Você está na página 1de 13

Nama : Fahrani Juliana

Kelas : XI Pbs1

No.Abs : 15

ARTIKEL TENTANG PERBANKAN SYARIAH

A. Pengertian Perbankan Syariah

Menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah


adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau
prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti
prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan
obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank
syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan menjalankan fungsi seperti
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah,
hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf
(nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).

B. Fungsi Bank Syariah

Berikut ini adalah fungsi dari adanya bank syariah:

 Penghimpun Dana
Mirip dengan bank konvensional, pada bank syariah mempunyai fungsi
untuk menghimpun dana dari masyarakat, perbedaan keduanya adalah jika
bank konvensional penabung akan mendapatkan balas jasa dalam bentuk
bunga, sedangkan jika di bank syariah penabung akan mendapatkan balas
jasa dalam bentuk bagi hasil.
 Penyalur Dana
Dana yang telah di himpun atau dikumpulkan oleh bank syariah dari
nasabah, selanjutnya akan disalurkan kembali ke nasabah lain dengan sistem
bagi hasil.
 Memberikan Pelayanan Jasa Bank
Dalam kapasitas ini, bank syariah mempunyai fungsi yaitu memberikan
layanan seperti jasa transfer, pemindahan buku, jasa tarik tunai dan juga jasa
perbankan lainnya.

C. Tujuan Bank Syariah

Tujuan-tujuan Bank Syariah yaitu :

1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islami,


khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar dari
praktek riba atau jenis perdagangan yang mengandung unsur Gharar.

2. Menghidari bunga Bank uang yang dilaksanakan Bank Konvensional.

3. Menjaga kestabilan ekonomi/moneter pemerintah.

4. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap Bank non Islam


(konvensional) yang menyebabkan umat Islam berada dibawah kekuasaan Bank.

5. Mendidik dan Membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomis,


berperilaku bisnis dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

6. Menghindari Al Iktinaz yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya


menganggur dan tidak berputar.

7. untuk membantu menanggulangi (mengentaskan) masalah kemiskinan, yang


pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang
berkembang.

8. Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan meratakan


pendapatan melalui kegiatan investasi.

9. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan


keuntungan yang sah menurut Islam.

10. Berkembangnya lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan
efisiensi dan keadilan akan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga
menggalakkan usaha-usaha ekonomi masyarakat banyak antara lain memperluas
jaringan lembaga-lembaga keuangan perbankan.

11. Berusaha membuktikan bahwa konsep perbankan Islam menurut Syariah Islam
dapat beroperasi, tumbuh dan berkembang melebihi Bank-bank dengan sistem lain.

D. Ciri-Ciri Bank Syariah

Berikut ini adalah beberapa ciri dari bank syariah, yaitu :

1. Beban biaya yang telah disepakati ketika akad perjanjian dikeluarkan dalam
bentuk jumlah nominal yang besarnya flesibel dan bisa ditawar dalam batas yang
wajar.

2. Menggunakan prosentase dalam hal kewajiban untuk melaksanakan


pembayaran selalu dihindarkan.

3. Didalam kontrak pembiayaan proyek, bank tidak memberikan perhitungan


menurut keuntungan pasti yang dihadapkan muka.

4. Arahan dana yang berasal dari masyarakat berbentuk deposito atau tabungan
oleh penyimpan dianggap sebagi titipan, sedangkan bagi bank dianggap sebagai
titipan yang diamanahkan sebagai pernyataan dan di proyek yang dibiayai bank
sesuai dengan prinsip syariah sehingga penyimpan dana tidak dijanjikan imbalan
yang nyata.

5. Terdapat dewan syariah yang mempunyai tugas melakukan pengawasan bank


dalam sudut pandang syariah.

6. Bank syariah sering memakai istilah bahasa arab yang mana istilah itu sudah
tercantum dalam fiqih Islam.

7. Terdapat produk khusus yakni pembiayaan tanpa beban murni yang sifatnya
sosial yang mana nasabah tidak wajib mengembalikan pembiayaan.

8. Terdapat larangan aktivitas usaha tertentu dari Bank syariah


9. Aktivitas usaha bank syariah banyak jenisnya jika dibandingkan dengan bank
konvensional

10. Didalam bank syariah keterkaitan antara bank dan nasabah adalah hubungan
akad (kontrak) antara investor pemilik dana (shohibul maal) dengan investor
pengelola ddana (mudharib) yang sama-sama bekerja yang produktif dan
keuntungan dibagi secara adil.

E. Jenis-Jenis Bank Syariah


Menurut prinsip kerjanya, bank syariah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Bank
Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syaraiah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) yang penjelasannya dibawah ini.

