Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK 4
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Inayah
Tim penyusun
KELOMPOK 4
2
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
DAFTAR ISI
3
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome/ACS) meliputi spektrum
penyakit dari infark miokard akut (MI) sampai angina tak stabil (unstable
angina).Penyebab utama penyakit ini adalah trombosis arteri koroner yang
berakibat pada iskemi dan infark miokard.Derajat iskemik dan ukuran infark
ditentukan oleh derajat dan lokasi trombosis.
Sejak 1960‐an, ketika terapi standard menjadi istirahat penuh (bed rest) dan
defibrilasi (jika diperlukan), angka kematian infark miokard akut menurun terus.
Sindrom koroner akut (SKA) merupakan keadaan darurat jantung dengan
manifestasi klinis rasa tidak enak didada atau gejala lain sebagai akibat iskemia
miokardium. SKA terdiri atas angina pektoris tidak stabil, infarct myocard acute
(IMA) yang disertai elevasi segmen ST. Penderita dengan infark miokardium
tanpa elevasi ST.3 SKA ditetapkan sebagai manifestasi klinis penyakit arteri
koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan manifestasi utama proses
aterosklerosis.
The American Heart Association memperkirakan bahwa lebih dari 6 juta
penduduk Amerika, menderita penyakit jantung koroner (PJK) dan lebih dari 1
juta orang yang diperkirakan mengalami serangan infark miokardium setiap
tahun. Kejadiannya lebih sering pada pria dengan umur antara 45 sampai 65
tahun, dan tidak ada perbedaan dengan wanita setelah umur 65 tahun.4–6
Penyakit jantung koroner juga merupakan penyebab kematian utama (20%)
penduduk Amerika.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui dan Memahami Tentang Konsep Dasar Teori dan
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Pasien dengan Sindrom Koroner
Akut.
4
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menganalisis kesenjangan antara teori dengan praktik nyata dalam
mengatasi masalah keperawatan pada klien dengan dengan Sindrom
Koroner Akut.
b. Mampu melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada
pasien dengan Sindrom Koroner Akut meliputi:
1) Melakukan pengkajian secara komprehensif baik fisik maupun data
penunjang
2) Merusmuskan diagnosa keperawatan dengan mengklasifikasikan data
berdasarkan data objektif dan data subjektif yang tepat, dan
menentukan prioritas diagnosis keperawatan
3) Menentukan tujuan keperawatan dan menetapkan kriteria
pencapaian tujuan
4) Merencanakan tindakan keperawatan / intervensi
5) Melaksanakan tindakan keperawatan / implementasi
6) Melakukan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan,
melakukuan tindakan asuhan keperawatan (follow up care) dengan
pendekatan SOAP (subjektif, objektif, analisa, dan planing)
7) Memodifikasi perencanaan keperawatan berdasarkan hasil evaluasi
5
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Myocardium lebih tebal pada bagian apex dan semakin
tipis pada bagian base. Hal ini menggambarkan jumlah
beban kerja pada tiap bilik terhadap kontribusinnya
dalam memompa darah. Myocardium paling tebal
terdapat pada ventrikel kiri yang mempunyai beban
kerja paling tinggi.
c. Endocardium : bagian tipis, halus, glistening membrane yang membuat
aliran darah mulus masuk ke dalam jantung.
Mengandung epithelial sel datar, dan bersambungan
dengan garis endhotelium pada pembuluh darah.
2. Siklus jantung
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi)
dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung).Atrium dan ventrikel
mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah.Kontraksi terjadi akibat
penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul satelah
repolarisasi otot jantung.
8
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Gambar 2. 3 Mekanisme siklus jantung
10
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung
tekanan darah yang paling tinggi.Kelenturannya membantu
mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung.Arteri yang lebih
kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya
untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat
tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari
jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung).Kapiler
memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam
jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke
dalam darah.darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang
lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.
Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang
akan membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis,
tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena
mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang
lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.
13
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
1. Adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat
konsumsi kolesterol tinggi.
2. Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
3. Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus
menerus.
4. Infeksi pada pembuluh darah.
Wasid (2007) menambahkan mulai terjadinya Sindrom Koroner Akut (SKA)
dipengaruhi oleh beberapa keadaan, yakni:
1. Aktivitas/latihan fisik yang berlebihan (tak terkondisikan)
2. Stress emosi, terkejut
3. Udara dingin, keadaan - keadaan tersebut ada hubungannya dengan
peningkatan aktivitas simpatis sehingga tekanan darah meningkat, frekuensi
debar jantung meningkat, dan kontraktilitas jantung meningkat.
