Você está na página 1de 12

3.

BAKTERIN INTERMITEN blablablaa

Bakteremia dikategorikan menjadi 3 periode yaitu transi en bakteremia, intermitten bakteremia


, dan persisten bakteremia . Hadirnya mikroorganisme di

dalam aliran darah yang diakibatkan oleh prosedur kedokteran gigi biasanya menyebabkan
transien bakteremia . Transien bakteremia terjadi dalam durasi yang singkat da n kadang -
kadang mikroorganisme akan berevolusi dalam waktu ini. Durasi transien bakteremia ini antara
15 - 30 menit. Intermitten bakteremia menggambarkan bebasnya mikrooganisme patogen
dalam aliran darah yang biasanya terjadi pada berbagai infeksi baik lokal maupun sistemik.
Hal ini berhubungan dengan adanya penyakit kronis yang tidak mendapatkan perawatan seperti
periodontitis apikal, poket periodontal yang menye babkan bakteremia secara periodik.
Persisten bakteremia terdiri dari adanya mikroorganisme dan/at au produk - produknya secara
terus menerus di dalam aliran darah. Persisten bakteremia memiliki karakteristik berupa sepsis,
infeksi intravaskular, dan sindrom infeksi yang parah. Tipe bakteremia ini jarang terlihat dalam
praktek kedoktera n gigi tetapi tetap harus diwaspadai.

Gambar 5. Kategori Bakteremia 51

Sumber: Seifeld H. The clinical importance of microbiological findings in the diagnosis and
management of bloodstream infections.

Ket. Menunjukkan bakteremia terjadi

Menunjukkan bakteremia tidak terjadi

Normalnya, mikroorganisme yang berada dalam alira n darah akan dieliminasi dengan cepat
oleh sistem pertahanan tubuh yang bekerja, tetapi adanya trauma atau NBTE akan membuat
mikroorganisme mudah melekat dan berkolonisasi pada lokasi tersebut. Dengan kata lain,
mikroorganisme dapat melekat pada NBTE selam a transien bakteremia yang diakibatkan oleh
prosedur kedokteran gigi dimana hal ini akan menyebabkan mikroorganisme tersebut akan
mendapatkan nutrisi dan proteksi dari sistem pertahanan tubuh yang akhirnya menyebabkan
kolonisasi mikroorganisme pada NBTE.

4. bakteri, gambar dan ciri khas


bacillus spp

Bacillus sp merupakan bakteri Gram positif, berbentuk batang, dapat tumbuh pada
kondisi aerob dan anaerob. Sporanya tahan terhadap panas (suhu tinggi), mampu
mendegradasi Xylandan karbohidrat (Cowandan Stell’s, 1973). Bacillus spp mempunyai sifat:
(1) mampu tumbuh pada suhu lebih dari 50 oC dan suhu kurang dari 5 oC, (2) mampu bertahan
terhadap pasteurisasi, (3) mampu tumbuh pada konsentrasi garam tinggi (>10%), (4) mampu
menghasilkan spora dan (5) mempunyai daya proteolitik yang tinggi dibandingkan mikroba
lainnya. Bacillus adalah salah satu genus bakteri yang berbentuk batang dan merupakan
anggota dari divisi Firmicutes. Bacillus merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat atau
fakultatif, dan positif terhadap uji enzim katalase.
Bacillus secara alami terdapat dimana-mana, dan termasuk spesies yang hidup bebas
atau bersifat patogen. Beberapa spesies Bacillus menghasilkan enzim ekstraseluler seperti
protease, lipase, amilase, dan selulase yang bisa membantu pencernaan dalam tubuh hewan
(Wongsa dan Werukhamkul, 2007). Jenis Bacillus (B. cereus, B. clausii dan B. pumilus)
termasuk dalam lima produk probiotik komersil terdiri dari spora bakteri yang telah
dikarakterisasi dan berpotensi untuk kolonisasi, immunostimulasi, dan aktivitas
antimikrobanya (Duc et al., 2004).