 Bank Umum Syariah


Bank umum syariah yaitu bank syariah yang dalam aktivitas usahanya
menyediakan jasa lalu lintas pembayaran. Seperti PT. Bank Muamalat
Indonesia, PT. Bank BRI Syariah, PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank BNI
Syariah dan lain-lain.
 Unit Usaha Syariah
Unit usaha syariah ialah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensinal yang mempunyai fungsi untuk kantor induk, dan unit kantor
cabang yang melakukan aktivitas usaha menurut prinsip syariah. Seperti. PT.
Bank Tabungan Negara (BTN), PT. Bank Danamon Indonesia, PT. Bank
CIMB Niaga, dan lain-lain
 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank pembiayaan rakyat syariah ialah bank yang dalam aktivitasnya tidak
menghimpun dana masyarakat berbentuk gir, sehingga tidak bisa
menerbitkan cek dan bilyet giro. Seperti PT. BPRS Amanah Rabbaniah, PT.
BPRS Buana Mitra Perwira, dan lain-lain.
 Sampai saat ini ada sekitar 11 Bank Umum Syariah, 23 Unit Usaha Syariah,
dan juga 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
F. Prinsip perbankan syariah

1. Mudharabah
Adalah akad kerja sama antara shahibul maal (pemilik modal) dan mudharib
(pengelola dana) yang pembagian keuntungannya berdasarkan bagi hasil menurut
kesepakatan awal.

Apabila usaha yang dijalankan mengalami kerugian, seluruh kerugian ditanggung


shahibul maal, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan yang diperbuat
mudharib, seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana. Prinsip
mudharabah dibagi menjadi dua, yakni mudharabah mutlaqah dan mudharabah
muqayyadah.

2. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua atau lebih shahibul maal untuk
mendirikan usaha bersama dan bersama-sama mengelolanya. Perihal keuntungan
dibagi sesuai kesepakatan, sedangkan kerugiannya ditanggung menurut kontribusi
modal masing-masing. Jenis-jenisnya ada empat, yakni SyirkahMufawadhah,
Syirkah 'inan, Syirkah a'mal, dan Syirkah Wujuh.

3. Wadiah
Adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain. Prinsip wadiah digolongkan
menjadi dua macam, yakni Wadiah Yad Amanah dan Wadiah Yad dhamanah.
Keduanya berbeda: Wadiah Yad Amanah bisa diartikan si penerima wadiah tidak
bertanggung jawab jika ada kehilangan dan kerusakan pada wadiah yang bukan
disebabkan kelalaian atau kecerobohan penerima wadiah.

Sementara dalam Wadiah Yad dhamanah, si penerima wadiah boleh menggunakan


wadiah atas seizin pemiliknya dengan syarat dapat mengembalikan wadiah secara
utuh kepada pemiliknya.

4. Murabahah
Murabahah berarti akad jual beli yang melibatkan bank dengan nasabah yang
disepakati kedua belah pihak.
5. Salam
Adalah transaksi jual beli suatu barang tertentu antara pihak penjual dan pembeli
dengan harga yang terdiri atas harga pokok barang dan keuntungan yang
ditambahkannya telah disepakati bersama.

6.Istishna
Sebagai transaksi jual beli yang hampir sama dengan prinsip salam, yakni jual beli
dan penyerahan yang dilakukan kemudian, sedangkan penyerahan uangnya bisa
dicicil atau ditangguhkan.

7.Ijarah
Prinsip ijarah merupakan akad pemindahan hak guna barang atau jasa dengan
pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan.

8.Qardh
Prinsip yang satu ini merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang atau barang
yang dilakukan tanpa ada orientasi keuntungan. Namun, pihak bank sebagai
pemberi pinjaman boleh meminta ganti biaya yang diperlukan dalam kontrak
Qardh.

9.Hawalah/Hiwalah
Prinsip hawalah diartikan sebagai pengalihan utang dari orang yang berutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

10.Wakalah
Prinsip wakalah timbul karena salah satu pihak memberikan suatu objek perikatan
yang berbentuk jasa atau dapat juga disebut sebagai meminjamkan dirinya untuk
melakukan sesuatu atas nama diri pihak lain.
ARTIKEL TENTANG PERBANKAN SYARIAH

Definisi perbankan syariah dapat diartikan yang digunakan perbankan yang


dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini
didasari oleh penghambat dalam agama islam untuk memungut atau pinjaman
dengan bunga yang disebut dengan riba dan istilah investasi untuk usaha-usaha
yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berhubungan dengan produksi
makanan / minuman haram, usaha media yang tidak islami dll ), dimana hal ini
tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

PRINSIP / HUKUM YANG DIANUT OLEH SISTEM PERBANKAN


SYARIAH:

 Pembayaran ke pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman


dengan nilai penetapan sebelumnya tidak digunakan.
 Pemberi dana harus menjadi bagian dari keuntungan dan kerugian sebagai
akibat hasil usaha yang mengandung dana.
 Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya
merupakan media pertukaran dan bukan karena tidak memiliki nilai
intrinsik.
 Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak sebentar. Kedua belah pihak
harus mengetahui dengan baik Hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah
transaksi.
 Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan
dalam islam. Usaha minuman keras tidak boleh didanai oleh perbankan
syariah.

