Você está na página 1de 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

A. KONSEP DASAR MEDIS

I. DEFENISI

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan atau

jumlah erytrosit lebih rendah dari normal” (Jumiarni, 1992 : 112).

Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas

hemoglobin dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml

darah” (Price, A, Sylvia, 1994 : 232)

Anemia adalah suatu keadaan sebagai penurunan volume erytrosit

atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang

sehat” (Nelson, 2000 : 1680)

Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan Hb/ erytrosit

dalam darah kurang dari normal. Dikatakan anemia grafis apabila Hb 5 gr

%. Tingkatan anemia pada anak dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Anemia ringan : kadar Hb antara 8 – 10 gr%

2. Anemia Sedang : kadar Hb antara 5 – 8 gr%

3. Anemia Berat : kadar Hb adalah 5 gr%

Sedangkan kadar Hb normal :

Laki-laki : 15 gr% - 18 gr%

Perempuan : 12 gr% - 16 gr%

Bayi baru lahir : 18 gr%

Hernika Pantun S.Kep


Bayi umur 2 tahun : 11 gr%

II. ETIOLOGI

Tergantung dari jenis anemianya antara lain :

1. Anemia Micrositik Hipokrom

a. Anemia Defisiensi Besi

Disebabkan : a. asupan besi dalam makalan kurang

b. perdarahan kronik

c. gangguan absorbsi sedangkan

kebutuhan meningkat

d. pada anak-anak karena besi

dalam susu dan makanan berkurang.

b. Anemia Penyakit Kronik

Disebabkan : a. Penyakit-penyakit infeksi seperti infeksi ginjal,

infeksi paru dan lain-lain

b. Infeksi kronik seperti artrisis keumatia dan

neoplasma

2. Anemia Macrositik (Anemia Megaloblastik)

a. Anemia Defisiensi Vitamin B12

Disebabkan oleh faktor :

1) Intrinsik

Karena gangguan absorbsi vitamin yang merupakan penyakit

herediter autoimun

2) Ekstrinsik

Hernika Pantun S.Kep


Karena kekurangan masukan vitamin B12

b. Anemia Defisiensi Asam Folat

Disebabkan : a. asupan asam folat dalam makanan kurang

b. masa absorbsi asam folat

c. kebutuhan asam folat

meningkat

d. eksresi asam folat lebih dalam

urine

e. obat-obatan anti konvulsan dan

sitostatik tertentu

3. Anemia karena Perdarahan

Disebabkan : a. perdarahan akibat persalinan

b. perdarahan menahun seperti

pada penyakit cacingan dan sebagainya

4. Anemia Hemolitik

Disebabkan 2 faktor :

1) Faktor Intrinsik

1) Kelainan membran seperti sterositosis heriditer.

2) Kelainan glikolisis seperti defisiensi piruvat kinase.

3) Kelainan enzim seperti defisiensi GG PD.

4) Hemoglobinopati seperti anemia sel sabit.

2) Faktor Ekstrinsik

Hernika Pantun S.Kep


1) Gangguan sistem imun

2) Mikroargiopati seperti NID

3) Infeksi seperti akibat plasmodium

4) Hipersplenisme

5) Luka bakar

5. Anemia Aplastik

Disebabkan 2 faktor :

1) Faktor Kongenital

Karena kelainan bawaan seperti sindrom fanconi disertai microsefali

strabismus, anomali jari.

2) Faktor yang didapat :

1) Bahan kimia, benzene, insektisida, senyawa Pb.

2) Obat-obatan : kloramfenikal, mesantoin, piri benzamin.

3) Radiasi

4) Faktor individu : alergi terhadap obat

5) Infeksi, keganasan, gangguan endokrin

III. MANIFESTASI KLINIK

Secara umum tanda dari anemia adalah :

a. cepat lelah c. palpitasi

b. takikardi d. takipnea pada

latihan fisik

1. Anemia Defisiensi Besi

Manifestasi klinis :

Hernika Pantun S.Kep


a. Cepat lelah

b. Takikardi

c. Palpitasi

d. Takipnea pada latihan fisik

e. Perubahan kulit dan mukosa yang progresif seperti lidah

halus

2. Anemia Penyakit Kronik

Kebanyakan tidak menunjukkan gejala.

3. Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat

a. anorexia

b. diare

c. dispepsia

d. lidah licin

e. pucat

f. gangguan neurologis dimulai dengan parestesia kemudian

gangguan keseimbangan.

Pada kasus berat terjadi perubahan fungsi cerebral, dimensia, dan

perubahan neuro psikiatrik lain.

4. Anemia karena Perdarahan

1) Kehilangan darah sebanyak 12 – 15% manifestasi klinis :

1) pucat

2) transpirasi

Hernika Pantun S.Kep


3) takikardi

4) tekanan darah normal atau turun

2) Kehilangan darah 15 – 20%

1) tekanan darah menurun

2) renjatan yang reversibel

3) Kehilangan darah 20%

Menimbulkan renjatan irreversibel dan kematian.

5. Anemia Hemolitik

Gejala bervariasi dari ringan sampai berat. Klien mengeluh fatigue

bersamaan dengan angina atau gagal jantung kongestif. Pada

pemeriksaan fisik didapat ikterus dan splenomegali.

6. Anemia Aplastik

1) pucat

2) lemah, demam

3) purpura dan perdarahan

IV. PATOFISIOLOGI

1. Anemia Defisiensi Besi

Jika besi yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh kurang dapat

menyebabkan pembuluh sel darah merah menurun melalui 3 tingkatan :

a. Defisiensi besi merupakan permukaan kekurangan Fe dimana

cadangan besi dalam tubuh berkurang atau +’ ada, tetapi besi dalam

plasma darah normal, Hb dan Ht normal.

Hernika Pantun S.Kep


b. Defisiensi besi tanpa anemia yaitu cadangan besi dan besi diit

plasma kurang tapi Hb normal.

c. Anemia defisiensi besi bila cadangan besi dalam plasma dan

hemoglobin berkurang dari normal.

2. Anemia Penyakit Kronis

Penyakit kronis menyebabkan RES hiperaktif, dengan adanya RES yang

diperaktif menyebabkan destruksi erytrosit sehingga sel darah merah

akan menurun dan menjadi anemia.

3. Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat

Vitamin B12 dan asam folat merupakan bahan esensial untuk sintesis

RNA dan DNA yang penting untuk metabolisme inti sel dan pematangan

sel darah merah karena asupan vitamin B12 dan asam folat berkurang

maka proses pematangan sel darah merah terganggu dan jumlah erytrosit

menurun.

4. Anemia karena Perdarahan

Kehilangan darah mendadak akan menyebabkan sel darah merah

berkurang, maka dapat terjadi reflek cardiovaskuler yang fisiologis

berupa konstruksi arterial, pengurangan aliran darah ke organ vital

kehilangan darah mendadak 30% menimbulkan hipovolumia dan

hipoksia.

5. Anemia Hemolitik

Hernika Pantun S.Kep


Kelainan membran (faktor intrinsik), gangguan imun (faktor ekstrinsik)

menyebabkan penghancuran sel darah merah dalam pembuluh darah,

sehingga umur erytrosit menjadi pendek, bila sum-sum tulang tidak

mampu mengatasi karena usia sel darah merah yang pendek. Dengan

usia sel darah merah yang pendek menyebabkan pengurangan jumlah sel

darah merah.

6. Anemia Aplastik

Faktor kongenital dan faktor yang didapat menyebabkan kerusakan pada

sum-sum tulang belakang sehingga pembentukan sel hemopoetik

(eritropoetik, aranulopoetik, tromboroetik) yang merangsang

pematangan sel darah merah terhenti, sehingga sel darah tepi berkurang

sehingga menyebabkan sel darah merah mengalami penurunan.

Anemia dapat menyebabkan oksigen dalam jaringan

berkurang karena sel darah merah yang berfungsi mengantar oksigen dalam

jaringan berkurang, sehingga klien terlihat pucat, cepat lelah, apabila

kehilangan darah 30% dengan mendadak menyebabkan hipovolemia dan

hapoksemia.

Mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui 5 cara :

a. Peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena dengan ini

dapat menambah pengiriman O2 ke jaringan oleh sel darah merah.

b. Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin.

Hernika Pantun S.Kep


c. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari

sela-sela jaringan.

d. Redistribusi aliran darah ke organ vital.

V.

VI. PAHTWAY ANEMIA


Agen neoplastic, radiasi, obat-obatan, infeksi,bahan kimia

Gangguan hemapoetik

Lukopenia eritropetik Trombosipenia


a.Ekimosis
b.Epitaksis
c.Pendarahan saluran cerna
Depresi system Anemia Hb menurun d.Pendarahan saluran
imun kemih
e.Pendarahan serebral
Pertahanan Aliran darah
perifer menurun Oksihemoglobin
sekunder terganggu

Resiko infeksi Penurunan Perfusi jaringan


transport O2 tidak efektif
ke jaringan

Hipoksia,pucat
Metabolisme Kompensasi Gangguan
aerob turun jantung pertukaran gas
Intoleransi anareob baik
aktivitas
Respirasi Pola nafas
Defisit meningkat, nadi tidak
Kelemahan/
Resiko perawatan meningkat efektik
keletihan
jatuh/resiko diri S.Kep
cidera Hernika Pantun
Cardiomegali Gagal
jantung

VII. DIAGNOSIS

Anemia bukan merupakan diagnosa suatu penyakit anemia sel merupakan

salah satu gejala dari penyakit. oleh karenanya apabila akan menentukan

bahwa seseorang menderita anemia, maka menjadi kewajiban kita untuk

menentukan etiologinya. Anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan

morfologi atau berdasarkan klasifikasi kinetik.

Pada klasifikasi morfologi dikenal 3 golongan anemia :

a. Anemia Normokrom

Anemia normokrom normositer ditemukan pada anemia hemolisis

autoimun, anemia penyakit kronik, anemia penyakit ginjal, sirosis hati

dan lain-lain.

b. Anemia Makrositer

Anemia Makrositer ditemukan pada anemia perniosa, defisiensi asam

folat syndroma malaabsorbsi dan lain-lain.

c. Anemia Nomokrom Makrositer

Hernika Pantun S.Kep


Anemia hipokrom makrositer pada anemia defisiensi besi, hemoglobino

pati (Hialasemia)

Sedangkan diagnosa pasti anemia defisiensi besi :

1) Apabila ditemukan riwayat perdarahan kronis atau apabila

kita dapat membuktikan suatu sumber perdarahan.

2) Secara labolatorik ditemukan adanya anemi yang hipokrom

mikrositer.

3) Kadar Fe serum darah dengan TIBC (Total Iron Binding

Capacity) yang meninggi.

4) Tidak terdapatnya Fe dalam sum-sum tulang.

5) Adanya respons yang baik terhadap pemberian Fe.

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Anemia Makrositik Hipokram

a. Anemia Defisiensi Besi

Gambaran laboratorium :

1) Morfologi sel darah merah : hipocrom

dan makrositer

2) Besi dalam serum : menurun

3) IBC : meningkat

4) Hemosiderin sum-sum tulang :

berkurang

5) Feritin dalam serum : meningkat

6) Hb : turun

Hernika Pantun S.Kep


b. Anemia Penyakit kronis

1) Hb turun

2) Ht turun 25 – 30%

3) Feritin serum : meningkat / normal

4) Leucosit : menurun

2. Anemia Macrositik

a. Defisiensi Vitamin B12

1) Hb turun

2) Sel darah merah macrositik

3) Mev 100 mol/ L

4) Neutrofil hipersegmentasi

5) Vitamin B12 menurun : kurang dari

100 pg/ml.

