Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SULTAN HASANUDDIN
Gowa, Makassar
Deskripsi Perjuangan
Deskripsi perjuangan
Perjuangan
Perjuangan
Cut Nyak Dien menikah pada usia 12 tahun dengan Teuku Cik Ibrahim
Lamanga. Namun pada saat pertempuran di Gletarum, Juni 1878, Suami Cut Nyak Dien
(Teuku Ibrahim) gugur. Kemudian Cut Nyak dien bersumpah hanya akan menerima pinangan
dari laki-laki yang bersedia membantu untuk menuntut balas kematian sang suami.
Cut Nyak Dien akhirnya menikah kembali dengan Teuku Umar tahun 1880,
kemenakana ayahnya Seorang pejuang Aceh yang juga cukup disegani oleh Belanda. Sejak
itu Cut Nyak Dien selalu berjuang berama suami barunya, Teuku Umar (September 1893-
Maret 1896). Dalam perjuangannya, Teuku Umar berpura-pura bekerjasama dengan Belanda
sebagai taktikuntuk memperoleh senjata dan perlengkapan perang lainnya. Sementara Itu Cut
Nyak Dien tetap berjuang melawan Belanda di Kampung halaman Teuku Umar. Teuku Umar
akhirnya bergabung lagi kembali dengan para pejuang setelah taktiknya diketahui oleh
Belanda.
5. MARTHA CHRISTINA TIAHAHU
Perjuangan : Christina Martha Siahahu adalah putri dari seorang pemimpin pejuang rakyat
Maluku, Kapitan Paulus Tiahahu. Sejalan dengan semakin meluasnya perlawanan yang
dilakukan Kapitan Pattimura di Saparua, penduduk di Nusa Laut pun gigih berjuang melawan
Belanda. Christina Martha Siahahu yang saat itu masih amat muda terlah ikut berperang
mendampingi ayahnya. Christina Martha dan ayahnya juga sempat menguasai Benteng
Beverwijk.
Belanda kemudian menugaskan perwira angkatan lautnya untuk pergi ke Nusa Laut untuk
memerangi pejuang-pejuang disana. Perlawanan rakyat Nusa Laut akhirnya dapat dipatahkan
dan Benteng Beverwijk berhasil dikuasai kembali oleh Belanda pada tanggal 10 November
1817.
Christina dan ayahnya akhirnya dapat ditangkap oleh Belanda dan mendapatkan hukuman.
Ayahnya mendapat hukuman mati, sementara Christina dibebaskan oleh Belanda akibat
belum cukup umur / terlalu muda. Paulus mengajak anaknya untuk melihat eksekusi tembak
mati yang dilakukan oleh Belanda terhadap ayahnya, dan Christina melihat itu semua dengan
tegar.
Setelah dibebaskan berupaya untuk memberontak lagi. Akhinya ia kembali ditangkap
bersama 39 pemberontak lainnya. Christina Martha Siahahu dihukum dibuang ke Pulau Jawa.
Christina bersama pemberontak lainnya diangkut ke Pulau Jawa dengan menggunakan kapal
Evertzen.
Di atas kapal, Christina Martha Siahahu jatuh sakit. Namun ia menolak untuk diberi makan
dan diobati oleh Belanda sehingga akhirnya ia meninggal dalam perjalanan. Jenazahnya
kemudia secara diam-diam diturunkan ke laut oleh seorang perwira Belanda yang bersimpati
pada perjuangannya.
Untuk menghormati jasa-jasa Christina Matha Tiahahu, berdasarkan Surat Keputusan
Presiden RI No. 012/TK/1969, Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Kemerdekaan
Nasional kepadanya.