Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Parameter utama :
- khloride , Cl
- sisa khlorine
- pH
- calsium, Ca
- silika SiO2
- Konduktivity
- Turbidity, ppm SiO2
- alkaliniti, mg/l CaCO3
Air untuk pembangkit steam
Tidak berdeposit
Tidak korosif
Tidak menimbulkan foam (busa)
Parameter utama :
Kation : Anion :
- Ca-hardness - Mineral-acid ions :
- Mg-hardness khlorida, Cl
- potassium, K hydroxide, OH
- Silika - Bicarbonat
- P alkaliniti - Carbonat
- M alkaliniti
Baik sistem pendingin maupun pembangkit steam,
air yang dibutuhkan harus bersifat :
- tidak membentuk kerak (deposit)
- tidak korosif
ppm
epm = -------------------
berat ekuivalen
Calcium as Ca . 62
. . . . . . ppm . . .3,10 . . . . . . . . 155
........
Cations
Magnesium as Mg . .31
. . . . . ppm . . .2,54. . . . . . . . 127
........
. . . . . . . ppm
Sodium and Potassium as Na 38 . . .1,64 . . . . . . . . 83
.......
Chloride as Cl . . . 11
. . . . . . ppm . . .0,31
....... . . . . . 15
.........
Peralatan :
- alat-ala gelas
- flame fotometer (khusus untuki Na dan K)
- spektrofotometer
- pH meter
- DO meter
Metoda analisa
1. Alkalinitas
a. Prinsip
Alkalinitas disebabkan adanya kandungan karbonat dan
bikarbonat
Asam kuat ditambahkan untuk menetralkan zat-zat
alkaliniti yang merupakan zat basa sampai titik titrasi.
b. Reagen :
Indikator bromcresol green (BCG) – methyl red digunakan
untuk menentkan total alkalinitas atau M-alkalinity
Indikator phenolphatalein (PP) digunakan untuk
menentukan partial alkalinitas atau P-alkalinity.
- H2SO4 0,02 N.
6 ml H2SO4 (pa) dilarutkan dengan air suling hingga 1 lt
ambil 100 ml dan encerkan hingga 1 lt
1 ml larutan ini sebanding dengan 1 mg CaCO3
C . Prosedur analisa :
Sebanyak 10 ml contoh dimasukan ke dalam tabung erlenmeyer
dan diberi 2 tetes indikator PP
Bila tidak terjadi perubahan warna berarti P-alkaliniti = 0
Bila timbul warna pink, titrasi dengan larutan H2SO4 0.02 N (atau
N ) sampai tidak berwarna (misal dibutuhkan A ml H2SO4)
Tambah beberapa tetes indikator BCG, warna contoh menjadi
hijau.
Titrasi dengan 0,02 N H2SO4 sehingga warna berubah dari
kuning menjadi merah muda (misal B ml H2SO4)
A . N . 50.000
P-alkaliniti, mg CaCO3/l = -------------------------
volume contoh (ml)
(A + B) N 50.000
M-alkaliniti, mg CaCO3/l = -------------------------
volume contoh (ml)
a. Prinsip
Dalam suasana netral atau sedikit basa, potasium khromat
dapat menunjukkan titik akhir dari titrasi khlrode dengan
menggunakan silver nitrat.
Silver khlorida terendapkan sebelum silver khromat yang
berwarna merah terbentuk
b. Reagen
c. Prosedur analisa
1. Penyiapan contoh
Gunakan 100 ml contoh . Apabila contoh berwarna, tambah
kan 3 ml suspensi Al(OH)3 , biarkan dan saring.
Apabila dalam air diperkirakan ada sulfit atau thiosulfat,
tambahkan 1 ml H2O2, aduk selama 1 menit.
2. Titrasi
Atur pH antara 7 – 10 dengan menambahkan H2SO4 atau
NaOH. Tambahkan 1 ml larutan indikator K2CrO4. Titrasi
dengan larutan standard AgNO3 hingga titik akhir dengan
warna merah bata (A).