b. Defisiensi Asam Folat

1) Hb turun

2) Asam folat serum rendah 3 mg/ ml

3. Anemia karena perdarahan

1) Hb turun

2) Test benzindin tinja : positif

3) Besi serum : turun

4) IBC : meningkat

4. Anemia Hemolitik

1) Ht : turun

Hernika Pantun S.Kep


2) Retikulositosis

3) Bilirubin indirek : meningkat

4) Bilirubin total : meningkat

5) Erytropoesis : hiperaktif

5. Anemia Aplastik

1) Adanya pansitopenia

2) Retikulosit menurun 1 %

3) Neutrofil 500 ml

4) Trombosit 20.000/ ml

IX. PENATALAKSANAAN

a. Menghentikan semua obat-obat atau penggunaan agen

kimia yang diduga menjadi penyebab anemia aplastik.


b. Anemia : transfusi PRC bila terdapat anemia berat sesuai

yang dibutuhkan.
c. Pendarahan hebat akibat trombositopenia : transfusi

trombosit sesuai yang dibutuhkan.


d. Tindakan pencegahan terhadap infeksi bila terdapat

neutropenia berat.
e. Infeksi : kultur mikroorganisme, antibiotik spektrum luas

bila organisme spesifik tidak dapat diidentifikasi, G-CSF pada

kasus yang menakutkan; bila berat badan kurang dan infeksi ada

(misalnya oleh bakteri gram negatif dan jamur) pertimbangkan

transfusi granulosit dari donor yang belum mendapat terapi G-CSF.


f. Assessment untuk transplantasi stem sel allogenik :

pemeriksaan histocompatibilitas pasien, orang tua dan saudara

kandung pasien.

Hernika Pantun S.Kep


Pengobatan spesifik aplasia sumsum tulang terdiri dari tiga pilihan

yaitu transplantasi stem sel allogenik, kombinasi terapi imunosupresif

(ATG, siklosporin dan metilprednisolon) atau pemberian dosis tinggi

siklofosfamid.9 Terapi standar untuk anemia aplastik meliputi

imunosupresi atau transplantasi sumsum tulang. Faktor-faktor seperti usia

pasien, adanya donor saudara yang cocok (matched sibling donor), faktor-

faktor resiko seperti infeksi aktif atau beban transfusi harus

dipertimbangkan untuk menentukan apakah pasien paling baik mendapat

terapi imunosupresif atau transplantasi sumsum tulang. Pasien yang lebih

muda umumnya mentoleransi transplantasi sumsum tulang lebih baik dan

sedikit mengalamai GVHD (Graft Versus Host Disease).Pasien yang lebih

tua dan yang mempunyai komorbiditas biasanya ditawarkan terapi

imunosupresif.
a. Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk memberikan

persediaan jaringan hematopoesti yang masih dapat berfungsi. Agar

transplantasi berhasil, diperlukan kemampuan menyesuaikan sel donor

dengan resipien serta mencegah komplikasi selama masa

penyembuhan. Dengan penggunaan imunosupresan slycosporine.


b. Kepadatan selular sum-sum tulang 20%.

Hernika Pantun S.Kep


KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keluarga
a. Penyakit anemia dalam keluarga
b. Riwayat penyakit-penyakit seperti: kanker, jantung, hepatitis, DM,

asma, PPOK
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: keadaan tampak lemah sampai sakit berat
b. Kesadaran : composmentis kooperatif sampai terjadi penurunan

tingkat kesadaran apatis-samnolen-sopor-coma.


c. Tanda-tanda vital
1) TD : tekanan darah menurun
2) Nadi : frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah
3) Suhu : bisa meningkat atau menurun
4) Pernapasan : meningkat
d. Kulit : kulit teraba dingin, keringat yang berebihan, pucat, terdapat

perdarahan di bawah kulit


e. Kepala : biasanya bentuk dalam batas normal
f. Mata : kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sklera tidak

ikterik, terdapat perdarahan sub conjungtiva, keadaan pupil, palpebra,

refleks, cahaya biasanya tidak ada kelainan


g. Hidung : Keadaan/bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari

hidung, fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan


h. Telinga : Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelaianan
i. Mulut : Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering,

