air.
Reverse osmosis terdiri dari lapisan filter yang sangat halus (hingga 0,0001
mikron).
EDI (Elektonic De-Ionization)
7
penampungan (storage tank) yang dilengkapi dengan CIP (cleaning in place)
dan looping system dan siap didistribusikan ke ruang produksi.
8
Terdapat gambar skematik titik-titik pemakaian air
Terdapat sistem alert (peringatan) dan action limit (batas tindakan) pada
sistem pengolahan air.
Bangunan pengolahan air harus terpisah dari bangunan untuk proses produksi,
walaupun demikian letaknya sebaiknya berdekatan, agar resiko pencemaran
bisa ditekan seminimal mungkin selama distribusi dalam pipa penyalur. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam merancang bangunan untuk pengolahan air,
antara lain adalah:
9
Prinsip sumber pirogen adalah : Destilasi air, dimana sebelum
terkontaminasi dengan bakteri dan dengan udara, dimana tumbuh dan
menghasilkan eksotoksin, dalam penambahan pirogen saat terbawa dalam
penyulingan dan dalam proses destilasi. Surnber pirogen lain adalah air yang
terdekat pada permukaan dari wadah atau menggunakan labu dalam sediaan
larutan , seperti dekstrose dan NaCL dapat berisi pirogen.
Sumber yang paling banyak adalah air, zat terlarut yang
terkontaminasi dan wadah. Air bebas dari pirogen jika air tersebut telah
disuling, sehingga rnolekulmolekul yang terkondensasi telah hilang menjadi
uap, dilindungi dari kontaminasi yang masuk tidak disengaja dan jika distilat
sudah dikumpulkan dan disimpan dalam suatu kondisi steril.
10
air dan osmosis yang akan mengeliminasinya, Walaupun demikian, rnetode
yang pirogenaling dipercaya untuk mengeliminasinya di air adalah destilasi.
11
II.8 Uji pirogen
Uji pirogen dimaksudkan untuk membatasi resiko reaksi demam pada
tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada pemberian sediaan injeksi.
Pengujian meliputi pengukuran kenaikan suhu kelinci setelah penyuntikan
larutan uji secara i.v dan ditujukan untuk sediaan yang perlu penyiapan
pendahuluan atau cara pemberiannya perlu kondisi khusus ikuti petunjuk
tambahan yang tertera pada masing-masing monografi.
Alat dan pengencer. Alat suntik, jarum dan alat kaca dibebas
pirogenkan dengan pemanasan pada suhu 250o C selama tidak kurang dari
30 menit atau dengan cara lain sesuai dengan perlakuan semua pengencer dan
larutan untuk pencuci dan pembilas alat suntik dengan cara sedemikian rupa
yang dapat menjamin alat tersebut steril dan bebas pirogen. Lakukan uji
pirogen terhadap pengencer dan larutan pencuci dan pembilas secara berkala.
Apabila digunakan injeksi NaCl sebagai pengencer, gunakan injeksi yang
mengandung larutan NaCl PO 9 %.
1. Rabbit Test
Rekaman suhu. Gunakan alat pengukur suhu yang teliti seperti
termometer klinik atau termistor atau alat sejenis yang telah dikalibrasi
untuk menjamin ketelitian skala kurang lebih 0,1 yang telah diuji bahwa
pembacaan suhu maximum tercapai <5 menit masukkan alat pengukur
suhu kedalam anus kelinci dengan kedalam tidak < 7,5 cm dan sesudah
jangka waktu tudak kurang dari yang telah ditetapkan sebelumnya, tekan
suhu tubuh kelinci.
Hewan uji. Gunakan kelinci dewasa yang sehat. Tempatkan kelinci
satu ekor dalam satu kandang dalam ruang dengan suhu yang seragam
antara 20-23o dan bebas dari gangguan yang menimbulkan kegelisahan.
Beda suhu tidak boleh berbeda kurang lebih 3o dari suhu yang telah
ditetapkan. Untuk kelinci yang belum pernah digunakan untuk uji pirogen,
adaptasikan kelinci tidak boleh lebih dari tujuh hari dengan uji
pendahuluan yang meliputi semua tahap pengujian yang tertera pada
prosedur, kecuali penyuntikan, kelinci tidak boleh digunakan untuk uji
12
pirogen lebih dari sekali dalam waktu 48 jam atau sebelum 2 minggu
setelah digunakan untuk uji pirogen bila menunjukkan kenaikan suhu
maksimal 0,6o atau lebih.
Prosedur. Lakukan pengujian dalam ruang terpisah yang khusus
untuk uji pirogen dan denagn kondisi lingkungan yang sama dengan ruang
pemeliharaan, bebas dari keributan yang menyebabkankegelisahan.