14
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
koroner tersebut berpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung,
menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.
Dari klasifikasinya, maka ACS dapat dilihat dari dua aspek, yaitu Iskemik
dan Infark.Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bersifat
sementara dan reversibel. Penurunan suplai oksigen akan meningkatkan
mekanisme metabolisme anaerobik. Iskemia yang lama dapat menyebabkan
kematian otot atau nekrosis.Keadaan nekrosis yang berlanjut dapat
menyebabkan kematian otot jantung (infark miokard).Ventrikel kiri merupakan
ruang jantung yang paling rentan mengalami iskemia dan infark, hal ini
disebabkan kebutuhan oksigen ventrikel kiri lebih besar untuk
berkontraksi.Metabolisme anaerobik sangat tidak efektif selain energi yang
dihasilkan tidak cukup besar juga meningkatkan pembentukan asam laktat yang
dapat menurunkan PH sel (asidosis). Iskemia secara khas ditandai perubahan
EKG: T inversi, dan depresi segmen ST. Gabungan efek hipoksia, menurunnya
suplai energi, serta asidosis dapat dengan cepat mengganggu fungsi ventrikel kiri.
Kekuatan kontraksi pada daerah yang terserang mengalami gangguan, serabut
ototnya memendek, serta daya kecepatannya menurun.Perubahan kontraksi ini
dapat menyebakan penurunan curah jantung.Iskemia dapat menyebabkan nyeri
sebagai akibat penimbunan asam laktat yang berlebihan.Angina pektoris
merupakan nyeri dada yang menyertai iskemia miokardium.
Angina pektoris dapat dibagi: angina pektoris stabil (stable angina), angina
pektoris tidak stabil (unstable angina), angina variant (angina prinzmetal). Angina
Pektoris Stabil: Nyeri dada yang tergolong angina stabil adalah nyeri yang timbul
saat melakukan aktifitas. Rasa nyeri tidak lebih dari 15 menit dan hilang dengan
istirahat. Angina Pektoris Tidak Stabil (UAP): Pada UAP nyeri dada timbul pada
saat istirahat, nyeri berlangsung lebih dari 15 menit dan terjadi peningkatan rasa
nyeri. Angina Varian: Merupakan angina tidak stabil yang disebabkan oleh
spasme arteri koroner.
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 menit dapat menyebabkan
kerusakan sel yang ireversibel dan kematian otot (nekrosis). Bagian miokardium
yang mengalami nekrosis atau infark akan berhenti berkontraksi secara permanen
(yang sering disebut infark).
15
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
E. PATHWAY
Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koroneria
H. PEMERIKSAANPENUNJANG
1. Elektrokardiografi (EKG), membantu menentukan area jantung dan arteri
koroner mana yang terlibat
2. Ekokardiografi, menunjukkan keabnormalan pergerakan dinding ventrikular
dan mendeteksi ruptur otot papiler atau septal
3. Rangkaian kadar enzim kardiak dan protein, menunjukkan kenaikan khas
pada CK – MB, protein troponin T dan I serta mioglobin
17
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
4. Sinar X dada, menunjukkan gagal jantung sisi kiri, kardiomegali atau
penyebab non kardiak lain terhadap dispnea serta nyeri di dada
5. Ekokardiografi transesofageal, memperlihatkan area berkurangnya
pergerakan dinding otot jantung yang mengindikasikan iskemia
6. Scan citra nuklir menggunakan thallium 201 atau technetium 99 m, untuk
mengidentifikasi area infarksi dan sel otot yang aktif
7. Pengujian laboratoris, memperlihatkan jumlah sel darah putih yang
meningkat dan tingkat sedimentasi eritrosit berubah dalam tingkat elektrolit
yang naik;
8. Kateterisasi kardiak, untuk mengetahui arteri koroner yang terlibat,
memberikan informasi mengenai fungsi ventrikular srta tekanan dan volume
didalam jantung.
