Você está na página 1de 4

Artikel Gangguan Mood

Gangguan mood merupakan suatu masalah psikiatri yang muncul dari


adanya gangguan depresi. Depresi adalah suatu gangguan keadaan tonus perasaan
yang secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimis, dan kesepian. Keadaan
ini sering disebutkan dengan istilah kesedihan (sadness), murung (blue), dan
kesengsaraan dalam ketentuan Diagnostik and statistical manual of mental disorder
(DSM IV), gangguan mood adalah depresi mayor, gangguan distemik, dan gangguan
bipolar.

Gangguan mood merupakan suatu masalah psikiatri yang muncul dari


adanya gangguan depresi. Depresi adalah suatu gangguan keadaan tonus perasaan
yang secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimis, dan kesepian.1
Keadaan ini sering disebutkan dengan istilah kesedihan (sadness), murung (blue), dan
kesengsaraan.

Gangguan depresi merupakan gangguan mood depresi yang berlangsung


selama sekuarang-kurangnya dua minggu. Untuk menegakkan diagnosis memerlukan
empat simptom tambahan, seperti gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan
energi, perasaan tidak berarti, pikiran untuk bunuh diri, dan sulit berkonsentrasi.
Sehingga ia kehilangan minat dan hampir disemua aspek kehidupannya.

Menurut (DSM IV) , gangguan depresi terbagi dalam 3 kategori, yaitu :

1. Gangguan depresi berat (mayor depressive disorder)


Biasanya di dapatka lima tau lebih simtom depresi pada penderita selama 2
minggu. Kriteria tersebut meliputi perasaan depresif hampir dirasakan
sepanjang hari pada anak dan remaja perilaku yang biasanya muncul adalah
mudah terpancing amarahannya, kehilangan minat atau perasaan senang
yang signifikan, mengalami kenaikan dan penurunan berat badan yang
drastis, insomnia atau hipersomnia berkelanjutan, letih, agitasi atau retadasi
psikomotorik, perasaan bersalah yang eksesif, kemampuan berpikir atau
konsentrasi yang menurun, pikiran-pikiran mengenai mati, bunuh diri,
atau usaha bunuh diri yang muncul berulang kali, distres dan hendaya yang
signifikan secara klinis, tidak berhubugan dengan belasungkawa karena
kehilangan seseorang.
2. Gangguan distimik (dysthymic disorder)
Gangguan distimik adalah suatu bentuk depresi yang lebih kronis tanpa ada
bukti suatu episode depresi berat (dahulu disebut depresi neurosis).
Kriteria DSM IV untuk distemik: perasaan depresi selama beberapa hari,
paling sedikit dua tahun (atau satu tahun pada anak-anak dan remaja);
selama depresi, penderita paling tidak ada dua hal berikut yang dirasakan,
yakni : tidak adanya nafsu makan atau makan berlebihan, imsomnia atau
hipersomnia, lemah atau keletihan, percaya diri rendah, daya konsentrasi
rendah, atau sulit membuat keputusan, perasaan putus asa; selama dua
tahun atau lebih mengalami gangguan, tanpa adanya gejala-gejala
selama dua bulan; tidak ada episode manik yang terjadi dan kriteria
gangguan siklotimia tidak diketemukan; gejala-gejala ini tidak disebabkan
oleh efek psikologis langsung dari kondisi obat atau medis; signifikansi
klinis distress (hendaya) atau ketidak sempurnaan dalam fungsi
3. Gangguan afektif bipolar atau siklomitik (bipolar affective illness or
cyclothynic disorder).
Kriteria : kemunculan (atau memiliki riwayat pernah menga-lami) sebuah
episode depresi berat atau lebih; kemunculan (atau memiliki riwayat
pernah mengalami) paling tidak satu atau episode hipomania; tidak ada
riwayat episode manik penuh atau episode campuran; gejala-gejala
suasana perasaan bukan karena skizofrenia atau menjadi gejala yang
menutupi gangguan lain seperti skizofrenia; gejalagejalanya tidak
disebabkan oleh efek-efek fisiologis dari substansi tertentu atau kondisi
medis secara umum; distress atau hendaya dalam funsi yang signifikan
secara klinis.

Depresi merupakan sekolompok penyakit gangguan mood dengan dasar yang


sama. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap etiologi depresi,
khususnya pada anak dan remaja adalah : faktor genetik, faktor sosial dan faktor biologis
lainnya.
Adapun terapi pada penderita dengan gangguan mood menurut jurnal Majalah
Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 1 • April 2014 yang berjudul gangguan mood
pada remaja adalah

1. Gangguan depresi berat (mayor depressive disorder ). Psikoterapi dan


farmakoterapi yang efektif dalam mengobati depresi di masa kecil dan
remaja. Psikoterapi ini terutama penting untuk pasien dengan diagnosis
ganda atau precipitants terkait dengan gangguan keluarga atau konflik,
meskipun anak-anak ini cenderung memiliki penyakit refraktori. Terapi
perilaku-kognitif (12-16 minggu) efektif sekitar 40%-50% kasus depresi
remaja. Kombinasi terapi dengan hasil terapi fluoxetine dan kognitif-
perilaku pada perbaikan klinis yang signifikan dalam 71% pada remaja.
Tingkat perbaikan melebihi dari pendekatan lain, seperti pengobatan
dengan fluoxetine tunggal (61%) atau terapi perilaku-kognitif tunggal
(43%)
2. Gangguan distimik (dysthymic disorder).
armakoterapi antidepresan berguna dalam pengobatan pasien gangguan
distemik. Antidepresan sangat membantu dengan kondisi gejala depresi
vegetatife. Apabila gejala gangguan distemik berhubungan dengan gejala
seperti anoreksia, gangguan somatis, gangguan penyalahgunaan obat,
dan penyakit fisik lain. Kondisi ini memerlukan intervensi. Sehingga
diperlukan gabungan yang dinamis antara psikoterapi dan farmakoterapi.
3. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik
Psikoterapi lebih diperlukan pada gangguan bipolar diban-dingkan
farmakoterapi sebagai terapi kedua. Pada dua penelitian mengatakan
pemberian litium karbonat efektif sebagai pengobatan gangguan bipolar
dan manik. Dosis awal yang diberikan secara oral 1.0-1.2 mEq/L, dan dilan-
jutkan dosis pemeliharaan 0.5-0.8 mEq/L. Sebelum diberikan terapi ini
diwajibkan pemeriksaan fungsi ginjal dan kadar tiroid dalam darah. Asam
valproat (anti epilepsi) juga dapat digunakan sebagai pengobatan
gangguan bipolar. Kebanyakan dokter anak menggunakan asam valproat
sebagai pengobatan farmakoterapi pada pasien gangguan bipolar,
walaupun berpotensi berbahaya bagi faal hati dalam darah. Sehingga
diperlukan pemeriksaan faal hati sebelum pemberian obat asam valproat

Sedangkan berdasarkan pada jurnal Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 4 No. 1 Juni
2012 yang berjudul Terapi Kelompok Berbasis Sekolah Dan Keluarga Pada Remaja Yang
Mengalami Gangguan Depresi mengatakan hasil penelitian ini membuktikan bahwa
pelatihan tentang pemberian pemahaman terhadap gangguan depresi dan intervensi
dukungan sosial yang diberikan kepada orang tua, guru, dan sahabat atau teman
mempunyai efek yang cukup positif dalam meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan identifikasi, keinginan membantu, mengetahui bentuk bantuan, serta ahli
sebagai rujukan serta penanganan lebih jauh terhadap remaja yang mengalami
gangguan depresi.

Você também pode gostar