Você está na página 1de 3

Analisis Pengelolaan Kawasan

Bahasan yang ada pada analisis pengelolaan kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo terdiri
dari dua bahasan yaitu pembahasan terkait identifikasi stakeholder yang terlibat dalam
pengelolaan dan analisis mengenai kedudukan pelaku dalam manajemen pembangunan
barang publik.

Identifikasi Stakeholder yang Terlibat


Pada suatu pengelolaan kawasan membutuhkan adanya stakeholder, stakeholder ini
salah satunya bertujuan untuk memberikan dukungan kepada kawasan tersebut. Stakeholder
ini dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki suatu kepentingan ataupun perhatian
pada permasalahan tertentu (Biset, 1998). Stakeholder juga dapat diartikan sebagai
kumpulan individu maupun lembaga yang memiliki kepentingan, tuntutan terhadap
organisasi perusahaan (Jones, 1995) dan dipengaruhi oleh keputusan dan berbagai tindakan
yang dilakukan oleh organisasi perusahaan (Robbins dan Coulter , 2003). Tujuan utama dari
stakeholder adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam meningkatkan nilai-nilai
sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan menimalkan kerugian yang dapat
muncul bagi stakeholder. Stakeholder ini dalam suatu program pembangunan dapat
diklasifikasikan menjadi lima (Nugroho, 2014, h.16-17), sebagai berikut:
a. Policy creator, stakeholder yang berperan sebagai pengambil keputusan dan penentu
suatu kebijakan. Stakeholder yang berperan untuk pengembangan dan pengelolaan
Hutan Wisata Tinjomoyo adalah Pemerintah Kota Semarang terkait perizinan lahan
dan sebagai evaluator program.
b. Koordinator, stakeholder yang memiliki peran untuk memberikan koordinasi kepada
stakeholder lainnya yang terlibat dalam suatu program. Stakeholder yang berperan
sebagai koordinator yaitu Kepala Pengelola Hutan Wisata Tinjomoyo untuk
melaksanakan sebagian kegiatan teknik operasional yang meliputi pengelolaan dan
pemberian pelayanan objek Wisata Tinjomoyo.
c. Fasilitator, stakeholder yang memiliki peran untuk memberikan fasilitas yang
dibutuhkan kelompok sasaran. Fasilitator kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo ini adalah
Sub Bagian Tata Usaha Hutan Wisata Tinjomoyo.
d. Implementer, stakeholder yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan dalam suatu
program. Implementer kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo terdiri dari Badan
Pelestarian Hutan Kota, Badan Destinasi Wisata dan Rekreasi, Badan Pelayanan Umum
dan Keamanan, Badan Kerjasama dan Promosi, serta Badan Pemeliharaan,
Pengadaan, dan Pembangunan Infrastruktur.
e. Akseletator, stakeholder yang memiliki peran untuk memberikan kontribusi dalam
berjalannya suatu program sehingga dapat berjalan sesuai sasaran. Akseletator
kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo terdiri dari kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan
masyarakat setempat.
Analisis Kedudukan Pelaku dalam Manajemen Pembangunan Barang Publik
Pelaku manajemen pembangunan dalam Pembangunan Hutan Wisata Tinjomoyo
adalah pihak pemerintah, pokdarwis dan masyarakat setempat. Hal ini sesuai dengan
penentuan stakeholders yang mempertimbangkan peran dan tugas masing-masing dalam
manajemen pembangunan. Pada pembangunan Hutan Tinjomoyo, pemerintah berperan
sebagai kepala yang bertugas sebagai pengawas utama dan pengontrol pembangunan.
Sedangkan masyarakat berperan sebagai pelaku ekonomi langsung dalam memanfaatkan
peluang wisata dan rekreasi di Hutan Tinjomoyo. Kedudukan stakeholder dalam program
pembangunan Hutan Wisata Tinjomoyo adalah sebagai berikut:

Pemerintah Kota Semarang:


 Dinas kebudayaan dan pariwisata
 Dinas Lingkungan Hidup

KEPALA PENGELOLAAN HUTAN TINJOMOYO

Sub Bagian Tata Usaha Hutan Tinjomoyo

SEKRETARIAT

I : Penyusunan Program

II : Keuangan dan aset

 Kelompok Sadar Wisata III : Bagian Umum Kepegawaian


 Warga Setempat

Badan Pelestarian Hutan Kota Badan Pemeliharaan, Badan Kerjasama dan


Pengadaan, dan Promosi
 Pelestarian Cagar
Pembangunan Infrastruktur
Budaya  Regristasi
 Pengembangan  Pembangunan Pariwisata
Pengelolaan Hutan Infrastruktur  Penyajian dan
Kota  Pemeliharaan Dokumentasi
Infrastruktur Informasi
 Tata
Bagian Pelayanan Badan Destinasi Wisata dan Pemameran
Umum dan Keamanan Rekreasi dan
Pelayanan
 Pengelolaan  Pengembangan
 Media Sosial
Pelayanan Destinasi Wisata
 Komunikasi
Umum  Seksi Tata Kelola
Pemasaran
 Pengelolaan Destinasi Wisata dan
Pariwisata
Keamanan Pemberdayaan
Manusia
Struktur kelembagaan UPTD Hutan Tinjomoyo dinaungi oleh Dinas Kebudayaan dna
pariwisata serta Dinas Lingkungan Hidup, turun ke Kepala Pengelolaan Hutan Tinjomoyo yang
bertugas mengembangkan sumber daya manusia dan memberikan bantuan teknis.
Selanjutnya dibawahi oleh Sub Bagian Tata Usaha Hutan Tinjomoyo yang bertugas untuk
merencanakan, melaksanakan, mengawasi, dan mengendalikan serta mengevaluasi
ketatausahaan. Dan dibantu oleh Kelompok Sadar wisata bertugas sebagai penggerak dalam
mendukung terciptanya pemahaman kepariwisataan di masyarakat, meningkatkan peran dan
partisipasi dalam pembangunan pariwisata, dan mensukseskan pembangunan
kepariwisataan di wilayah/ desa wisatanya.
Serta adanya warga setempat yang mengisi kegiatan sebagai pkl dan pengurus di
Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo. Sekretariat yang terdiri dari Sekretariat satu yang bertugas
untuk menyusun program – program di Hutan Tinjomoyo, sekretariat kedua bertugas untuk
mengatur keuangan dan asset dari Hutan Tinjomoyo, dan sekretariat tiga untuk mengatur
kepegawaian pengurus Hutan Tinjomoyo. UPTD Hutan Tinjomoyo memiliki 5 badan yang
bertugas untuk mengurus dan menjalankan Hutan Tinjomoyo.
Pertama yaitu Badan Pelestarian Hutan Kota, memiliki tugas untuk melestarikan cagar
budaya yang ada di Hutan Tinjomoyo dan mengembangkan pengelolaan hutan kota. Badan
ini memiliki tanggung jawab untuk melestarikan cagar budaya yang ada di Hutan Tinjomoyo
agar tidak hilang dimakan oleh waktu dan perkembangan jaman serta mengembangkan
pengelolaan Hutan Kota agar dapat bertahan dari ancaman seperti global warming agar tidak
rusak karena Hutan Tinjomoyo merupakan paru – paru Kota Semarang.
Kedua yaitu Badan Pelayanan Umum dan Keamanan sebagai penyediaan barang dan
jasa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu Badan Pelayanan Umum
dan Keamanan ini dalam menyediakan barang dan jasa kepada masyarakat maka diperoleh
pendapatan dari biaya yang dibebankan kepada konsumennya. Pendapatan dari Badan
Pelayanan Umum dan Keamanan ini merupakan Penerimaan Bukan Pajak/PNBP.
Ketiga yaitu Badan Pemeliharaan, Pengadaan, dan pembangunan Infrastruktur yang
bertugas untuk meningkatkan, membangun, dan memelihara infrastruktur – infrastruktur
yang dapat membantu Hutan Tinjomoyo untuk menjadi salah satu destinasi wisata di Kota
Semarang.
Keempat yaitu Badan Destinasi Wisata dan Rekreasi bertugas untuk mendorong
BUMN, sebagai induk pengembangan kawasan-kawasan wisata sehingga dapat mempercepat
pengembangan destinasi pariwisata serta mendukung dan memperkuat kebijakan, program
dan kegiatan yang diperlukan sehingga benar-benar terlihat perubahannya.
Kelima yaitu Badan Kerjasama dan Promosi bertugas untuk merencanakan dan
melaksanakan penyusunan kegiatan program kerja per tahun anggaran berdasarkan prioritas
target sasaran yang akan dicapai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, melakukan
pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi kerjasama, dan
pelaporan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi, serta koordinasi pelaksanaan hubungan
antar instansi atau lembaga.

Você também pode gostar