Kelebihan dan Kekurangan Bakteri Bacillus sp


1. Kelebihan
Bacillus sp memiliki kemampuan dalam menghasilkan antibiotik yang berperan dalam
nitrifikasi dan denitrifikasi
pengikat nitrogen, pengoksidasi selenium (Se), pengoksidasi dan pereduksi mangan (Mn)
bersifat khemolitotrof, aerob dan fakultatif anaerob
dapat melarutkan karbonat
dapat melarutkan posfat, dan menurunkan pH substrat akibat asam organik yang dihasilkannya
dapat melakukan mineralisasi terhadap bahan organik kompleks baik berupa senyawa
polisakarida, protein maupun selulosa
2. Kekurangan
Bacillus sp ini dapat dimanfaatkan pada tahap persiapan lahan tambak dan pembentukan
air pada masa awal budidaya ikan/ udang. Pembentukan plankton, bakteri pembentuk flock,
menurunkan pH dan stabilisasi alkalinitas berupa pembentukan buffer (penyanggah)
bikarbonat-asam karbonat dapat terlaksana. Namun jika dilanjutkan terus dari masa
pertengahan budidaya hingga akhir (panen) maka eutrofikasi air dapat terjadi, konsentrasi
posfat dan nitrit dapat meningkat sebagai akibat pelarutan posfat dan degradasi protein dari
sisa pakan dan kotoran ikan/ udang serta produksi nitrit yang intens dari hasil pernafasan
denitrifikasi Bacillus sp. Rentang pH pagi – sore juga dapat bergerak melebar, akibat daya larut
terhadap karbonat yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan buffer bikarbonat-asam
karbonat dan radikal karbonat terbentuk (kalsinasi). Disamping itu, enzim protease dan
chitinase yang dihasilkan selama fermentasi Bacillus sp dapat secara ekstrim mengganggu
siklus dan kesempurnaan moulting bagi udang.
.
CIRI - CIRI UMUM
Secara umumkelompok Bacillus merupakan bakteri berbentuk batang (basil), dan
tergolong dalam bakteri gram positif yang umumnya tumbuh pada medium yang mengandung
oksigen (bersifat aerobik) sehingga dikenal pula dengan istilah aerobic sporeformers. Kebanyakan
anggota genusBacillusdapat membentuk endospora yang dibentuk secara intraseluler sebagai respon
terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, oleh karena itu anggota genus
Bacillus memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah.
Bakteri Bacillussp. biasanya banyak ditemukan di tanah. Cara untuk mendapatkan bakteri
Bacillussp. yaitu dengan mengambil sampel tanah menggunakan sendok yang telah
disterilisasikan terlebih dahulu kemudian ambil tanah sekitar kedalaman 3 cm dari permukaan
tanah. Bacillussp. merupakan bakteri gram positif dengan sel batang berukuran 0,3-22x1,27-7
πm, sebagian bersifat motil (gerak) mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel, jika dipanaskan
akan membentuk endospora, yaitu bentuk dorman sel vegetatif sebagai bentuk pertahanan diri
yang muncul saat kondisi ekstrim yang tidak menguntungkan bagi bakteri.
Letak endospora dalam sel ukuran selama pembentukannya tidak sama antara spesies
satu dengan lainnya. Beberapa spesies memiliki spora sentral, terminal, atau letal. Endospora
dapat berbentuk oval, silindris, bulat, atau lainnya. Untuk memastikan bahwa koloni-koloni
tersebut adalah Bacillus, maka dilakukan serangkaian pengujian yang bersifat spesifik yaitu
pengecetan gram, pengecetan negatif dan motilitasnya. Bacillus dibedakan dari anggota
familia Bacillaceae lainnya berdasarkan sifat-sifatnya yaitu: keseluruhannya merupakan
pembentuk spora, hidup pada kondisi aerob baik sebagai jasad yang sepenuhnya aerob maupun
aerob fakultatif, selnya berbentuk batang, dan memproduksi katalase.