Kelinci tidak diberi makan selama waktu pengujian. Minum dibolehkan
pada tiap saat, tetapi dibatasi pada saat pengujian. Apabila pengujian
menggunakan termistor, masukkan kelinci kedalam kotak penyekap
sedemikian rupa sehingga kelinci tertahan dengan letak leher yang longgar
sehingga dapat duduk dengan bebas. Tidak lebih dari 30 menit sebelum
penyuntikan larutan uji, tentukan “suhu awal” masing-masing kelinci yang
merupakan dasar untuk menentukan kenaikan suhu. Beda suhu tiap kelinci
dalam satu kelompok tidak boleh lebih 1o dan suhu awal setiap kelinci
tidak boleh lebih dari 39,8o. Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing
monografi, suntikkan 10 ml/kg bb, melalui vena tepi telinga 3 ekor kelinci
dan penyuntikan dilakukan waktu 10 menit. Larutan uji berupa sediaan
yang bila perlu yang dikonstitusi seperti yang tertera pada masing-masing
monografi dan disuntikkan dengan dosis seperti yang tertera. Untuk uji
pirogen alat atau perangkat injeksi, gunakan sebagai larutan uji hasil
cucian atau bilsan dari permukaan alat yang berhubungan langsung dengan
sediaan parenteral, tempat penyuntikan atau jaringan tubuh pasien. Semua
larutan harus bebas dari kontaminasi. Hangatkan larutan pada suhu 37o +
2o sebelum penyuntikan. Rekam suhu berturut-turut antara jam ke-1 dan
jam ke-3 setelah penyuntikan dengan selang waktu.
Penafsiran hasil. Setiap penurunan suhu dengan nol. Sediaan
memenuhi syarat apabila tak seekor kelinci pun menunjukkan kenaikan
suhu 0,5o atau lebih. Jika ada kelinci yang menunjukkan kenaikan suhu
0,5o atau lebih. Lanjutkan pengujian dengan menggunakan lima ekor
kelinci. Jika tidak lebih dari tiga ekor dari 8 ekor kelinci masing-masing
menunjukkan kenaikan suhu 0,5o atau lebih dan jumlah kenaikan suhu
13
maksimal 8 ekor kelinci tidak lebih dari 3,3o sediaan dinyatakan
memenuhi syarat bebas pirogen.
2. LAL
Baru-baru ini telah ditemui bahwa ekstrak sel darah ketam sepatu
kuda (Limulus polyphemus) mengandung system enzim dan protein yang
menggumpal bila ada liposakarida dalam jumlah kecil. Penemuan ini,
merangsang perkembanga uji Limulus amebocyte lysate (LAL) untuk
mengetahui adanya pirogen dalam kerja penelitian dan pengawasan selama
proses berlangsung. Usulan-usulan untuk uji produk akhir obat dengan
LAL sedang dipertimbangkan oleh FDA.
Uji LAL adalah metode spesifik untuk bakteri endotoksin, hanya
untuk pirogen yang signifikan pada kebanyakan pabrik farmasetikal dan
peralatan medis. Test didasarkan pada mekanisme primitive
penggumpalan darah dari kepiting seperti Kuda Amerika (Limulus
polyphemus). Berberapa enzim diletakkan pada sel darah amoeba kepiting
yang dipicuh oleh endotoksin perpanjangan koagulasi enzimatik yang di
akhiri dengan produksi di gel protenose.
Test harus dihindarkan dari kontaminasi antimikroba sebelum
dihindarkan, test ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada factor
campuran dalam sediaan, peralatan tidak menyerap endotoksin (seperti
pada beberapa plastic) dan sensitifitas dari lisat diketahui.
Reagen test LAL disediakan dengan lyopilisasi sel di mubasit limulus.
Volume setara reagen LAL dan larutan test (0,1 mikron per masing-
masing)dicampurkan dalam gelas tube test elipirogenasi. Tube
diinkubasikan pada suhu 37oC selama 1 jam, setelah test wadah dibaca.
Tube diambil dari incubator dan diubah. Bekuan oleh yang rusak
mengandung energy padatan merupakan factor dari test positif. Ketika
digunakan pada bagian ini bekuan gel uji awalnya, melewati test
kegagalan dibatasi dan reagen sensitive LAL. Test LAL tambahan test ini
dapat digunakan dalam laboratorium farmaseutikal. Test ini spesifik untuk
14
endotoksin gram negative, dimana test pirogen kelinci sensitive untuk
semua pirogen endotoksin dan sumber lain disbanding gram negative.
3. Kuantitatif dan Kualitatif
a. Hidrolisis Asam Basa
Despirogenasi menggunakan hidrolisis asam basa/alkali
menurunkan atau menghilangkan aktivasi biologi dari lippolisakarida
bakteri dengan aktivasi lemak A. Lemak A adalah rantaiinti
polisakarida atau 2 keto 3 asam dioksiketon. Rantai asam 8 karbon
asam gula khusus dari LPS bakteri Hidrolisis asam aktif pada asam
labil ketosidik ini pada inti yang terpisah dari lemak A dari sisa
molekul LPS.
b. Oksidasi
Pengetahuan tentang inaktivasi oksidasi dari endotoksin dapat
ditemukan ketika Hanrd melaporkan bahwa sel Salmonella Typosa
menghilangkan kapasitas produksi demam ketika dicuci dengan
H2O2. Dari asam lemak yang dihasilkan dalam lemak A dari LPS
dapat dianjurkan.
c. Alkilasi
Endotoksin dilaporkan dengan bahan pengalkil menurunkan
pirogenitas endotoksin dihilangkan dengan asam anhidrat. Grup yang
sama dilaporkan lapisan diturunkan ketika endotoksin digunakan
dengan subsinat anhidrat. Disamping mekanisme reaksi ini secara
perlahan dengan asetilasi.
15
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Keamanan sediaan
Kontaminasi terhadap mikroba,
Stabilitas
Kelarutan
Kemasan sediaan
Manufacturing
16
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. ISFI. 2006. ISO Indonesia, volume IV.
Jakarta: PT. Anem Kosong Anem (AKA).
Lachman dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI Press
17