Lakukan juga untuk air blanko (B)
( A – B ) x N x 35,450
mg Cl/liter = -------------------------------------
ml contoh
a. Prinsip
Khlorine akan membebaskan iodine dari larutan KI pada pH
8 atau kurang.Iodine yang dibebaskan dapat diukur dengan
titrasi dengan larutan sodium thiosulfat Na2S2O3 dengan
indikator starch. Reaksi sebaiknya pada pH 3 – 4, karena
pada pH netral reaksi tidak stoikiometri sebagai akibat terjadi
oksidasi dari tiosulfat menjadi sulfat.
Pengganggu : Mangan dan bahan-bahan pereduksi
Konsentrasi minimum yang dapat diukur 40 g Cl sebagai
Cl2/lt apabila 0,01 N Na2S2O3 digunakan untuk 1000 ml
contoh.
b. Reagen
( A B ) x N x 35.450
mg Cl sbg Cl2/lt = --------------------------------------
ml contoh
a. Prinsip :
Eriochrome black T adalah sejenis indikator yang
berwarna merah muda bila berada dalam larutan yang
mengandung Ca2+ dan Mg2+ pada pH 10 0,1
EDTA dapat membuat pasangana kimiawi dengan ion-ion
kesadahan, oleh karena itu pada pH 10 larutan akan
berubah menjadi biru yaitu saat jumlah mol EDTA yang
ditambahkan sebagai titran sama dengan ion kesadahan
dalam contoh.
b. Reagen
1. Larutan buffer pH 10 0,1
Larutkan 16,9 g NH4Cl dalam 143 ml NH4OH pa.
Tambahkan 1,25 g EDTA dan larutkan sampai 250 ml
dengan air suling
2. Potasium cianida padatan (KCN)
3. Indikator EBT (Eriochrome Black T)
500 mg EBT dicampurkan dengan 100 g NaCl kemudian
digiling sampai halus
c. Prosedur analisa
Kedalam 100 ml contoh ditambahkan beberapa tetes HCl pa,
sampai pH 3 dan kocoklah selama beberapa menit agar CO2
yang terlarut lepas ke udara.
Dalam 50 ml contoh ditambahkan 1 – 2 ml larutan buffer untuk
menjaga pH tetap 10
Tambahkan 0,25 g KCN padat dan kocok
Tambahkan 1 – g indikator EBT kedalam contoh dan titrasi
dengan EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah
menjadi biru (A)
A. F . 1000
Hardness sbg mg CaCO3/lt = --------------------------
ml contoh
6. Calcium, Ca2+
(metoda titrimetri)
a. Prinsip
Konsentrasi Ca ion (Ca2+) dapat ditentukan sendiri bila ion
Mg2+ dihilangkan pada keadaan pH yang tinggi.
b. Reagen
1. Larutan NaOH 1N
Larutkan 4,2 g NaOH padat dengan air suling hingga volume 1 lt
Di standarisasi dengan larutan HCl (indikator MO)
2. Indikator
Beberapa indikator yang dapat digunakan, seperti :
- murexid (ammonium purpurat)
campuran 200 mg murexid dengan 100 g NaCl dan digerus
- perubahan warna dari merah muda menjadi ungu biru
- Indikator Eriochrome Blue Black R
Gerus 200 mg serbuk EBR dengan 100 g NaCl.
Simpan dalam botol tertutup rapat.
Perubahan warna dari merah melalui ungu menjadi ungu
kebiru-biruan kemudian menjadi biru murni tanpa warna
kemerah-merahan atau warna ungu.
c. Prosedur analisa
A. 400,8
Ca hardness sbg mg Ca/l = --------------------
ml contoh air
A . 1000
Ca hardness sbg mg CaCO3/ml = ---------------------
ml contoh air
8. Magnesium , Mg2+
1. Dengan kalkulasi
mg Mg / lt = { total hardness (sbg mg CaCO3/lt) – Ca
hardness (sbg mg CaCO3/lt) } x 0,244
a. Prinsip
b. Reagen
c. Prosedur analisa
( B – A ) x 1000
Total padatan terlarut , mg/l = -----------------------
vol. filtrat, ml
10. Jumlah padatan (Todal solid)
metoda Gravimetri
a. Prinsip
Penimbangan berat contoh yang telah diekringkan pada
temperatur 103 – 105oC hingga berat tetap.
Gangguan seperti partikel besar, terapung dan zat-zat yang
tidak bercampur dengan air, terlebih dahulu dipisah sebelum
pemeriksaan.
b. Reagen
c. Prosedur analisa
- Siapkan cawan kosong seperti pada analisa padatan terlarut
( A mg)
- Pindahlan 100 ml contoh ke dalam cawan tersebut.