JENIS – JENIS BACILLUS


A. Bacillus anthracis
Kuman antraks banyak ditemukan pada penyakit zoonosis, infeksi pada ternak lembu,
kambing, domba dan babi. Kuman dikelurakan melalui feses, urin dan saliva binatang
yang terinfeksi dan bertahan hidup di ladang dalam bentuk spora untuk waktu yang lama
sekali.

Morfologi

Batang dengan ukuran 1 x 3-4 µm, dapat tersusun dengan seperti bambu,
bentuk batangnyapersegi atau cekung ujungnya, sendiri-sendiri, berpasangan atau
membentuk rantai pendek, tidak bergerak, berspora oval yang letaknya sental, kadang-
kadang berkapsul.

Struktur Antigen

Bahan simpai Bacillus anthracis, yang terdiri atas polipeptida berbobot molekul tinggi
yangmengandung asam D-glutamat, adalah suatu hapten. Badan bakteri mengandung
proteindan suatu polisakarida somatic, keduanya bersifat antigenik

Gambaran Klinik

Pada manusia, antraks menimbulkan infeksi kulit (pustula ganas). Mula-mula timbul
popula dalam 12-36 jam setelah masuknya organisme atau spora melalui goresan. Papula
ini dengan cepat berubah menjadi visikel, kemudian pustula, dan akhirnya menjadi ulkus
nekrotik; lalu infeksi dapat menyebar, menimbulkan septikemia.
Pada antraks pernapasan, gejala dini dapat berupa mediastinitis, sepsis, meningitis atau
edemaparu-paru hemoragik. Pneumonia hemoragik dengan syok merupakan gejala yang
terakhir.
Hewan sering terkena antraks dengan memakan sporanya dan organisme menyebar
lewat saluran usus, tetapi pada manusia hal ini jarang terjadi. Karena itu, sakit perut,
muntah dan diare berdarah jarang merupakan tanda-tanda klinik.

Tes Diagnostik Laboratorium

a) Bahan: Cairan atau nanah dari lesi lokal, darah, dahak.


b) Pewarnaan Sediaan: Dari lesi lokal atau darah hewan yang mati; rantai bakteri
terbentuk batang besar Gram-positif sering terlihat. Antraks dapat diidentifikasi pada
sediaan kering dengan teknik pewarnaan imunofluoresensi.
c) Biakan: Bila dibiakkan pada lempeng agar darah, organisme ini
membentuk koloni kelabu non hemolitik dengan morfologi mikroskopis yang khas.
Peragian karbohidrat tidak bermanfaat. Pada perbenihan setengah padat, basil antraks
selalu tidak bergerak, sedangkan organisme tidak patogen yang sejenis
(misalnya: Basilluscereus) menunjukkan pergerakkan dengan “menyebar”. Biakan
antraks virulen mematikan mencit atau marmot bila disutikkan secara intra peritoneal.
d) Tes serologi: Antibodi penyebab presipitasi atau hemaglutinasi dapat
diperlihatkan dalam serum orang atau hewan yang telah divaksinasi atau terinfeksi.

b. Bacillus cereus
Dapat menyebabkan keracuann makanan dan juga menyebabkan pneumonia,
bronkopneumonia dan luka. Bacilluscereusmerupakan salah satu anggota genus Bacillus yang
pertama kali diisolasi pada tahun 1969 dari darah dan cairan pleura pasien pneumonia.

Morfologi

Bacillus cereus memiliki beberapa karakter morfologi diantaranya: Gram positif dengan lebar
sel 0,9 – 1,2 µm dan panjang 3 – 5 µm. Motilitas positif, spora elipsoidal, sentral atau
parasentral, spora jarang keluar dari sporangia. Tidak membentuk kapsul, biasanya muncul
dalam bentuk rantai panjang tipe R. Bentuk koloni irregular, opague terkadang waxy.
Padamedium cair membentuk turbiditas moderate.