I. PENATALAKSANAAN
Prinsip umum :
1. Mengembalikan aliran darah koroner dengan trombolitik/ PTCA primer
untuk menyelamatkan oto jantung dari infark miokard
2. Membatasi luasnya infark miokard
3. Mempertahankan fungsi jantung
4. memperlambat atau menghentikan progresifitas penyakit
5. Memperbaiki kualitas hidup dengan mengurangi frekuensi serangan
angina
6. Mengurangi atau mencegah infark miokard dan kematian mendadak.
a. Terapi Awal
Dalam 10 menit pertama harus selesai dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1) Pemeriksaan klinis dan penilaian rekaman EKG 12 sadapan,
2) Periksa enzim jantung CK/CKMB atau CKMB/cTnT
3) Oksigenasi : Langkah ini segera dilakukan karena dapat
memperbaiki kekurangan oksigen pada
miokard yang mengalami cedera serta
menurunkan beratnya ST-elevasi. Ini dilakukan
18
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
sampai dengan pasien stabil dengan level
oksigen 2–3 liter/ menit secara kanul hidung.
4) Nitrogliserin (NTG) : Kontraindikasi bila TD sistolik < 90 mmHg),
bradikardia (< 50 kali/menit), takikardia.
Mula-mula secara sublingual (SL) (0,3 – 0,6 mg
), atau aerosol spray. Jika sakit dada tetap ada
setelah 3x NTG setiap 5 menit dilanjutkan
dengan drip intravena 5–10 ug/menit (jangan
lebih 200 ug/menit) dan tekanan darah sistolik
jangan kurang dari 100 mmHg. Manfaatnya
ialah memperbaiki pengiriman oksigen ke
miokard; menurunkan kebutuhan oksigen di
miokard; menurunkan beban awal (preload)
sehingga mengubah tegangan dinding
ventrikel; dilatasi arteri koroner besar dan
memperbaiki aliran kolateral; serta
menghambat agregasi platelet (masih menjadi
pertanyaan).
5) Morphine : Obat ini bermanfaat untuk mengurangi
kecemasan dan kegelisahan; mengurangi rasa
sakit akibat iskemia; meningkatkan venous
capacitance; menurunkan tahanan pembuluh
sistemik; serta nadi menurun dan tekanan
darah juga menurun, sehingga preload dan
after load menurun, beban miokard berkurang,
pasien tenang tidak kesakitan. Dosis 2 – 4 mg
intravena sambil memperhatikan efek samping
mual, bradikardi, dan depresi pernapasan.
Dapat diulang tiap 5 menit sampai dosis total
20 mg atau petidin 25-50 mg intravena atau
tramadol 25-50 mg iv
19
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
6) Aspirin : Harus diberikan kepada semua pasien sindrom
koroner akut jika tidak ada kontraindikasi
(ulkus gaster, asma bronkial). Efeknya ialah
menghambat siklooksigenase –1 dalam platelet
dan mencegah pembentukan tromboksan-A2.
Kedua hal tersebut menyebabkan agregasi
platelet dan konstriksi arterial. Dosis yang
dianjurkan ialah 160–325 mg perhari, dan
absorpsinya lebih baik "chewable" dari pada
tablet. Aspirin suppositoria (325 mg) dapat
diberikan pada pasien yang mual atau muntah.
7) Antitrombolitik lain : Clopidogrel, Ticlopidine: derivat tinopiridin
ini menghambat agregasi platelet,
memperpanjang waktu perdarahan, dan
menurunkan viskositas darah dengan cara
menghambat aksi ADP (adenosine
diphosphate) pada reseptor platelet., sehingga
menurunkan kejadian iskemi. Ticlopidin
bermakna dalam menurunkan 46% kematian
vaskular dan nonfatal infark miokard. Dapat
dikombinasi dengan Aspirin untuk prevensi
trombosis dan iskemia berulang pada pasien
yang telah mengalami implantasi stent
koroner. Pada pemasangan stent koroner
dapat memicu terjadinya trombosis, tetapi
dapat dicegah dengan pemberian Aspirin dosis
rendah (100 mg/hari) bersama Ticlopidine 2x
250 mg/hari. Colombo dkk. memperoleh hasil
yang baik dengan menurunnya risiko trombosis
tersebut dari 4,5% menjadi 1,3%, dan
menurunnya komplikasi perdarahan dari 10–
16% menjadi 0,2–5,5%21. Namun, perlu
20
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
diamati efek samping netropenia dan
trombositopenia (meskipun jarang) sampai
dengan dapat terjadi purpura trombotik
trombositopenia sehingga perlu evaluasi hitung
sel darah lengkap pada minggu II – III.
Clopidogrel sama efektifnya dengan
Ticlopidine bila dikombinasi dengan Aspirin,
namun tidak ada korelasi dengan netropenia
dan lebih rendah komplikasi
gastrointestinalnya bila dibanding Aspirin,
meskipun tidak terlepas dari adanya risiko
perdarahan. Didapatkan setiap 1.000 pasien
SKA yang diberikan Clopidogrel, 6 orang
membutuhkan tranfusi darah 17,22.