- Uapkan pada penangas air hingga hampir kering.
- selanjutnya keringkan dalam oven pada temperatur 103 –
105oC selama 1 jam.
- dinginkan dalam deskitor selama 15 menit
- ulangi pengerngan dan penimbangan sampai diperoleh berat
yang tetap ( B mg)
( B – A ) . 1000
Total padfatan , mg/l = ------------------------
ml contoh
12. pH
dengan pH meter , cara kerja sesuai petunjuk
pada pH meter
13. Daya Hantar Listrik (DHL)
Metoda Konduktometri
a. Prinsip
Daya hantar listrik yang dinyatakan sebagai mhos/cm
adalah konduktan dari suatu konduktor sepanjang 1 cm dan
mempunyai penampang 1 cm2.
b. Reagen
c. Prosedur analisa
- Kaliberasi konduktometer
Bilas elektroda dengan larutan KCl 0.01 M tiga kali, ukur
DHL l;arutan KCl 0.01 M dan atur hingga menunjukkan nilai
1,413 mhos/cm
- Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan contoh sebanyak tiga kali, ukur
DHL contoh dengan membaca skala digital.
Apabila DHL contoh lebih besar dari 1,413 mhos/cm ,
ulangi langkah di atas dengan menggunakan larutan KCl
0,1 M atau 0,5 M
untuk 0,1 M KCl 12,900 mhos/cm
untuk 0,01 M KCl 1,413 mhos/cm
untuk 0,5 M KCl 58,640 mhos/cm
14. Phosfat (PO4)
Metoda Spektrofotometri
a. Prinsip
b. Reagen
Pengenceran larutan baku induk PO4 sampai 100 ml Kadar PO4 mg/l
0 0
0,1 0,05
0,2 0,1
0,4 0,2
0,8 0,4
1,6 0,8
2,0 1,0
c.1. Penetapan contoh sebagai ortofosfat
- saring contoh dengan saringan membran 0,45 m
- pipet 50 ml contoh air yang mengandung 0,03 - 1 mg/l
PO4 dan masukan dalam labu takar 100 ml, jika kadar
fosfat tinggi lakukan pengenceran contoh
- lanjutkan ke langkah c di atas
a. Metoda
Ada empat (4) metoda yang dapat dilakukan, yaitu :
- Metoda Spektrofotometrik Serapan Atom (SSA)
- Metoda Molybdosilicate (spektrofotometric)
- Metoda Gravimetri
- Metoda Heteropoly Blue (spektrofotometrik)
a. Metoda AAS
Pelaksanaan sesuai dengam pedoman / prosedur dari alat
b. Metoda Molybdosilikat
1. Prinsip
Ammonium molybdate pada pH sekitar 1,2 bereaksi dengan
silika dan juga phosfat bila ada akan membentuk asam
heteropoly yang berwarna kunig. Asam oksalat ditambahkan
untuk memecah asam molybdophosforik tetapi tidak
memecah asam molybdosilisik. Walaupun phosfat misalkan
tidak ada, penambahan asam oksalat tetap dibutuhkan.
Intensitas warna kuning dari “molybdate-reactive”-silica.
2. Reagen
- Sodium bikarbonat powder
- Asam sulfat, 1N
- HCl (1 + 1)
- Reagent ammonium molybdat
Larutkan 10 g (NH4)6 Mo7 O24.4H2O dalam air suling, sambil
diaduk dan dipanasi dan dinecerkan hingag 100 ml. Saring apabila
dibutuhkan. Atur pH hingga 7 – 8 dengan penambahan NH4OH
atau NaOH bebas silica untuk menghindari pengendapan dari silica
dan simpan dalam botol polyethylene.
- Larutan borak
Larutkan 10 g Na2B4O7.10H2O dalam air suling dan encerkan
hingga 1000 ml.
3. Prosedur analisa
- pada 50 ml contoh tambahkan 1 ml HCl (1+1) dan 2 ml reagen
ammonium molybdat. Aduk perlahan dan biarkan sekitar 10
menit.
- Tambahkan 2 ml larutan asam oksalat dan aduk perlahan.
4. Catatan
4. Catatan
5. Kalkulasi