Enterotoksin

Bacilluscereus memiliki karakter yang mirip dengan Bacillusthuringiensis


dan Bacillusanthracis, namun tetap dapat dibedakan berdasarkan determinasi motilitas
(kebanyakan Bacilluscereus bersifat motil) dan adanya kristal toxin (hanya dihasilkan
olehBasillusthuringiensis), aktivitas hemolisis (B.cereus memiliki sifat ini,
sedangkan B.anthracis bersifat non-hemolitik). Dalam pertumbuhan Bacillus
cereusmenghasilkan toksin selama pertumbuhanatau selama sporulasi.
Beberapa strain dari Bacilluscereus bersifat patogen dan berbahaya bagi manusia karena dapat
menyebabkanfoodborne illness, namun beberapa diantaranya yang bersifat saprofitik dapat
bermanfaat sebagai probiotik dan juga penghasil antibiotik yang potensial. Bacilluscereus
kebanyakan ditemukan terkandung dalam bahan pangan dan menyebabkan 2 tipe keracunan
makanan yaitu emetic dan diarhoeal.

Gejala Penyakit

Gejala-gejala keracunan makanan tipe diare karena Basillus cereus mirip dengan gejala
keracunan makanan yang disebabkan oleh Clostridium perfringens. Diare berair, kram perut, dan rasa
sakit mulai terjadi 6-15 jam setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi. Rasa mual
mungkin disertai diare, tetapi jarang terjadi muntah (emesis). Pada sebagian besar kasus,
gejala-gejala ini tetap berlangsung selama 24 jam.

Tes Diagnostik Laboratorium

Bacilluscereus non pathogen menunjukkan pergerakan dengan penyebaran(swarming) pada


media kultur setengah padat. Sel vegetatif dari Bacillus cereus dapat tumbuh pada rentang
temperatur 5 – 50°C dengan temperatur optimal antara 35 - 40°C, resisten terhadap pH
4,5 – 9,3. Dapat tumbuh pada aerobic agar dan nutrien broth dan penambahan NaCl 7%, nutritive
agar serta nutritive agar dengan 7 – 10 % darah domba. Waktu generasi relatif singkat, antara
20 – 30 menit.

C.Bacillus subtilis
Dapat menyebabkan meningitis, endokarditis, infeksi mata dan lain-lainnya. Bacilus
Subtilis ini awalnya bernama Vibro subtilis oleh Christian GottfriedEhrenbergpada tahun
1835. Kemudian nama Bacillussubtilis dikenalkan oleh FerdinandCohn pada 1872.Bacillus
subtilis telah digunakan sepanjang 1950 sebagai alternatif dari obat karena efek
immunostimulatory sel dari masalah, yang pada pencernaan telah ditemukan secara signifikan
untuk kekebalan aktivasi antibodi spesifik IgM, IgG ,dan IgA.

Morfologi

Bakteri ini termasuk bakteri gram positif, katalase positif yang umum ditemukan di
tanah. Bacillus subtilismempunyai kemampuan untuk membentuk endospora yang protektif yang
memberi kemampuan bakteri tersebut mentolerir keadaan yang ekstrim. Tidak seperti species
lain seperti sejarah, Bacillussubtilis diklasifikasikan sebagai obligat anaerob walau penelitian
sekarang tidak benar. Bacillussubtilis tidak dianggap sebagai patogen walaupun kontaminasi
makanan tetap jarang menyebabkan keracunan makanan. Sporanya dapat tahan terhadap panas
tinggi yang sering digunakan pada makanan dan bertanggung jawab terhadap kerusakan pada
roti.
Bacillussubtilis selnya berbentuk basil, ada yang tebal dan yang tipis. Biasanyabentuk rantai atau
terpisah. Sebagian motil dan adapula yang non motil. Semuamembentuk endospora yang berbentuk
bulat dan oval.Bacillussubtilis merupakan jeniskelompok bakteri termofilik yang dapat tumbuh
pada kisaran suhu 45 °C – 55 °C danmempunyai pertumbuhan suhu optimum pada suhu 60
°C – 80 °C.