Clopidogrel 1 x 75 mg/hari peroral, cepat
diabsorbsi dan mulai beraksi sebagai
antiplatelet agregasi dalam 2 jam setelah
pemberian obat dan 40–60% inhibisi dicapai
dalam 3–7 hari. Penelitian CAPRIE
(Clopidogrel vs ASA in Patients at Risk of
Ischemic Events) menyimpulkan bahwa
Clopidogrel secara bermakna lebih efektif
daripada ASA untuk pencegahan kejadian
iskemi pembuluh darah (IMA, stroke) pada
aterosklerosis (Product Monograph New
Plavix).
b. Terapi lanjutan (Reperfusi) : dilakukan oleh yang berkompeten dan
dalam pengawasan ketat di ICCU
1) Trombolitik
Penelitian menunjukan bahwa secara garis besar semua obat
trombolitik bermanfaat.Trombolitik awal (kurang dari 6 jam)
dengan strptokinase atau tissue Plasminogen Activator (t-PA) telah
21
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
terbukti secara bermakna menghambat perluasan infark,
menurunkan mortalitas dan memperbaiki fungsi ventrikel kiri.
Indikasi :
a) Umur < 70 tahun
b) Nyeri dada khas infark, lebih dari 20 menit dan tidak hilang
dengan pemberian nitrat.
c) Elevasi ST lebih dari 1 mm sekurang-kurangnya pada 2 sadapan
EKG
Saat ini ada beberapa macam obat trombolisis yaitu
streptokinase, urokinase, aktivator plasminogen jaringan yang
direkombinasi (r-TPA) dan anisolated plasminogen activator
complex (ASPAC).Yang terdapat di Indonesia hanya
streptokinase dan r-TPA.R-TPA ini bekerja lebih spesifik pada
fibrin dibandingkan streptokinase dan waktu paruhnya lebih
pendek.
Kontraindikasi :
a) Perdarahan aktif organ dalam
b) Perkiraan diseksi aorta
c) Resusitasi kardio pulmonal yang berkepanjangan dan traumatik
d) Trauma kepala yang baru atau adanya neoplasma intrakranial
e) Diabetic hemorrhage retinopathy
f) Kehamilan
g) TD > 200/120 mmHg
h) Telah mendapat streptokinase dalam jangka waktu 12 bulan
2) Antikoagulan dan antiplatelet
Beberapa hari setelah serangan IMA, terdapat peningkatan
resiko untuk terjadi tromboemboli dan reinfark sehingga perlu
diberikan obat-obatan pencegah.Heparin dan Aspirin referfusion
trias menunjukkan bahwa heparin (intravena) diberikan segera
setelah trombolitik dapat mempertahankan potensi dari arteri yang
berhubungan dengan infark.
22
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Pada infus intravena untuk orang dewasa heparin 20.000-
40.000 unit dilarutkan dalam 1 liter larutan glukosa 5% atau NaCl
0,9% dan diberikan dalam 24 jam. Untuk mempercepat efek,
dianjurkan menambahkan 500 unit intravena langsung
sebelumnya.Kecepatan infus berdasarkan pada nilai APTT (Activated
Partial Thromboplastin Time).Komplikasi perdarahan umumnya
lebih jarang terjadi dibandingkan dengan pemberian secara
intermiten.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d Perubahan Nadi Menurun
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan COP
3. Resiko perubahan volume cairan berlebih berhubungan dengan penurunan
perfusi organ renal
4. Nyeri Akut b.d. penurunan suplay oksigen ke miokard sekunder terhadap
IMA
5. Ansietas b.d Ancaman Kematian
K. INTERVENSI
1. Penurunan curah jantung b.d Perubahan Nadi Menurun
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
masalah penurunan curah jantung dapat teratasi
Kriteria hasil : TD normal (100/80 - 140/90), Nadi normal, kuat dan
regular (60 -100 )
Intervensi
a. Observasi tekanan, evaluasi kualitas nadi
Rasional : mengetahui status perubahan klien
b. Berikan posisi kepala ( > tinggi dari ekstremitas)
Rasional : memperlancar aliran darah balik ke jantuk
c. Anjurkan klien unruk istirahat (bedrest)
Rasional : mengurangi kerja jantung melebihi kemampuannya
d. Lakukan pemeriksaan EKG
23