bibir pecah-pecah atau perdarahan

Hernika Pantun S.Kep


j. Leher : Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah

membesar, tidak ada distensi vena yugularis


k. Thoraks : Pergerakan dada, biasanya pernfasan cepat irama tidak

teratur
l. Abdomen : Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus normal

dan bisa juga dibawah normal dan bisa juga meningkat


m. Genitalia
1) Laki: testis sudah turun ke dalam skrotum
2) Perempuan : labia minora tertutup dengan labia mayora
n. Ekstremitas : Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus

otot kurang, akral dingin


o. Anus : Keadaan anus, posisinya, anus (+)
p. Neurologis : Refleks fisiologis (+) seperti refleks patella, refleks

patologi (-) seperti babinski, tanda kerniq (-), dan bruzinski I-II = (-)
q. Pemeriksaan penunjang : Kadar Hb menurun, pemeriksaan darah :

eritrosit dan berdasarkan penyebab


r. Riwayat sosial :Siapa yang mengasuh klien di rumah. Kebersihan

di daerah tempat tinggal, orang yang terdekat dengan klien. Keadaan

lingkungan, pekarangan, pembuangan sampah

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien


2. Intoleransi aktvitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen


3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman

oksigen/nutrient ke sel.
4. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan besar (status kesehatan)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan

Hernika Pantun S.Kep


Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Ketidakseimbanga NOC: 1. Kaji adanya alergi makanan

n nutrisi kurang a. Nutritional status: 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

dari kebutuhan Adequacy of nutrient menentukan jumlah kalori dan

tubuh b. Nutritional Status : nutrisi yang dibutuhkan pasien

Berhubungan dengan : food and Fluid 3. Yakinkan diet yang dimakan

Ketidakmampuan untuk Intake mengandung tinggi serat untuk

memasukkan atau c. Weight Control mencegah konstipasi

mencerna nutrisi oleh Setelah dilakukan 4. Ajarkan pasien bagaimana

karena faktor biologis, tindakan keperawatan membuat catatan makanan harian.

psikologis atau selama….nutrisi kurang 5. Monitor adanya penurunan BB

ekonomi. teratasi dengan dan gula darah

DS: indikator: 6. Monitor lingkungan selama

a. Nyeri abdomen 1. Albumin serum makan

b. Muntah 2. Pre albumin serum 7. Jadwalkan pengobatan dan

c.Kejang perut 3. Hematokrit tindakan tidak selama jam makan

d. Rasa penuh tiba- 4. Hemoglobin 8. Monitor turgor kulit

tiba setelah makan 5. Total iron binding 9. Monitor kekeringan, rambut

DO: capacity kusam, total protein, Hb dan

a. Diare 6. Jumlah limfosit kadar Ht

b. Rontok rambut 10. Monitor mual dan muntah

yang berlebih 11. Monitor pucat, kemerahan, dan

c. Kurang nafsu kekeringan jaringan konjungtiva

Hernika Pantun S.Kep


makan 12. Monitor intake nuntrisi

d. Bising usus 13. Informasikan pada klien dan

berlebih keluarga tentang manfaat nutrisi

e. Konjungtiva pucat 14. Kolaborasi dengan dokter

f. Denyut nadi lemah tentang kebutuhan suplemen

makanan seperti NGT/ TPN

sehingga intake cairan yang

adekuat dapat dipertahankan.

15. Atur posisi semi fowler atau

fowler tinggi selama makan

16. Kelola pemberian anti emetik:.....

17. Anjurkan banyak minum

18. Pertahankan terapi IV line

19. Catat adanya edema, hiperemik,

hipertonik papila lidah dan

cavitas oval

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/ Masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi Hasil