Toksik

Bacillussubtilis tidak dianggap oleh manusia sebagaibakteri yang patogen, karenadapat


mencemari makanantetapi jarang menyebabkan keracunan makanan.Bacillussubtilis produces
the proteolyticenzymesubtilisin. Bacillussubtilis menghasilkan enzim proteolytic yang
subtilisin. Bacillussubtilis spores dapat hidup yang ekstrim pemanasan yang sering digunakan untuk
memasak makanan, dan bertanggung jawab untuk menyebabkan kekentalan yanglengket,
membenang konsistensi yang disebabkan oleh bakteri produksi panjang
rantaipolysaccharidesdan manja dalam adonan roti.
Bacillussubtilis dapat membagi asymmetrically, memproduksi sebuah endosporeyang
tahan terhadap faktor lingkungan seperti panas, asam, dan garam, yang dapat beradadi dalam
lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Endospore adalah yang dibentuk pada saat gizi
stres, memungkinkan organisme untuk terus berada di dalam lingkungansampai kondisi
menjadi baik.Sebelum proses untuk menghasilkan spora bakteri melaluiproses produksi
flagella dan mengambil DNA dari lingkungan.
Bacillussubtilis terbukti untuk manipulasi genetik,karena itu telah menjadi
banyak diadopsi sebagai model organisme untuk penelitian laboratorium,terutama
darisporulation,yang merupakan contoh sederhana daridiferensiasi selular.Hal ini juga
sangatflagellated,yang memberikan Bacillussubtilis kemampuan untuk bergerak sangat cepat.

CORYNEBACTERIUM
Kingdom: Bacteria
Phylum: Actinobacteria
Order: Actinomycetales
Suborder: Corynebacterineae
Family: Corynebacteriaceae
Genus: Corynebacterium

A. Definisi
Corynebacterium merupakan suatu kelompok bakteri batang, gram positif, tidak
bergerak, dan tidak membentuk spora. Hidup pada suhu 370C secara aerob, fakultatif
anaerob dan saprofit. Beberapa spesies merupakan flora normal pada kulit, membrane
mukosa dan tractus respiratorius manusia. Spesies Corynebacterium lainnya dapat
ditemukan pada hewan dan tumbuhan.

Corynebacteria berasal dari bahasa Yunani


+Coryne = club/ganda
+Bacteria = batang/kecil
Yang terpenting dari genus bakteri ini adalah Corynebacterium diphteriae ang
menghasilkan eksotoksin kuat dan menyebabkan difteri pada manusia.

B. Sifat Umum
 Batang gram +
 Tidak dapat bergerak
 Tidak membentk spora
 Hidup pada temperatur 370C, aerob, fakultatif anaerob, dan saprofit
 Tidak berkapsul
 Ukuran : Panjang bervariasi dengan lebar ± o,5-1Цm

C. Karakteristik
- Mikroskopis
 Formasi : V,W,L
 Bentuk : seperti gada/club shaped
 Granula metakhromatik (pewarnaan Neisser dan Tyler)
- Pada Perbenihan
Telurit (koloni bakteri), kecil, abu-abu sampai hitam
Berdasarkan atas koloni pada perbenihan, Telurit dapat dibedakan 3 tipe
bakteri C.dipteriae, yaitu :
1. Tipe Gravis
Koloni besar, abu-abu, non hemolitik, pinggiran tidak beraturan (irregular), non
hemolitik, dan berstria-striated.
2. Tipe Mitis
Koloni kecil, hitam, cembung, licin, mengilap, hemolitik
3. Tipe Intermedius
Koloni kecil, hitam, bergerigi, bagian tengah cembung, dan non hemolitik