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Rasional : mengetahui adanya patologis pada jantung
e. Kolabrasi pemberian O2
Rasional : membantu memenuhi kebutuhan oksigen
f. Kolaborasi pemberian obat vasodilator
Rasional : mengurangi beban jantung
24
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Kriteria hasil : Menunjukkan intake dan output seimbang, TTV dalam
batas normal, BB stabil & tidak ada oedem
Intervensi
a. Pantau haluaran urin
Rasional : haluaran urin mungkin sedikit karena penurunan perfusi
ginjal
b. Pantau intake dan output cairan
Rasional : mengetahui keseimbangan cairan
c. Ukur lingkar abdomen
Rasional : cairan dapat berpindah ke peritoneal (asitenial)
d. Kolaborasi pemberian obat diuretik
Rasional : meningkatkan laju aliran urin
26
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 1 April 2014
Ruang : ICCU
Mahasiswa : kelompok 1
B. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. A
b. Jenis kelamin : laki-laki
c. Umur : 69 tahun
d. Agama : islam
e. Status perkawinan : kawin
f. Pendidikan : SD
g. Alamat :blok busi ligung majalengka
h. Pekerjaan : buruh
i. Tanggal masuk : 31 maret 2014
j. No register : 81639
k. Diagnosa medis : SKA (sindrom koroner akut)
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Tn. R
b. Alamat : blok busi ligung majalengka
c. Pekerjaan : wiraswasta
d. Hubungan dg pasien : anak
27
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
C. PRIMERY SURVEY
1. Airway
Look : tidak ada sumbatan, tidak ada benda asing, tidak ada darah yang
keluar
Listen : tidak bunyi stridor atau snokling
Feel : terdapat hembusan nafas
2. Breathing
Look : gerakan dada simetris, menggunakan otot bantu pernafasan,
retraksi interkosta?
Listen : bunyi nafas vesikuler
Feel : RR 24x/mnt
3. Circulation
N : 37 x/mnt?
S : 36,7 oC
TD : 148/65 mmHg
SPO2 : 99 %
CRT : > 2 detik (berapa detik)
4. Disability
GCS : 15 compos mentis E 4M 6V 5
5. Expouse
Tidak ada fraktur, tidak ada pendarahan, dan tidak ada oedem
D. SECONDARY SURVEY
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan badannya lemas dan sedikit sesak (dr pengkajian nyeri
nyeri sedang knp keluhannya badan lemas???)
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
P : lemas berkurang saat istirahat, badannya lemas saat melakukan
aktivitas (palliative digunakan untuk pengkajian nyeri bkn lemas)
28
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Q : tidak dapat melakukan aktivitas (kualitas nyeri spt ap?? bukan tidak
dapat melakukan aktifitas)
R : di seluruh tubuh (menjalarnya kemana??)
S : skala nyeri 7 dari rentang 1-10
T : nyeri dari 10 hari yang lalu durasi kurang lebih 5 menit
3. Abdomen
I : tidak ada pembesaran abdomen, bentuk datar
A : peristaltik 14 x/mnt
P : terdapat nyeri tekan di kuadran II
P : terdengar tympani pada usus redup pada dan ginjal
4. Genetlia
Terpasang kateter
5. Ekstremitas
Ekstremitas atas : terpasang infus, di sebelah kanan terpasang
manset tensi di sebelah kiri
Ekstremitas bawah : tidak ada oedem maupun fraktur
E. TERSIER SURVEY
1. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium tanggal 31-04-2014
Nama Nilai normal Hasil interpretasi
WBC 9,51 x 10^ 3/uL 4,00 – 10.00 Normal
RBC 2,61 x10^ 6/uL 3,50 – 5,50 Tinggi
HGB 7,79.Dl 12,0 – 18,0 Tinggi
HCT 24,1 % 37,0 – 54,0 Tinnggi
MCV 42,2 dL 80,0 – 100,0 Tinggi
MCH 24,5 dL 27,0 - 34,0 Tinggi
MCHC 32,0 g/dL 32,0 – 36,0 Normal
RDW- CV 13,0 % 11,0 – 16,0 Normal
30
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
RDW- CD 49,0 dL 35,0 – 56,0 Normal
PLT 350 x 10^ 150 – 400 Tinggi
3/uL
PCT 0,220% 0,108 -0,282 Tinggi
ket: tlg dicek nilai normal dan hasil apakah tidak terbalik dikolom
diatas???