Hernika Pantun S.Kep


2. Intoleransi NOC : NIC :

aktivitas a. Self Care : ADLs 1. Observasi adanya

Berhubungan dengan : b. Toleransi aktivitas pembatasan klien dalam

a. Tirah Baring atau c. Konservasi eneergi melakukan aktivitas

imobilisasi Setelah dilakukan 2. Kaji adanya faktor yang

b. Kelemahan tindakan keperawatan menyebabkan kelelahan

menyeluruh selama …. Pasien 3. Monitor nutrisi dan sumber

c. Ketidakseimbanga bertoleransi terhadap energi yang adekuat

n antara suplei aktivitas dengan Kriteria 4. Monitor pasien akan adanya

oksigen dengan Hasil : kelelahan fisik dan emosi

kebutuhan 1. Berpartisipasi dalam secara berlebihan

d. Gaya hidup yang aktivitas fisik tanpa 5. Monitor respon kardivaskuler

dipertahankan. disertai peningkatan terhadap aktivitas (takikardi,

DS: tekanan darah, nadi disritmia, sesak nafas,

a. Melaporkan secara dan RR diaporesis, pucat, perubahan

verbal adanya 2. Mampu melakukan hemodinamik)

kelelahan atau aktivitas sehari hari 6. Monitor pola tidur dan

kelemahan. (ADLs) secara mandiri lamanya tidur/istirahat pasien

b. Adanya dyspneu 3. Keseimbangan 7. Kolaborasikan dengan

atau aktivitas dan istirahat Tenaga Rehabilitasi Medik

ketidaknyamanan dalam merencanakan progran

saat beraktivitas. terapi yang tepat.

DO : 8. Bantu klien untuk

Hernika Pantun S.Kep


a. Respon abnormal mengidentifikasi aktivitas

dari tekanan darah yang mampu dilakukan

atau nadi terhadap 9. Bantu untuk memilih

aktifitas aktivitas konsisten yang

b. Perubahan ECG : sesuai dengan kemampuan

aritmia, iskemia fisik, psikologi dan social

10. Bantu untuk mengidentifikasi

dan mendapatkan sumber

yang diperlukan untuk

aktivitas yang diinginkan

11. Bantu untuk mendpatkan alat

bantuan aktivitas seperti

kursi roda, krek

12. Bantu untuk

mengidentifikasi aktivitas

yang disukai

13. Bantu klien untuk membuat

jadwal latihan diwaktu luang

14. Bantu pasien/keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan

dalam beraktivitas

15. Sediakan penguatan positif

bagi yang aktif beraktivitas

Hernika Pantun S.Kep


16. Bantu pasien untuk

mengembangkan motivasi

diri dan penguatan

17. Monitor respon fisik, emosi,

sosial dan spiritual

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
3. Perfusi NOC : NIC :

jaringan perifer a. Perfusi Jaringan


b. Oagulasi darah 1. Lakukan pengkajian
tidak efektif b/d
Setelah dilakukan asuhan
diabetes militus, 2. Monitor tanda-tanda vital
selama 3x24 jam
gaya hidup kurang
ketidakefektifan perfusi 3. Observasi warna dan turgor
gerak, merokok,
jaringan teratasi dengan kulit
hyperlipidemia,
kriteria hasil:
hipertensi, obesitas 4. Monitor kualitas dan
1. Aliran darah melalui
Ds: kekuatan nadi
pembuluh darah pada
a. Lemas
tingkat sel 5. Monitor ritme pernapasan
DO
2. Aliran darah melalui
a. Penurunan HB, PLT, 6. Observasi adanya keluhan
pembuluh perifer
WBC, RBC nyeri dada, sesak nafas dan
3. Hemoglobin dalam
b. Konjungtiva perhatikan bunyi nafas

Hernika Pantun S.Kep


Anemis batas normal
tambahan.
c. Kulit pucat 4. Platelet dalam batas

normal 7. Atur kemungkinan transfusi

5. Tidak ada memar/


8. Pesiapan untuk transfusi
lebam

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
4. Hipertermia NOC: NIC :