Dalam bulyon tipe gravis tumbuh seperti selaput, tipe mitis difus (keruh merata)
dan tipe intermedius berupa sediment granular.
D. Patogenesis
C. diphteriae masuk ke tractus respiratorius bagian atas melalui droplets
inhalasi, per oral, bakteri berkembang biak dan menimbulkan luka infeksi. Bakteri
mengeluarkan toksin lalu menjadi eksotoksin, lalu terabsorpsi dalam mukosa,
menimbulkan kerusakan pada epitil dan peradangan superficial dan terjadilah nekrosis.
Nekrosis sel  diselimuti oleh fibrin, leukosit, eritrosit, bakteri membentuk eksudan
warna kelabu  pseudomembran  meluas menutupi tonsil, faring, atau laring
sehingga akan menutupi saluran udara (asphixia)  kematian  perlu
dilakukan tracheotomy untuk mencegah mati lemas.

E. Spesies
C. diphteriae = lesi bakteri
C. ulcerans = lesi difteri pada pernafasan
C. matruchotii = bentuk Corynebacteria pada rongga mulut
dll.
F. Gejala Klinis
 Masa tunas inkubasi 2-5 hari
 Demam
 Pseudomembran(mudh menyebabkan perdarahan)
 Bila masuk toksin ke sirkulasi darah dapat mengakibatkan perdarahan ginjal,
kelenjar suprarenal;kerusakan cor;kerusakan SSP
C. diphtheriae adalah makhluk anaerobik fakultatif dan Gram positif, ditandai dengan tidak
berkapsul, tidak berspora, tak bergerak, dan berbentuk batang 1 hingga 8 µm dan lebar 0,3
hingga 0,8 µm. Pada kultur, kelompok bakteri ini akan berhubungan satu sama lain dan
membentuk seperti huruf Tionghoa.
Banyak strain C. diphtheriae yang memproduksi racun difteri, sebuah eksotoksin protein,
dengan berat molekul 62 kilodalton. Ketidakaktifan racun dengan serum antiracun merupakan
dasar dalam vaksinasi antidifteri. Tdiak semua strain berbahaya. Produksi racun akan terjadi
bila bakteri dinfeksi oleh sebuah bakteriofaga.
Terdapat tiga subspesies yang dikenal yakni: C. diphtheriae mitis, C. diphtheriae intermedius,
dan C. diphtheriae gravis. Ketiganya berbeda pada kemampuan untuk mengolah zat gizi
tertentu. Semuanya dapat menjadi berbahaya yang menyebabkan difteri atau tidak berbahaya
sama sekali pada manusia.
Bakteri ini peka pada sebagian besar antibiotika,
seperti penisilin, ampisilin, sefalosporin, kuinolon, kloramfenikol, tetrasiklin, sefuroksim dan
trimetrofim.

Corynebacterium ulcerans adalah bakteri berbentuk batang, aerobik, dan gram positif.
Kebanyakan Corynebacterium tidak berbahaya tetapi beberapa menyebabkan penyakit serius
pada manusia, terutama pada manusia dengan sistem kekebalan tubuh. C. ulcerans telah
diketahui menyebabkan infeksi difteri dan difteri pada pasien.
Lihat deskripsi asli
Corynebacterium ulcerans is a rod-shaped, aerobic, and gram-positive bacteria. Most
Corynebacterium are harmless but some cause serious illness in humans, especially in
immunocompromised humans. C. ulcerans has been known to cause diphtheria and diphtheria-
like infections in patients. Wikipedia
Nama ilmiah: Corynebacterium ulcerans
Tingkatan takson: Spesies
Klasifikasi lebih tinggi: Korinebakterium

Corynebacterium matruchotii adalah spesies bakteri dalam genus Corynebacterium.