SEJARAH PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

Perbankan syariah di Indonesia, pertama kali dipelopori oleh Bank


Muamalat Indonesia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awal berdirinya
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta mendapat
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.
Pada saat krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1990, bank ini mengalami
kesulitan dalam hal ekuitas hanya dengan sepertiga dari modal awal. IDB
kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002
dapat bangkit dan menghasilkan laba.
Hingga tahun 2007 terdapat 3 tebing bank syariah di Indonesia yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara
itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank yang
merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat
Indonesia (Persero).

Sistem syariah juga di sini oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah
berkembang 104 BPR Syariah. Prinsip kerja bank syariah adalah aturan
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan /
atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lain yang sesuai dengan syariah.
Artikel Ekonomi (Perbankan Syariah)
Serupa Namun Berbeda antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank merupakan salah satu urat nadi kemiskinan negara, tanpa Bank, bisa kita
bayangkan bagaimana kita sulit untuk menyimpan dan mentransfer uang, atau
lebih dari itu. Saat ini banyak orang memperbincangkan tentang perbankan
syariah, yang sudah salah satu perangkat ekonomi syariah . S ebenarnya apa yang
berubah dari Bank syariah itu? Bagaimana cara kerja Bank Syariah? Dan pa
bedanya Bank Syariah dengan Bank U mum yang banyak berkembang di
masyarakat saat ini atau yang sering disebut juga dengan Bank
Konvensional ? D isini akan dibahas sekilas satu per satu tentang perbankan
syariah .

Bank di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu bank syariah dan bank
konvensional. M enurut UU RI No.7 Tahun 1992 Bab I ayat 1 ayat 1 , “ Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka peningkatankaan
taraf hidup rakyat banyak ” . Perbankan syariahatau Perbankan Islam adalah
sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha
pembentukan i stem perbankan syariah ini didasari oleh penghambat dalam agama
islam untuk memungut atau menggunakan uang yang disebut dengan riba dan
istilah investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (usaha yang
berhubungan dengan produksi makanan / minuman haram, media usaha yang tidak
islami , dll), di mana hal ini tidak dimungkinkan oleh sistem perbankan
konvensional.

Di Indonesia perbankan syariah dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia, dan


hingga tahun 2007 sudah terdapat 3 tebing bank syariah di Indonesia yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara
itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank, termasuk
bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia
(Persero). Sistem syariah juga di sini oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah
berkembang 104 BPR Syariah. K eberadaan B ank S yariah di Indonesia telah di
atur dalam UU No.10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang
Perbankan . Sementara itu, Bank Konvensional Adalah Bank U mum Yang
melaksanakan activities usaha nya Beroperasi konvensional .

Pertama - tama akan kita bahas tentang persamaan dari kedua bank tersebut , yaitu
apakah ada dalam hal sisi teknis uang, dalam hal hal transfer, teknologi komputer
yang juga dalam hal persyaratan umum untuk mendapatkan pembiayaan seperti
KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal ini
semua kegiatan yang dijalankan pada Bank Syariah itu sama persis dengan
yang dijalankan pada Bank Konvensional, dan memang tidak ada bedanya .

Selanjutnya, tentang perbedaan, dan lain-lain , struktur organisasi, usaha yang


dibiayai dan lingkungan kerja. Yang pertama tentang akad dan legalitas ,
yang merupakan kunci utama antara bank syariah dan bank
konvensional. " Innamal a'malu bin niat ", sesungguhnya setiap amalan itu
tergantung dari niatnya. Dan dalam hal ini akses dari aqadnya. Perbedaannya untuk
aqad-aqad yang berlangsung pada bank syariah ini hanya aqad yang halal, seperti
bagi hasil, jual beli atau sew a - menyewa. Tidak ada unsur riba ' dalam bank
syariah ini , ketentuan yang berlaku untuk hasil dari transaksi nyata.

Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Di bank syariah
ada fasilitas untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur
organisasinya. DPS ini memungkinkan untuk operasional bank dan produk-
produknya agar sesuai dengan garis gigi syariah. DPS biasanya ditempatkan pada
posisi setingkat dengan dewan komisaris. DPS ini ditetapkan pada saat Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap tahunan. Semenjak tahun 1997, seiring
dengan pesatnya perkembangan bank syariah di Indonesia, dan demi menjaga agar
para DPS di setiap bank benar-benar tetap seperti mata uang, maka MUI
menyediakan sebuah lembaga otonom untuk lebih fokus pada ekonomi syariah
dengan persyaratan Dewan Syariah Nasional .

Penanganan risiko usaha, Bank Syariah adalah risiko yang terjadi antara bank dan
nasabah. Dalam sistem Bank Syariah, tidak kenal negatif spread (selisih
negatif). Sedangkan pada Bank Konvensional, risiko yang dialami bank tidak ada
representasinya dengan risiko debitur dan sebaliknya. Antara keuntungan dengan
beban bunga terjadi negatif menyebar (selisih negatif) dalam sistem Bank
Konvensional.
Kemudian nilai lainnya adalah pada lingkungan kerja B ank S yariah. S Ekali-
Sekali Cobalah Kunjungi B ank S yariah, Pasti ketika kitd memasuki kantor Bank
tersebut ADA Nuansa tersendiri. Nuansa yang diciptakan untuk lebih bernuansa
islami. Mulai dari cara berpakaian, beretika dan bertingkahlaku dari para
karyawannya. Nuansa yang dirasakan memang berbeda, lebih sejuk dan lebih
islami.

Perbedaan utama yang paling mencolok antara Bank Syariah dan


Bank . Bank K onvensional sepenuhnya Checklists Memverifikasi Sistem bunga
ATAU riba. Hal ini karena kontrak yang dilakukan bank sebagai mediator
penabung dengan peminjam dilakukan dengan memutasi bunga. Karena pelanggan
telah mempercayakan dananya, maka bank harus menjamin pembayaran pokok
beserta bunganya. Selanjutnya keuntungan bank adalah selisih bunga antara bunga
tabungan dengan bunga pinjaman. Jadi para penabung Mendapatkan keuntungan
dari bunga tanpa latar belakang langsung dalam usaha. Demikia n juga pihak bank
yang tidak ikut merasakan untung-rugi usaha tersebut.

Hal yang sama tidak berlaku di B ank S yariah. Dana masyarakat yang disimpan di
bank disalurkan ke para peminjam untuk mendapatkan keuntungan Hasil
keuntungan akan dibagi antara pihak penabung dan pihak bank sesuai perjanjian
yang disepakati. Namun bagi hasil yang bukan merupakan keuntungan atau
kerugian dari dana tersebut. Manfaat dan kerugian dana yang digunakan untuk
menjadi tanggung jawab bank. Penabung tidak menghasilkan dan bertanggung
jawab jika terjadi kerugian. Bukan berarti penabung tapi jariit mereka mendapat
bonus sesuai kesepakatan.

Dari perbandingan itu terlihat dengan sistem riba pada B ank K onvensional
penabung akan menerima bunga sebesar ketentuan bank. Namun pembagian bunga
tidak terkait dengan pendapatan bank itu sendiri. Tapi berapapun pendapatan bank,
hanya mendapatkan keuntungan yang dijanjikan saja. Sekilas Perbedaan ITU
memperlihatkan di B ank S yariah Nasabah get keuntungan bagi hasil Yang
jumlahnya tergantung Pendapatan Bank. Jika pendapatan B ank S yariah naik
maka semakin besar pula jumlah bagi hasil yang didapat pelanggan. Ketentuan ini
juga berlaku jika bank mendapatkan keuntungan sedikit.
ARTIKEL SISTEM PERBANKAN SYARIAH

Definisi Perbankan Syariah dapat diartikan sebagai suatu sistem


perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha
pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk
memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta
larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang
berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak
islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

BEBERAPA PRINSIP/HUKUM YANG DIANUT OLEH SISTEM


PERBANKAN SYARIAH ANTARA LAIN :

1. Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman
dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.

2. Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil
usaha institusi yang meminjam dana.

3. Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya


merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai
intrinsik.

4. Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah


pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari
sebuah transaksi.

5. Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam
islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan
syariah.
SEJARAH PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Perbankan syariah di Indonesia, pertama kali dipelopori oleh Bank Muamalat
Indonesia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awal berdirinya diprakarsai
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta mendapat dukungan
dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
muslim. Pada saat krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1990,bank ini
mengalami kesulitan sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal.
IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-
2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.
Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara
itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya
merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat
Indonesia. Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat
ini telah berkembang 104 BPR Syariah.
Prinsip kerja bank syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah

Você também pode gostar