Berhubungan dengan : a. Thermoregulasi 1. Monitor suhu sesering

a. penyakit/ trauma Setelah dilakukan mungkin

b. peningkatan tindakan keperawatan 2. Monitor warna dan suhu

metabolisme selama………..pasien kulit

c. aktivitas yang menunjukkan : 3. Monitor tekanan darah,

berlebih Suhu tubuh dalam batas nadi dan RR

d. dehidrasi normal dengan kreiteria 4. Monitor penurunan

hasil: tingkat kesadaran

DO/DS: 1. Suhu 36 – 37C 5. Monitor WBC, Hb, dan

a. kenaikan suhu tubuh 2. Nadi dan RR dalam Hct

diatas rentang normal rentang normal 6. Monitor intake dan output

b. serangan atau konvulsi 3. Tidak ada perubahan 7. Berikan anti pireti

(kejang) warna kulit dan tidak 8. Kelola Antibiotik

Hernika Pantun S.Kep


c. kulit kemerahan ada pusing, merasa 9. Selimuti pasien

d. pertambahan RR nyaman 10. Berikan cairan intravena

e. takikardi 11. Kompres pasien pada lipat

f. Kulit teraba panas/ paha dan aksila

hangat 12. Tingkatkan sirkulasi udara

13. Tingkatkan intake cairan

dan nutrisi

14. Monitor TD, nadi, suhu,

dan RR

15. Catat adanya fluktuasi

tekanan darah

16. Monitor hidrasi seperti

turgor kulit, kelembaban

membran mukosa)

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
5. Kecemasan berhubungan dengan NOC : NIC :
Faktor keturunan, Krisis situasional,
a. Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
Stress, perubahan status kesehatan,

ancaman kematian, perubahan konsep diri, b. Koping (penurunan kecemasan)


kurang pengetahuan dan hospitalisasi
Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan
DO/DS:
selama 24 klien kecemasan yang menenangkan
a. Insomnia
teratasi dgn kriteria hasil: 2. Nyatakan dengan jelas
b. Kontak mata kurang

1. Klien mampu harapan terhadap


c. Kurang istirahat

Hernika Pantun S.Kep


d. Berfokus pada diri sendiri mengidentifikasi dan pelaku pasien
e. Iritabilitas
mengungkapkan gejala 3. Jelaskan semua
f. Takut
cemas prosedur dan apa yang
g. Nyeri perut
2. Mengidentifikasi, dirasakan selama
h. Penurunan TD dan denyut nadi

mengungkapkan dan prosedur


i. Diare, mual, kelelahan

j. Gangguan tidur
menunjukkan tehnik 4. Temani pasien untuk

k. Gemetar untuk mengontol cemas memberikan keamanan

l. Anoreksia, mulut kering 3. Vital sign dalam batas dan mengurangi takut
m. Peningkatan TD, denyut nadi, RR
normal 5. Berikan informasi
n. Kesulitan bernafas
4. Postur tubuh, ekspresi faktual mengenai
o. Bingung
wajah, bahasa tubuh dan diagnosis, tindakan
p. Sulit berkonsentrasi
tingkat aktivitas prognosis

menunjukkan 6. Libatkan keluarga

berkurangnya untuk mendampingi

kecemasan klien

7. Instruksikan pada

pasien untuk

menggunakan tehnik

relaksasi

8. Dengarkan dengan

penuh perhatian

9. Identifikasi tingkat

kecemasan

Hernika Pantun S.Kep


10. Bantu pasien mengenal

situasi yang

menimbulkan

kecemasan

11. Dorong pasien untuk

mengungkapkan

perasaan, ketakutan,

persepsi

12. Kelola pemberian obat

anti cemas:........

DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:PT

Gramedia
Potter, A. Patricia & Perry G. Anne. 2014. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik edisi 4. Jakarta : EGC


Price, Sylvia Anderson. 2011. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta : EGC.


Bakta, I Made. 2010. Hematologi Klinis Ringkas. Jakarta : EGC
Segel, Goerge B and Marshall A. Lichtman. 2011. Aplastic Anemia : Acquired

and Inherited. http://www.mhprofessional.com/downloads/products/

0071621512/kaus_034-%280463-0484%29.fm.pdf [19 Juli 2014].

Hernika Pantun S.Kep


NANDA. 2015. Nursing Diagnoses-Definitions & Classificaions. Philadelphia :

Mosby Company

Hernika Pantun S.Kep

Você também pode gostar