Corynebacteria terjadi di dalam flora normal tubuh manusia. Corynebacterium matruchotii
adalah basil Gram positif dengan filamen panjang dan ujung terminal pendek dan
tebal.Wikipedia (Inggris)
Lihat deskripsi asli
Corynebacterium matruchotii is a species of bacteria in the genus Corynebacterium.
Corynebacteria occur within the normal flora of the human body. Corynebacterium matruchotii
are Gram positive bacilli with long filaments and short, thick terminal ends. Wikipedia
Nama ilmiah: Corynebacterium matruchotii
Tingkatan takson: Spesies
Klasifikasi lebih tinggi: Korinebakterium

PROPIONIBACTERIUM ACNES
Cutibacterium (Propionibacterium) acnes adalah bakteri gram positif dan anaerobik yang
lambat pertumbuhannya dan dianggap sebagai salah satu pemicu jerawat pada
manusia.[2]Bakteri ini juga dapat memicu blefaritis dan endoftalmitis.[3] Genom bakteri ini
telah diurutkan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa gen bakteri ini dapat
menghasilkan enzimyang mungkin bersifat imunogenik (mengaktifkan sistem kekebalan
tubuh).[4]
Bakteri ini memiliki hubungan komensalisme dengan manusia dan merupakan salah satu
bakteri yang ada di kulit manusia.[5] Bakteri ini dapat bertahan hidup dengan
memanfaatkan asam lemak dalam sebum yang dikeluarkan oleh kelenjar minyak di folikel.
Bakteri ini juga dapat ditemui di dalam saluran pencernaan manusia[6] dan hewan-hewan
lainnya.
Nama ilmiah bakteri ini mengacu kepada kemampuannya dalam menghasilkan asam
propionik.

STAPHYLOCOCCUS KOAGULASE NEGATIF


Staphylococcus epidermidis
S.epidermidis termasuk dalam golongan koagulase negatif. Koloni bakteri ini berwarna abu –
abu hingga putih terutama pada isolasi primer. Bakteri S.epidermidis termasuk flora normal
pada kulit manusia, saluran respirasi dan gastrointestinal. Bakteri ini bersifat tidak patogen,
nonhemolitik, tidak bersifat invasive, tidak membentuk koagulase dan tidak meragi monitol
serta bersifat fakultatif. (Warsa, 2002) .
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri pencemar, dalam habitat aslinya merupakan
flora normal, namun dalam habitat lain bakteri ini dapat menimbulkan infeksi terutama dalam
keadaan imunitas yang lemah. Infeksi bakteri S.epidermidis sulit untuk disemb uhkan, karena
bakteri ini dapat tumbuh pada alat prostese yang dimana bakteri ini
dapat menghindar dari sirkulasi sehingga mampu terhindar dari obat antimikroba, hampir 75%
strain S.epidermidis resisten terhadap nafsilin. Bakteri ini mampu bertahan dalm la pisan kulit
walaupun sudah diberi desinfektan saat pengambilan darah sehingga masuk kedalam aliran
darah menjadi batrekimia (Vandepitte et al , 2010).
s. saphropythicus
Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran urin pada wanita usia muda. S.
saprophyticus tidak mempunyai pigmen serta bakteri ini resisten terhadap novobiosin dan non
hemolitik . Bakteri ini termasuk dalam golongan koagulase negative serta tidak mampu
memfermentasi manitol. Bakteri S.saprophyticus dapat menyebabkan sititis yaitu peradangan
pada kandung kemih (Jawezt et al , 2007 ).

2. SPS
Fungsi & Penggunaan

Untuk apa obat Sodium Polystyrene Sulfonate digunakan?

Sodium Polystyrene Sulfonate adalah obat untuk mengobati hiperkalemia, gangguan kadar
kalium yang tinggi dalam darah.