b. Laboratorium kimia
Jenis Hasil Nilai normal Interpretasi
pemeriksaan
Glukosa P 65 75 – 115 Tinggi
Glukosa 2j PP 121 < 140 Normal
Kolestrol 163 < 200 Normal
Trikgliserida 91 <150 Normal
Asan urat 13,18 L : 3,4 – 70 Tinggi
SGOT 48 < 37 Rendah
SGPT 26 < 40 Normal
Ureum 179,6 15 – 55 Rendah
Kreatinin 13,93 0,6 – 1,1 Rendah
Kalium 8,51 3,6 - 55 Rendah
Natrium 134,1 135 – 155 Tinggi
Klorida 108, 3 98 -108 Rendah
c. Terapi
Nama obat Dosis
ISDN 3x1 dosis
dicantumkan
berupa MG/G
dan pemberian
lewat mana
Aspilet 1x1
Trizedon 2x1
31
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Diltiazon 2x1
salbutamol 3x1
Bicnat 2x1
Crg 1x1
Inj.Lasix 1x2
Inj. SCL k/p
Kalitake 3x1
d. Cairan parental
1) D5 % + catapres 2 ampul (cantumkan dosis)
2) Nacl (tetesan ???)
3) PA
F. ANALISA DATA
No Hari/tgl/jam Data Etiologi Problem
1 Selasa Ds: Ateroklerosis Penurunan curah
1 april 2014 - Pasien mengatakan jantung
15.00 badannya terasa Supali O2 ke (data blm
lemas miokard memperlihatkan
Do: adany penurunan
- TD : 148/65 Hipoksia curah jantung tlg
mmHg dilihat lagi di
- N : 37x/mnt Integritas sel nanda)
- R : 19x/mnt berubah
- S : 36,70 C
- Akral dingin Kontraktilitas
(tidak ada menurun
dipengkajian)
- RBC : 2,61 Nadi menurun
- Hb : 7,79 /dL
- SPO2 : 92 % COP menurun
2 Selasa Ds: Aterosklerosis Gangguan perfusi
1 april 2014 - Pasien jaringan perifer
15.00 mengatakan
badanya terasa Suplay O2 ke
lemas miokard menurun
- Pasien
mengatakan
perutnya terasa Integrtas sel berubah
mual dan muntah
– muntah
Do: Kontraktilitas
- TD : 148/65 menurun
mmHg
- N : 37 x/mnt
- R : 19 x/mnt Nadi menurun
- S : 36,7 C 0
- Akral dingin
(tidak ada COP turun
dipengkajian)
- Hb : 7,79 /dL
- RBC : 2,61
- CRT > 2 detik
3 Selasa Ds: Aterosklerosis Resiko perubahan
1 april 2014 - cairan berlebih
33
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
15.00 Do : COP turun
- Balance cairan 570
(tidak ada Penurunan perfusi
dipengkajian) organ renal
- Ureum : 179, 6
- Kreatinin : 13, 93 Peningkatan nutrisi
sodium dan air
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan nadi menurun
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan COP
3. Resiko perubahan volume cairan berlebih berhubungan dengan penurunan
perfusi organ renal
H. INTERVENSI
No
No Hari/tgl/jam Tujuan & Kriteria hasil Intervensi TTD
Dx
1 Selasa, 1 1 Setelah dilakukan 1. Observasi tekanan, Kel 1
april 2014 tindakan keperawatan evaluasi kualitas nadi
selama 2x24 jam R/ mengetahui status
masalah penurunan perubahan klien
curah jantung dapat 2. Berikan posisi kepala (
teratasi dengan > tinggi dari
Kriteria hasil : ekstremitas)
1. TD normal R/ memperlancar
(100/80 - 140/90) aliran darah balik ke
2. Nadi normal, kuat jantuk
dan regular (60 - 3. Anjurkan klien unruk
100 ) istirahat (bedrest)
Tlg dipertimbangkan R/ mengurangi kerja
waktu pencapaian jantung melebihi
selama 48 jam fungsi kemampuannya
jantug tidak akan 4. Lakukan pemeriksaan
kembali normal??? EKG
R/ mengetahui adanya
patologis pada
jantung
5. Kolabrasi pemberian
O2 (lewat apa)
R/ membantu
memenuhi kebutuhan
oksigen
6. Kolaborasi pemberian
34
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
obat vasodilator
R/ mengurangi beban
jantung
(tolong dilihat lagi
variasi rencana
keperawatan di
nanda)
2 Selasa, 1 II Setelah dilakukan 1. Palpasi nadi perifer Kel 1
april 2014 tindakan keperawatan secara rutin dan
selama 2 x 24 jam evaluasi pengisian
masalah gangguan vesikuler
perfusi jaringan R/ indikasi kedalam
teratasi dengan circulation
Kriteria hasil : 2. Kaji adanya tanda-
1. TTV normal tanda homan’s
(TD : 100/80 – R/ indicator
140/90) pembentukan
2. Kulit hangat thrombus
3. Nadi perifer teraba 3. Observasi warna kulit
Tlg dipertimbangkan adanya pucat atau
waktu pencapaian kemerahan
selama 48 jam fungsi R/ gangguan pada
jantug tidak akan sirkulasi perifer
kembali normal??? meningkatkan resiko
kerusakan kulit
4. Kaji fungsi
gastrointestinal,
adanya mual muntah,
peristaltic, distensi
abdomen, dan
konstipasi
R/ penurunan aliran
darah dapat
mengakibatkan
diatensi
gastrointestinal
5. Kolaborasi mengenai
pemeriksaan GDA
R/ indikator perfusi /
fungsi organ
(tolong dilihat lagi
variasi rencana
keperawatan di
nanda)
3 Selasa, 1 III Setelah dilakukan 1. Pantau haluaran urin Kel 1
april 2014 tindakan keperawatan R/ haluaran urin
selama 2 x 24 jam mungkin sedikit
35
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
masalah resiko karena penurunan
perubahan volume perfusi ginjal
cairan teratasi dengan 2. Pantau intake dan
Kriteria hasil : output cairan
1. Menunjukkan R/ mengetahui
intake dan output keseimbangan cairan
seimbang 3. Ukur lingkar abdomen
2. TTV dalam batas R/ cairan dapat
normal berpindah ke
3. BB stabil & tidak peritoneal (asitenial)
ada oedem 4. Kolaborasi pemberian
Tlg dipertimbangkan obat diuretik
waktu pencapaian R/ meningkatkan laju
selama 48 jam fungsi aliran urin
jantug tidak akan
kembali normal???
I. IMPLEMENTASI
No
No Hari/tgl/jam Implementasi Respon TTD
Dx
1 Selasa, 1 april I & 2 1. Mengobservasi Ds: Kel 1
2014 tanda – tanda vital Pasien mengatakan
16.00 badannya lemas
Do:
TD : 148.65 mmHg
N : 37x/mnt
S : 14 x /mnt
1 2. Memberikan
16.30 kepala lebih tinggi Ds:
Pasien mengatakan
teraa lebih nyaman
Do:
Wajah pasien terlihat
rileks
1 3. Menganjurkan
16.45 pasien untuk Ds:
banyak istirahat Pasien mengatakan
akan lebih banyak
istirahat
Do:
Pasien terlihat bisa
istirahat
1,2 4. Mengevaluasi keatas
17.30 nadi dan perifer Ds : -
36
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Do :
Deyut nadi masih
lemah
5. Mengobservasi CRT > 2 detik
3 warna kulit
19.00 Ds :
Do :
Adanya sianosis
6. Menghitung Hb : 7,79
1 haluaran urin
20.00 Ds :
Do :
7. Memberikan obat 500 ml
1 vatodilator
20.00 Ds:
Do:
- ISDN
- Aspilet
- Trizedon
- Salbutamol
8. Memberikan obat - Kaltadek
3 diuretik
20.00 Ds:
Do:
- Lasix
- Benat
2 Rabu, 2 april 1. Mengobservasi TTV Ds: Kel 1
2014 Do:
16.00 TD : 145/ 65 mmHg
N : 55 x/mnt
R : 21 x /mnt
S : 37,5 0C
2. Mengevaluasi
16.05 denyut nadi dan Ds:
pengisian kapiler Do :
- Nadi kuat
- CRT > 2 detik
3. Melakukan
17.00 perekaman EKG Ds:
Do:
- Sinus bradikardi
- Terdapat ST
elevasi di lead
V1, V2 dan V6
4. Mengkaji warna Ds :
17.30 kulit Do :
37
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Wajah pasien terlihat
pucat
Ds:
6. Menghitung Do:
19.00 haluaran urin Haluaran urin 200 ml
Ds:
Do:
7. Menghitung balance Hasil balance cairan
19.15 cairan kurang lebih 945 ml
Ds:
Do:
8. Memberikan obat - ISDN
20.00 sesuai dengan advis - Kalitake
dokter - Salbutamol
- Trizedon
- Diltiazem
- Lasix
J. EVALUASI
No Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi TTD
1. Selasa, 1 april I S: Kel 1
2014 Pasien mengatakan badannya masih terasa
21.00 lemas
O:
Ku: lemah
Kes : cpos mentis E4 M6 V5
TD: 143/65 mmHg
N : 39 x/mnt
S : 36,7 o C
RR : 20 x/mnt
SPO2 : 99 %
Hb : 7,79
Nadi lemah, CRT > 2 detik
A:
38
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3
2 Selasa, 1 April II S: Kel 1
13, 2014 Pasien mengatakan badannya lemas dan
mual sudah hilang
O:
N : 39x/mnt
Akral dingin
Sianosis
Nadi perifer lemah
Akral dingin
Sianosis
Nadi perifer lemah
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3
40
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
BAB IV
PEMBAHASAN
3. Intervensi
41
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
Dalam menyusun renacana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan
yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasilnya, maka penyusun membuat rencana
berdasarkan acuan pada tinjauan teori.Rencana tindakan dibuat selama 2 hari
perawatan.Dari 3 diagnosa keperawatan ini, intervensi dapat ditetapkan pada
kasus karena berkat kerjasama yang baik antara perawat, klien dan keluarga klien.