Sodium Polystyrene Sulfonate mempengaruhi pertukaran kalium dan natrium dalam tubuh.

Sodium Polystyrene Sulfonate mungkin juga digunakan untuk tujuan yang tidak tercantum
disini.

cara menyimpan Sodium Polystyrene Sulfonate?

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat
yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini
mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada
kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari
jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal
mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.

Apa efek samping Sodium Polystyrene Sulfonate yang mungkin terjadi?

Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi berikut ini: gatal-
gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan

Beritahu orang yang merawat Anda bila Anda mengalami efek samping serius seperti berikut
ini:

 Dada terasa sakit atau dada berdebar


 Detak jantung tidak beraturan
 Merasa ingin marah atau bingung
 Rasa haus atau rasa ingin buang air kecil meningkat
 Lemat otot yang parah
 Ketidakmampuan untuk menggerakkan otot Anda
 Tinja berwarna hitam atau berdarah
 Sakit perut di bagian bawah atau rectum
 Pembengkakan, kenaikan berat badan secara cepat

Efek samping yang kurang serius, mungkin termasuk:

 Diare atau sembelit


 Mual atau muntah
 Mulas atau
 Kehilangan nafsu makan

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping
yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping
tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

1.CUCI TANGAN
Five Moment . Menurut WHO terdapat five Moment cuci tangan oleh petugas kesehatan.

cuci tangan tersebut meliputi :

1)Sebelum kontak dengan pasien Indikasi ini bertujuan memutus kejadian kontak terakhir
dengan lingkungan petugas kesehatan serta kontak selanjutnya dengan pasien. Tindakan ini
dilakukan dengan tujuan mencegah transmisi kuman dari tangan perawat atau tenaga kesehatan
lain ke pasien.

2)Sebelum prosedur aseptic Tindakan ini dilakukan bertujuan untuk memutuskan kejadian
kontak dengan semua permukaan lingkungan petugas rumah sakit serta zona pasien
dan segala prosedur bersih/ aseptic termaksuk kontak langsung atau tidak langsung dengan
mukus membran, kulit yang tidak utuh atau invasive. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah
tranmisi kuman ke pasien dan dari satu bagian tubuh kebagian tubuh lain pada pasien yang
sama .

3)Setelah terkena cairan tubuh pasien Cuci tangan dilakukan segera setelah selesai melakukan
tindakan keperawatan ataupun selesai tindakan yang mengenai risiko terkena cairan tubuh
ataupun setelah selesai melepai sarung tangan.Indikasi
ini bertujuan memutus kejadian kontak dengan darah pasien.Tindakan cuci setelah kontak
dengan cairan tubuh pasien bertujuan unutk melingdungi petugas kesehatan dari infeksi dengan
kuman pasien dan untuk melindungi lingkungan disekitar petugas kesehatan dari
potensi penyebaran kuman.
4)Setelah kontak dengan pasien Indikasi tindakan ini bertujuan untuk melindungi petugas
kesehatan dari potensialnya terkena infeksi oleh kuman dari pasien dan untuk melindungi
lingkungan sekitar petugas kesehatan dari kontaminasi kuman dan potensial penyebaran. 5)

Setelah kontak di lingkungan pasien Setelah menyentuh benda benda di lingkungan sekitar
pasien untuk sementara dan khusus disediakan untuk pasien.Tindakan ini dilakukan untuk
memutus kejadian terakhir dengan benda di sekitar pasien dan kontak selanjutnya dengan
lingkungan di sekitar petugas kesehatan. Tindakan cuci tangan setelah kontak dengan
lingkungan pasien dilakukan untuk melindunetugas kesehatan, melawan kolonial
kuman pasien yang mungkin terdapat pada permukaan / benda di lingkungan sekitar pasien
dan melindungi lingkungan disekitar petugas kesehatan dari potensial penyebaran kuman.

Você também pode gostar