Dalam menyusun tindakan yang akan dilakukan ini disesuaikan dengan diagnosa
yang ditemukan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan.
4. Implementasi
Salah satu bentuk implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan
rencana tindakan keperawatan yang telah disusun.Selama melaksanakan
implementasi tim penyusun tidak menemukan kesulitan karena klien dan keluarga
klien sangat kooperatif.Dan implemntasi yang dilakukan dapat diterima oleh klien
dan keluarga klien.
4. Evaluasi
Dari lima diagnosa yang dapat ditegakkan selama study kasus hanya dua
diagnosa yang sama dengan diagnosa keperawatan menurut teoritis dikarenakan
klien dalam masa penyembuhan dan telah mendapatkan terapi dari tim medis.
Dan semua evaluasi dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
42
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan Asuhan Keperawatan ini tim penyusun sudah mampu
untuk menerapkan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan diagnosa medisnya
yaitu Sindrom Koroner Akut (SKA) melalui proses :
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian, tim penyusun dapat mengumpulkan data
pada klien dengan Sindrom Koroner Akut (SKA) yang dilakukan dengan
wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan dokumentasi keperawatan.
2. Diagnosa Keparawatan
Setelah pengumpulan data maka dapat ditemukan masalah-masalah
keperawatan melalui analisa data dengan diagnosa :
a. Penurunan Curah Jantung b.d Perubahan Nadi Menurun
b. Gangguan Perfusi Perifer b.d Penurunan COP
c. Resiko Perubahan Volume Cairan Berlebih b.d Penurunan Perfusi Organ
Renal
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dapat disusun rencana tindakan dengan
prioritas masalah
4. Implementasi
Pada tahap ini merupakan realisasi mandiri dan kolaborasi dari
perencanaan yang sudah disusun.
5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi dapat dinilai keberhasilan asuhan Keperawatan yang
sudah dijalankan.Pada umumnya tujuan tercapai sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Terlaksananya asuhan keperawatan ini tidak terlepas dari
dukungan dari tim medis, staf ruangan dan klien / keluarga klien.
43
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
B. SARAN
Berdasarkan hasil penerapan Asuhan keperawatan yang dilakukan maka
beberapa masukan yang dapat diberikan antara lain :
1. Klien dan keluarga
Kepada klien dan keluarga diharapkan mampu menjaga kesehatan serta
mempunyai keinginan untuk melaksanakan tindakan-tindakan dan nasehat-
nasehat yang telah diberikan tenaga kesehatan demi kesehatan klien.
2. Tenaga Perawat
Dalam melakukan pengkajian pada klien / keluarga diharapkan perawat
perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan keterampilan dan komunikasi
tereupetik.Sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.Agar asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan baik, perlu adanya perencanaan yang
matang. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan diharapkan adanya
kerjasama yang baik dengan klien, keluarag klien dan tim kesehatan lainnya.
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan study kasus ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas tenaga
kesehatan serta mengahsilkan tenaga kesehatan yang professional.
44
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
DAFTAR PUSTAKA
Krisanty Paula, S.Kep, Ns, dkw (2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta :
TIM
45
KELOMPOK 4 KELAS B4 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR